• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN DAN DASAR PEMIKIRAN PENTINGNYA PENDIDIKAN SEU-

Dalam dokumen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Halaman 58-62)

BAB III. PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA

B. TUJUAN DAN DASAR PEMIKIRAN PENTINGNYA PENDIDIKAN SEU-

1. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup.

a. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan haki-katnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin;

b. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manu-sia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup. 2. Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup.

Pendidikan seumur hidup sangat penting ditinjau dari berbagai aspek, yaitu : a. Ideologis.

Setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang memungkinkan dia memiliki kepribadian yang luhur, peningkat-an ilmu pengetahupeningkat-an dpeningkat-an keterampilpeningkat-an, serta pengembpeningkat-angpeningkat-an potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya;

b. Ekonomis.

Manusia dalam hidupnya harus keluar dari “lingkaran setan kemiskinan” karena kebodohan yang menyebabkan kemiskinan, dan sebaliknya kemiskinan menye-babkan kebodohan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan orang :

55

2) Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya; 3) Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan; 4) Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat. c. Sosiologis.

Pendidikan seumur hidup merupakan pemecahan masalah pendidikan, karena bukan hanya pendidikan formal tetapi juga pendidikan nonformal dan informal yang memungkinkan orang tua dan anak-anaknya mendapat kesempatan luas kendati tidak memperoleh pendidikan formal.

d. Filosifis.

Secara filosofis, pendidikan seumur hidup akan memberikan dasar bagi kehidup-an bermasyarakat, berbkehidup-angsa, dkehidup-an bernegara ykehidup-ang berdasarkkehidup-an Pkehidup-ancasila dkehidup-an Undang-Undang Dasar 1945.

e. Politis.

Pendidikan seumur hidup menanamkan pentingnya sendi-sendi demokrasi, hak dan kewajiban negara/pemerintah dan rakyat, pelaksanaan pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan yang melibatkan seluruh rakyat, sehingga pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. f. Teknologis.

Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Hal ini menyebabkan manusia dan masyarakat harus terus mengikuti perkembangannya agar tidak ketinggalan. Bukan saja para ahli dan sarajana yang harus terus mengikuti perkembangan kemajuan ini, tetapi termasuk juga masya-rakat umum. Maka pendidikan seumur hidup sangat diperlukan.

g. Psikologis dan Pedagogis.

Harus diakui bahwa perkembangan iptek yang sangat pesat berdampak terhadap berbagai konsep, teknik, dan metode pendidikan. Dengan semakin luas dan kompleksnya ilmu pengetahuan, maka tidak mungkin lagi diajarkan sepenuhnya kepada peserta didik di sekolah. Karena itu tugas utama sekolah adalah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya, memberikan keteram pilan secara tetap dan cepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar

56

dalam dirinya.

3. Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup.

Pendidikan seumur hidup akan meningkatkan persamaan distribusi pelayanan pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan, alternatif dalam menghadapai struktur sosial yang cenderung selalu berubah, mengantarkan pada peningkatan kualitas hidup, dsb. Beberapa hal tentang pentingnya pendidikan seumur hidup dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pertimbangan Ekonomi.

Dengan pesatnya perkembangan iptek, maka dunia pendidikan pun terus ber-kembang, yang mengakibatkan berkompetisinya lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam kualitasnya. Munculah penggolongan lembaga pendidikan pavorit, unggulan, plus, dll. yang membawa dampak mahalnya biaya pendidikan. Hal ini berakibat keraguan pada masyarakat untuk mampu membiayai pendidian anak-anaknya. Di negara-negara berkembang, tampaknya hal ini sudah sampai pada tahap yang memprihatinkan.

Terdapat pengakuan adanya hubungan erat antara pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi serta kehidupan sosial. Karena itu perlu pemikiran per-ubahan radikal organisasi pendidikan. Sistem pendidikan berfungsi sebagai basis untuk memperoleh tipe baru yang secara ekonomis berharga dan menguntung-kan masyarakat. Dalam hal ini kendati pendidimenguntung-kan seumur hidup tidak secara langsung dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan keuntungan, tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melapaskan diri dari kebodohan, kemiskinan, dan eksploitasi.

b. Keadilan.

Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan dalam memperoleh pendi-dikan, terus digaungkan oleh masyarakat, lebih-lebih hal tersebut tercantum dalam Pasal 31 Ayat (1) dan (2) UUD 1945, yaitu :

(1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.

(2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

57

Pendidikan di Indonesia merupakan warisan kolonial, sehingga dulu pendi-dikan itu diperuntukkan bagi memenuhi kebutuhan pemerintah yang tentu saja, membatasi perkembangan nasional dalam kesamaan hak untuk mendapat pendidikan. Yang diterima bersekolah hanya mereka yang berduit dan keturunan ningrat serta mau “kerjasama” dengan pemerintah. Menurut Hasbullah (2005: 77), di zaman sekarang ini pendidikan berjalan untuk mempertahankan status-quo, di mana siswa dididik untuk menyesuaikan diri dengan posisi sosial tertentu dan untuk melestarikan tatanan yang sudah ada. Tampaknya pengetahuan yang diberikan di sekolah tradisional tidak ubahnya seperti menyampaikan komoditas kepada konsumen, dan ketidaksamaan dipertahankan oleh pengaruh kontrol pendirian pendidikan yang ingin menyampaikan pengetahuan dengan cara yang cepat. Konteks ini berbeda dengan pendidiikan seumur hidup yang pada prinsip-nya bertujuan untuk mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melesta-rikan ketidakadilan.

c. Peranan Keluarga.

Menurut Coleman (Hasbullah, ibid, hal. 78), keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Situasi sekarang telah berubah sehingga peranan keluarga dalam mendidik anak sedikit demi sedikit berkurang, yang dapat dilihat dalam bidang moral, afektif, dan pendidikan sosial. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang dulunya ditangani keluarga. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup akan memperluas sistem pendidikan sehingga dapat menjangkau anak-anak awal dan orang dewasa.

d. Perubahan Peranan Sosial.

Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang sangat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antar masyarakat.

e. Perubahan Teknologi.

Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kema-tian. Semakin banyak ketersediaan kekayaan materi memunculkan

materialis-58

me, yang akibatnya mempengaruhi nilai-nilai budaya dan spiritual sehingga mengakibatkan kerenggangan dan keterasingan manusia satu dengan yang lainnya.

f. Vokasional.

Pendidikan vokasional diberikan untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal dan terampil untuk menghadapi tantangan masa depan.

g. Kebutuhan Orang Dewasa.

Akibat kemajuan iptek, orang dewasa mengalami pengaruh cepatnya perubahan keterampilan yang mereka miliki. Maka perlu diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini perlu pemikiran kapan seseorang harus disekolahkan dan dan sekolah apa yang dibutuhkan. Ini menjadi salah satu tugas pendidikan seumur hidup.

h. Kebutuhan Anak-anak Awal.

Masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakter-istik tersendiri, bukan semata-mata penantian untuk memasuki periode masa remaja dan dewasa. Masa ini merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya, meskipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Dalam dokumen Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Halaman 58-62)