• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Materi Perkuliahan

Dalam dokumen UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG (Halaman 47-53)

PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN MODEL PEMBELAJARAN ACADEMIC WRITING SECARA KOLABORATIF MENGGUNAKAN TEKNIK PENILAIAN

II. Kompetensi Dasar (KD)

4.3.5.1 Pengembangan Materi Perkuliahan

2. Revising Stage

3. Editing Stage 4. Publishing Stage V. Prosedur Perkuliahan

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengikuti prinsip-rinsip kegiatan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses.

VIMetode Perkuliahan Pendekatan: Kolaborasi

Metode: Siklus

Teknik: Diskusi dan Penugasan VII Sumber dan Media Perkuliahan

Referensi atau media aplikasi onlineyang sesuai dengan tujuan pembelajaran VIII. Evaluasi

Dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan program dan penguasaan pembelajaran dengan teknik penilaian autentik jenis portofolio.

4.3.5.1 Pengembangan Materi Perkuliahan

Materi perkuliahan sebagaimana dideskripsikan dalam silabus perkuliahan yaitu Menulis Academic Writing jenis tinjauan ilmiah sesuai dengan kaidah yang disepakati dalam dunia keilmuan.Materi perkulihan yang akan digunakan dalam pengembangan model perkuliahan inidisesuaikan dengan pembahasandalam bab II pada bagian “Menulis Makalah Tinjauan Ilmiah di Perguruan Tinggi”, dan juga dalam bab ini pada bagian tahap-tahap penulisan Academic Writing. Materi perkuliahan akan dibagi sesuai dengan thapan –tahapan penulisan yaitu: (1). Pre Writing Stage, (2) Revising Stage, (3) Editing Stage, (4) Publishing Stage. Pembagian materi perkuliahan selengkapnya dideskripsikan dalam Silabus dan SAP (terlampir).

48

4.3.5.2 Pengembangan Prosedur Kegiatan Perkuliahan

Menulis merupakan suatu proses kreatif yang memerlukan tahapan-tahapan tertentu, dengan demikian proses penulisan janganlah diabaikan dalam pembelajaran menulis. Rissinger (1987) juga menjelaskan bahwa pendekatan proses dalam pembelajaran menulis menekankan pembelajaran kepada proses penulisan (process approach) tanpa mengabaikan hasil akhir. Pendekatan ini mengarahkan pembelajar untuk mengerti dan memahami proses komposisi, menolong mereka membangun sejumlah strategi untuk prewriting, drafting dan rewriting.

Strategi ini akan memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk menulis dan menulis ulang, menempatkan informasi-informasi yang paling penting dalam proses revisi,memberikanfeedback kepada pembelajar selama proses penulisan (tidak hanya dalam produk akhir saja). Feedback didapatkan selain dari pengampu mata kuliah, juga dari teman sejawat, termasuk individual conference antara pembelajar dan pengampu mata kuliah selama proses penulisan.

Dalam process approach, para pembelajar dilibatkan dalam suatu kegiatan tugas-tugas menulis melalui cyclical method, Pada cyclical method, para pembelajar tidak diharapkan untuk menghasilkan dan menyerahkan tugas-tugas menulis mereka tanpa melalui tahapan-tahapan drafting dan feedback baik itu diberikan oleh dosen ataupun teman sejawat.Sebelum tugas-tugas tersebut diserahkan harus dilakukan revising terlebih dahulu terhadap teks mereka.

Rissinger (1987) mengatakan bahwa pendekatan proses lebih ditekankan kepada bagaimana pembelajar menuangkan gagasan menjadi sebuah tulisan. Setelah mendapat

feedback dari pengajar dan teman-teman berupa coretan-coretan perbaikan, para pembelajar

49

tulisan itu layak dianggap sebagai tulisan yang baik. Dosen menghindari menerangkan teori-teori kebahasaan secara langsung. Teori-teori-teori tata bahasa dan teori-teori-teori-teori kebahasaan dan penulisan akan secara induktif ditemukan ketika pembelajar mengerjakan tugas-tugasnya. Sejalan dengan penggunaan pendekatan proses

Risinger (1987) memberikan langkah-langkah umum dan prosedur penulisan yang biasa dilakukan oleh para penulis yang sukses yaitu prewriting stage (tahap pramenulis), drafting

or actual writing stage (tahap penulisan konsep), revising stage (tahap revisi), editing stage

(tahap pengeditan), dan publishing or presentation stage (tahap penerbitan atau presentasi). Pada tahap pramenulis para pembelajar berdiskusi, saling memberikan masukan mengenai topik yang akan dipilih, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan calon pembaca, mengumpulkan informasi, menentukan tujuan-tujuan yang paling penting serta gaya penulisan, dan mengembangkan outline atau rencana tentatif.

Pada tahap penulisan konsep atau drafting pengajar mengarahkan pembelajar mulai menulis untuk menghasilkan konsep atau tentative product yang kemudian akan direvisi.

Tahap selanjutnya adalah revisi.Pada tahap ini pembelajar didorong untuk mengevaluasi atau meninjau kembali tulisannya, untuk membuat perbaikan-perbaikan pada isi tulisan ataupun gramatika bahasa.

Tahap berikutnya adalah pengeditan atau editing.Pada tahap ini para pembelajar melakukan penelaahan terhadap konsep yang telah direvisi.Pada tahan pengeditan perhatian biasanya lebih diberikan kepada bentuk tulisan dan struktur kalimat daripada kepada isi tulisan.

Tahap terakhir adalah penerbitan.Pada tahap ini para pembelajar memperlihatkan konsep jadi karya tulis mereka kepada pengajar atau kepada orang-orang yang

50

berkepentingan untuk membacanya. Di samping itu mereka bisa juga mengirimkan hasil tulisannya kepada koran atau majalah-majalah untuk diterbitkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengusulkan prosedur kegiatan dibentuk dalam sebuah Workshop menulis Academic Writing.Agar mendekati kegiatan perkuliahan yang sebenarnya, maka teknis kegiatan workshop seperti kegiatan perkuliahan regular.Workshop dibagi dalam lima kali pertemuan/tatap muka (5 x 2 SKS) dengan rincian setiap tatap muka sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama disebut tahap pramenulis(prewriting stage).Pada tahap ini pengampu mata kuliah memberikan deskripsi mata kuliah, indikator perkuliahan serta tujuan perkuliahan.Selanjutnya pengampu mata kuliah memberikan hand outs berupa beberapa jurnal yang berisi tulisan-tulisan ilmiah jenis tinjauan ilmiah. Mahasiswa dipersilakan untuk mengamati dan menganalisis tulisan-tulisan tersebut.Dosen menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang membangun suatu tulisan ilmiah jenis tinjauan ilmiah.Jelaskan pula materi yang disajikan dalam setiap unsur dalam struktur tersebut.Berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berdiskusi dan berbagi pendapat serta pengalaman dengan sejawatnya tentang

Academic Writing yang mereka baca. Apapun hasilnya, diberilah komentar yang positif.

Kegiatan berikutnya adalah pemilihan topik.Memilih topik untuk menulis bisa jadi tidak selalu mudah bagi pembelajar. Beberapa masalah, seperti tidak mempunyai gagasan, terlalu banyak gagasan, atau sama sekali tidak suka menulis, bisa muncul. Topik sebaiknya disesuaikan dengan keilmuan yang sedang digeluti sesuai dengan prodi yang mereka pilih. Kalau topik masalah masih dianggap kurang, berikan kesempatan untuk menambah atau merubah topik pilihannya. Tambahan dan perubahan itu bisa merupakan pikiran sendiri atau usul teman sejawatnya.Berikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk menentukan sebuah topik bahasan yang akan ditulisnya.Tidak perlu dipermasalahkan jika dalam proses selanjutnya bukan topik pilihannya yang dikembangkan.

Langkah selanjutnya adalah menugaskan kepada mahasiswa untuk membuat outline atau rencana tentatif Academic Wrting secara aktual sesuai dengan topik yang mereka pilih. Kegiatan ini dikerjakan di rumah masing-masing.Outline disesuaikan dengan struktur penulisan yang ada dalam tulisan yang mereka baca dalam hand outs. Rencana tentatif tersebut harus ditulis dalam komputer (computerized) dan akan merupakan tagihan dalam pertemuan selanjutnya. Sebutkan pula jumlah kata yang digunakan pada makalah tersebut (kurang lebih 800 – 1000 buah kata) atau setara empat atau lima halaman ukuran kertas A- 4. Tujuan langkah ini adalah agar mahasiswa belajar mengekspresikan gagasannya secara bebas dan kreatif.Oleh sebab itu pada waktu mahasiswa menulis seharusnya tidak diinterupsi oleh siapapun.Beri pemahaman agar mereka tidak terhambat oleh ketakutan tentang ejaan dan aturan-aturan penulisan lainnya.

51 2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua disebut tahap penulisan konsep (drafting or actual writing

stage).Dalam pertermuan ini dosen meminta kepada mahasiswa untuk mengumpulkan

pekerjaannya.Setelah pekerjaan terkumpul semuanya, pekerjaan tersebut kemudian didistribusikan kepada teman sejawat. Dengan menggunakan LCD dosen menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang membangun suatu Academic Writing:

Judul: Judul ditulis menggunakan huruf kapital semua atau dapat pula dimulai oleh huruf kapital untuk setiap kata. Jenis dan ukuran huruf yang digunakan disarankan

Times New Roman 12.Judul harus bernas dan ringkas disarankan tidak melebihi 20

kata.Di bawah judul terdapat nama penulis tanpa ada titel akademik. Diberi tanda

*)sebagai permohonan perhatianuntuk data penulis yang akan disajikan pada halaman terakhir.

Pendahuluan: Memberikan pengantar atas topik yang akan dibahas, apa pentingnya topik tersebut dalam dunia nyata. Menyajikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat atau komunitas keilmuan tertentu, yang memerlukan jawaban.Permasalahan dapat disajikan dalam bentuk pertanyaan.Pertanyaan tersebut harus dijawab dalam pembahasan. Proporsi pendahuluan adalah 15 % dari total bahasan makalah.

Pembahasan: Dalam pembahasan harus menjawab permasalahan yang dibahas dalam pendahuluan. Jawaban harus disajikan secara logis, artinya harus menjawab permasalahan sesuai dengan urutan yang dipermasalahkan dalam bagian pendahuluan.Jawaban-jawban atas permasalahan harus harus diperkuat oleh pendapat para pakar di bidangnya.Artinya, mahasiswa harus dapat mengutip pendapat para pakar dengan teknik pengutipan yang benar.Dosen hendaknya menjelaskan tekni-teknik pengutipan.Proporsi jumlah kata dalam bagian pembahasan adalah 75 %.

Penutup: Dalam bagian penutup disampaikan simpulan atas materi yang dibahas dalam bagian pendahuluan dan pembahasan. Proporsi jumlah kata dalam penutup adalah 10 %.

Daftar Pustaka: Daftar pustaka merupakan daftar judul-judul buku atas pendapat yang dikutip oleh penulis dalam tulisan ilmiahnya. Daftar pustaka berisi nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota tempat terbit dan nama penerbit. Daftar pustaka harus alphabetis.Terdapat beberapa teknik penulisan daftar pustaka.Silakan pilih yang paling berkenan asal konsisten.Dosen sebaiknya menjelaskan teknik-teknik penulisan daftar pustaka.

Dalam kegiatan ini para mahasiswa dipersilakan untuk mengoreksi dan memberikan sumbang saran kepada konsepAcademic Writing yang ditulis olehteman-temanya. Saran harus bersifat konstruktif, tidak melecehkan karya orang lain. Saran disampaikan dalam kertas tersebut. Teman sejawat pengoreksi (korektor) harus menyertakan nama dan nomor induk mahasiswa (NIM) masing-masing. Rencana tentatif yang sudah dikoreksi dikembalikan kepada penulis masing-masing.Koreksi dan saran disampaikan secara tertulis menggunakan tinta berwarna dalam kertas tersebut.

Atas pengalaman tersebut, mahasiswa dipersilakan untuk merevisi pekerjaannya.Revivi dikerjakan di rumah masing-masing. Revisi pekerjaan merupakan tagihan tugas untuk pertemuan yang akan datang. Draft yang baru dikoreksi disebut dengan draft I.

52 3. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga disebut dengan tahap revisi atau tahap perbaikan (revising

stage). Pada pertemuan ini mahasiswa diminta untuk mengumpulkan draft I. untuk

selanjutnya pekerjaan tersebut dimasukkan ke dalam portofolio ybs. Untuk selanjutnya mahasiswa juga diminta untuk mengumpulkan hasil revisi dari draft I. Apabila sudah terkumpul seluruhnya, pekerjaan tersebut didistribusikan kepada teman sejawat untuk dikoreksi dan diberi saran-saran guna perbaikan selanjutnya. Pada revisi draft I ini mahasiswa diharapkan sudah dapat memperlihatkan struktur, unsur-unsur dan konten yang disajikan dalam setiap bagian penulisan sudah benar. Pada kesempatan ini dosen secara sepintas mengoreksi ulang struktur, unsur dan konten dalam draft Academic

Writing I.

Pekerjaan utama pada pertemuan ketiga adalah mengoreksi aspek-aspek kebahasaan yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam draft Academic Writing mahasiswa. Yang dimaksud dengan aspek-aspek kebahasaan adalah penggunaan kalimat, termasuk di dalamnya gramatika, penggunaan tanda-tanda baca, penggunaan huruf- kapital, dan pengembangan paragraf.Lebih lengkapnya kegiatan perkuliahan pada pertemuan ketiga dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Mahasiswa sudah mendapatkan bagian pekerjaan teman sejawat untuk dikoreksi.Dengan menggunakan LCD dosen memberikan pengarahan tentang aspek-aspek kebahasaan yang sebaiknya digunakan dalam Draft Academic Writing mahasiswa. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk melihat paragraf pertama dalam draft tulisan mereka. Lihat jumlah kalimat dalam paragraf tersebut. Dalam setiap paragraf sebaiknya jangan terlalu banyak kalimat cukup lima sampai tujuh kalimat saja. Jangan sampai menghabiskan setengah halaman kertas.

Lihat kalimat pertama dalam paragraf pertama.Kalimat harus dimulai oleh huruf kapital.Perhatikan apakah dalam kalimat tersebut terdapat unsur-unsur kalimat, seperti S-P-O-K nya.Setiap kalimat wajib ada S-P nya. Jumlah kata dalam setiap kalimat tidak melebihi 20 kata (jelaskan apa sebabnya). Kalimat yang digunakan harus kalimat-kalimat yang efektif, tidak terdapat kosa kata sampah (jelaskan apa maksudnya dan berikan contoh-contoh kongkritnya). Begitu seterusnya untuk paragraf-paragraf selanjutnya.

Lihat penggunaan tanda baca.Tanda titik dan koma harus rapat dengan huruf yang diikutinya.Setelah titik dan koma harus diberi spasi.Lihat pula penggunaan tanda-tanda kutip.

Setiap halaman harus diberi nomor halaman.Nomor halaman bisa ditulis di tengah atau di pojok kanan bawah.Dibawah daftar pustaka (sekitar 2-3 spasi) di beri tanda *) dilengkapi dengan data penulis.Batas kertas/margin kiri kanan atas bawah tidak lupa juga disampaikan.Bisa menggunakan default, atau dengan ukuran 4-3-4-3 cm.

Setiap pendapat pribadi harus diperkuat oleh pendapat pakar. Pendapat pakar tersebut harus dikutip dengan cara yang benar (jelaskan pula teknik-teknik pengutipan). Beri kesempatan mahasiswa untuk mengoreksi dan memberikan saran-saran untuk pekerjaan teman sejawatnya berdasarkan penjelasan dari dosen dan juga pendapat pribadinya.Koreksi dan saran dapat diberikan langsung dalam ketas tersebut, sebaiknya dengan menggunakan tinta berwarna.Dosen mencoba berkeliling kelas untuk melihat dan mengontrol kerja mahasiswa sekaligus memberikan petunjuk apabila ada pertanyaan dari mahasiswa.

53

Seperti biasa korektor harus menuliskan nama dan NIM pada draft yang dikoreksinya. Selanjutnya mahasiswa dipersilakan untuk mengembalikan draft tersebut kepada pemilik masing-masing, kemudian direvisi kembali di rumah masing-masing. Draft ini disebut dengan draft II, dan akan dikumpulkan sebagai tagihan pada pertemuan berikutnya.

4. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat disebut dengan tahap pengeditan (Editing stage). Pada tahap ini mahasiswa diminta untuk mengumpulkan draft II. Untuk selanjutnya pekerjaan tersebut dimasukkan ke dalam portofolio ybs. Draft II yang sudah direvisi dikumpulkan, kemudian seperti biasa didistribusikan kepada teman sejawat mahasiswa.

Pekerjaan utama pada pertemuan keempat adalah cek ulang terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan kesatu sampai dengan ketiga.Dengan bantuan LCD, dosen membimbing mahasiswa untuk cek ulang kesempurnaan draft

Academic Writing mahasiswa; mulai dari penjudulan, pendahuluan, pembahasan,

penutup, daftar pustaka.Konten untuk setiap bagian dan kebahasaan juga tidak luput dari perhatian. Dosen juga jangan lupa cek ulang teknik-teknik pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan penomoran halaman, termasuk identitas penulis.

Agar kualitas draft mahasiswa lebih terjamin, pada tahap ini sebaiknya dosen juga melaksanakan pengontrolan dengan cara berkeliling kelas. Perhatikan draft setiap mahasiswa. Apa bila ditemukan kesalahan segera beritahu cara memperbaikinya.

Di akhir pertemuan para korektor jangan lupa untuk menyantumkan nama dan NIM nya. Selanjutnya draft hasil koreksi dibagikan kembali kepada para pemiliknya, untuk seterusnya dilaksanakan revisi. Revisi ini disebut dengan revisi terakhir atau tahap editing. Hasil editing dikumpulkan pada pertemuan kelima.

5. Pertemuan kelima

Pertemuan kelima adalah pertemuan terakhir, disebut dengan tahap penilaian atau tahap penerbitan atau publishing stage. Pada pertemuan ini mahasiswa diminta untuk mengumpulkan draft/revisi akhir hasil editing. Hasil editing kemudian dimasukkan ke dalam portofolio masing-masing.

Melalui portofolio, pada kesempatan ini dosen dapat melihat kemajuan pekerjaan mahasiswa mulai dari draft ke-1 sampai dengan draft terakhir.Ini merupakan penilaian autentik. Dosen dan juga mahasiswa dapat melihat kemaujuan hasil pekerjaannya setelah melaksanakan proses menulis.

Dalam pertemuan ini dosen dapat menyeleksi beberapa pekerjaan terbaik, untuk selanjutnya dihubungkan dengan penerbitan-penerbitan kampus seperti pada bulletin atau jurnal tingkat prodi, fakultas atau universitas.

Dalam dokumen UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG (Halaman 47-53)

Dokumen terkait