• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAPASITAS / PELATIHAN / WORKSHOP

MONITORING DAN EVALUASI

9. PENGEMBANGAN KAPASITAS / PELATIHAN / WORKSHOP

Pada tanggal 26 –28 September Desember 2013, bertempat di Hotel Acrdia Jakarta dilaksanakan Bimtek konsultan (Bimbingan teknis Kegiatan konsultan Proyek CCDP IFAD) kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KP3K Bapak Ir.Anshori Zawawi, M.Si Peserta yang hadir adalah konsultan Pemberdayaan dan pemasaran CCDP IFAD dari masing-masing Kabupaten (PIU) dan kabupaten Center learning Badung Bali. Pada acara tersebut disampaikan beberapa materi oleh para narasumber sebagai berikut :

1. Presentasi masing-masing Konsultan PIU 2. 1St Joint Supervission Version Result 3. Log Frame and Indikator, And RIMS 4. Consultan in Toolkit

5. Strategi Optmeaze the Community Empowerment 6. Instutional and Financial Model

7. Supplay Vhain marketing and Vallue added

Pada tanggal 16- 18 Oktober 2013 bertempat di Hotel Jayakarta Jakarta dilaksankan Bimbingan Teknis (Bimtek) monev Support Konsultan CCDP IFAD. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KP3K oleh Bapak Ir.Ansori Zawawi.M.Si Peserta yang hadir adalah konsultan pemberdayaan dan pemasaran berjumlah 24 orang dari 12 Kabupaten program CCDP IFAD. . Kegiatan ini berlangsung 3 hari dengan materi sebagai berikut

Hari Pertama: 1.

1.RIMS System

2.RIMS Impact Survey 3.Anthropetrik Measurement

LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013 Page 70 of 90

Hari Kedua : Sub Sector Analysis Hari Ketiga :

1. Value Chain Development 2. Business Development

Pada Tanggal 4-7 Desember 2013 bertempat di Bali dilakukan Workshop Annual Outcome Survey dan Market Study kegiatan ini dibuka oleh Direktur pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KP3KBapak Ir. Riyanto Basuki, M.Si . Peserta yang hadir adalah konsultan pemasaran dari masing-masing kabupaten (PIU) dan pelaksana kegiatan AOS dan Market Studi yang dikerjasamakan dengan perguruan Tinggi yaitu Institut Pertanian Bogoe (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Diponegoro (UNDIP). Pada acara tersebut disampaikan beberapa materi oleh para narasumber sebagai berkut :

1. Presentasi hasil Annual Outccome Survey (AOS) dan Market Study dari masing-masing Perguruan Tinggi

2. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir secara Berkelnjutan 10. PERAN STRATEGIS DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN

10.1. PMO

PMO bertanggung jawab terhadap operasionalisasi keseluruhan

pelaksanaan fisik dan keuangan proyek, termasuk administrasi keuangan, pertanggungjawaban, pengadaan barang dan jasa, akuntansi proyek, rekrutment personil, pelatihan, pelaporan, pemantauan, dan evaluasi, serta peningkatan kinerja proyek secara nasional. PMO telah melakukan peran strategis adalah:

1. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan proyek yang telah disetujui, 2. Mengelola kegiatan proyek secara efisien dan efektif untuk

memenuhi sasaran,

3. Melaksanakan tanggung jawab keuangan secara keseluruhan, 4. Mengkoordinasi penyusunan laporan yang tepat waktu,

LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013 Page 71 of 90

5. Membangun kapasitas manajerial dan teknikal kelembagaan proyek

6. Menjadi sekretariat untuk mendukung Tim Pengarah Nasional (NSC).

10.2. PIU KABUPATEN/KOTA

Bupati/walikotamemiliki tanggungjawab terhadap keseluruhan proyek di

kabupaten/kota. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai Ketua PIU bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek dan secara langsung akan melaksanakan proyek tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris Proyek dijabat oleh Kepala Bidang, yang juga sebagai Manajer Proyek. Sekretaris Proyek bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dengan tanggung jawab operasional penuh untuk kegiatan proyek dan secara de facto menjadi Manajer Proyek di PIU. PIU akan melekat di dalam dan dikelola oleh staf teknis dan administrasi Dinas, dilengkapi dengan staf konsultan pemberdayaan dan konsultan pemasaran. Staf tambahan Dinas akan ditugaskan secara penuh waktu atau paruh waktu pada proyek, dengan tugas khusus yang ditetapkan dalam kerangka acuan PIU.

Peranan PIU dalam pelaksanaan proyek ini melakukan koordinasi antar pusat-pusat pertumbuhan di wilayah provinsi, misalnya Makassar sebagai pusat rantai pasok (value chain) merupakan pusat perdagangan dan logistik ikan serta pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sulawesi Selatan. Peran provinsi akan menjadi lebih besar setelah ada produk-produk kelautan dan perikanan hasil Proyek PMP yang dipasarkan.

10.3. KOMITE PESISIR (DOB)

Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (District Oversight Board/DOB) memberikan saran dan dukungan serta rekomendasi kepada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, dan PIU serta kelompok sasaran. Keanggotaan KPMP/DOB terdiri dari unsur-unsur: (i) Bappeda kabupaten/kota; (ii) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi; (iii) Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten/kota; (iv) dinas/badan pemberdayaan masyarakat kabupaten/kota; (v) LSM/HNSI; (vi) dunia

LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013 Page 72 of 90

usaha perikanan; (vii) UPT Ditjen KP3K; (viii) kelompok wanita; (ix) perguruan tinggi. Jumlah anggota KPMP/DOB sekurang-kurangnya 9 orang dan sebanyak-banyaknya 11 orang. Untuk menjaga netralitas dan objektifitas penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat pesisir, maka Ketua dan Sekretaris DOB dipilih dari hasil musyawarah/mufakat para anggota yang dilakukan secara bergilir setiap tahun.

10.5. TIM PENDAMPING DESA (TPD) / PENYULUH

Dalam proses implementasi program CCDP-IFAD di Kelurahan/Desa, salah satu faktor utama yang berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan adalah pengembangan SDM adalah Tenaga Pendamping Desa (TPD). Penyediaan TPD akan berjalan efisien dan optimal, jika tenaga sumberdaya manusia memiliki keahlian sesuai yang dibutuhkan. Tenaga Pendamping sebaiknya dari Penyuluh Perikanan PNS ataupun Sarjana Perikanan dan Kelautan dan memiliki pengalaman minimal satu tahun dalam pemberdayaan masyarakat.

10.6. KELOMPOK MASYARAKAT

Kelompok usaha akan yang akan dibentuk untuk kegiatan kelompok usaha masyarakat. Sebaiknya kelompok yang dibentuk dapat bekerja sama dengan kelompok yang sudah ada dan bisa mengembangkan usaha yang sukses atau membentuk kelompok baru, selama kegiatan usaha yang diusulkan mereka layak dan konsisten dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan perencanaan pembangunan desa pesisir (VDP) yang masuk dalam koridor dokumen Proyek PMP. Kelompok yang ada dengan kinerja dan prospek yang baik untuk beradaptasi sesuai dengan indikator keberhasilan Proyek akan menjadi fokus utama untuk didukung Proyek PMP. Pada tahun kedua akan lebih banyak kelompok usaha yang muncul dari masyarakat setelah mendapat pengalaman dan pembelajaran dari Kelompok Usaha tahun pertama. Proyek ini membuka peluang baru untuk proses adopsi terakhir di tahun ketiga dari siklus pembangunan masyarakat desa pesisir.

Keterlibatan wanita dalam kegiatan kelompok usaha berorientasi pada produksi akan menjadi tantangan bagi beberapa Kelompok Usaha, terutama kelompok usaha yang terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan. Namun, wanita sangat didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran, pembangunan prasarana masyarakat, dan penggalangan tabungan.

LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013 Page 73 of 90

Sebagai pedoman, dalam satu kelompok usaha, satu dari tiga anggota kelompok atau minimal 30% harus wanita. Jika pedoman ini tidak dapat dipenuhi maka pertimbangan mainstream gender gagal dilaksanakan dan konsekuensinya alokasi dana untuk desa tersebut dapat dikurangi.

Proses seleksi dan alokasi dana BLM akan mengikuti proses yang disebutkan di atas dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan kelompok usaha ini memiliki dimensi keuangan yang lebih besar dan keragaman pengeluaran, maka kelompok ini perlu diberikan perhatian dan pengawasan yang lebih besar. Contoh kegiatan Kelompok Usaha meliputi: budidaya rumput laut, tambak garam, rumpon, pengolahan ikan, penangkapan dan budidaya kepiting hijau/rajungan, keramba ikan.

Proses pembentukan Kelompok Usaha dan/atau seleksi anggota, sebagai berikut:

a. Proses revitalisasi kelompok yang sudah ada di desa dan dianggap sudah memenuhi persyaratan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan dokumen Proyek PMP;

b. Jika dibentuk Kelompok Usaha baru maka VWG dibantu oleh TPD dan staf PIU teknis memberikan keterangan tentang dasar pemikiran, konsepsi Proyek, dan proses pembentukan Kelompok Usaha kepada masyarakat yang menjadi sasaran Proyek;

c. Rumah tangga pesisir yang memenuhi persyaratan difasilitasi oleh TPD dan staf PIU untuk membentuk kelompok. Kelompok Usaha yang dibentuk, diajukansecara resmi dan didaftarkan kepada pemerintahan desa/kelurahan untuk ditetapkan oleh kepala desa.

d. TPD dan anggota PIU memberikan pelatihan mengenai pengelolaan usaha kelompok, pengelolaan keuangan dan membantu Kelompok Usaha mempersiapkan proposal yang berisi rincian proyek termasuk spesifikasi teknis, biaya dan perkiraan modal, penentuan keberlanjutan sumberdaya pesisir bekerjasama dengan Kelompok Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, rincian kontribusi barang dan jasa, dan alokasi tanggung jawab kelompok. Project Implementation Manual akan memberikan contoh untuk informasi proyek dan proses kelompok yang terlibat;

e. TPD dan PIU akan memverifikasi kelayakan teknis dan finansial, mungkin dalam hubungannya dengan lembaga bank atau kredit mikro dan mencari sinergi antara kelompok-kelompok yang ada dalam satu desa;

f. Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (DOB) akan melakukan proses review proposal kelompok secara transparan dengan tujuan agar proses ini 'semi-kompetitif', di mana proyek yang lebih baik disetujui untuk tahap

LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013 Page 74 of 90

pertama, seleksi sementara proyek yang kurang menarik masih bisa dilakukan dalam tahap kedua;

g. Setelah proposal teknis direview oleh PIU dan rekomendasi dari DOB diberikan, maka Kelompok Usaha tersebut akan resmi terdaftar di desa dan ditetapkan di Dinas Kelautan dan Perikanan. Selanjutnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prosedur keuangan PIU maka Kelompok Usaha tersebut akan membuka rekening atas nama kelompok dan PIU mengatur transfer dana BLM ke rekening kelompok;

h. PIU mungkin memerlukan revisi rincian teknis atau keuangan dari proposal untuk memenuhi kriteria yang jelas. Jika terjadi kegagalan dalam menyelesaikan masalah / keuangan, PMO dapat diminta untuk membuat penetapan terhadap pendanaan proyek.

10.7. PIHAK LAIN YANG TERLIBAT (SWASTA, PERGURUAN TINGGI, KONSULTAN, DLL).

Pihak yang terlibat dalam kegiatan program ini adalah pengusaha yang bergerak di bidan perikanan dalam Kota Makassar, Perguruan Tinggi dari Universitas Hasanuddi (UNHAS), Universitas Muslim Indonesia (UMI), lembaga Swadaya masyarakat Lensa, Askrindo (Assosiasi Koperasi Retil Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).

11. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI