• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

6.3 Pengaruh Nanochitosan-PRP topikal terhadap Jumlah

Data jumlah kolagen pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas (Uji Shapiro Wilk) dan homogenitas (Levene test) untuk masing-masing kelompok berdistribusi normal dan homogen (p > 0,05).

Uji perbandingan rerata jumlah kolagen antara ketiga kelompok menggunakan uji One Way Anova. Rerata jumlah kolagen kelompok kontrol adalah 53,768,94, rerata kelompok perlakuan 1 adalah 70,276,53, dan kelompok perlakuan 2 adalah 80,914,67. Uji perbandingan antara ketiga kelompok dengan One Way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

secara bermakna rerata jumlah kolagen antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 1 (P1) maupun kelompok perlakuan 2 (P2) (p < 0,05).

Demikian juga antara kelompok perlakuan 1 dengan perlakuan 2 terdapat perbedaan secara bermakna (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian Nanochitosan-PRP jauh lebih baik dibandingkan pemberian PRP saja dalam hal peningkatan jumlah kolagen pada proses penyembuhan luka.

Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan jumlah kolagen secara bermakna pada kelompok perlakuan sesudah diberikan perlakuan (p<0,05). Hal ini disebabkan karena PRP mengandung banyak Growth Factor. (Mehta dan Watson, 2008).

Lebih lanjut diketahui bahwa PRP mengandung 7 protein Growth Factor yang aktif dikeluarkan pada proses penyembuhan luka (Marx, 2004). PRP berfungsi sebagai penyembuh luka (Driver dkk., 2006), karena selain berisi platelet dan faktor pembekuan darah dalam jumlah besar, PRP juga mempunyai growth factor agonist (Petrova dan Edmonds, 2006). Selanjutnya sitokin dan growth factor berpengaruh terhadap penyembuhan dan maturasi dari luka. Sitokin berperan dalam perekrutan sel untuk proliferasi dan diferensiasi.

Growth factor yang berasal dari trombosit atau PDGF keluar dari alfa granul dan berfungsi dalam rekrutmen dan aktivasi sel immun dan fibroblas.

Selain itu trombosit juga mengeluarkan TGF-β, yang merangsang maturasi fibroblas, migrasi dan sintesis matriks ekstraseluler. Sedangkan growth factor lainnya yaitu EGF dan VEGF dikeluarkan oleh fibroblas, sel endotel dan sel immun untuk menambah percepatan penyembuhan luka.

teknologi terbaru yang mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer, biasanya dengan ukuran 0,1 sampai 100 nm. Nano digunakan untuk mencapai tujuan yaitu mencapai penyerapan lebih dalam pada kulit yaitu lapisan dermis kulit.

Pengabunggan teknologi Nano dan PRP dalam mengaplikasi PRP ke wajah atau luka terbukti mampu mencapai lapisan dermis kulit tanpa melukai dengan suntikan atau alat roller yang biasa dipakai untuk menghilangkan bekas jerawat dengan mencapai hasil yang lebih baik dan lebih nyaman terutama dalam mempercepat pembentukan kolagen kulit dalam proses penyembuhan luka maupun dalam menghambat penuaan kulit. Sedangkan chitosan merupakan polisakarida lininer tersusun atas residu N-asetil glukosamin dan memiliki 2000-3000 monomer dengan ikatan 1.4-b-gliksida berupa molekul glukosa dengan cabang mengandung nitrogen (Gagne, 1993). Berdasarkan sifat biologi dan kimianya, maka chitosan memiliki sifat khas yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran dan serat yang bisa dikombinasi dengan bahan lain sehingga bermanfaat dalam aplikasinya.

Dalam penelitian ini, chitosan di ubah menjadi partikel nano, selanjutnya Growth Factor yang diambil dari serum darah PRP dimasukkan kedalam nano chitosan tersebut sehingga terbentuklah gel Nanochitosan-PRP yang berfungsi untuk melepaskan Growth Factor secara bertahap dan dapat mencapai dermis kulit secara perlahan dan nyaman. Disamping itu telah terbukti pada beberapa penelitian bahwa chitosan dapat meminimalisasikan oksidasi, ditunjukan oleh

angka peroksida, perubahan warna dan jumlah mikroba dalam sample (Yingyuad dkk.,2006). Chitosan bersifat anti mikrobakterial (dapat menghambat perkembangbiakan kuman) dan membantu proses penyembuhan luka (Mizuno dkk.,2003). Chitosan berfungsi untuk melakukan proses enkapsulisasi pada Growth Factor yang di ambil dari Platelet Rich Plasma (PRP), tanpa harus diambil secara autologus. Sifat chitosan yang unik dan dapat mengikat Growth Factor dari serum darah PRP, dan kondisi partikel yang telah diubah menjadi nano mampu secara perlahan dan secara bertahap melepaskan Growth factor kedalam jaringan kulit terutama dermis kulit.

Selama 20 tahun terakhir ini penggunaan PRP autologus banyak didokumentasikan dan tidak hanya di bidang penyembuhan luka namun juga di bidang ortopedi, kedokteran olah raga, kedokteran gigi, THT, bedah saraf, mata, urologi, bedah jantung dan bedah plastik (Sampson dkk., 2008). Pada proses penyembuhan luka, trombosit sangat dibutuhkan untuk membuat fibrin, mengeluarkan growth factor disertai dengan chemoattraction untuk menginduksi migrasi makrofag dan stem sel. Selanjutnya akan terjadi proliferasi serta mitosis dan diferensiasi stem sel untuk membentuk sel baru yang dibutuhkan (Green dkk., 2009). Growth factor yang dikeluarkan oleh trombosit pada proses degranulasi, yaitu platelet-derived growth factor (PDGF), transforming growth factor (TGF), insulin like growth factor (IGF) dan epidermal growth factor (EGF) (Blair dan Flaumenhaft, 2009).

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemberian Nanochitosan-PRP topikal pada Tikus jantan jenis Wistar didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Pemberian gel Nanochitosan-Platelet Rich Plasma topikal mencegah penuaan kulit melalui penurunan ekspresi Matriks Metalloproteinase-1 pada tikus Wistar yang dilukai.

2. Pemberian gel Nanochitosan-Platelet Rich Plasma topikal mencegah penuaan kulit melalui peningkatan jumlah kolagen dermis pada tikus Wistar yang dilukai.

7.2 Saran

Sebagai saran dalam penelitian ini adalah:

1. Perlu melakukan penelitian lebih lanjut pada tikus untuk mengetahui efektivitas pemberian Nanochitosan-PRP topikal terhadap peningkatan jumlah kolagen dan penurunan ekspresi MMP-1 pada penuaan kulit.

2. Perlu melakukan penelitian klinis pada manusia untuk mengetahui efektivitas pemberian Nanochitosan-PRP topikal terhadap peningkatan jumlah kolagen dan penurunan ekspresi MMP-1 pada penyembuhan luka.

76

DAFTAR PUSTAKA

Bartake, A. 2005. Role of the growth hormone/insulin-like growth factor system in mammalian aging. Endocrinology. 10:2-12.

Bhanot, S., Alex, J.C. 2002. Current applications of platelet gels in facial plastic surgery. Facial Plast Surg, 18(1), 27–33.

Bhattacharyya, T. K., and Thomas, J. R. 2004. Histomorphologic Changes in Aging Skin Observation in the CBA Mouse Model. Archives of Facial Plastic Surgery. 6(1): 21-5

Budiyanto, A. 2009. Penggunaan Platelet Rich plasma (PRP) dibidang Dermatologi.Workshop POKJA kulit dan kelamin, FK-UGM, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. 8 Maret 2009.

Blair, P., Flaumenhaft, R. 2009. Platelet alpha-granules: basic biology and clinical correlates.Blood Rev. 2009 July, 23(4), 177-189.

Broughton, II,G., Janis, J.E dan Attiger,C.E. 2006. Wound healing: an overview.

Plast Reconstr Surg. 117 (suppl) : 1 eS-32eS

Chin,G.A., Diegelmenn, R.A., Schultz, G.S. 2005. Celullar and MolecularRegulation of Wound Healing. In: Falabella, A.F., Kiersner, R.S.

Editor. Wound Healing. Boca raton: Taylor dan Francis Group; 2005.P.

17-38.

Crane, Ddan Evert, P .A. M,januari/februari 2008, Platelet Rich Plasma (PRP)Matrix Grafts. Practical Pain Management.

Chung, J., Cho, S., dan Kang, S. 2004. Why does The Skin Ages. in: Rigel, D.S., Weiss, R.A., Linn, H.W., Dover, J.S. editors. Photoaging, 2nd. ed.

Canada: Maarced Decker inc. p 1-5

Chung, J., Hanf, V.N., dan Kang, S. 2003. Aging and Photoaging. J. Am. Acad. of Dermatol July. Vol. 49 : 690-7.

Eppley, B.L., Pietrzak, W.S., Blanton, M. 2006. Platelet-rich plasma: a review ofbiology and applications in plastic surgery. Plast Reconstr Surg, 118(6), 147e–159e.

Falanga, V. 2007. Wound Repair: Mechanisms and Practical Consideration, Fitzpatrick`s Dermatology in General Medicine, Sixth Edition p 236- 242.

77

Edition. New York : Marcel Dekker

Fowler, B. 2003. Functional dan Biological Markers of Aging. In : Klatz, R. 2003.

Anti-Aging MedicalTherapeutics volume 5. Chicago : the A4M Publications. p. 43.

Frechette, J. P., Martineau, I., Gagnon, G. 2005. Platelet-rich plasmas: growth factor content and roles in wound healing. J Dent Res. 84(5), 434–439.

Gagne, N dan Simpson. 2000. Use of Proteolytic Enymes to Facilitate Recovery of Chitin from Shrimp Waste. J. Food Biotechnol. (7). P : 253-263.

Goldman, R dan Klatz, R. 2004-2005. Anti-Aging Clinical Protocols. Chicago : The A4M Publication. p. 215.

Goldman, R dan Klatz, R. 2007. The New Anti-Aging Revolution. Malaysia : Printmate Sdn. Bhd. p. 19-25.

Greene, R.M., Johnson B, O’Grady K, Toriumi DM, 2009. Blood Products in Wound Healing. In: Friedman CD, Gosain AK, Hom DB, Hebda PA.

(editors). Essential Tissue Healing of The Face and Neck. Shelton, Connecticut: BC Decker Inc. p.379-387.

Gurtner, G.C. 2007. Wound Healing :Normal and Abnormal. In Thorne, C.H.,Beasley,R.W.,Aston, S.J., Barlett,S.J.,Gurtner, G.c, dan Spear, S.L.

Editor. Grabb dan Smith’sPlastic surgery.6th ed Philadelphia: Lippincott William dan Wilkin; .p. 15-22.

Henderson, J. L., Cupp, C. L., Ross, E. V. 2003. The effects of autologous plateletgel on wound healing. Ear Nose Throat J, 82(8), 598–602.

Irawan, B. 2007. Berbagai Pemanfaatan Polimer.http//digital-library.usu.ac.id.Access : 2 Maret 2013

Junqueira, L.C., Carneiro, J., Kelley, R.O.1997. Histologi Dasar Kulit. Edisi 8.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. page 357-369.

Lee, V. dan E. Tan. 2002. Enzymatic Hydrolysis of Prawn Shell Waste for The Purification of Chitin. Available online from http://www.lboro.ac.uk/.

Diakses 7 Maret 2013 pukul 21.00 WIB

Marx, R.E. 2001. Platelet- Rich Plasma (PRP): What is PRP and What is Not PRP?. Implant Dentistry, volume 10, no 4.

Marx, R.E. 2004. Platelet-Rich Plasma: Evidence to Support its Use.Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, Vol 62, p 4.

Mizuno K, Yamamura K, Yano K, et al. Effect of Chitosan Film Containing Basic Fibroblast Growth Factor On Wound Healing in Genetically Diabetic Mice. J Biomed Mater Res A. 2003; 64(1):177-181.

Myers, W.T., Leong, M., Phillips,L.G.2007. Optimizing the Patient for Surgical Treatmen of the Wound. Clin Plast Surg; 34(4) : 607-20

Mehta, S., Watson, J.T. 2008. Platelet rich concentrate: basic science and current clinical applications. J OrthopTrauma, 22(6): 432–438.

Obagi, Z.E. 2000. Skin Health Concepts, in Obagi Skin Health Restoration &

Rejuvenation. Springer. p.27-45

Petrova, N., Edmonds, M. 2006. Emerging drugs for diabetic foot ulcers. Expert OpinEmerg Drugs, 11(4), 709–724.

Pietrzak ,W.S., Eppley, B.L. 2005. Platelet rich plasma: biology and new technology. J Craniofac Surg, 16(6): 1043–1054.

Pocock, S.J. 2008. Clinical Trial : A Practical Approach. John Wiley & Sons. p.

127-128.

Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine:Memperlambat Penuaan, Meningkatkan Kualitas Hidup. 1st Ed.. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Rabe, J.H., Mamelak, A.J., Mc Elgunn, P., Morison, W.L., Sauder, D.N. 2006.

Photoaging : Mechanism and Repair, Continuing Medical Education, American Academy of Dermatology, Inc. p.1-19.

Rhein, L.D., dan Santiago, J.M. 2010. Matrix Metallo Proteinase, Fibrosis, and Regulationby Transforming Growth Factor Beta: A new Frontier in Wrinkle Repair.In:Rhein, L.D., Fluhr J.M., editors. Aging Skin: Current and FutureTherapeutic Strategis 1st ed.USA: AlluRed Bussiness Media.

P. 26-81

Robert, J. R. 2010. What is Platelet Rich Plasma Therapy. http;//www, suite101.com

Sampson, S., Gerhardt, M., Mandelbaum, B. 2008. Platelet Rich Plasma Injection Grafts for Musculoskeletal Injuries.Curr Rev Musculoskeletal Med.

Humana press. 1:165-174. (published online:16 July 2008).

Metalloproteinases in Conective Tissue Remodelling. In: Fitzpatrick T.B.

et al, editors. Dermatology. Mc Graw-Hill Book co, p 200-209.

Shashikiran, N.D., Reddy, V.V., Yavagal, C.M., Zakirulla, M. 2006. Applications ofplatelet-rich plasma (PRP) in contemporary pediatric dentistry. J Clin PediatrDent. 30(4), 283–286.

Soepardiman, L. 2003. Etiopatogenesis Kulit Menua. In: Peremajaan Kulit.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. P. 1-9.

Suryohudoyo, P. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta : CV.

Infomedika. p. 31-46.

Tawi, M ,2008. Proses penyembuhan luka. Konsep model self care.

Ueno,C., Hunt,T.K.,dan Hopf, H.W. 2006. Using Physiology To Improve SurgicalWound Outcomes. Plast Reconstr Surg; 117 (suppl): 59S-71S Uito, J.,Chu, M., Gallo, R., dan Eizen, A.Z. 2008. Collagen, Elastic fibers and

ExtracellularMatrix of the Dermis. In: Wolff, K., Gold Smith, L.A., Katt S.I.,GilchrestB.A., Paller, A.S.,Leffel, D.J., editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 6th. ed. New York: McGraw-Hill. p.

Yingyuad, S ; S.Ruamsib ; P. Reekprkhon ; S. Douglass ; S. Pongamphai ; and U.

Siripatiawan. 2006. Effect of Chitosan Coating and Vaccum Packaging on The Quality of Refrigrated Grilled Pork. Journal of Research Article Vol.19, issue 3, Pages 149-157 (2006).John Willey and Sons, Lth.http://www.interscience.willey.com.Diakses 1 Maret 2013

Lampiran 1

Data Rerata Umur Tikus Pada Masing-masing Kelompok

Perlakuan Umur px pn

Data Rerata Berat Badan Tikus Pada Masing-masing Kelompok

Perlakuan Umur px pn

Lampiran 2

Uji Normalitas Data Ekspresi Kolagen dan Kadar MMP-1

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolagen Kontrol .186 10 .200* .962 10 .806

Perlakuan 1 .145 10 .200* .950 10 .664

Perlakuan 2 .213 10 .200* .881 10 .135

MMP1 Kontrol .242 10 .099 .861 10 .077

Perlakuan 1 .242 10 .101 .868 10 .096

Perlakuan 2 .190 10 .200* .895 10 .195

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 3

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Post Hoc Tests

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 4

Adaptasi Tikus

Pembagian Tikus Berdasarkan Kelompok

Gel Antibiotik, Gel PRP, Gel Nanochitosan-PRP

Persiapan Biopsi Tikus

Pada Hari ke 14 Pengambilan Jaringan Kulit ukuran 1 x 1 cm2 untuk Pembuatan Preparat Histologi

Jaringan Kulit Yang Siap Diperiksa Secara Histologi

Isi kit LSAB+ DAKO

Kit LSAB+ DAKO, Fetal bovine Serum, dan anti bodi MMP1

Microskop Olympus CX41 dan kamera Optilab pro

Microtome Leica Jung 820