• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Pasar

2.5.1 Pengertian Pasar

Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya (

Pasar dalam arti yang sempit adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan dalam pengertian secara luas pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli barang dengan harga tertentu (Adhyzal, 2003).

William J. Stanton (1993:92)).

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak.

Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.

Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang. (Anonimous, 2012)

Ada beberapa syarat terjadinya suatu pasar, antara lain sebagai berikut : a. Ada tempat untuk berniaga.

b. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan. c. Terdapat penjual barang tertentu.

d. Adanya pembeli barang.

e. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli. 2.5.2 Klasifikasi Pasar

Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan disebut juga pasar konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual beli (tawarmenawar). Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis barang. Misalnya pasar buah hanya menjual buahbuahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual sayur-mayur (Adhyzal, 2003).

Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen pengelolaan, manajemen

pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit barang yang dijual, dan ragam barang yang dijual (Adhyzal, 2003).

1) Berdasarkan manajemen pengelolaan a) Pasar tradisional.

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang menyediakan barang-barang konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses penjualan dan pembelian dilakukan dengan tawar-menawar.

b) Pasar modern.

Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan lama. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar. Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan shopping centre. 2) Berdasarkan manajemen pelayanan.

a) Pasar swalayan (supermarket).

Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri sendiri barang yang diinginkan. Biasanya barangbarang yang dijual barang kebutuhan sehari-hari sampai elektronik. Seperti sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi sampai radio dan televisi.

b) Pertokoan (shopping centre).

Shopping centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret di tepi jalan. Biasanya atas peran pemerintah ditetapkan sebagai wilayah khusus pertokoan. Shopping centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan, sehingga dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa.

c) Mall/plaza/supermall.

Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan seterusnya.

3) Berdasarkan jumlah barang yang dijual. a) Pasar eceran.

Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan sebagainya.

b) Pasar grosir.

Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain. Pasar grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contoh: pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya (Adhyzal, 2003).

2.5.3 Sanitasi Pasar a) Pembagian Tata Ruang

Untuk menjamin sanitasi pasar, faktor yang penting adalah pembagian tata ruang yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini sangat perlu, sebab tempat berjualan ikan/daging tidak berdekatan dengan rumah makan/waung ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal pembagian tata ruang pasar adalah faktor estetika. (Mukono, 2005)

b) Klasifikasi barang dagangan

Agar memudahkan pengumpulan sampah di pasar, maka klasifikasi barang dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah (buah-buahan sebaiknya di klasifikasikan dagangan yang mengeluarkan sampah, seperti halnya dengan kelapa dan sayuran. Meletakkan warung yang memakai kompor/api berjauhan dengan dagangan-dagangan yang mudah terbakar (flameable substance), misalnya kain dan barang kelontong. Dengan alasan-alasan seperti tersebut di atas, maka pembagian tata ruang dan klasifikasi barang dagangan sangat perlu. (Mukono, 2005).

c) Tempat Sampah Sementara

Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan cukup mudah tanpa meninggalkan terlalu jauh barang dagangannya. Jadi tidak ada alasan para pedagang membuang sampah di sembarang tempat karena tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut sangat vital, karena berfungsi untuk menampung sampah sebelum di buang/diproses di tempat pembuangan akhir. (Mukono, 2005)

d) Pengolahan sampah

1) Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering,

2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat tertutup dan mudah dibersihkan,

3) Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan,

4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau,

5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit,

6) TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar,

7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam (Mubarak dan Chayatin, 2009). e) Saluran Untuk Limbah Cair

Saluran di pasar sangat penting untuk: 1) Estetika

2) Kebersihan 3) Kenyamanan

Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang terutama berasal dari kios daging, ikan, dan warung. Saluran di dalam pasar harus dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah seenaknya saja di got/saluran air. Dengan demikian para pedagang akan menggunakan semua fasilitas seperti sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada para pedagang (Mukono, 2005).

Pentingnya pendidikan kesehatan tersebut antara lain:

1. Pedagang menggunakan fasilitas kesehatan di pasar seperti sebagaimana seharusnya.

2. Pedagang mengerti akibat dari tidak dilakukannya aturan-aturan tentang kebersihan/kesehatan.

3. Pedagang mengerti bahwa beberapa penyakit dapat disebabkan oleh vektor (tikus, kecoak, lalat, nyamuk).

4. Para pedagang agar menyadari bahwa membuang sampah (khususnya puntung rokok) yang apinya masih hidup sangat berbahaya.

Dokumen terkait