• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah?

3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan

Drainase perkotaan berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendali banjir kota dan lainnya.

Berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu: • Pola detensi (menampung air sementara), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air. • Pola retensi (meresapkan), yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air.

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih efisien. Sub bab ini menjelaskan detail kondisi riil pengelolaan drainase lingkungan saat ini, baik aspek kuantitas dan kualitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur lainnya dan permasalahan prioritas yang dihadapi.

3.5.1 Kelembagaan

Pada dasarnya aspek legal formal pengelolaan drainase di tingkat kota/daerah permukiman di Kabupaten Labuhanbatu Utara belum memiliki perda terkait pengelolaan drainase perkotaan.

Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten SWASTA Masyarakat PERENCANAAN

- Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota

Bappeda / Dinas PU

-

-- Menyusun rencana program drainase Bappeda / Dinas PU

- -

perkotaan dalam rangka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target

Bappeda / Dinas PU

- -

PENGADAAN SARANA

- Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan

Dinas PU

-

-PENGELOLAAN

- Membersihkan saluran drainase perkotaan Dinas PU -

-- Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak

Dinas PU

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 - Melakukan pengecekan kelengkapan

utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB

Dinas PU

- -

PENGATURAN DAN PEMBINAAN -Menyediakan advis planning

untukpengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun

Dinas PU

- -

-Memastikan integrasi sistem

drainaselingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer

Dinas PU

- -

-Melakukan sosialisasi peraturan, danpembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan

Dinas PU

- -

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan

Dinas PU

- -

MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota

Dinas PU

- -

- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan

Dinas PU

- -

- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

Dinas PU

- -

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara

PERATURAN KETERSEDIAAN PELAKSANAAN KETERANGAN ADA (sebutkan) TIDAK ADA EFEKTIF DILAKSANAK AN BELUM EFEKTIF DILAKSANAK AN TIDAK EFEKTIF DILAKSANAK AN DRAINASE PERKOTAAN - Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di kab/kota ini - - - - - - - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menyediakan drainase perkotaan - - - - - - - Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan - - - - - - - Kewajiban dan sanksi bagi

masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder - - - - - -

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 - Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaansebagai saluran pematusan air hujan - - - - - -

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara, Tahun 2014

3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Secara umum, drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada saat ini mengikuti pola jaringan jalan eksisting dan memanfaatkan sungai sebagai saluran primer. Drainase tersebut tidak hanya berfungsi untuk penyaluran air hujan tetapi juga digunakan untuk penyaluran air limbah baik limbah domestik dan non domestik. Sungai-sungai yag ada saat ini merupakan saluran drainase makro yang ditetapkan sebagai saluran primer. Pengaliran air ke saluran ini ditentukan mengikuti karakteristik pengaliran/kawasan tangkap air seperti yang ada, dengan peningkatan dan penambahan saluran sekunder dan tersier untuk kawasan-kawasan permukiman. Untuk mendukung rencana penanganan sistem drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka diperlukan :

 Pengaturan kembali sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu sesuai fungsinya baik secara kuantitas maupun kualitas

 Normalisasi dan rehabilitasi saluran-saluran pembuangan akhir agar tidak terjadi luapan sungai akibat air sungai tidak dialirkan dengan cepat

 Pengembangan sistem drainase primer selebar 2-3 meter sesuai topografinya dapat menampung limpasan air hujan dari saluran sekunder dan tersier yang selanjutnya dialirkan ke sungai atau cacthment area untuk mengisi air tanah;

 Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder selebar 1,5-2 meter pada setiap sisi jalan yang dialirkannya disesuaikan dengan topografinya, sehingga tidak terjadi

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 primer atau disalurkan ke pembuangan akhir, saluran ini merupakan saluran lanjutan dari saluran tersier

 Pembuatan sistem jaringan drainase tersier selebar 0,5 - 1 meter yang pengembangannya saling terintegrasi dan terpadu dengan sistem jaringan drainase wilayahnya, terutama di wilayah pemukiman yang belum ada jaringan drainasenya, dan di wilayah permukiman baru. Saluran ini terdapat pada jalan-jalan kecil, yang menyalurkan air hujan ke saluran yang lebih besar.

Jenis saluran yang akan dikembangkan dapat berupa drainase sistem tertutup yang biasanya dikembangkan di pusat pemerintahan, perdagangan, dan jasa. Sedangkan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman.

Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin

Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa rumah tangga yang mengalami banjir rutin 27,5 % dan 72,5 % tidak mengalami banjir secara rutin (N= 400 rumah tangga).

27.5

72.5

Apakah banjir biasa terjadi secara

Dokumen terkait