• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Pengaturan Pengelolaan Aset Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (Pak Memed)

2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Pajak

Salah satu variabel ekonomi makro yang dapat mempengaruhi fluktuasi pendapatan pajak adalah variabel pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pendapatan pajak melalui nilai riil dari dasar pengenaan pajak dan pola konsumsi individu (Karran, 1985). Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat, nilai riil dari dasar pengenaan pajak juga akan meningkat. Peningkatan nilai riil dari dasar pengenaan pajak akan menyebabkan pajak yang ditarik dari objek pajak tersebut meningkat, sehingga pendapatan pajak yang diperoleh pemerintah juga akan meningkat. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga memiliki efek yang signifikan terhadap perubahan pola konsumsi individu. Jika pertumbuhan ekonomi tinggi, pendapatan atau upah individu juga akan meningkat. Peningkatan pendapatan tersebut dapat membuat pola konsumsi individu terhadap suatu barang berubah, dan kemudian dapat meningkatkan penarikan pajak jenis tertentu. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan pajak diilustrasikan oleh Karran (1985) dengan pembelian mobil. Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, kepemilikan mobil juga akan

meningkat, sehingga jumlah surat izin mobil pribadi juga akan meningkat. Sebagai akibatnya penarikan pajak atas surat izin kepemilikan mobil meningkat dan pendapatan pajak dari kendaraan bermotor juga akan meningkat.

Tabel 2.1

Produksi Kendaraan Bermotor Dalam Negeri (unit), 2012–2016

Jenis Kendaraan 2012 2013 2014 2015 2016 Sedan 4 869 58 047 224 716 238 601 285 304 Jeep 695 055 842 234 761 928 556 078 663 794 Jeep 4x4 45 220 24 830 26 528 29 766 19 378 Bis 4 833 4 713 4 105 3 873 4 769 Pick Up 303 293 278 387 281 246 270 462 204 552 Sepeda Motor 7 079 721 7 736 295 7 926 104 6 708 384 5 931 285 Jumlah 8.132.991 8.944.506 9.224.627 7.807.164 7.109.082 Sumber: BPS tahun 2017

Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan di daerah, khususnya dalam bidang ekonomi. Fasilitas yang tidak dapat dipisahkan yang berhubungan dengan pajak terutama pajak kendaraan bermotor adalah fasilitas infrastruktur jalan termasuk kualitas jalan dan Panjang jalan. Pendapatan pajak dapat dipengaruhi oleh Panjang jalan yang dimiliki suatu negara, semakin Panjang jalan yang dimiliki dapat menarik para wajib pajak untuk membayar pajak. Di sisi lain pendapatan pajak dapat digunakan untuk memperbaiki inprastruktur jalan yang ada. Oleh karena itu kedua variabel antara pendapatan pajak dengan Panjang jalan ini akan saling berhubungan. Kondisi Panjang jalan di Jawa Barat pada tiga tahun terakhir tidak mengalami perubahan, hal ini juga dapat berpengaruh terhadap pendapatan pajak daerah.

Tabel 2.2

Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km), 2014–2016

Provinsi Tahun

2014 2015 2016

Jawa Barat 2.191 2.191 2.191

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai sektor atau subsektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Karenanya, bagi suatu

daerah, indikator pertumbuhan ekonomi ini sangat perlu sebagai barometer dan arah sebuah proses pembangunan yang berjalan.

Tabel 2.3

Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Di Provinsi Jawa Barat dan Jenis Kendaraan (unit), 2014–2016

Akhir Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah 2014 2015 2016x 1 201 798 1 265 151 1 356 040 182 941 183 545 183 907 663 980 727 988 750 513 7 188 116 7 919 147 8 394 168 9 236 835 10 095 831 10 684 628 Sumber: BPS tahun 2017

Pertumbuhan ekonomi daerah dapat juga dikatakan secara umum sebagai refleksi peningkatan pendapatan masyarakat daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi pendapatan masyarakat suatu daerah maka akan semakin tinggi pula kemampuan untuk membayar berbagai pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah karenanya ini merupakan potensi dasar pajak (tax base) yang akan mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama dari pajak daerah. Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua pendapatan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Abdul Halim, 2002:64). Lebih lanjut Kelompok pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. pajak daerah 2. retribusi daerah

3. bagian laba usaha daerah

lain-lain PAD (Abdul Halim, 2002:64) Tabel 2.4

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Uraian Satuan/Unit 2012 2013 2014 2015 2016

Laju Pertumbuhan Ekonomi % 6,0 5,6 5,0 4,9 5,0

Sumber: BPS tahun 2017

Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat untuk mengakselerasikan pembangunan ekonomi keseluruhan. Intinya, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan dan dinamisnya stabilitas sosial maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Akumulasi dari itu

semua tentu akan berdampak terhadap ekonomi secara makro. Investasi sebagai salah satu penyusun PDB, dan dengan meningkatnya investasi itu tentu meningkatkan PDB pula. Investasipun berbanding lurus terhadap tingkat kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran. Meningkatnya investasi maka jumlah akumulasi produksi juga meningkat, untuk meningkatkan produksi dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak sehingga pengangguran menurun, pendapatan masyarakat meningkat.

Untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah maka secara otomatis dibutuhkan adanya perkembangan sektor-sektor ekonomi, sehingga sejalan dengan itu nantinya pengembangan volume maupun nilai sektor ekonomi dapat berkontribusi terhadap pengembangan pendapatan daerah. Pengembangan pendapatan daerah akan menjadi sangat sulit jika tanpa didukung oleh perkembangan sektor-sektor ekonomi. Potensi pendapatan daerah Jawa Barat cukup besar, potensi ini didukung oleh kepemilikan sumber daya ekonomi Jawa Barat yang sangat besar, Jawa Barat selain terkenal karena kepemilikan sumber daya alam, letak geografis yang strategis serta memiliki jumlah penduduk yang besar.

Menurut pengertian pertumbuhan ekonomi diatas, indikator pengukuran pertumbuhan ekonomi yang memenuhi kriteria tersebut adalah gross domestic bruto (GDP) atau istilah dalam bahas Indonesia diartikan sebagai produk domestik bruto (PDB), yang didefinisikan total nilai atau harga pasar dari seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun) (Nanga, 2005:13). Menurut Arsyad (2004:14), PDB/GDP diartikan sebagai jumlah nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh sektor-sektor produktif, yaitu pertanian; industri pengolahan; pertambangan dan galian; listrik; air dan gas; bangunan; pengangkutan dan komunikasi; perdagangan; bank dan lembaga keuangan; sewa rumah; pertahanan; dan jasa-jasa lainnya selama satu tahun fiscal.

Kondisi makro ekonomi sebagai indikator kemakmuran Provinsi Jawa Barat penulis sajikan secara berturut-turut dapat disajikan pada Tabel 2.5; Tabel 2.6; dan Tabel 2.7.

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi Jawa Barat (miliar rupiah), 2012–2016

Provinsi Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Jawa Barat 1 028 409,7 1 093 543,5 1 149 216,1 1 207 083,4 1 275 546,5 Sumber: BPS tahun 2017 Tabel 2.6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi (persen), 2013–2016

Provinsi Tahun

2013 2014 2015 2016

Jawa Barat 4,70 3,52 3,51 4,18 Sumber: BPS tahun 2017

Tabel 2.7

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto per Kapita Beberapa Negara Menurut Harga Konstan (persen), 2012–2016

Negara Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Indonesia 4,6 4,1 3,6 3,5 3,7

Sumber: BPS Tahun 2017

Kesimpulam yang dapat ditarik berdasarkan beberapa definisi sebelumnya adalah bahwa GDP/PDB merupakan salah satu ukuran atau indikator secara luas yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi atau kegiatan makro ekonomi suatu negara yang dilihat dari 11 atau 9 sektor produktif, meliputi pertanian; industri pengolahan; pertambangan dan galian; listrik; air dan gas; bangunan; pengangkutan dan komunikasi; perdagangan; bank dan lembaga keuangan; sewa rumah; pertahanan; dan jasa-jasa lainnya selama satu tahun fiskal.