• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

A. Gambaran Umum

Kebijakan dan standar ini digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan sistem informasi dan aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar pelaksanaan pengembangannya menjadi efektif dan efisien. Kebijakan dan standar ini berlaku untuk pengembangan sistem informasi dan aplikasi baik yang dilaksanakan secara internal dan / menggunakan pihak ketiga, yang mencakup komponen sistem informasi, aplikasi dan basis data serta jaringan.

1.

2.

Aplikasi, basis data dan jaringan; dan

Dokumentasi perancangan dan pengembangan sistem informasi.

B. Batasan Pelaksanaan

Hal-hal yang termasuk ke dalam pengembangan sistem informasi dan aplikasi terdiri dari:

C. Referensi

ISO/IEC TR 15846: Software engineering–Software Lifecycle Process.

D. Pihak yang Terkait 1.

2.

3.

Penanggungjawab TIK Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Pengembang Aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Tim Quality Assurance Pengembangan Aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

1.

2.

3.

4.

Unit Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang merencanakan untuk membangun suatu sistem informasi dan aplikasi diwajibkan berkoordinasi dengan Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman untuk mendapatkan gambaran utuh kondisi sistem informasi, aplikasi dan data yang sudah ada di Direktorat Jenderal Cipta Karya serta dapat mengetahui sistem operasi yang dapat berintegrasi secara langsung;

Sistem informasi dan aplikasi yang akan dibangun diharuskan memanfaatkan data yang sudah tersedia agar kesinambungan data tetap terjaga dari tahun ke tahun, kecuali data tersebut belum tersedia di Direktorat Jenderal Cipta Karya;

Sistem informasi yang dibangun diharapkan mengikuti kaidah-kaidah teknologi mutakhir dan bukan berdiri sendiri sehingga sistem informasi tersebut dapat berintegrasi dengan sistem jaringan Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan tetap dapat digunakan pada tahun mendatang

Setiap kegiatan pengembangan sistem informasi harus dibentuk tim pengembangan sistem informasi yang sekurang-kurangnya terdiri atas: manajer proyek, sistem analis, pemilik proses bisnis, penguji aplikasi, dan programmer sebagaimana yang telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

E. Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi

Untuk menciptakan keteraturan dan kesinambungan pengembangan sistem informasi dan aplikasi serta menghindari terjadinya duplikasi proses yang dapat menyebabkan pemborosan waktu, tenaga kerja dan biaya maka pembangunan sistem informasi dan aplikasi akan diatur dengan kebijakan sebagai berikut:

4

5..

6.

Pengguna Aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Pimpinan Unit kerja eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

Penanggungjawab TIK Unit kerja eselon III dan Satker lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

1. Proses analisis kebutuhan sistem informasi.

Proses analisis kebutuhan sistem informasi meliputi kegiatan:

Pengumpulan, analisis, penyusunan, dan pendokumentasian spesifikasi kebutuhan bisnis dan sistem informasi yang mencakup:

F. Tahapan Pengembangan Sistem Informasi 5.

6.

7.

8.

9.

Sistem informasi yang akan dibangun diwajibkan mengadopsi sistem keamanan single log-on untuk memudahkan pemakai dalam mengakses aplikasi, data serta koneksi internet dengan menggunakan satu kali log-on;

Pembangunan sistem informasi diwajibkan untuk memanfaatkan server maupun perangkat keras yang sudah tersedia di Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mengoptimalkan seluruh perangkat yang ada serta melakukan penghematan dalam investasi kecuali memang diperlukan perangkat tambahan maupun server atau perangkat keras baru;

Pembangunan situs Unit kerja eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya harus mengacu kepada situs Direktorat Jenderal Cipta Karya, baik dari sisi penggunaan teknologi maupun sisi navigasi agar tercipta konsistensi navigasi yang memudahkan pengunjung mendapatkan informasi tentang ke Cipta Karya-an;

Pembangunan situs diwajibkan untuk melakukan efisiensi data dan proses untuk menghindari beban jaringan berlebihan yang dapat mengganggu aktifitas jaringan lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan

Seluruh Sistem informasi dan aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya perlu dilaporkan ke Sub Direktorat Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman sesuai dengan pengendalian pengembangan sistem informasi.

a.

b.

c.

Kebutuhan sistem informasi termasuk fungsi kemampuan yang diinginkan, target kinerja, tingkat keamanan, dan kebutuhan spesifik Iainnya;

Identifikasi dan analisis risiko teknologi serta rencana mitigasi;

Deskripsi sistem informasi yang sudah ada (jika ada), dan

d.

e.

f.

g.

h.

analisis kesenjangannya (gap analysis) dari target sistem informasi yang diinginkan;

Target waktu pengembangan sistem informasi;

Konsep dasar operasional sistem informasi;

Rencana kapasitas (capacity planning);

Infrastruktur pendukung; dan

Pendokumentasian perubahan analisis dan spesifikasi kebutuhan sistem informasi yang terjadi dalam proses ini.

2. Proses Perancangan Sistem Informasi.

Proses perancangan sistem informasi meliputi aplikasi, basis data dan jaringan. Untuk proses perancangan aplikasi dan basis data, meliputi kegiatan :

a.

Rancangan kebutuhan aplikasi dan basis data serta infra-struktur pendukung dengan mengacu pada rancangan tingkat tinggi;

Rancangan antarmuka pengguna (user interface) / rancangan layar (screen design) data entry, inquiry, menu bantuan, dan navigasi dari layar ke layar sesuai dengan tingkatan pengguna dan pemisahan fungsi tugas (segregation of duties);

Rancangan proses real-time dan/ atau proses batch;

Rancangan laporan dan dokumen keluaran;

Pre-printed form (jika dibutuhkan) serta distribusinya sesuai dengan tingkatan pengguna dan pemisahan fungsi tugas;

Rancangan antarmuka (interface) dan integrasi dengan aplikasi yang lain (jika dibutuhkan);

Rancangan konversi dan/ atau migrasi data (jika dibutuhkan);

Penambahan kolom tanggal data terkini (update data) pada database agar memudahkan proses pemindahan data ke data warehouse;

Rancangan kendali internal (internal control) yang diperlukan dalam kegiatan antara lain validasi, otorisasi dan, audit trail;

Rancangan keamanan logic;

Rancangan Proses (Pengkodean) Aplikasi, meliputi kegiatan pelaksanaan pengkodean dan basis data sesuai dengan

l.

rancangan rinci yang telah disetujui juga pengelolaan peruba-hannya; dan

Pengendalian terhadap kode sumber (source code) yang sesuai dengan Kebijakan dan Standar Keamanan Aplikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

3.

4.

Proses perancangan Sistem jaringan, meliputi kegiatan:

Proses Pengujian Sistem Informasi.

Proses pengujian sistem informasi meliputi kegiatan:

Proses Implementasi Sistem Informasi.

Penyusunan rencana implementasi sistem informasi di lingkungan operasional yang mencakup :

a.

b.

c.

Gambaran secara garis besar mengenai sistem jaringan yang ada dan rencana penempatan sistem jaringan baru;

Gambaran integrasi antar sistem jaringan; dan

Rancangan keamanan yang meliputi keamanan fisik maupun logic.

a.

b.

Penyusunan rencana dan skenario untuk setiap jenis pengujian yang mencakup: tujuan dan sasaran, strategi dan metode, termasuk langkah-langkah jika gagal, ruang lingkup, asumsi dan batasan, jadwal, pihak pelaksana dan kompetensi yang dibutuhkan, alat bantu, skenario dengan mempertimbangkan risiko teknologi yang telah diidentifikasi, kriteria penerimaan (acceptance criteria) dan sumber daya yang diperlukan, termasuk penyiapan lingkungan pengujian yang mencerminkan lingkungan operasional; dan

Pelaksanaan setiap jenis pengujian dengan mengacu pada rencana dan skenario. Jenis pengujian terdiri dari: Pengujian unit, sistem, integrasi dan pengujian penerimaan oleh pengguna.

Pengadaan sumber daya;

Urutan langkah implementasi dari komponen aplikasi;

Pemindahan perangkat lunak dari /atau perangkat keras dari lingkungan pengujian ke lingkungan operasional;

Fall-backplan dan /atau backup plan untuk mengantisipasi jika implementasi aplikasi gagal dilakukan;

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Jadwal pelatihan dan pengajar berupa pendampingan dalam pengoperasian aplikasi dalam kurun waktu tertentu; dan Serah terima aplikasi (source code) berikut dokumentasinya kepada pemilik proses bisnis. Dokumentasi yang harus diserahkan adalah : dokumen analisis dan rancangan kebutu-han aplikasi, dokumen cara penggunaan aplikasi (user manual) disertai daftar istilah penting, dokumen rencana dan skenario pengujian (trouble shooting), dokumen kegiatan 5. Proses tinjauan pasca implementasi sistem informasi meliputi

kegiatan:

a.

b.

c.

Pelaksanaan evaluasi yang dijadikan bahan pembelajaran untuk pengembangan sistem informasi selanjutnya;

Penuangan hasil tinjauan pasca implementasi sistem informasi ke dalam dokumen tinjauan pasca implementasi sistem informasi;

dan

Melaporkan hasil kegiatan penjaminan mutu pengembangan sistem informasi.

PENGENDALIAN