• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

8. Stres Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja pada karyawan PT Pelabuhan

4.4.9.4 Pengaruh Work-To-Family Conflict terhadap Komitmen Organisas

Hasil pengujian menunjukkan bahwa work-to-family conflict

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, artinya semakin meningkat work-to- family conflict karyawan maka akan menurunkan komitmen karyawan terhadap perusahaan dan sebaliknya semakin menurun work-to-family conflict maka akan semakin meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Kurangnya waktu bersama keluarga akibat cepat masuk kerja dan sering lama pulang yang dialami karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan sehingga mengakibatkan adanya desakan atau tuntutan keluarga agar lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga, hal ini menjadikan karyawan sering cuti maupun tidak hadir dan berdampak terhadap menurunnya komitmen karyawan. Ketidak mampuan karyawan dalam menyeimbangkan perannya di keluarga maupun di pekerjaan maka akan menyebabkan karyawan merasa kurang berkomitmen kepada organisasinya. Apabila seseorang karyawan bisa mengatur waktu di kantor dengan pulang tepat waktu, maka akan memiliki lebih banyak

waktu bersama keluarga sehingga dapat mengurangi tuntutan dari keluarga dan berdampak terhadap meningkatnya komitmen karyawan.

Jawaban responden tentang work-to-family conflict dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden tentang work- to-family conflict pada butir-butir pernyataan menjawab sangat setuju, artinya

work-to-family conflict memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Berdasarkan jawaban responden yang rata-rata menjawab sangat setuju bahwa sering lama pulang dapat mempengaruhi menurunnya komitmen karyawan. Sering lama pulang memiliki pengaruh yang dapat menurunkan tingkat komitmen karyawan, komitmen akan menurun ketika suami atau istri tidak dapat memenuhi tuntutan keluarga agar lebih cepat pulang dari kantor untuk banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Sebagai orang tua tidak mudah mengatur dua peran sekaligus, apalagi sebagai seorang karyawan dituntut agar lebih mengutamakan menyelesaikan urusan kantor dari pada urusan keluarga, hal ini terkadang membuat seorang karyawan tertekan karena adanya tuntutan dari kedua peran tersebut sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat komitmen karyawan pada perusahaan.

Berdasarkan jawaban responden yang rata-rata menjawab sangat setuju bahwa cepat masuk kerja dapat mempengaruhi komitmen karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, seorang istri sebelum berangkat ke kantor biasanya terlebih dahulu harus mempersiapkan kebutuhan anak atau suami, begitu juga seorang suami biasanya sebelum berangkat ke kantor harus mengantar anak terlebih dahulu ke sekolah. Terkadang jika jam masuk kerja terlalu cepat membuat

seorang istri atau suami susah untuk menjalankan perannya di rumah sehingga timbul rasa kecewa didalam diri karyawan terhadap perusahaan. Karyawan yang diharuskan sampai ke kantor sebelum pukul 08.00 Wib dan jika mengalami keterlambatan maka karyawan yang bersangkutan akan dikenakan sanksi berupa pemotongan gaji sehingga menimbulkan rasa kecewa didalam diri karyawan terlebih kepada karyawan yang terlambat karena mengurus keluarga.

Berdasarkan jawaban responden yang rata-rata menjawab sangat setuju bahwa kurangnya waktu untuk melakukan kewajiban rumah tangga dapat mempengaruhi menurunnya komitmen karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Banyaknya waktu yang terpakai dalam beraktivitas di kantor maka akan semakin berkurang waktu untuk melakukan kewajiban di rumah, misalnya mengurus rumah atau keluarga. Ketika seorang istri atau suami yang sama-sama bekerja, kemudian sampai di rumah melihat anak tidak terurus atau rumah berantakan maka akan mendorong karyawan menjadi tidak komit terhadap perusahaan, misalnya sering absen atau terlambat.

Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat setuju bahwa keletihan dapat mempengaruhi karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan terhadap komitmen karyawan, keletihan dapat terjadi akibat dari rutinitas di kantor yang padat dan kemudian berlanjut kerutinitas di rumah, kurangnya daya tahan tubuh mengakibatkan timbulnya keletihan. Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat setuju bahwa konsentrasi terganggu dapat mempengaruhi karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan terhadap komitmen karyawan. Biasanya seorang pria atau wanita yang telah berumah

tangga serta telah memiliki anak maka akan sering menyelesaikan pekerjaan kantor secara terburu-buru akibat dari menjalankan dua peran sekaligus, maka karyawan akan lebih mudah mengalami konsentrasi terganggu, jika konsentrasi terganggu maka akan memperlambat penyelesaian kerja, sehingga karyawan akan merasa kurang puas dan berdampak pada menurunnya komitmen karyawan kepada perusahaan.

Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat setuju bahwa kecenderungan untuk lekas marah akan mempengaruhi karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan terhadap komitmen karyawan. Jika terjadi masalah di kantor serta banyaknya tuntutan pasangan akan lebih mudah karyawan mengalami sikap sensitif, biasanya sikap sensitif bisa ditunjukkan dengan sikap cepat marah atau mudah tersinggung. Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat setuju bahwa ketegasan di kantor tidak efektif dilakukan di rumah sehingga dapat mempengaruhi menurunnya komitmen karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, hal ini dikarenakan di rumah lebih membutuhkan kelembutan, kehangatan dan kesabaran dalam mendidik anak. Oleh sebab itu orang tua harus bisa membedakan ketegasan yang diterapkan di kantor dengan di rumah, sehingga anak tidak menjadi tertekan atau malah menjadi nakal. Orang tua yang tegas di kantor dan terbawa sampai ke rumah biasanya memiliki sifat yang otoriter dan memiliki jabatan atau kedudukan di kantor, terkadang sikap tegas orang tua yang berlebihan yang terbawa sampai ke rumah tersebut, membuat anak kurang senang sehingga anak akan menunjukkan sikap ketidak nyamanan dengan tidak mendengar perkataan orang tua atau mengerjakannya dengan tidak sepenuh hati.

Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat setuju bahwa aturan dari tempat kerja tidak bisa diterapkan di rumah sehingga mempengaruhi karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan terhadap komitmen karyawan. Peraturan di kantor merupakan peraturan mengikat seluruh karyawan, dimana jika dilanggar akan mendapatkan sanksi. Biasanya orang tua yang otoriter dan memiliki jabatan atau kedudukan di kantor akan lebih mudah bersikap memaksakan kebiasaannya di kantor dan membawanya sampai ke rumah. Tekadang jika peraturan yang tegas diterapkan di rumah seperti halnya di kantor dapat membawa pengaruh yang tidak menyenangkan buat anak, sehingga dapat membuat anak menjadi nakal, tidak mendengar perkataan orang tua, tertekan, dan lain-lain, sehingga orang tua perlu mengurangi sikap otoriter yang dimiliki orang tua tersebut agar jangan sampai terbawa ke rumah. Berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab setuju bahwa kurang dihargai mempengaruhi karyawan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan terhadap komitmen karyawan. Kurangnya pengawasan serta tidak adanya perhatian yang diberikan atasan, seperti halnya di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan akan membuat karyawan merasa tidak dihargai sehingga timbul menurunnya rasa komitmen kepada perusahaan, begitu juga sikap cuek atau tidak adanya respon yang ditunjukkan keluarga ketika seorang karyawan memiliki masalah di kantor akan membuat karyawan merasa tidak dihargai.

Menurut Anatan dan Ellitan (2007:57), konflik antar kelompok sebagai salah satu tipe/jenis konflik organisasional, merupakan masalah yang selalu muncul dalam organisasi dan tidak dapat dihindari atau dihilangkan dari

kehidupan organisasi. Konflik ini dapat memberikan dampak positif atau negatif terhadap kinerja organisasi perusahaan tergantung pada sifat dan tingkat level dan bagaimana konflik tersebut dikelola secara efektif untuk menjadi konflik yang fungsional yaitu pada tingkat konflik yang moderat atau optimal sehingga tercapai peningkatan kinerja organisasi. Hal ini sesuai dengan menurut Akintayo (2010); Puspitasari (2012); Rehman and Waheed (2012); Nart and Batur (2014); Utama dan Sintaasih (2015); dan Malik dan Abdul (2015), menyatakan bahwa bahwa

work-to-family confict memiliki pengaruh negatif terhadap komitmen organisasi. Hubungan negatif antara work-to-family conflict dan komitmen organisasi nampak pada individual yang mengalami kesulitan dalam menyelaraskan perannya di keluarga maupun di pekerjaan akan merasa kurang berkomitmen kepada organisasinya.