• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PUTIH SANITASI. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PUTIH SANITASI. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

Tahun 2014

BUKU PUTIH

SANITASI

KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

PROVINSI SUMATERA UTARA

DISIAPKAN OLEH :

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

UTARA

(2)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat rakhmat dan ridho’nya, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. Berbicara masalah sanitasi tentunya tidak terlepas dari 4 (empat) aspek yaitu : penanganan permasalahan sampah, penanganan limbah domestik, pembangunan drainase untuk mengurangi genangan air, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari hari. Kondisi sanitasi suatu masyarakat dapat menggambarkan tingkat kehidupannya. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran fasilitas sanitasi, kondisi sanitasi pada waktu yang lalu maupun saat ini dan hal-hal yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan serta program pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara untuk masa yang akan datang.

Buku Putih Sanitasi (BPS) nantinya merupakan sumber utama dari penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). Selain itu juga menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan sektor sanitasi dan melakukan kerjasama dengan pihak swasta.

Segala upaya telah dilakukan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014 ini, walaupun masih dirasakan terdapat kekurangan dan kesalahan. Kami sangat mengharapkan saran dari berbagai pihak untuk dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim Pelaksana Kelompok Kerja PPSP Kabupaten Labuhanbatu Utara dan City Fasilitator yang telah menyelesaikan penyusunan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua.

Aek Kanopan, November 2014 BUPATI LABUHANBATU UTARA

(3)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, dalam pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran.

Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan yang tidak menjadi prioritas utama, sehingga sering termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi, yaitu air limbah, persampahan dan drainase, serta dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih belum bersinergi dan berkelanjutan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 660/4919/Sj Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Labuhanbatu Utara nomor 050/38/Bappeda/2014, tanggal 1 Januari 2014. Mengingat aspek pembangunan sanitasi cukup luas, baik yang terkait langsung dengan pembangunan fisik dan masyarakat, maupun yang tidak terkait langsung. Adapun susunan keanggotaan Pokja terdiri dari Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris, Bidang Perencanaan, Bidang Teknis, Bidang Pendanaan, Bidang Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Monitoring dan Evaluasi, serta Tim Sekretariat Pokja.

Sanitasi memiliki banyak beragam definisi yang menggambarkan intisari dari sanitasi itu sendiri. Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia (Notoadmojo, 2003).

(4)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

RingkasanEksekutif (Excecutive Summary) ...ii

Daftar Isi ...iii

DaftarTabel ...v

Daftar Peta ...ix

DaftarGambar ...x

Daftar Istilah ...xii

BAB 1. Pendahuluan ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Landasan Gerak ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 8

1.4 Metodologi ... 8

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ... 10

1.5.1 Dasar Hukum ... 10

1.5.2 Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ... 13

BAB 2. Gambaran Umum Wilayah ... 16

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik ... 16

2.2 Demografi... 22

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah ... 25

2.4 Tata Ruang Wilayah ... 32

2.5 Sosial dan Budaya ... 41

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah ... 43

2.7 Komunikasi dan Media ... 49

BAB 3. Profil Sanitasi Wilayah ... 51

3.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik ... 51

3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi ... 52

3.2.1 Tatanan Rumah Tangga ... 52

3.2.2 Tatanan Sekolah ... 57

3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik ... 60

3.3.1 Kelembagaan ... 60

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... 63

3.3.3 Peran Serta Masyarakat ... 69

3.3.4 Komunikasi dan Media ... 72

3.3.5 Peran Swasta ... 72

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan ... 74

3.3.7 Permasalahan Mendesak ... 75

3.4 Pengelolaan Persampahan ... 75

3.4.1 Kelembagaan ... 76

(5)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan ... 93

3.5.1 Kelembagaan ... 94

3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ... 97

3.5.3 Peran Serta Masyarakat ... 102

3.5.4 Komunikasi dan Media ... 103

3.5.5 Peran Swasta ... 103

3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan ... 104

3.5.7 Permasalahan Mendesak ... 105

3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi ... 105

3.6.1 Pengelolaan Air Bersih ... 105

3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga ... 110

3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis ... 114

BAB 4. Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan ...116

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi ... 116

4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ... 118

4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan ... 119

4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan ... 121

4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi ... 130

BAB 5. Area Beresiko Sanitasi ...133

(6)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel2.1Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 16

Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa ... 17

Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk 3 tahun terakhir ... 23

Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun... 24

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013 25 Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2008 – 2013 ... 27

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013 ... 28

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013 .. 29

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Kapita ... 30

Tabel 2.10 Perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013 ... 31

Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 41

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan ... 42

Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan ... 42

Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Promosi Higiene dan Sanitasi ... 49

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi ... 50

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI ... 58

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) ... 59

(7)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Tabel 3.5 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu Utara .. 62

Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 68

Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik ... 68

Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat ... 70

Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat ... 71

Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik ... 73

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik Tahun 2010 – 2014 ... 74

Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi KomponenAir Limbah Domestik Tahun 2010 – 2014 ... 74

Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak dan isu strategis ... 75

Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan 77 Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara... 78

Tabel 3.16Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 86

Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 87

Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat... 88

Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat ... 89

Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan ... 91

Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2010 – 2014 ... 92

Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah ... 92

(8)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan

Drainase Perkotaan ... 94

Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 96

Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase di Kabupaten LabuhanbatuUtara ... 101

Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 101

Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat ... 102

Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat ... 102

Tabel 3.30 Penyedia layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 103

Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2010 – 2014 ... 104

Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013 ... 104

Tabel 3.33 Permasalahan mendesak ... 105

Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan air bersih Perpipaan Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 108

Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 110

Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan ... 115

Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS terkait Sanitasi (n+1) ... 116

Tabel 4.2 Kegiatan PHBS TerkaitSanitasi Yang Sedang Berjalan ... 117

(9)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Tabel 4.6 Kegiatan Pengelolaan Persampahan Yang Sedang Berjalan ... 120

Tabel 4.7 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan(tahun n+1) .... 121

Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Sedang Berjalan ... 126

Tabel 4.9 Rencana Program dan Kegiatan KomponenTerkait Sanitasi Saat ini (n+1) ... 130

Tabel 4.10 Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Yang Sedang Berjalan ... 131

Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestic ... 137

Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan ... 137

(10)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

DAFTAR PETA

Peta 2.1Peta Daerah Aliran Sungai Di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 18

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 19

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 38

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 39

Peta 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 40

Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi ... 51

Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik ... 66

Peta 3.3 Peta Cakupan Pelayanan Pengangkutan Sampah ... 84

Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 99

Peta 3.5 Cakupan Layanan Air Bersih... 109

Peta 5.1Peta area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik ... 134

Peta 5.2 Peta area berisiko sanitasi komponen Persampahan ... 135

(11)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kab Labuhanbatu Utara .. 44

Gambar 2.2 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 45

Gambar 2.3 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 46

Gambar 2.4 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 47

Gambar 2.5 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 48

Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting ... 53

Gambar 3.2 Persentase Penduduk yang melakukan BABS ... 54

Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) ... 54

Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat ... 55

Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL ... 56

Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja ... 64

Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman ... 65

Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik ... 67

Gambar 3.9 Penyuluhan atau Sosialisasi yang diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara .... 72

Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah ... 82

Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah ... 83

Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ... 85

Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Labuhanbatu Utara ... 90

(12)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin ... 98

Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase perkotaan ... 100

Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten

Labuhanbatu Utara ... 103

(13)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

DAFTAR ISTILAH

I. ‘’Umum

1.1. AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 1.2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Adalah Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.

1.3. BPS : Buku Putih Sanitasi 1.4. DDS : Diagram Sistem Sanitasi

Diangram yang digunakan untuk membantu dalam identifikasi sistem sanitasi yang berlaku saat ini (maupun pengembangan yang diperlukan) dimulai dari produksi limbah sampai kembali ke lingkungan.

1.5. EHRA : Environmental Health Risks Assesment 1.6. Feasibility Study (Studi Kelayakan)

Penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

1.7. Masterpalan (Rencana Induk)

Perencanaan dasar yang menyeluruh Kabupaten/Kota untuk jangka panjang 1.8. Milestone : Tahapan pencapaian sebuah proses yang terdiri dari satu atau lebih

kegiatan dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi 1.9. MPS : Memorandum Program Sanitasi

1.10. PHBS : Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sekumpulan prilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaraan sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.

1.11. PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman 1.12. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah 1.13. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

1.14. Sanitasi

Sanitasi secara umu mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinj yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit diseluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik dilingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata ‘Sanitasi’ juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi

higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO,

http://www.who.int/topics/sanitation/en/.Diakses pada 30 November 2011)

(14)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 II. ‘’Air Limbah

2.1. Activated Sludge

- Produksi dari biomassa aktif aau mikro organisme yang mampu menstabilkan air limbah secara aerobik (Metcalf & Eddy)

- Zat padat aktif secara biologis dalam instalasi pengolahan air limbah proses lumpur aktif (Water Environment Federation)

- Partikel Lumpur yang dihasilkan oleh pertumbuhan organisme pada tangki aerasi yang dhadirkan/diberikan oksigen terlarut

2.2. Aerobic

Dikondisikan oleh kehadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.3. Air Limbah

Air yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan

2.4. Air Limbah Domestik

Air Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

2.5. Anaerobic

Dikondisikan oleh ketidakhadiran oksigen bebas (Water Environment Federation) 2.6. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

Modifikasi tangki septik konvensional dengan penambahan sekat-sekat dan kemungkinan penambahan filter pada bak akhir

2.7. Badan air penerima

Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah

2.8. Bangunan atas jamban

Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit

2.9. Bangunan bawah

Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik

2.10. Bangunan tengah jamban

Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban 2.11. Bidang resapan

(15)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.13. Biofilter

Instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontak 2.14. Black water

Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja. 2.15. Clarifier

Tangki sedimentasi berbentuk persegi atau lingkaran yang biasa dipakai untuk mengendapkan zat padat dari air atau air limbah. Jenis khusus dari clarifier adalah Upflow Clarifier yang menggunakan prinsip pengambangan (flotation) untuk menghilangkan zat padat. Pemakaiannya lebih sedikit dibandingkan dengan Sedimentasi

2.16. Constructed wetland

Sistem pengolahan secara terencana atau terkontrol yang telah didisain dan dikonstruksi dengan memanfaatkan proses alami yang melibatkan vegetasi wetland, tanah, dan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair

2.17. Cubluk

Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air

2.18. Dissolved Oxygen

Oksigen terlarut dalam cairan (Water Environment Federation) 2.19. Excreta

Tinja dan urine (Sanitation and Hygiene Promotion) 2.20. Faeces (feces)

Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation)

2.21. Grey water

Air limbah yang berasal dari mandi, cuci, dan dapur 2.22. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan) (Lampiran 2 Permen PU No.

14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

2.23. Jamban

Fasilitas pembuangan tinja 2.24. Kolam anaerob

Kolam yang ditempatkan pada awal dari rangkaian kolam stabilisasi, digunakan untuk pengendapan dan pemisahan materi organik

2.25. Kolam fakultatif

Kolam yang digunakan untuk memisahkan BOD dan bakteri patogen secara anaerob. Di lapisan atas kolam ini ditumbuhi alga yang akan mendapatkan nutrisi dari bakteri, dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bakteri aerob

(16)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.26. Kolam maturasi

Kolam yang digunakan untuk mengurangi bakteri patogen pada akhir dari rangkaian kolam stabilisasi. Kolam ini mengandung oksigen di setiap kedalamannya, karena konsentrasi organik yang rendah dan konsentrasi alga yang tinggi

2.27. Kolam stabilisasi

Bentuk paling sederhana pada pengolahan air limbah tempat terjadi proses penguraian zat-zat pencemar secara alamiah

2.28. Lantai jamban

Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa

2.29. Leher angsa

Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari jamban

2.30. Off site system (sistem sanitasi terpusat)

Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe)

2.31. Onsite system (sistem sanitasi setempat)

Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

2.32. Pencemaran

Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya 2.33. Pengolahan air limbah

Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan

2.34. Penyaluran resapan aliran atas

Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik 2.35. Plat jongkok

Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik

(17)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 2.38. Sewerage

Sistem pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan akhir air limbah (Water Environment Federation)

2.39. Wastewater

Zat cair atau air buangan tercemar dari kegiatan operasi rumah tangga atau komersial atau industri, yang tercampur dengan air hujan atau air tanah akibat infiltrasi (Water Environment Federation)

2.40. Water seal (air perapat)

Air yang ditahan pada pipa bengkok, menyerupai leher angsa, untuk mencegah bau dan masuknya hewan kecil

2.41. Wetland aliran permukaan

Salah satu jenis constructed wetland yang airnya menggenang pada kolam. Atau air yang mengalir berada di atas permukaan media, seperti kolam, empang, dan rawa 2.42. Wetland aliran sub-permukaan (subsurface flow system wetland)

Salah satu jenis constructed wetland yang airnya mengalir di bawah permukaan media

2.43. Tangki septik (septic tank)

Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga

2.44. Yellow water

Air limbah yang mengandung urine saja

III. ‘’Persampahan 3.1. 3R

Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah 3.2. Bangunan sarana pembuatan kompos

Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan

pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca)

3.3. Controlled Landfill (Lahan Urug Terkendali)

Metode pengurugan di areal pengurugan sampah, dengan cara dipadatkan dan ditutup dengan tanah penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari.

3.4. Daur ulang kertas

Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui cara-cara sederhana

3.5. Jenis sampah (UU No. 18 tahun 2008) - Sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

(18)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 - Sampah sejenis sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya

- Sampah spesifik Adalah sampah yang meliputi :

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun Sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun Sampah yang timbul akibat bencana

Puing bongkaran bangunan

Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau Sampah yang timbul secara tidak periodik

3.6. Kompos

Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis 3.7. Komposter windrow

Metode pengomposan dengan pengudaraan menggunakan terowongan angin yang terbuat dari bambu

3.8. Landfill

Lahan pembuangan sampah yang menggunakan teknologi pembuangan sampah. Gunanya untuk meminimalkan dampak lingkungan dan melindungi kualitas air (baik air permukaan maupun bawah permukaan)

3.9. Leachate (Lindi)

Cairan yang timbul sebagai limbah akibat masuknya air eksternal ke dalam urugan atau timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis.

3.10. Open dumping (penimbunan terbuka)

Proses penimbunan sampah di TPA tanpa melalui proses pemadatan dan penutupan secara berkala

3.11. Pengelolaan sampah

Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah

3.12. Pipa gas

Sarana untuk mengalirkan gas hasil proses penguraian zat organik 3.13. Sampah

Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008)

3.14. Sanitary Landfill

(19)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 3.16. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008)

3.17. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008)

3.18. TPA Regional

TPA yang digunakan oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota. TPA regional menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang dihadapi Kabupaten/Kota.

3.19. Transfer Depo

Tempat memindahkan sampah dari alat pengumpul ke alat pengangkut

IV. Darinase

4.1. Badan penerima air adalah wadah-wadah air alamiah atau buatan berupa laut, sungai, danau, kolam retensi, kolam detensi, kolam tandon, sumur resapan dan sarana resapan lainnya yang ramah lingkungan

4.2. Drainase

Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia

4.3. Drainase perkotaan

Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

4.4. Kolam detensi adalah prasarana drainase yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan disuatu wilayah.

4.5. Kolam retensi adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah.

4.6. Kolam retensi

Adalah prasarana drainase yang berfungsi menampung dan meresapkan air hujan disuatu wilayah.

4.7. Saluran primer

Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air 4.8 Saluran sekunder Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer

4.8. Saluran Skunder

Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkan ke saluran primer

(20)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

4.9. Saluran tersier

Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder

4.10. Sistem drainase lokal

Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan 4.11. Sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan adalah jaringan drainase

perkotaan yang terdiri dari saluran induk/primer, saluran sekunder, saluran tersier, bangunan peresapan, bangunan tampungan, beserta sarana pelengkapnya yang berhubungan secara sistematis satu dengan lainnya.

V. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat terkait Sanitasi 5.1. Cuci Tangan Pakai Sabun

Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir (Pedoman STBM, 2008)

5.2. Sanitasi total

Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008) - Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

- Mencuci tangan pakai sabun

- Mengelola air minum dan makanan yang aman - Mengelola sampah dengan benar

(21)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-hari. Kondisi sanitasi suatu masyarakat dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaliknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasanya terjadi penurunan kualitas hidup akibat gangguan kesehatan dan oleh karenanya sangat berkaitan erat dengan kemampuan keuangan ataupun tingkat pendidikannya.

Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata ”Sanitasi ” juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah.

(Sumber : http://www.who.int/topics/sanitation/en/. Diakses pada 22 April 2014)

Khusus untuk Kabupaten Labuhanbatu Utara, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kota. Pendekatan ini dimulai dengan Pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut Buku Putih Sanitasi.

(22)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi aktual dan profil sanitasi kabupaten/kota yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kabupaten/kota” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. Buku Putih Sanitasi ini disusun berdasarkan empat karakteristik utama yaitu : 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala kota. 3) Disusun sendiri oleh kabupaten/kota. 4) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down. Tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara ini adalah untuk menyediakan dasar dan acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kabupaten/kota dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi skala kota yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi.

Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut :

1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten/kota saat ini yang meliputi Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS, untuk menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku Putih Sanitasi disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara;

2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang lebih jelas dan tepat sasaran;

3. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan acuan Strategi Sanitasi Kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK);

(23)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 5. Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di

bidang sanitasi;

6. Buku Putih Sanitasi juga digunakan untuk mengarahkan implementasi pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

1.2 Landasan Gerak

Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah dan sampah secara higienis. Hal ini akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat, baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya (Sumber: Tahap B Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota).

Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut :

1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan air limbah rumah tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem :

a. Pengolahan On Site menggunakan sistem tangki septik atau cubluk dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat ataupun komunal.

2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat, umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini mengandung bakteri E.coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam tangki septik. Tangki septik dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran primer/sekunder, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air tanah.

3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir

(24)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik.

4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan mengalirkan air permukaan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di permukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan.

Kajian wilayah sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara meliputi sebagian wilayah administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan fokus utama wilayah kajian adalah wilayah yang termasuk kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan berdasarkan kesepakatan Pokja. Penentuan stratifikasi kecamatan dilakukan oleh Pokja berdasarkan 4 (empat) kriteria stratifikasi untuk menunjukkan indikasi awal lingkungan beresiko kecamatan. Kriteria utama penetapan stratifikasi tersebut adalah :

a. Kepadatan Penduduk b. Angka Kemiskinan

c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/saluran drainase/saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat.

(25)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Wilayah Kecamatan yang menjadi area survey EHRA berdasarkan sistem stratafikasi adalah :

1. Kecamatan Kualuh Hulu 2. Kecamatan Kualuh Selatan 3. Kecamatan Kualuh Hilir 4. Kecamatan Kualuh Leidong 5. Kecamatan Aek Natas 6. Kecamatan Aek Kuo 7. Kecamatan Marbau 8. Kecamatan NA IX-X

Visi dan Misi Kabupaten Labuhanbatu Utara

Dengan merujuk kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011-2015 dengan berdasarkan potensi, kondisi serta letak geografis Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka ditetapkan visi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : “TERWUJUDNYA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA SEJAHTERA, BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA “.

Adapun maksud yang terkandung dalam Visi di atas adalah sebagai berikut : 1). Sejahtera

Dimaksudkan, bahwa masyarakat Labuhanbatu Utara bebas dari pengangguran, bebas dari kemiskinan, cukup secara ekonomi, baik kualitas sumberdaya manusianya, baik derajat kesehatannya, tinggi tingkat pendidikannya, dan maju ekonomi daerahnya.

2). Iman dan Takwa

Dimaksudkan bahwa masyarakat Labuhanbatu Utara taat melaksanakan ibadah, berakhlak mulia dan luhur, beramal shalih, dan harmonis jalinan hubungan sosialnya. Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut :

• Misi 1 : ”Menciptakan Tata Pemerintahan Yang Baik” Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, partisipatif, bertanggungjawab dan bebas korupsi dengan sasaran :

(26)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

c. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi d. Peningkatan kapasitas pemerintahan desa/kelurahan e. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hukum daerah • Misi 2 : ”Menurunkan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran” yaitu :

1. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran dengan sasaran :

a. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.

b. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka.

c. Meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pengembangan sektor-sektor perekonomian utama.

d. Terwujudnya keluarga kecil sejahtera

e. Terlindunginya sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

2. Pembangunan Perekonomian Daerah yang Berpihak Pada Pengentasan Kemiskinan (Pro Poor), Pembukaan Lapangan Kerja (Pro Job), dan Pertumbuhan Ekonomi (Pro Growth), dengan sasaran :

a. Terciptanya lapangan kerja baru b. Membaiknya iklim investasi dan usaha

c. Meningkatmya produksi dan daya saing produk pertanian, perikanan, kehutanan, Industri Kecil Menengahi, Koperasi dan UMKM.

• Misi 3 : ” Meningkatkan Taraf Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat” yaitu :

1. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pendidikan dengan sasaran : a. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan pada pendidikan dasar,

menengah dan luar sekolah.

b. Meningkatnya cakupan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan (sekolah, guru dan peralatan pendukung).

2. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan sasaran: a. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan.

(27)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 • Misi 4 : ”Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat” yaitu :

1. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, distribusi dan keamanan bahan pangan dengan sasaran :

a. Terjaminnya ketersediaan bahan pangan.

b. Terjaminnya distribusi, dan keterjangkauan bahan pangan. • Misi 5 : ”Pembenahan infrastruktur dan Sarana Prasarana Umum” yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana pelayanan publik dengan sasaran :

a. Pembangunan sarana perkantoran dan pelayanan umum lainnya b. Perbaikan jalan kabupaten, jalan poros desa dan jalan lingkungan. c. Terpenuhinya kebutuhan saluran irigasi dan sarana air minum. • Misi 6 : ”Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketakwaan” sebagai berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat yang Religius dalam suasana Kerukunan Hidup Beragama yang Harmonis dan Dimanis dengan sasaran :

a. Meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama; b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman keagamaan;

c. Internalisasi Nilai Keagamaan dalam Penanggulangan Masalah Sosial dan Pembangunan.

Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara terhadap pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pada tahun 2014 ini sedang proses pelaksanaan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011-2031. Dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011-2031 dikatakan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah yaitu ”Terwujudnya masyarakat Labuhanbatu Utara yang sejahtera melalui pemanfaatan ruang yang berbasis agro, budaya, serta pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang didukung dengan infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang handal”.

(28)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah untuk memberikan gambaran/informasi yang lengkap, jelas dan aktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara saat ini sebagai dasar untuk perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Penyusunan Buku Putih Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah :

1. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kabupaten.

2. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan.

3. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan/area resiko sanitasi (priority setting)

4. Bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Labuhanbatu Utara jangka menengah.

5. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama.

1.4 Metodologi

Untuk lebih memahami proses kegiatan Penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Metode Penyusunan

a. Pengumpulan data sekunder yakni melalui arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait sanitasi baik langsung

(29)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 b. Pendalaman Data Sekunder

Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi data lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan :

 Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Labuhanbatu Utara selaku Ketua Tim Teknis Pokja.

 Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi).

Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam (focus group discussion), dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dibidang sanitasi.

c. Pengumpulan data primer melalui beberapa narasumber yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait sanitasi untuk klarifikasi data-data dengan pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.

Data Primer dikumpulkan melalui survai terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti :

Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survai peran media dalam perencanaan

sanitasi, survai kelembagaan, survai keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survai keuangan, serta survai peran serta masyarakat dan gender.

2. Metode Analisa a. Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakan suatu proses penarikan kesimpulan dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal dari sebuah kajian. Pada tahap awal dilakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari berbagai faktor kajian untuk menciptakan strategi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Setiap strategi yang disusun diharapkan supaya dapat memaksimalkan peluang yang ada, meminimalkan tantangan yang akan dihadapi sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

(30)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 b. Analisa Triangulasi

Metode analisa ini digunakan untuk menarik kesimpulan dari berbagai hasil kajian yang setara. Prinsip utamanya adalah tiga magnet kesimpulan untuk setiap tingkatan aspek permasalahan yang setara dianalisa secara kualitatif atau kuantitatif untuk memperoleh kesimpulan terhadap sebuah permasalahan.

3. Tahapan Penyusunan

Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. 1.5.1 Dasar Hukum

Kegiatan pengembangan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara didasarkan pada peraturan dan produk hukum yang meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49); 3. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

(31)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu

Utara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4869),

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

8. Undang-Undang Nomor 250 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana Telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

(32)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

18. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam,

19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,

20. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, 21. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, 22. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah,

23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,

24. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, 25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan

Perkotaan,

26. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, 27. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Peran Masyarakat

Dalam Penataan Ruang,

28. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,

29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai,

30. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengeloaan Sumber Daya Air,

31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air,

(33)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 33. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-2161/Kep/Bangda/2013 Tentang

Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-1726/Kep/Bangda/2013 Tentang Penetapan Kabupaten atau Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2014;

34. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Lembaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 8;

35. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2011-2030;

36. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015;

37. Peraturan Bupati Labuhanbatu Utara Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014.

1.5.2. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya a. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD

RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Salah satu misi Kabupaten Labuhanbatu Utara yang tertuang dalam RPJMD yakni misi kelima ”Pembenahan infrastruktur dan Sarana Prasarana Umum” dengan sasarannya Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan sarana prasarana pelayanan publik dengan Pembangunan sarana perkantoran dan pelayanan umum lainnya, Perbaikan jalan kabupaten, jalan poros desa dan jalan lingkungan, Terpenuhinya kebutuhan saluran irigasi dan sarana air minum, dengan demikian akan tercapai visi yang tertuang dalam RPJMD yakni “TERWUJUDNYA KABUPATEN LABUHANBATU UTARA SEJAHTERA, BERLANDASKAN IMAN DAN TAKWA “

b. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD

Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi. Renstra SKPD dipergunakan sebagai pedoman SKPD dalam

(34)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi.

c. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu Utara

RTRW sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan secara tertib, efektif dan efisien termasuk untuk mengalokasikan dan mewujudkan keharmonisan pengelolaan lingkungan dimana dokumen RTRW memuat salah satu Rencana Sistem Pengelolaan Lingkungan yang difokuskan kepada peningkatan kualitas permukiman perkotaan maupun perdesaan meliputi Rencana Pengelolaan Persampahan Air Limbah, Drainase dan Rencana Penyediaan Sistem Air Bersih. Oleh sebab itu, Buku Putih Sanitasi mengarah pada operasionalisasi teknis sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dapat terlaksana implementasi dari Buku Putih Sanitasi.

d. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Labuhanbatu Utara

RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang berisikan rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (persampahan, air limbah dan drainase). RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial (RTRW), sektoral (RPJM) baik ditingkat nasional maupun daerah. Disamping itu juga mengacu pada kebijakan dan strategi perkotaan nasional maupun daerah termasuk antara lain RI-SPAM, SSK, dan RTBL. SSK adalah dokumen rencana strategis dan rencana tindak jangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi) yang berpedoman pada target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan disesuaikan dengan kemampuan daerah.

(35)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 e. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium

Development Goals (MDGs)

Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) sehingga perlu percepatan dalam pembangunan fasilitas dan pelayanan sanitasi.

(36)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mencakup : kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat daerah.

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik. Geografis

Kabupaten Labuhanbatu Utara terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara pada 1O 58’ - 2 O 50’ Lintang Utara dan 99O 25’ - 100O 05’ Bujur Timur dengan ketinggian 2.151 meter di atas permukaan laut. Berikut adalah nama sungai/daerah aliran sungai yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara :

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Labuhanbatu Utara

Sumber: Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun 2011

Administratif

Luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah 3.545,80 km2, terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, 82 (delapan puluh dua) desa dan 8 (delapan) kelurahan sebagaimana tersebut pada berikut ini :

No Nama DAS Panjang Sungai ( Km )

1 Sungai Kualuh 136,421

(37)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014 Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa

NO Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun

(Km2) (% thd total) (Ha) (% thd total)

1. AEK KUO 8 Desa 250,20 7,06 1.992 20,12

2. AEK NATAS 1 Kel / 11 Desa 678 10,04 1.480 15

3. KUALUH HILIR 1 Kel / 6 Desa 385,48 9,72 1.200 12,16

4. KUALUH HULU 2 Kel / 11 Desa 637,39 17,98 1.160 11,75

5. KUALUH LEIDONG 1 Kel / 6 Desa 340,32 9,60 960 9,72

6. KUALUH SELATAN 1 Kel / 11 Desa 344,51 10,87 981 9,94

7. MARBAU 1 Kel / 17 Desa 355,90 19,12 986 10

8. NA IX-X 1 Kel / 12 Desa 554 15,62 1.113 11,3

Total 8 Kel, 82 Desa 3.545,80 100,00 9.872 100,00

Sumber : Labuhanbatu Utara Dalam Angka Tahun 2013.

Berdasarkan data Labuhanbatu Utara dalam angka Tahun 2013, dapat kita lihat bahwa Kecamatan Kualuh Hulu merupakan kecamatan yang paling besar jumlah penduduknya yaitu 66.005 jiwa yang terdiri dari dua kelurahan dan sebelas desa. Dan Kualuh Leidong merupakan kecamatan yang paling kecil jumlah penduduknya sebesar 28.875 jiwa yang terdiri satu kelurahan dan enam desa, hal ini disebabkan akses jalan/transportasi atau infrastruktur yang kurang memadai.

Penggunanan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagian besar untuk lahan perkebunan, yaitu seluas 153.553 Ha (43,20%) yang terdiri dari perkebunan kelapa sawit seluas 120.326 Ha (33,93%) dan perkebunan karet seluas 33.227 Ha (9,37%). Penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Bangunan, Perkantoran, Industri, Pendidikan, Jalan : 9,872 Ha (2.78%)

2. Persawahan : 33,249 Ha (9.38%) 3. Perkebunan : - Kelapa sawit : 122,406 Ha (34.52%) - Karet : 22,141 Ha (6.24%) 4. Hutan : 159,624 Ha (45.01%) 5. Campuran : 6,677 Ha (1.88%) 6. Sungai : 8,716 Ha (2.46%) 7. Lainnya : 14,036 Ha (3.95%)

Dan jumlah luas penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah sebsesar 354,580 Ha (100.00%).

(38)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

(39)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu Utara

Buku Putih Sanitasi

(40)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Kondisi Fisik

Topografi

Menurut ketinggian tanahnya, Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan. Wilayah yang terletak pada ketinggian 0-10 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 54.844 Ha (15,47%), 11-25 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 124.212 Ha (35,03%), 26-100 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 61,949 Ha (17,47%) dan lebih dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) seluas 104.859 Ha (29,57%) dan 8.716 Ha (2,46%) merupakan sungai.

Menurut kemiringan tanahnya, wilayah yang berada pada kemiringan antara 0-2% seluas 218.382 Ha (61,59%), kemiringan antara 2-15% seluas 14.004 Ha (3,95%), kemiringan antara 15-40% seluas 52.011 Ha (14,67%) dan lebih dari 40% seluas 61,467 Ha (17,34%) dan seluas 8.716 Ha (2,46%) adalah sungai.

Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Labuhanbatu Utara secara umum didominasi oleh tekstur tanah halus seluas 233.719 Ha (65,91%), tekstur tanah sedang seluas 112.145 Ha (31,63%) dan seluas 8.716 Ha (2,46%) adalah sungai.

Wilayah dengan kedalaman efektif antara 30-60 cm mencapai 117.965 Ha (33,27%), kedalaman 60-90 cm mencapai 27.529 Ha (7,76%), lebih dari 90 cm seluas 102.686 Ha (28,96%), lahan gambut seluas 70.926 Ha (20%) dan seluas 8.716 Ha (2,46%) adalah sungai.

Untuk kondisi geologi berdasarkan jenisnya wilayah Labuhanbatu Utara terdiri dari Alluvial seluas 84.782 Ha (23,91%), Pasir Kerakal seluas 53.909 Ha (15,20%), Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lampung seluas 6.745 Ha (1,90%), Batu Lempung, Batu Pasir, Konglemerat seluas 27.742 Ha (7,82), Formasi Kuala seluas 33.386 Ha (9,42%), Formasi Bahorok seluas seluas 30.150 Ha (8,50%), Tuta Toba Riodasit seluas 100.117 Ha (28,24%), Kegiatan Miosen seluas 4.398 Ha (1,24%), Batuan Intrusip Pratersier seluas 4.635 Ha (1,31%) dan seluas 8.716 Ha (2,46%) adalah sungai.

(41)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

Regosol seluas 46.822 Ha (13,20%), Podsolik Coklat Kekuningan seluas 10.508 Ha (2,96%) dan seluas 8.716 Ha (2,46%) adalah sungai.

Curah Hujan dan Iklim

Curah hujan rata-rata bulanan di Labuhanbatu Utara tahun 2010 adalah 280,67 mm dengan 13,25 hari hujan. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 556 mm dan terendah pada bulan Februari, yaitu sebesar 67 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember, Berdasarkan Peta Agroklimat Sumatera Skala 2:500.000 (Oldeman, Darwis dan Las, 1988) wilayah studi termasuk dalam zone agroklimat D1, yaitu daerah yang mempunyai bulan basah (curah hujan bulanan >200 mm) berturutan 3-4 bulan dan bulan kering (curah hujan bulanan <100 mm) berturutan selama <2 bulan.

Secara umum kondisi iklim di wilayah studi dikaregorikan pada iklim tropis basah yang dicirikan adanya dua pertukaran angin. Hal ini dikarenakan adanya angin Moonson Barat yang bertiup dari arah Utara (Asia Tenggara) dan setelah lewat Selat Malaka angin tersebut akan menjadi basah oleh kandungan air yang menyebabkan musim hujan di wilayah studi sekitar bulan April – September. Sedangkan angin Monsoon Timur yang bertiup dari Australia pada sekitar bulan Oktober hingga April merupakan angin kering yang menyebabkan kecilnya curah hujan di wilayah studi yaitu sebanyak 19 hari hujan.

Air Permukaan

Kabupaten Labuhanbatu Utara termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kualuh dan hulu DAS Sungai Bilah, yang terdiri dari Sungai Kualuh dan beberapa anak sungai Bilah, termasuk pada Satuan Wilayah Sungai (SWS) Barumun/Kualuh. Sungai ini mengalir dari Selatan ke Utara dan bermuara ke Selat Malaka. Kondisi sungai relatif masih baik, airnya cukup jernih. Fluktuasi debit airnya dipengaruhi musim, pada musim kemarau debit sungai mengecil dan pada musim hujan debit sungai meningkat. Fungsi sungai ini sangat penting bagi masyarakat, terutama sumber air minum dan sarana MCK penduduk setempat, baik yang berdiam di sepanjang Sungai Kualuh dan anak-anak Sungai Bilah.

(42)

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

2.2 Demografi.

Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun adalah :

Pt = Po (1 + r ) t Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (2018) Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (2013) r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Waktu (5)

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut : r = (Pt/Po)1/t – 1 *100

Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar t = jangka waktu

r = laju/angka pertumbuhan penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara pada Tahun 2010 sebanyak 330.701 jiwa, Tahun 2011 sebanyak 333.795, Tahun 2012 sebanyak 335.459, dan Tahun 2013 sebanyak 337.404 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 66.005 jiwa sedangkan penduduk terkecil berada di Kecamatan Kualuh Leidong sebesar 28.875 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk masih tergolong rendah dan tidak merata yaitu 95 jiwa per kilometer persegi. Memang diakui, bahwa luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif luas yakni sebesar 3.545,80 km2 akan tetapi penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Ibukota, Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 5.748 kepadatan penduduk per km2.

Gambar

Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa
Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2009 – 2013
Gambar 2.1 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, bila pada suatu daerah tertentu kondisi demografisnya kurang baik maka hal ini akan menyebabkan relatif rendahnya tingkat produktivitas kerja masyarakat

Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assassment) ini dilakukan terhadap 2.500 responden yang tersebar pada 63 Desa di 15 Kecamatan di Kabupaten Dairi dengan