• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Praktik Materi Diklat dan Permasalahannnya G

Dalam dokumen Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar (Halaman 33-42)

Tahapan perencanaan bangunan gedung 1.

Dalam praktik perencanaan di lapangan yang perlu dikaji adalah tahapan perencanaan dari proses pemenangan tender, persiapan, analisa perencanaan, rencana dan rencana detail yang meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, tata lingkungan dan tata ruang dalam. Tahap ini yang perlu dikaji adalah apakah tahapan perencanaan menemui kendala di lapangan. Kendala dapat dikaitkan dengan persiapan sumber daya manusia, tapak dan lingkungannya.

Permasalahan penyusunan gambar perencanaan

Penyelusuran tentang permasalahan menjadi bagian yang kritis, karena penemuan masalah tidak dapat dilakukan secara sederhana apabila dikaitkan dengan definisi permasalahan. Penekanan pada praktik ini adalah penyelusuran

30 Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar tentang berbagai kendala dalam penyusunan gambar perencanaan yang dilihat dari aspek sumber daya manusia, penyelesaian yang rumit, keputusan yang selalu berubah-ubah atau ide yang selalu berkembang. Permasalahan ini dilihat dari berbagai aspek yaitu : aspek arsitektural, aspek struktur, aspek mekanikal, aspek elektrikal dan aspek tata lingkungan serta aspek tata ruang dalam. Permasalahan dapat dilihat dari 2 macam yaitu :

a. Permasalahan dengan teknologi gambar dan kualitas gambar

b. Permalasahan terhadap proses perencanaan yang terkait dengan ASMET.

Tahapan Pelaksanaan Bangunan Gedung 2.

Tahapan pelaksanaan bangunan gedung yang ditekankan adalah proses apakah dari persiapan hingga pelaksanaan yang menemui berbagai kendala tertentu. Kendala-kendala tersebut dicatat dan ditelusuri penyebabnya. Ditelusuri juga apakah dalam pelaksanaan sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

a. Permasalahan Pengukuran Lahan Untuk Pelaksanaan Bangunan Gedung Perletakan bangunan dalam lahan merupakan langkah awal dalam proses pelaksanaan bangunan gedung. Ketidaktepatan dalam menentukan titik koordinat secara jelas dan presisi dalam lahan dapat mengakibatkan persoalan pelaksanaan di kemudian hari. Pengukuran lahan disini diartikan sebagai pengukuran perletakan bangunan gedung di dalam lahan. Pelajari bagaimana metode, prosedur dan penggunaan alat dalam menentukan titik bangunan. Kendala apa yang ditemui dalam menentukan titik koordinat bangunan.

b. Permasalahan Pengelolaan Bahan Bangunan di Dalam Tapak

Pengelolaan bahan bangunan dalam pelaksanaan perlu dilakukan khususnya untuk pelaksanaan bangunan berlantai banyak dengan luas lahan yang sempit. Dalam pengelolaan bahan bangunan dan peralatan perlu dilakukan secara cermat yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan. Pada kasus ini, perlu ditelusuri sistem loading-unloding bahan bangunan serta sistem penyimpanan bahan bangunan. Kemudian diamati pula proses bahan bangunan dari gudang sampai pada dilaksanakan di lapangan. Bagaimana penggunaan peralatan kerja seperti excavator dan sebagainya.

Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar 31

c. Permasalahan Pengelolaan Waktu dan Mutu Bangunan

Pada kunjungan lapangan yang mengamati pelaksanaan di lapangan perlu diamati pengelolaan waktu yang terkait dengan penggunaan sumber daya manusia dan peralatan dengan tujuan untuk mencapai jadwal yang sudah ditetapkan dalam kontrak. Pengamatan terhadap mutu bangunan dapat dicapai melalui berbagai metode, misalnya untuk menentukan kekuatan struktur sesuai dengan syarat yang diberlakukan melalui uji tekan di laboratorium. Selanjutnya pengamatan terhadap mutu mekanikal dan elektrikal. Pengamatan tentang mutu bangunan dilakukan hingga pada tingkat detil misalnya: kerataan dinding, tegak lurus dinding, kerataan lantai dan kerataan plafon.

d. Permasalahan Hubungan antara Pelaksanaan dalam Bidang Arsitektur, Struktur, Mekanikal, Elektrikal, dan Tata Lingkungan. Permasalahaan yang sering muncul dalam pelaksanaan bangunan gedung adalah hubungan antara arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, tata lingkungan dan tata ruang dalam. Meskipun sudah diteliti dalam perencanaan, namun sering permasalahan timbul akibat dari hubungan antara aspek antar ASMET dan tata ruang dalam yang tidak sinkron. Misal antara balok dengan jaringan AC yang tidak tepat sehingga saling mengganggu antar keduanya. Kunjungan lapangan diupayakan untuk memahami aspek tersebut dan temukan permasalahan serta penyebabnya.

e. Permasalahan Lingkungan

Pelaksanaan pembangunan di lapangan dapat berdampak pada lingkungan, khususnya pembangunan bangunan berlantai banyak. Dampak pada lingkungan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan bangunan gedung di lingkungannya. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang terkait dengan faktor lingkungan tersebut. Sehingga tidak terjadi kendala di lapangan yang mengakibatkan kemunduran pelaksanaan di lapangan. Permasalahan lingkungan tidak hanya terjadi akibat kerusakan, permasalahan lingkungan dapat terjadi akibat gangguan kebisingan, debu, getaran dan bau. Temukan permasalahan yang timbul dengan lingkungan dan temukan penyebabnya.

32 Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar

Tahapan Pengawasan Bangunan Gedung 3.

Tahapan pengawasan mempunyai proses yang sama dengan pelaksanaan, karena pelaksanaan dan pengawasan berjalan bersamaan. Fungsi pengawasan adalah memastikan dan menjamin pelaksanaan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan berbagai persyaratan yang ditetapkan baik dari segi waktu, dan bahan. Penelusuran yang dilakukan adalah bagaimana tahapan pengawasan telah dilakukan secara tepat sesuai dengan prosedur yang dilakukan.

Permasalahan Administratif dan Teknis. Pelaksanaan di lapangan tidak hanya dilakukan secara teknis. Untuk validitas suatu proses pelaksanaan di lapangan dibutuhkan proses pengawasan secara administratif dilakukan dengan memantau proses administrasi dan teknis pelaksanaan seperti pembuatan pelaporan. Temukan permasalahan dalam sistem administrasi di lapangan yang dapat mengakibatkan timbulnya kendala di lapangan.

Tahapan Pemanfaatan Bangunan Gedung 4.

Pemanfaatan bangunan adalah penggunaan bangunan gedung yang sesuai dengan fungsinya. Agar keandalan bangunan gedung dapat terkendali maka diperlukan proses manajemen terhadap pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan.

Temukan bagaimana prosedur terhadap pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan.

a. Permasalahan Operasinal Bangunan Gedung

Manajemen pengoperasian adalah pengelolaan terhadap berjalannya sistem tersebut bekerja dan mampu mendukung lancarnya pelayanan terhadap pengguna. Pengelolaan pengoperasian, pada intinya adalah penugasan terhadap “mematikan” dan “menghidupkan” sistem dengan tujuan agar terlayaninya kegiatan yang terdapat di dalam bangunan gedung. Lingkup pengoperasian terutama di mekanikal dan elektrikal yang meliputi: jaringan AC, jaringan air minum, jaringan listrik (lampu), jaringan gas (apabila ada). Pemahaman terhadap bidang pengoperasian dilakukan dengan menemukan adanya kendala yang terjadi dan telusuri penyebab permasalahan terhadap pengoperasian bangunan gedung. Penyelusuran tersebut dapat ditinjau dari sumber daya manusia, tersedianya peralatan, perletakan kantor, atau tata ruang yang tidak menunjang pekerjaan.

Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar 33

b. Permasalahan Pemeliharaan Bangunan Gedung

Manajemen pemeliharaan adalah manajemen untuk menjaga keawetan peralatan dan kelengkapan dengan cara pembaruan dan penggantian alat serta pembersihan. Penggantian dan pembersihan dilakukan secara periodik. Pemahaman terhadap bidang pemeliharaan dilakukan dengan menemukan adanya kendala yang terjadi dan telusuri penyebab permasalahan terhadap pengoperasian bangunan gedung. Penyelusuran tersebut dapat ditinjau dari sumber daya manusia, tersedianya peralatan, perletakan kantor, atau tata ruang yang tidak menunjang pekerjaan.

c. Permasalahan Perawatan Bangunan Gedung

Manajemen perawatan bangunan gedung adalah manajemen untuk tindakan perbaikan peralatan dan kelengkapan untuk meningkatkan keandalan peralatan tersebut. Perawatan dilakukan apabila terjadi kerusakan. Hal ini dibutuhkan tempat untuk penyimpanan suku cadang. Pemahaman terhadap bidang perawatan dilakukan dengan menemukan adanya kendala yang terjadi dan telusuri penyebab permasalahan terhadap perawatan peralatan dan kelengkapannya.

Tahapan Pembongkaran Bangunan Gedung 5.

Pembongkaran dilakukan apabila suatu bangunan sudah tidak lagi memenuhi fungsinya yang dapat mempengaruhi keamanan lingkungan dan/atau atas keinginan pemilk. Dalam pelaksanaan pembongkaran terjadi permasalahan yang muncul. Pada tahap ini, peserta diminta untuk mengkaji prosedur pembongkaran bangunan gedung yang dilakukan oleh pelaksana dari persiapan sampai dengan pemindahan bahan bangunan gedung.

a. Permasalahan Pembongkaran Bangunan Gedung

Pada tahap pembongkaran perlu diamati persoalan-persoalan yang muncul yang terkait dengan persiapan, perencanaan, pelaksanaan. Perlu dicermati pula permasalahan lingkungan setempat dan bagaimana penanganannya. b. Penanganan Limbah Pembongkaran

Dampak dari adanya pembangunan proyek kontruksi tersebut adalah menghasilkan limbah padat yang jika tidak dilakukan penanganan dengan serius akan membahayakan lingkungan. Dalam hal ini upaya-upaya dapat dilakukan oleh pihak yang berkepentingan diantaranya:

34 Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar 1) Pemerintah

Membuat regulasi dari konsep-konsep baru sehingga mendukung untuk penanganan limbah konstruksi.

2) Pemilik

Mengadakan kerjasama dengan kontraktor pada aspek manajemen pengelolaan limbah usaha untuk mengelola limbah kontraktor. Selanjutnya kontraktor bekerja sama dengan subkontraktor untuk pengelolaan limbah konstruksi yang berbeda di suatu proyek.

3) Kontraktor

Mengadakan kerjasama dengan penyedia jasa pengangkut sampah atau ‘waste subcontractor’ ke lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Pemilahan atau segregasi dan penyimpanan sementara untuk material yang memiliki harga jual tinggi. Mengimplementasikan nilai-nilai konsep yang sudah ada dan nilai-nilai tambahan dari konsep baru dalam proses konstruksi.

4) Waste subcontractor

Jasa pengangkut sampah dari tempat konstruksi yang merupakan upaya penting bagi kontraktor untuk mengurangi limbah.

c. Permasalahan Dalam Perizinan IMB dan KRK 1) Dari Pihak Pemerintah Daerah

Yaitu hambatan yang berasal dari aparat yang berwenang dalam proses/prosedur permohonan izin dan pemberian izin, antara lain :

a) Jadwal penyampaian instruksi dari pemerintah atasan (Walikota), kepada kecamatan, kelurahan sering terlambat dari waktu yang ditentukan.

b) Kurang tepatnya penilaian tentang tafsiran biaya bangunan karena kesulitan yang ditemui petugas Dinas Pekerjaan Umum di lapangan, sebab petugas belum banyak pengalaman dan masyarakat kurang cepat memberikan informasi tentang bangunan, sehingga tafsiran biaya untuk bengunan hanya berdasarkan pikiran yang menyebabkan retribusi kurang cocok dengan kondisi bangunan. c) Kurang terpadunya perangkat pemerintah terendah (pemeritah

desa/kelurahan) dalam pelaksanaan peraturan daerah disebut kurangnya tenaga dalam pelaksanaan serta kota ini daerah yang

Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar 35

sedang mengembangkan diri dan memilihara daerah atau daerah yang luas.

2) Dari Pihak Masyarakat

Dari pihak masyarakat itu sendiri, terdapat beberapa hambatan yang muncul, masalah dan hambatan yang timbul berupa:

a) Pemohon belum siap untuk membayar retribusi sedangkan syarat untuk keluarnya surat keputusan (SK) adalah terlebih dahulu si pemohon harus melunasi retribusi bangunan. Disebabkan karena kondisi pencarian yang kurang tetap bagi golongan ekonomi lemah kebawah.

b) Masih ada bangunan yang didirikan tanpa memiliki Izin Mendirikan Bangunan disebabkan daerah yang luas serta kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hukum belum begitu tinggi. c) Lampirkan surat status tanah (hak milik/hak pakai harta pusaka). d. Permasalahan Dalam Perizinan SLF dan Perpanjangan SLF

Terbitnya surat penetapan pembongkaran sekaligus mencabut sertifikat lain fungsi yang ada.

Rangkuman

H.

Pendataan di lapangan bisa dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara lapangan, dan pengukuran objek di lapangan tergantung pada data apa yang diperlukan. Di dalam setiap tahapan penyelenggaraan bangunan gedung yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan, dan pembongkaran terdapat berbagai permasalahan yang perlu diketahui untuk dapat dipecahkan solusinya.

Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar 37

BAB 4

MENYUSUN LAPORAN

38 Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar

Dalam dokumen Pembekalan Kunjungan Lapangan dan Seminar (Halaman 33-42)

Dokumen terkait