• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pengelolaan Sampah

2.2.3 Pembagian Sampah Padat

2.2.4.4 Persyaratan kesehatan pengolahan sampa

Berdasarkan SK Dirjen PPM dan PLP Depkes RI 1989, bahwa persyaratan kesehatan pengolahan sampah adalah sebagai berikut:

1. Penampungan atau pewadahan sampah

a) Setiap sampah yang dihasilkan harus ditampung pada tempat sampah

b) Sampah-sampah yang cepat busuk dan berbau sebelum ditampung ditempat sampah agar dimasukkan dalam kantong kedap air dan di ikat

c) Tempat-tempat sampah yang dipakai untuk menampung sampah besar harus: 1) Terbuat dari bahan yang kedap air, tak mudah dilubangi tikus dan

2) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa pengotoran tangan

3) Mudah diisi dan dikosongkan

d) Tempat sampah berupa bak beton permanen terutama di pemukiman tidak dianjurkan

e) Menampung sampah di tempat sampah, tidak boleh melebihi 3x24jam (3 hari) f) Tidak diperkenankan membiarkan sampah yang dapat menampung air

menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengerat

g) Bila kepadatan tempat sampah melebihi 2 ekor per blok grill perlu dilakukan pemberantasan dan perbaikan pengelolaan sampahnya

2. Pengelolaan sampah setempat (pola individual)

a) Upaya untuk mengurangi volume, merubah bentuk atau memusnahkan sampah yang dilakukan pada sumber penghasil sampah, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Hanya dilakukan pada pemukiman yang kepadatannya kurang dari 50 jiwa/Ha

2) Bila dilakukan pembakaran, asap dan debu yang dihasilkan tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitarnya b) Bila sampah yang dihasilkan ditimbun atau ditanam pada lubang galian tanah,

jaraknya terhadap sumur atau sumber air bersih terdekat minimal 10 meter c) Sampah-sampah yang berupa battery bekas dan bekas wadah bahan berbahaya

3. Pengumpulan sampah

a) Tidak diperbolehkan mengumpulkan sampah di luar bangunan tempat pengumpulan sampah sementara

b) Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) harus kedap air, tertutup, dan selalu dalam keadaan tertutup bila tidak sedang diisi atau dikosongkan serta mudah dibersihkan

c) Penempatan tempat pengumpulan sampah sementara:

1) Tidak berupa sumber bau dan lalat dari rumah terdekat 2) Dihindarkan sampah masuk dalam saluran air

3) Tidak terletak pada tempat yang mudah terkena luapan air atau banjir d) Pengosongan sampah di TPS harus dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu)

hari

e) Bila TPS berupa stasiun pemindahan (transfer station) dimana dilakukan proses pemadatan sampah ditempat tersebut, maka:

1) Tidak merupakan sumber bau dan lalat dirumah terdekat 2) Dihindarkan sampah tidak masuk dalam saluran air

3) Tidak terletak pada daerah yang mudah terkena luapan air atau banjir f) Harus diadakan pengamanan terhadap leachate

g) Bila tempat tersebut tingkat kepadatan lalatnya lebih dari 20 ekor per blok grill atau tikus terlihat pada siang hari. Harus dilakukan pengendaliannya h) Bila TPS berupa area atau lokasi untuk pemindahan sampah (transfer depo)

1) Pengosongan sampah harus dilakukan segera mungkin dan tidak diperbolehkan menginap

2) Lokasi tersebut terjaga kebersihannya 4. Pengangkutan sampah

a) Alat pengangkut sampah harus mempunyai wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup

b) Setiap keluar dari TPA sampah, semua kendaraan pengangkut sampah selalu dalam keadaan bersih

c) Petugas yang mengangkut sampah harus menggunakan perlengkapan kerja sebagai berikut:

1) Pakaian kerja khusus, sarung tangan yang terbuat dari bahan neopherene, masker, topi pengaman serta boot/lars

5. Pengolahan sampah

a) Lokasi pengolahan sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, dan binatang pengerat bagi pemukiman terdekat

2) Tidak menimbulkan pencemaran bagi sumber baku air minum 3) Tidak terletak pada daerah yang mudah terkena luapan air atau banjir b) Tehnik pengolahan

Bila pengolahan sampah adalah pembakaran secara tertutup (insenarasi) maka:

1) Emisi debu dan gas yang keluar dari cerobong insenerator harus memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan

2) Dalam hal-hal tersebut dimana populasi lalat telah melampaui 20 ekor per blok grill atau keberadaannya cukup mengganggu, harus dilakukan pengendaliannya

Bila pengelola sampah untuk didaur ulang atau dimanfaatkan kembali, maka:

1) Pengumpulan dan penumpukan sampah yang dapat didaur ulang tidak merupakan perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip estetika

2) Dalam proses pemisahan, dihindarkan terjadinya kecelakaan

3) Hasil akhir pendaur ulangan sampah tidak membahayakan kesehatan masyarakat

Bila pengolahan sampah untuk pembuatan pupuk kompos, maka:

1) Pengumpulan dan penumpukan sampah yang dijadikan bahan pupuk dan proses pematangan pupuk tidak merupakan tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta memperhatikan prinsip estetika 2) Air bekas pencucian alat dan leachate harus diamankan agar tidak

menimbulkan masalah pencemaran 6. Pembuangan akhir sampah

a) Lokasi untuk tempat pembuangan akhir harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, binatang pengerat bagi pemukiman terdekat (minimal 3 km)

2) Tidak merupakan sumber pencemaran bagi sumber air baku untuk minum, dan jarak sedikitnya 200 meter atau lebih tergantung dari struktur geologi setempat serta jenis sampahnya

3) Tidak terletak pada daerah banjir

4) Tidak terletak pada lokasi yang permukaan air tanahnya tinggi

5) Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memperhatikan aspek estetika terhadap jalan besar atau umum

6) Jarak terhadap bandar udara tidak kurang dari 5 km b) Pengolahan sampah di TPA

1) Agar dilakukan upaya agar lalat, nyamuk, tikus, kecoak tidak berkembang biak dan tidak menimbulkan bau

2) Memilki drainase yang baik dan lancer

3) Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah pencernaan

4) TPA yang dipergunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya, lokasinya harus diberi tanda khusus dan tercatat di kantor pemerintah daerah

5) Dalam hal-hal tertentu dimana posisi lalat melebihi 20 ekor per blok grill atau tikus terlihat pada siang hari atau ditemukan nyamuk aedes, harus dilakukan pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengolahan sampah

c) Pada TPA sampah harus disediakan alat keselamatan kerja sebagai berikut: Masker, topi pengaman, sarung tangan terbuat dari bahan neopherene, sepatu

kerja dan pakaian kerja khusus yang harus dipakai oleh petugas yang terlibat dalam pengolahan sampah

d) Pada setiap TPA sampah harus tersedia alat pemadam kebakaran baik berupa tabung pemadam kebakaran maupun hydran

e) Pada ruang kantor TPA harus tersedia perlengkapan P3K

f) Pada setiap TPA harus tersedia fasilitas untuk mencuci kendaraan pengangkutan sampah

g) TPA sampah setelah tidak dipergunakan lagi sebagai tempat pembuangan sampah:

1) Tidak boleh dipergunakan sebagai lokasi pemukiman

2) Tidak diperkenankan mengambil air dari tempat tersebut untuk keperluan sehari-hari

Dokumen terkait