• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SEKOLAH TERHADAP MASYARAKAT

Dalam dokumen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Halaman 80-84)

BAB V. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA KELUARGA, SEKOLAH, DAN MA

B. PENGARUH SEKOLAH TERHADAP MASYARAKAT

Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Dalam pengembangan nilai ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia dalam kehidupannya. Jadi, apa yang ingin dikembangkan merupakan hal yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri. Namun, pendidikan tidak dapat lepas dari efek-efek luar yang saling mempengaruhi keberadaannya, terutama bagi masyarakat sekitarnya, yang memiliki hubungan saling ketergantungan

(interde-pendensi).

Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya bergantung kepada luas tidaknya produk serta kualitas (out put) sekolah itu sendiri. Semakin besar out put (lulusan) sekolah tersebut disertai kualitas yang mantap, dalam arti mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM atau human resources) yang bermutu, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat. Sebaliknya, meskipun sekolah mampu

77

mengeluarkan out put-nya tetapi dengan SDM yang rendah (tidak bermutu), maka menjadi masalah, tidak saja bagi out put yang bersangkutan, tetapi juga berpengaruh bagi masyarakat. SDM yang bermutu merupakan investasi nonmateri/nonfinansial yang sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan masyarakat dan bangsa, sebab manusia itu sendiri adalah subyek (pelaku) dalam setiap perkembangan, per-ubahan, dan kemajuan dalam masyarakat dan negara.

Antara sekolah dengan masyarakat terdapat hubungan yang erat dan saling mem-pengaruhi satu sama lain. Berikut ini adalah pengaruh yang dimainkan oleh sekolah terhadap masyarakat.

1. Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat.

Tingkat kecerdasan masyarakat sedikit banyak dapat dikembangkan melalui ber-bagai program pendidikan di sekolah. Berkenaan dengan kenyataan ini, secara historis mengenai persekolahan, selalu menjadi isi dan arah dari program pendi-dikan di sekolah-sekolah. Membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dan pengetahuan umum, merupakan pengetahuan dasar dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa. Upaya pencerdasan kehidupan masyarakat dan bangsa ini perlu pengembangan lebih lanjut secara sistematis melalui program pendidikan jalur formal, yaitu sekolah. Peran yang dimainkan oleh lembaga pendi-dikan persekolahan dalam peningkatan kecerdasan anak didiknya secara langsung dapat dipandang sebagai kontribusi lembaga pendidikan sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa.

Peran sekolah dimaksud sangat menentukan bagi masyarakat, terutama dalam rangka menanggulangi dan memecahkan aneka ragam masalah yang dihadapi masyarakat dan bangsa. Tanpa kecerdasan yang memadai, maka setiap masalah yang dihadapi akan dipandang sulit dan rumit. Akan tetapi bagaimana pun sulit dan rumitnya persoalan, jika dihadapi oleh orang yang tingkat kecerdasannya memadai, atau malah tinggi, maka akan mudah dipecahkan. Realitas membuktikan bahwa tantangan demi tantangan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa semakin deras dan berat. Hal ini sebagai akibat perubahan yang pesat yang dipengaruhim oleh perkembangan iptek. Di sinilah urgensi yang semakin tinggi dari upaya

mencerdas-78

kan kehidupan masyarakat dan bangsa agar tidak terseret atau terbawa arus negatif kemajuan yang menimpanya. Itulah kehebatan para pendahulu kita dalam menyusun UUD 1945 yang salah satu tugas atau misi negara yang tercantum dalam Pembukaannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, selain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan, umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2. Membawa Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat.

Sistem pendidikan yang berjalan saat ini umumnya masih berperan sebagai sarana transfer pengetahuan yang dianggap benar dan berlaku. Hal ini banyak dikecam karena pengetahuan yang dianggap benar tersebut bukan saja akan menjadi usang dengan ditemukannya pengetahuan yang lebih baru, tetapi juga karena hasil pendidikan yang sangat diharapkan dapat dipakai sebagai modal penting dalam menghadapi dan menanggapi modernisasi dan tantangan perkembangan zaman secara kreatif menjadi terhambat.

Semakin pesatnya perkembangan iptek di satu pihak, dan masalah-masalah atau tantangan pada pihak lain yang tidak henti-hentinya, mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran dan praktek-praktek baru yang bersifat inovatif. Maksudnya, untuk perbaikan kehidupan masyarakat, paling tidak dilakukan perbaikan dalam sistem pendidikan yang up to date, mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berpijak pada sendi-sendi moral agama dan Pancasila.

Dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat, sangat diperlukan adanya pengetahuan dan teknologi baru, serta pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan di sekolah di samping menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasi pengetahuan, pemikiran, dan praktek-praktek baru, terutama yang dianggap fungsional dan relevan dengan jenis dan tingkatan dari sekolah masing-masing. Materi atau prog-ram pendidikan demikian dapat disebut sebagai transformasi bibit-bibit pembaruan yang pada gilirannya akan berfungsi dan menjalar di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

79

3. Menciptakan Kesiapan Warga Masyarakat Terbekali untuk Kepentingan Kerja. Anak didik di sekolah pada akhirnya akan kembali dan menjadi warga masyarakat yang memerlukan pekerjaan untuk menopang kehidupannya. Untuk terjun ke dunia kerja, seseorang dituntut siap dengan berbekal sikap, pengetahuan dan keterampil-an tertentu yketerampil-ang diperlukketerampil-an oleh lapketerampil-angketerampil-an kerja. Penyiapketerampil-an ini tidak terlepas dari perhatian dan fungsi lembaga pendidikan sekolah. Hal ini terlihat misalnya dari jalur atau program pendidikan kejuruan dan dari isi kurikulum masing-masing program pendidikan.

Dengan berfungsinya lembaga pendidikan sekolah dalam memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan bagi dunia kerja, maka secara langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di masyarakat. Kualitas dan kuantitas sistem lembaga pemberi kerja di masyarakat sedikit banyak dipengaruhi pula oleh out put atau produk sistem pendidikan sekolah tersebut. Maka, wajarlah jika kualifikasi pendidikan seseorang dijadikan salah satu pertimbangan dalam seleksi dan pengadaan pada lembaga-lembaga pemberi kerja.

4. Memunculkan Sikap Positif dan Integrasi Sosial yang Harmonis.

Dalam sistem pendidikan persekolahan sejak tingkat dasar sampai dengan perguru-an tinggi, sikap positif dperguru-an konstruksif yperguru-ang diperlukperguru-an dalam kehidupperguru-an berma-syarakat, berbangsa, dan bernegara, senantiasa menjadi perhatian pemerintah. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu bangsa atau masyarakat. Bagi Indonesia tentu saja Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Baik di tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi, moral dan tata etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hak dan kewajiban sebagai warga negara, selalu terintegrasi dalam kurikulum pendidikan-nya. Begitu juga persatuan dan kesatuan serta loyalitas warga negara terhadap tujuan dan tugas (visi, misi dan program kerja) negara/pemerintah sedikit banyak diwarnai oleh pendidikan persekolahan.

Demikianlah, maka sekolah dituntut dapat berperan sejalan dengan keinginan masyarakat. Peran yang dituntut dimaksud antara lain :

80

a. Konservatif.

Sekilas, istilah konservatif berkonotasi negatif, akan tetapi dalam konteks ini kon-servatif maksudnya menyimpan dan mengawetkan sesuatu upaya tahan lama. Barang-barang (material) dan spiritual seperti ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, dapat dikonservasi atau disimpan lama. Dalam hal ini sekolah berperan untuk menyimpan, mengawetkan, dan memelihara unsur-unsur yang baik dalam kebudayaan suatu bangsa.

b. Evaluatif dan Inovatif.

Di samping konservatif, sekolah juga hendaknya mempunyai peranan evaluatif dan inovatif, sehingga anak didik tidak hanya menerima begitu saja kebudayaan generasi lama. Mengingat dunia sudah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan iptek, maka diperlukan budaya, pengetahuan, dan keterampil-an, nilai-nilai, sikap, serta adat kebiasaan yang disesuaikan dengan zaman mo-dern. Anak didik hendaknya diberi kesempatan untuk menilai secara kritis. Sekolah diharapkan dapat bergerak secepat perubahan yang terjadi di masyara-kat agar tidak ketinggalan dan senantiasa menjadi kebutuhan masyaramasyara-kat. Sementara nilai-nilai, moral, dan norma-norma dari masa lampau tetap diajarkan dan disesuaikan dengan zaman modern (nilai instrumental dan praksis Pancasila, tanpa meninggalkan nilai dasarnya).

Memang realitas menunjukkan kesulitan bagi para guru untuk melepaskan diri dari cara-cara mereka dahulu belajar dan diberi jenis-jenis mata pelajaran yang mereka peroleh sewaktu studi. Jadi, sukar sekali mengeluarkan suatu mata pelajaran dari kurikulum karena sudah bertahun-tahun diajarkan di sekolah, kendati sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Maka inovasi atau pembaruan harus dilakukan mulai dari para guru sendiri.

Dalam dokumen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Halaman 80-84)