• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variabel Makroekonomi Dan Faktor Fundamental Bank Terhadap Stabilitas Perbankan Secara Parsial

BI rate

D. Pembahasan

1. Pengaruh Variabel Makroekonomi Dan Faktor Fundamental Bank Terhadap Stabilitas Perbankan Secara Parsial

c. Koefisien Determinasi (R2)

Diketahui bahwa nilai Adjusted R-square sebesar 0,836571.

Hal ini berarti bahwa kontribusi seluruh variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar 83,65%. Sisanya sebesar 16,35%

dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Artinya variabel Makroekonomi dan Fundamental bank sebesar 83,65% dapat mempengaruhi stabilitas perbankan, sedangkan sisanya sebesar 16,53% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Analisis Fundamental adalah metode analisis perusahaan yang didasarkan pada faktor-faktor Fundamental ekonomi suatu perusahaan termasuk sisi kinerja keuangan dan bisnis perusahaan. Faktor Fundamental merupakan faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten atau perusahaan itu sendiri. Faktor Fundamental yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan (NPL), Net Interst Margin (NIM), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

a. Pengaruh Variabel Inflasi Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji t-statistic dapat dilihat bahwa variabel Makroekonomi yang di proksikan dengan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hal ini dibuktikan dengan pengujian melalui Eviews version 12 bahwa nilai t-statistic sebesar 4,184917 sedangkan nilai sig. 0,0001 < 0,05, maka H0

ditolak dan menerima H1.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika tingkat Inflasi terjadi peningkatan dapat menyebabkan bank tidak stabil karena pada indeks stabilitas perbankan juga mengalami peningkatan. Tingkat Inflasi yang tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.119 Pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk mencapai sasaran Inflasi yang

119 Bank Indonesia, “Determinan Inflasi”, https://www.bi.go.id/id/moneter/Inflasi (10 November 2022).

ditetapkan dengan upaya pengendalian Inflasi menuju yang rendah dan stabil dengan membentuk dan mengarahkan ekspektasi Inflasi masyarakat agar mengacu pada sasaran Inflasi yang ditetapkan.120 Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utiya Mashunatal Hidayah bahwa secara parsial, Inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan.

b. Pengaruh Variabel BI rate Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji t-statistic dapat dilihat bahwa variabel Makroekonomi yang di proksikan dengan BI rate berpengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil uji dengan menggunakan software Eviews 12 bahwa hasil t-statistic sebesar 12,34370, sedangkan nilai sig.

sebesar 0,0000 < 0,05, maka menolak H0 dan menerima H1.

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan BI rate dapat berdampak langsung pada perubahan suku bunga simpanan dan kemudian akan diikuti oleh perubahan bunga kredit perbankan. Dan apabila bank menaikkan suku bunga dana pihak ketiga tanpa diikuti peningkatan suku bunga kredit, maka secara langsung akan mempengaruhi penurunan pendapatan bunga bersih. Tingkat suku bunga yang mengalami peningkatan akan menyebabkan bank menjadi tidak stabil karena indeks stabilitas perbankan juga mengalami

120 Tim Penyusun, Inflasi Di Indonesia: Karakteristik Dan Pengendaliannya, 47.

peningkatan121 Hasil ini di dukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Fairuzy dan Lina Nurgaraha yang menyatakan secara parsial BI rate mempunyai pengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan di Indonesia.

c. Pengaruh NPL Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji t-statistic dapat dilihat bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil uji pada Eviews 12 yang menunjukkan bahwa nilai t-statistic sebesar 0,038327 sedangkan nilai sig. sebesar 0,9695 > 0,05 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan kajian stabilitas keuangan Bank Indonesia, suatu bank akan cenderung menahan ekspansi kredit untuk mengurangi risiko yang dapat meningkatkan NPL atau kredit bermasalah.

Pertumbuhan kredit akan memiliki efek negatif pada stabilitas bank, dan dapat berpengaruh positif jika bank memiliki keuanggulan kompetitif dengan penggunaan biaya yang rendah dan manajemen risiko yang baik. Dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan kredit yang tinggi akan meningkatkan risiko kredit terutama kredit macet.122 Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Evi S. Candra Wati, Tri Oldy Rotinsulu hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia.

121 Otoritas Jasa Keuangan, BUKU Perbankan, 61.

122 Dewi, “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Institusi Keuangan Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol, 5, No. 2 (2016).

d. Pengaruh NIM Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji t-statistic dapat dilihat bahwa NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil output dari Eviews 12 menunjukkan nilai t-statistic sebesar 0,315559 sedangkan nilai sig.

sebesar 0,7531 > 0,05 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima.

Hal tersebut dapat terjadi karena dalam kegiatan menyalurkan kredit, bank akan menawarkan suku bunga yang cenderung rendah untuk mendapatkan nasabah baru yang dapat berakibat pendapatan bunga perbankan tentunya mengalami penurunan, sehingga keuntungan tidak sebanding dengan biaya operasional perbankan yang lebih tinggi. Akibatnya profitabilitas bank yang seharusnya mampu mendorong kesehatan bank atau stabilitas bank akhirnya tidak berpengaruh secara signifikan.123 Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsuki, Sul Iman Syahrul, dan Munawwarah dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas bank. Rasio Profitabilitas (NIM) sebagai ekuitas bank tidak dapat menyangga atau mencukupi risiko dalam perbankan.

e. Pengaruh CAR Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji statistic dapat dilihat bahwa variabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas

123 Marsuki, Sul Iman Syahrul, Munawwarah S, Mubarak, “Pengaruh Intermediasi Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Melalui Stabilitas Perbankan”, 53.

perbankan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil output Eviews 12 menunjukkan hasil t-statistic sebesar 1,191719 sedangkan nilai sig.

sebesar 0,2366 > 0,05 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima.

Persyaratan modal yang lebih ketat meningkatkan risiko pinjaman individu dan juga dapat meningkatkan kemungkinan gagal bayar bank karena mereka melonggarkan persaingan untuk pinjaman dan dengan demikian mendestabilisasi sektor perbankan. Menurut studi tersebut peningkatan kebutuhan modal tidak mengarah kepada stabilitas. Peningkatan kebutuhan modal mengakibatkan ketidakstabilan pada bank-bank yang berukuran kecil, tetapi tidak mempengaruhi bank-bank yang berukuran besar.124 Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ririt dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel CAR tidak signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kecukupan modal yang diproaksikan dengan CAR belum mampu meningkatkan kinerja bank umum dalam usahanya memperkuat stabilitas perbankan.

f. Pengaruh LDR Terhadap Stabilitas Perbankan Di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari uji statistic dapat dilihat bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas perbankan. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil uji output pada Eviews 12 yang menunjukkan bahwa nilai tstatistic yaitu -0,732445

124 Jacob Oduor, dkk, “Capital Requirement, Bank Competition, And Stability In Africa”, Review Of Development Finance, Vol. 7, No. 1 (2017), 45.

sedangkan nilai sig. 0,4658 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1

ditolak.

Mengingat bank tidak banyak memiliki pinjaman yang berisiko tinggi sehingga tinggi rendahnya LDR tidak memiliki dampak langsung terhadap stabilitas perbankan. Karena semakin tinggi LDR maka semakin tidak likuiditas suatu bank yang nantinya bank akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Namun, stabilitas bank didasarkan pada bagaimana cara bank untuk mangantisipasi tentang kemungkinan risiko yang timbul supaya tidak menjadi risiko yang merugikan. Misalnya penetapan suku bunga pinjaman tidak terlalu tinggi sehingga bank dapat meminimalisir risiko.125 Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliz yang menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap stabilitas perbankan.

2. Pengaruh Variabel Makroekonomi Dan Faktor Fundamental Bank

Dokumen terkait