HASIL PENELITIAN
5.2 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Staf Puskesmas Kabupaten Simalungun
Berdasarkan hasil analisis bivariat tentang kompensasi diperoleh yang
mendapatkan kompensasi tertinggi yaitu kompensasi sedang dan baik sebanyak
75,6%. Di peroleh nilai probability (p<0,001) nilai ini lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Artinya, ada hubungan yang bermakna antara kompensasi yang diterima oleh staf
puskesmas dengan kinerja staf puskesmas kabupaten Simalungun. Hasil analisis
regresi logistik berganda diperoleh nilai probabilitasnya 0,012 nilai ini lebih kecil
dari α = 0,05 artinya ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja staf puskesmas
kabupaten Simalungun.
Menurut Dessler (2007) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau
kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang berasal dari pekerjaan mereka.
Kompensasi sangat erat kaitannya dengan kinerja karyawan. Bila kompensasi dirasa
cukup, maka karyawan akan semakin semangat dan giat untuk melakukan
pekerjaannya dan tentu akan memperlihatkan prestasi kerja yang baik. Sebaliknya,
jika kompensasi yang diberikan dirasa tidak cukup atau sesui dengan pekerjaan yang
Menurut Simamora (2006) kompensasi meliputi kembalian-kembalian finansial dan
jasa-jasa serta tunjangan-tunjangan yang diterima oleh karyawan sebagai bagian dari
hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh karyawan
sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi.
Kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus dan
kompensasi. Kompensasi financial tidak langsung (indirect financial compensation) yang disebut dengan tunjangan meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup
dalam kompensasi langsung”. Kompensasi non finansial (nonfinancial compensation) terdiri atas kepuasan kerja yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau
dari lingkungan psikologis di mana orang itu bekerja. Tipe kompensasi nonfinansial
meliputi kepuasan yang didapat dari pelaksanaan tugas yang signifikan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di dalam suatu instansi
pemerintahan khususnya puskesmas, kompensasi merupakan sesuatu hal yang
diharapkan. Kompensasi langsung berupa gaji pokok dan tunjangan struktural/
fungsional yang secara rutin diterima oleh staf setiap bulannya. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan terhadap staf puskesmas kabupaten Simalungun, ditemukan
bahwa kompensasi langsung berupa gaji pokok dan tunjangan di sadari oleh staf
puskesmas bahwa pemberian gaji dan jumlah gaji telah di atur oleh pusat dan staf
Walaupun begitu, ada ketidak puasan dari staf puskesmas akan jumlah gaji
pokok dan tunjangan yang diterima setiap bulannya.. Gaji adalah uang atau sesuatu
yang diberikan kepada pegawai atas dasar waktu pelaksanaan pemberiannya yang
dapat ditentukan atas dasar bulan, bukan berdasarkan perhitungan jam. Berdasarkan
pasal 7 Undang-undang No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, gaji
adalah sebagai balas jasa yang diberikan atau penghargaan atas hasil kerja seseorang.
Selain gaji pokok, PNS di Indonesia mendapat berbagai jenis tunjangan.
struktural atau fungsional sesuai dengan pangkat dan jabatan di peroleh setiap
bulannya bersamaan dengan gaji pokok. Tunjangan-tunjangan PNS selain gaji pokok
kepada PNS diberikan beberapa macam tunjangan, antara lain:
Tunjangan keluarga, meliputi:
1. Tunjangan suami/istri sebesar 10% dari gaji pokok. Apabila suami dan istri
sma-sama bekerja sebagai PNS maka tunjangan suami/istri diberikan kepada
yang memilki gaji pokok yang lebih besar.
2. Tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok dengan ketentuan:
a. Diberikan kepada 2 (dua) orang anak termasuk anak angkat.
b. Anak dibawah 25 tahun belum menikah, belum mempunyai penghasilan
sendiri dan masih menjadi tanggungan yang menerima gaji.
c. Tunjangan pangan dalam bentuk uang yang besarnya ditentukan dengan
peraturan perundang-undangan.
1. Tunjangan jabatan structural yang diberikan kepada PNS yang
menduduki jabatan structural.
2. Tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada PNS yang
menduduki jabatan fungsional.
3. Tunjangan PPH, tunjangan khusus, tunjangan pedalaman, tunjangan
kemahalan dan lain-lain.
Disamping tunjangan-tunjangan sebagaimana tersebut diatas PNS juga memperoleh
kompensasi jasa berupa honorarium, uang lembur dan lain-lain terhadap aktivitas
yang mereka lakukan diluar jam kerja atau dalam penyelesaian tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya diluar tugas pokoknya yang dinamakan kompensasi tidak
langsung.
Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan kompensasi tidak langsung
seperti uang makan lembur, uang lembur tidak ada diberikan sementara puskesmas
telah melaksanakan pelayanan 24 jam. Beban kerja yang semakin bertambah dengan
adanya pembagian jadwal piket tidak sebanding dengan kompensasi yang diterima.
Adanya kesulitan staf untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Insentif dan lauk pauk yang pernah ada menjadi tidak ada, dimana insentif dan lauk
pauk ini sangat membantu staf dalam memenuhi kebutuhannya. Dan juga pemberian
kompensasi tidak langsung secara tri wulan, di rasa staf tidak efektif. Perlu adanya
pemberian insentif sesuai dengan kinerjanya dimana kompensasi tersebut akan
memberikan kontribusi yang baik bagi kelangsungan pekerjaan staf menjadi lebih
Kompensasi tidak langsung seperti misalnya bonus atau insentif sebenarnya
sangat berpengaruh terhadap kinerja dibandingkan dengan kompensasi langsung. Hal
ini dikarenakan kompensasi tidak langsung hanya diberikan pada saat-saat tertntu
atau saat kita meraih prestasi kerja yang baik. Seperti misalnya dalam penelitian ini,
banyak staf yang ingin melanjutkan pendidikannya, namun prosesnya dirasakan sulit
oleh mereka. Hal ini tentu akan berimbas pada kinerjanya dalam melakukan kegiatan
pada masing-masing unit kerja karena dengan adanya peningkatan pendidikan
diharapkan juga adanya peningkatan dari kompensasi.
Hasil penelitian Kusnanto (2005), tentang hubungan insentif dengan kepuasan
kerja dipuskesmas, bahwa persepsi tentang pembagian insentif yang berhubungan
secara signifikan (p<0,05). Menurut Handerson dikutip Handoko (2001), menyatakan
bahwa segala bentuk imbalan/insentif beberapa karyawan menjadi sangat penting
sangat tergantung dari persepsi karyawan itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (208) tentang hubungan kompensasi
terhadap kualitas kerja karyawan pada PT. Barisan Baja Perkasa yang memperoleh
hasil adanya hubungan yang berbanding lurus antara kompensasi dengan kualitas
kerja karyawan. Karyawan di perusahaan ini umumnya kurang puas dengan
kompensasi yang diberikan. Hal ini berimbas dengan rendahnya kualitas kerja mereka