• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Program Siaran Pemberdayaan Masyarakat

Selama ini, RRI telah mengembangkan model siaran dengan pendekatan DBU (Development Broadcasting Unit) yang cukup memadai sebagai salah satu model pendekatan produksi siaran. Model tersebut dapat ditengarai dengan adanya langkah-langkah proses produksi sebagai berikut.

1. Penentuan sasaran lokasi (Tim produksi di bawah arahan produser berdiskusi untuk menentuan sasaran lokasi yang dituju, sambil menyampaikan data-data sekunder)

2. Hunting lokasi (tim berangkat ke lokasi yang telah disepakati) 3. Memantau lingkungan lokasi (anggota tim menyebar)

4. Anggota tim berdialog dengan masyarakat untuk mendapat informasi murni yang berkembang di masyarakat, anggota tim beradaptasi dengan tradisi yang ada di masyarakat (belum direkam tapi dicatat pointer penting)

5. Semua anggota tim kembali berkumpul setelah melakukan observasi untuk berdiskusi menentukan topik yang akan diangkat sebagai bahan siaran

6. Melakukan wawancara terhadap objek yang telah ditentukan (direkam) 7. Tim kembali ke tempat kerja untuk mengedit

8. Tim berdiskusi untuk menentuan layout naskah 9. Produksi studio

10. Evaluasi hasil produksi

11. Pretest, uji coba hasil produksi diperdengarkan kepada masyarakat dengan metode FGD

74 Sebelas langkah DBU tersebut merupakan model produksi siaran yang telah dikembangkan oleh RRI. Namun, pada kenyataannya model tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya. Model produksi siaran dengan DBU menekankan pada penyiaran atas apa yang dilakukan oleh masyarakat dan pelibatan masyarakat sebagai subjek siaran. Model ini merupakan model yang ideal untuk produksi siaran, terutama untuk siaran pemberdayaan masyarakat. Untuk pengembangan program pemberdayaan masyarakat, model DBU sangat relevan untuk digunakan dengan memerhatikan temuan penelitian ini sebagaimana tertuang dalam tabel 4.1.

Salah satu manfaat dari siaran RRI yang melibatkan masyarakat adalah RRI mampu menghubungkan orang-orang yang selama ini tidak berhubungan untuk kemudian bisa menjalin kerja sama yang saling menguntungkan di antara mereka. Untuk pengembangan dari model siaran pemberdayaan masyarakat atau model DBU di atas, RRI perlu mengelola kelompok pendengar. Dengan fasilitasi ini, pendengar bisa membentuk jaringan sendiri yang bermanfaat bagi mereka. Kelompok pendengar ini bisa dibuat dalam bentuk multi level dan saling berhubungan. Masyarakat itu sendirilah yang kemudian mengembangkan jaringan dan mendapatkan manfaat dari jaringan itu sendiri. Kelompok pendengar ini juga akan menjadi katalisator bagi pemberdayaan masyarakat. Namun, kelompok pendengar harus dijaga dari kemungkinan pemanfaatan untuk kepentingan pihak tertentu. Jaringan pendengar ini bisa dibentuk melalui siaran langsung dari lapangan.

Pembentukan jaringan pendengar ini terutama bisa dikerjakan pada program Siaran Pedesaan. Proses pembentukan jaringan pendengar ini bisa dilakukan bertahap pada saat membuat program Siaran Pedesaan. Pada produksi Siaran Pedesaan dalam bentuk paket siaran, pengasuh acara bisa sekaligus menginisiasi terbentuknya jaringan pendengar ini. Jika pengasuh acara bisa terlibat dengan masyarakat, maka tidak menutup kemungkinan pengasuh acara bisa mengajak pendengar untuk membentuk kelompok sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya masing-masing.

Narasumber pada dialog interaktif bisa sekaligus bertindak sebagai agen pemberdayaan masyarakat. Narasumber baik dari akademisi maupun praktisi di lapangan bisa menjadi agen yang membuka wawasan warga untuk memberdayakan dirinya. Bahkan, di sini RRI bisa menjadi jembatan agar pihak-pihak tersebut kemudian melanjutkan hubungannya meskipun tanpa adanya jembatan dari RRI.

Kemudian, lewat acara siaran langsung Siaran Pedesaan dari lapanganlah kelompok-kelompok atau pendengar-pendengar ini bisa bertemu secara langsung. RRI hanya bertugas menghubungkan kelompok-kelompok tersebut dan menyuplai informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, RRI juga wajib menjaga kelompok-kelompok tersebut

75 agar tetap mengembangkan diri mereka tanpa didominasi oleh kelompok kepentingan tertentu yang tidak berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat, misal partai, calon anggota legislatif, atau calon kepala daerah.

Gambar berikut bisa menjelaskan bagaimana pengembangan siaran pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh RRI.

Gambar 4.1.

76 Model siaran pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan hingga proses produksi bias menggunakan model siaran DBU sebagaimana yang selama ini sudah dikembangkan oleh RRI. Sementara pada proses evaluasi perlu dilakukan melalui mekanisme yang tepat dan terukur. Evaluasi bukan hanya dengan melihat pada seberapa antusiasme pendengar, tetapi juga sampai pada dampak siaran tersebut bagi pengembangan masyarakat. Kemudian, untuk pengelolaan jaringan, gambar 4.2 mencoba menjelaskan tahapan ini.

Gambar 4.2

Model Pengelolaan Jaringan Pendengar

Tujuan dari pengembangan siaran pemberdayaan masyarakat ini terutama adalah agar pemberdayaan masyarakat yang dilakukan RRI melalui siaran bisa lebih banyak berdampak pada masyarakat, serta memperluas dampak tersebut.

77 Selain membuat para pendengar dan stakeholder berhubungan (misal: akademisi dengan kelompok 1, 2, dan 4; LSM dengan kelompok 2 dan 3), model ini juga memungkinkan kelompok pendengar membentuk keompok-kelompok lain, baik yang berhubungan dengan siaran RRI maupun kelompok mandiri sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mereka masing-masing (Kelompok 4a dan kelompok 4b). Dengan demikian, siaran RRI berdampak lebih luas, tidak hanya pada pendengar, tetapi juga kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berhubungan dengan kelompok pendengar.

Pada akhirnya, peran RRI dalam proses pemberdayaan yang dilakukan sebagai motivator bagi kelompok-kelompok tersebut, dalam arti membangun jaringan pendengar (multi level listener).Peran RRI dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pendengar sekaligus menavigasi, mengarahkan, dan menginspirasi masyarakat melalui program siaran pemeberdayaan masyarakat

Pada model pengembangan siaran pemberdayaan ini, tim yang bekerja bukan hanya tim Siaran, tetapi juga bisa bekerja sama dengan tim dari bagian Pemberitaan, dan Layanan Usaha. Pengembangan siaran pemberdayaan ini bisa menjadi ruang bagi bagian LU untuk melakukan komunikasi publik, menjadi ruang promosi program RRI, sekaligus mencari sumber pendapatan lewat sponsor dalam acara-acara siaran langsung dari lapangan.

Muara siaran pemberdayaan masyarakat adalah terbentuk jaringan kelompok pendengar yang didukung melalui kegiatan pelatihan dan mobilisasi mereka sebagai dampak dari siaran pemberdayaan masyarakat oleh RRI. Di sinilah peran RRI dipertaruhkan untuk lebih memfokuskan konten siaran pemberdayaan masyarakat dengan model pedekatan siaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

78

BAB V

TINJAUAN SEMINAR, KESIMPULAN, DAN REKOMENDASI

Dokumen terkait