• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel locus of control mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,863 > 0,05. Hal ini berarti menolak Ha4 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Sarita dan Agustia (2009). Hal

yang sama juga dilakukan oleh Indriantoro dalam Sarita dan agustia

(2009) yang mengemukakan pengaruh locus of control terhadap kepuasan kerja tidak signifikan. Artinya auditor yang tidak memiliki

kepuasan kerja apabila karyawan tersebut tidak memiliki perilaku yang

sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya sebagai pengaruh

dalam dirinya (internal) maupun lingkungan luar dirinya (eksternal).

Berdasarkan tabel 4.17, maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut.

Keterangan:

Y = Kepuasan Kerja Auditor

X1 = Komitmen Organisasi

89 X2 = Motivasi Kerja

X3 = Gaya Kepemimpinan

X4 = Locus of Control e = Error

c. Hasil Uji Statistik F

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,

sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan menolak H1.

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 104.063 4 26.016 15.578 .000a Residual 126.925 76 1.670 Total 230.988 80

a. Predictors: (Constant), TLOC, TKO, TMK, TGK b. Dependent Variable: TKKA

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji statistik F dilihat pada tabel 4.18 nilai F diperoleh sebesar

15.578 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen organisasi,

motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan locus of control berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.

90 C. Interpretasi

Berdasarkan pengujian hipotesis diatas, maka dapat diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Hasil pengujian secara parsial, diketahui bahwa variabel Komitmen

Organisasi berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif

terhadap Kepuasan Kerja Auditor. Dengan demikian, semakin tinggi

komitmen organisasi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula tingkat

kepuasan kerja yang dialami auditor, karena semakin sering seseorang terlibat

dan loyal dalam suatu organisasi maka semakin tinggi komitmennya terhadap

organisasi dan dengan penelitian ini menyatakan bahwa kepuasan kerja

sebagai pertanda awal terhadap komitmen organisasi dalam sebuah model

pergantian akuntan yang bekerja. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amilin dan Dewi (2008) dan

Trisnaningsih (2003).

Variabel Motivasi Kerja memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh

secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Auditor. Dengan demikian,

semakin tinggi motivasi kerja auditor maka semakin tinggi pula tingkat

kepuasan kerja seorang auditor, karena motivasi dapat membangkitkan

semangat kerja auditor untuk bekerja lebih baik sehingga seorang auditor yang

memiliki motivasi yang tinggi akan mempengaruhi kepuasan kerja menjadi Y = - 3,954 + 0,120X1 + 0,145X2 + 0,192X3– 0,009 + e

91 lebih tinggi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009).

Gaya Kepemimpinan Berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Auditor. Dengan demikian, semakin baik gaya kepemimpinan

dalam organisasi maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja seorang auditor,

karena seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan

mempengaruhi dan memotivasi bawahan atau orang lain agar melakukan

tindakan-tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan tujuan

organisasi. Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap

orang yang dipimpinnya dan merupakan gambaran dari gaya kepemimpinan.

Dalam lingkungan kerja audit, pemimpin tim audit dapat mempengaruhi

tingkat kepuasan dari auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009).

Variabel Locus of Control tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Auditor karena tingkat signifikansi variabel locus of control 0,863 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyebutkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan Sarita dan Agustia (2009). Hal yang sama juga dilakukan

oleh Indriantoro dalam Sarita dan agustia (2009) yang mengemukakan

pengaruh locus of control terhadap kepuasan kerja tidak signifikan. Artinya auditor yang tidak memiliki kepuasan kerja apabila karyawan tersebut tidak

92 sebagai pengaruh dalam dirinya (internal) maupun lingkungan luar dirinya

(eksternal).

Hasil pengujian regresi penelitian ini menyatakan bahwa variabel yang

paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja auditor adalah variabel gaya

kepemimpinan karena mempunyai nilai Beta pada standardized coefficients sebesar 0,353 dan memiliki nilai profitabilitas sebesar 0,002. Dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel

yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja auditor akan

memiliki dampak yang positif terhadap organisasi dan individu untuk

membentuk perilaku yang menjadi lebih baik. Menurut Sarita dan Agustia

(2009:13-14) menyatakan bahwa seorang pemimpin dapat melakukan

berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi dan memotivasi bawahan atau

orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah terhadap

pencapaian tujuan organisasi. Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan

pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya dan merupakan gambaran dari

gaya kepemimpinan. Dalam lingkungan kerja audit, pemimpin tim audit dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan dari auditor. Pemimpin yang efektif adalah

pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh oleh para

bawahannya sehingga gerak dari posisi sekarang ke posisi yang diinginkan di

masa yang akan dating dapat berlangsung dengan mulus (Siagian, 2004)

93 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komitmen

organisasi, motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap kepuasan kerja auditor. Responden penelitian ini berjumlah 81 auditor yang

bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan

terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linear berganda,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Amilin dan Dewi (2008) dan Trisnaningsih (2003).

Variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009). Sedangkan variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sarita dan Agustia (2009). Variabel locus of control tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Hasil penelitian

94 2. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat diketahui bahwa

variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja auditor yaitu

variabel gaya kepemimpinan, karena memiliki nilai koefisien beta yang

paling besar diantara variabel lainnya.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Komitmen organisasi, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Dalam menjalankan

tugasnya, seorang auditor dituntut untuk meningkatkan kualitas audit yang

dihasilkannya sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI

yang didalamnya mencakup tentang standar profesi akuntan publik tentang

nilai-nilai etis dan integritas serta obyektifitas yang tinggi. Seorang auditor

harus memiliki komitmen organisasi, motivasi kerja dan gaya

kepemimpinan untuk memberikan keyakinan bahwa auditor dapat

memberikan kualitas audit yang baik sehingga hasil kualitas audit yang

baik dapat meyakinkan masyarakat akan kinerja auditor. Akan tetapi

auditor yang tidak memiliki komitmen organisasi, motivasi dan gaya

kepemimpinan yang tinggi maka auditor tidak dapat menghasilkan kualitas

audit yang baik.

2. Kantor akuntan publik juga harus memperhatikan auditornya agar

95 tercapainya harapan-harapan yang diinginkan auditor maka komitmen

organisasi, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan akan tumbuh sehingga

dapat menimbulkan kepuasan kerja yang akan meningkatkan kinerja

auditor yang baik sehingga dengan adanya kepuasan kerja maka auditor

akan bertahan untuk tetap bekerja di kantor akuntan publik.

C. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian

yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk

memperoleh data yang lebih berkualitas.

2. Penelitian selanjutnya agar meningkatkan unsur-unsur dalam mendapatkan

96

Dokumen terkait