• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

G. Pengelompokan Warna

Warna memiliki peran penting dalam pengembangan media pembelajaran. Penggunaan warna yang sesuai dapat meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu,dan kesadaran siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu pemilihan warna yang tepat dalam pembuatan media pembelajaran sangat penting.

Warna termasuk salah satu unsur visual, di samping terdapat titik, garis, bidang, ruang, dan tekstur. Warna merupakan unsur visual yang sangat tajam untuk meningkatkan kepekaan penglihatan sehingga mampu menstimulasi perasaan, dan minat seseorang (Kusrianto, 2007).

Menurut Pujiriyanto, 2005 warna terbagi menjadi 3 macam yaitu:

a. Warna pokok (Primer) terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna primer ini digunakan sebagai pedoman dalam memilih warna.

b. Warna sekunder, merupakaan pencampuran warna primer: 1) Merah + Biru = Ungu/ Violet

2) Merah + Kuning = Jingga 3) Kuning + Biru = Hijau

c. Warna tersier, merupakan perpaduan antara warna sekunder dan primer: 1) Merah + Ungu = Merah Ungu

2) Ungu + Biru = Ungu Biru 3) Biru + Hijau = Biru Hijau 4) Hijau + Kuning = Kuning Hijau 5) Kuning + Jingga = Jingga kuning

Selain itu warna dapat di kelompokan menjadi empat (Nugroho, 2008) yaitu:

a. Warna netral, adalah warna yang bukan termasuk dalam warna primer maupun sekunder. Contoh warna netral adalah putih, abu-abu, dan hitam.

b. Warna kontras, adalah warna yang berlawanan satu dengan lainya. Contohnya adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga.

c. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol riang, semangat, marah dan sebagainya.

d. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menggambarkan kelembutan, sejuk, dan nyaman.

Sumber: http://mmnovita.blogspot.com Gambar 2. 7 Lingkaran Warna

Warna memiliki daya tariknya sendiri dalam segi penggunaanya. Saat memilih warna untuk media pembelajaran, perlu memperhatikan tanggapan emosional siswa yang diinginkan, yaitu aktif, dinamis, perasaan semangat, dan pemikir. Warna

hangat digunakan sebagai penanda karena warna hangat dapat membuat tanda-tanda tersebut tampak jelas. Warna dingin dapat digunakan sebagai latar belakang.

Tabel 2. 2 Ketepatan Warna Latar Belakang dan Tulisan Latar Belakang Gambar dan Teks di

Atas Latar Belakang

Warna yang Harus Dihindari Biru Kuning, jingga, putih,

biru muda

Jingga, merah terang, dan hitam Hijau Tua Merah muda, putih Jingga, merah terang,

dan hitam Kuning Pucat Biru sedang hingga tua,

ungu sedang hingga tua, hitam

Putih dan semua warna terang

Hijau Pucat Hitam, hijau tua Merah, kuning, putih, dan semua warna yang

terang Putih Hitam, dan warna-warna

gelap

Warna terang, khususnya kuning Sumber: Tim Pengembang Software Pembelajaran, 2006

Menurut Kusrianto (2007) warna merupakan unsur visual yang berutujuan untuk meningkatkan kepekaan penlihatan sehingga dapat menstimulasi perasaan, dan minat seseorang. Warna dikelompokan kedalam beberapa macam, seperti yang disampaikan oleh Pujitriono (2005) warna dibagi menjadi warna primer, warna sekunder dan warna tersier. Sedangkan Nugroho (2008) membagi warna menjadi

warna netral, warna sekunder, warna kontras, warna panas dan warna dingin. Dari pemaparan para ahli tersebut, peneliti memilih menggunakan warna dingin dan panas pada media yang dikembangkan karena warna panas dan dingin mencakup semua unsur warna yang disampaikan oleh para ahli.

H. Pemilihan Huruf dalam Media Pembelajaran 1. Prinsip Pemilihan Huruf

Dalam mendesain media pembelajaran hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah pemilihan jenis huruf, karena jenis huruf yang digunakan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Menurut Purnama (2015) terdapat dua prinsip dalam memilih jenis huruf yaitu:

a. Readability (Keterbacaan)

Merupakan tingkatan seberapa mudah sebuah susunan huruf dapat dibaca. Keterbacaan semua tulisan juga sangat dipengaruhi oleh resolusi. Resolusi merupakan ukuran grafik yang digunakan untuk menggambarkan apa yang dapat dicetak oleh printer, serta dapat dipindai oleh scanner, dan dapat ditampilkan oleh monitor.

Untuk memenuhi keterbacaan sebuah media pembelajaran dalam media cetak diperlukan resolusi tertentu. Resolusi pada produk pada umumnya diukur dengan satuan inci atau dots per inci (dpi), yang merupakan jumlah pixel dalam satu inci. Media pembelajaran seperti buku, modul, poster, dan brosur besar resolusi minimal adalah 300 dpi.

b. Legibility (Kejelasan)

Adalah tingkat keterbacaan huruf berdasarkan kualitasnya, yaitu bagaimana sebuah huruf dapat dibedakan dengan huruf yang lainnya (Sihombing, 2001). Sedangkan menurut Kusrianto (2004) menyebutkan bahwa legibility memiliki tingkatan yang mutlak, atau dapat diartikan suatu huruf dikatakan jelas, maka huruf tersebut mudah dibaca pada ukuran berapapun. Hal yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kejelasan susunan huruf (Purnama, 2015) yaitu, tulisan harus sederhana, memperhatikan penggunaan huruf besar dan kecil, hindari penggunaan teks dalam banyak kolom, dan menyama ratakan ukuran huruf dan bisa di baca. Judul dengan ukuran lebih besar diperbolehkan.

Dalam desain grafis, legability merupakan permasalahan yang komplek. Hal ini dikarenakan kondisi majemuk dari pembaca yang memiliki kondisi pisikologi dan fisiologi yang dapat mempegaruhi dalam proses membaca serta memahami isi sebuah naskah (Sihombing, 2001)

2. Pemilihan Jenis Huruf

Dalam media pembelajaran yang dicetak seperti buku, modul, poster, dan LKS harus benar-benar cermat. Karena media pembelajaran tersebut akan dibaca oleh siswa dalam jarak yang dekat. Selain itu pembeca akan melihat visual huruf sebelum memahami isi materi yang disampaikan.

Huruf dikelompokan menjadi 6 kelompok sesuai dengan kemiripan anatominya (Sihombing, 2001) yaitu:

a. Huruf Roman, yaitu huruf yang memiliki ketebalan huruf yang tidak sama. Dimana ada bagain yang dibuat tebal, sedangkan bagian yang lain

dibuat lebih tipis. Contohnya: Time New Roman, Charlesworth, Bremen, dan Optima.

b. Huruf Gothic, yaitu memiliki ketebalan huruf yang sama baik dibagian lengkung, garis, maupun ekor dan barnya. Contohnya: AvantGarde Gothic, Century Gothic, Arial, Courier.

c. Huruf text, adalah jenis huruf yang memiliki ketebalasn garis yang ringan serta ukuran yang tidak terlalu besar. Seperti: Century Schoolbook, Gill Sans, Humanist 521 Lt BT. Huruf text ini biasanya digunakan untuk badan text.

d. Huruf Blok, yaitu huruf yang memiliki ketebalan sangat mencolok. Biasanya huruf ini digunakan untuk penulisan judul, dan huruf display. Contohnya: Arial Black, Boton,dan Eras Ultra.

e. Huruf Script, adalah jenis huruf yang diambil dari tulisan tangan. Contohnya: Brush Script, Staccato, Amazoe BT.

f. Huruf Italic, merupakan huruf yang memiliki derajat kemiringan ke kanan. Contohnya: Eras Demi, Bazooka, dan Tubular.

Menurut Kusrianto (2004) huruf yang memiliki tingkat keterbacaan yang paling baik dan sesuai digunakan dalam media cetak adalah Time New Roman, Garamond, Book Antiqua, Palantino Linotype, dan Century. Huruf-huruf tersebut akan lebih jelas dibaca pada ukuran 12 poin ke atas, dan akan kurang baik dibaca pada ukuran 9 poin ke bawah.

Purnama (2015) menyampaikan dua prinsip dalam pemilihan jenis huruf yang pertama dalah unsur keterbacaan dan unsur kejelasan. Sihombing (2001) membagi

huruf menjadi 6 kelompok sesuai dengan kemiripan anatominya. Dengan mempertimbangkan paparan para ahli terkait jenis huruf peneliti memilih menggunakan jenis huruf Time New Roman, Garamond, Palantino Linotype, dan Century dengan ukuran huruf berkisar anatara 12-36 poin. Hal ini didukung juga dengan pendapat Kusrianto (2004) yang menyampaikan bahwa jenis huruf yang peneliti pilih baik digunakan pada media cetak dengan ukuran huruf diatas 9 poin.

I. Materi Sistem Pencernaan Manusia

Materi sistem pencernaan manusia merupakan materi yang diajarkan di kelas VIII pada semester Ganjil. Kompetensi dasar materi sistem pencernaan manusia yaitu:

3.6 mendeskripsikan sistem pencernaan serta keterkaitanya dengan sistem pernapasan, sistem peredaran darah, dan penggunaan energi makanan.

4.6 melakukan penyelidikan tentang pencernaan mekanis dan enzimatis pada makanan.

Pokok bahasan dari materi ini terdiri dari :

a. Jenis-jenis bahan makanan, kandungan dalam bahan makanan. b. Fungsi bahan makanan bagi tubuh.

c. Organ-organ pencernaan manusia. d. Fungsi organ pencernaan manusia. e. Proses pencernaan dalam tubuh manusia

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pelajaran IPA, materi sistem pencernaan manusia merupakan materi yang memiliki cakupan yang luas dan proses pencernaan yang tidak dapat diamati secara langsung oleh karena itu siswa kurang termotivasi dan kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga media pembelajaran yang dibuat harus menarik agar siswa dapat memahami materi sistem pencernaan manusia dengan mudah.

Dokumen terkait