• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.2. Pengendalian Mutu Bahan Baku

harus dilihat yaitu warna dari ampas teh, aroma dan rasa dari air seduhan tersebut, menurut tea tester (ahli pencicip). Kesalahan pada saat pengujian akan terasa oleh tea tester setelah melihat sifat-sifat air seduhannya.

Kegiatan dalam pengendalian mutu teh yang terdapat pada bebrapa kegiatan yang berhubungan dengan mutu antara lain:

- Dilakukan pengawasan mutu bahan-bahan di gudang yang meliputi penerimaan teh, penyimpanan teh, serta pengeluaran.

- Dilakukan sistem pengendalian pada kegiatan di berbagai proses sesuai dengan SOP (Standart Operasional Procedure)

- Selanjutnya dilakukan pengawasan pada proses pengiriman serta pengepakan produk teh. Proses produksi yang dilaksanakan pada PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Kaligua sesuai persyaratan dari ISO 9001:2008 dan sertifikat SAN & RA (Suistainable Agriculture Network & Rainforest Alliance). Dalam mempertahankan mutu produk dari teh dengan proses pengendalian dari bahan baku sampai produk akhir, sangatlah penting untuk dilakukan.

4.2. Pengendalian Mutu Bahan Baku

Proses dalam pengendalian bahan baku teh hitam sangat penting untuk dilakukan guna menunjang hasil kualitas teh hitam. Oleh karena itu maka perlu adanya suatu standar dalam menentukan bahan baku yang akan digunakan. Untuk mendapatkan hasil bubuk teh yang berkualitas baik maka PTPN IX Kebun Kaligua melakukan cara dengan memperhatikan tahapan pengendalian mutu bahan baku teh hitam yaitu sebagai berikut:

Gambar 11. Bagan Pengendalian Mutu Bahan Baku

Dilihat dari bagan pengendalian mutu bahan baku tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penentuan Gilir Petikan

Pemetikan dilakukan dalam waktu tertentu menggunakan pengaturan jadwal gilir petik. Gilir petik merupakan sistem jangka waktu satu petikan dengan pemetikan berikutnya yang dihitung dengan satuan hari. Gilir petik yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Kaligua ini dilakukan antara 8 sampai 9 hari sekali.

Gilir petik dilakukan untuk mendapatkan hasil pucuk daun teh yang tidak terlalu tua atau terlalu muda. Gilir petik dilakukan oleh mandor petik yang mempuyai beberapa orang pemetik setiap blok. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa, gilir petik yang dilakukan harus sesuai blok gilir supaya hasil petikan maksimal dan mutu produksi pucuk teh yang diperoleh memiliki kualitas yang bagus. Meskipun hasil produksinya tidak terlalu banyak, namun jika hasil produksi pucuk teh kurang bagus maka dapat menyebabkan menurunnya tingkat permintaan dan minat dari konsumen yang menyukai produki tersebut.

Gilir petik pendek akan memberikan produksi pucuk yang bermutu baik dengan jumlah produksi pucuk pergilirannya lebih sedikit jika dibanding dengan gilir petik panjang.

Penentuan Gilir Petik

Penanganan Bahan Baku

Analisa Petikan

Analisa Pucuk

Gilir petik 8-9 hari

Pengangkutan Bahan Baku

Petikan, Pengumpulan, dan penyimpananan

Kapasitas truk 1,5-2,0 ton/truk

P+1, P+2m, P+2, P+3M, P+3,P+4, B+1m, B+2m, B+1t, B+2t, RM, LM

Pucuk muda, Rusak muda, Lembaran muda, Pucuk tua, Rusak Tua,Lembaran tua, Tangkai dan Hama penyakit.

49

Sedangkan gilir petik yang terlalu panjang akan menyebabkanutu pucuk daun teh berkurang walaupun jumlah produksi pucuk per gilirannya relatif lebih banyak.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa, gilir petik yang digunakan jangan terlalu panjang agar mutu produksi pucuk teh yang diperoleh memiliki kualitas yang bagus, meskipun hasil dari produksinya tidak terlalu banyak. Jika mutu produksi pada pucuk teh kurang bagus, maka akan dapat menyebabkan menurunnya tingkat permintaan dan minat para konsumen akan produk tersebut.

b. Penanganan Bahan Baku

Bahan baku pucuk daun teh yang digunakan untuk pengolahan teh hitam harus memiliki standar mutu tinggi. Dalam menangani pucuk daun teh harus dilakukan dengan pengontrolan karena dalam penanganannya harus hati-hati supaya kondisi dari pucuk daun teh tersebut tidak robek (rusak, terperam, maupun terlipat) hingga sampai pada tempat pengolahannya. Tahapan pertama yang laksanakan di dalam menangani bahan baku pucuk teh yaitu dari proses pemetikan, pengumppulan, penyimpanan daun teh, serta pengangkutan bahan baku teh. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan penanganan bahan baku yaitu:

1. Penanganan saat Petikan

Penanganan ini dilakukan sejak pucuk daun teh dipetik. Saat melakukan pemetikan, daun teh tidak boleh terlalu banyak digenggang ditangan dan harus menghindari adanya penekanan saat memasukkan kedalam waring. Pucuk daun teh yang dimasukkan kedalam waring bertujuan untuk menjaga agar pucuk teh tetap segar. Selain itu harus memperhatikan petikan yang dilakukan yaitu petikan halus P+3m dan bukan petikan kasar. Karena petikan kasar sangat beresiko tidak baik pada hasil mutu produksi. Penekanan pada hasil petikan pucuk daun teh yang ada pada waring juga harus dihindari, apabila sudah penuh maka harus dipindah pada waring lainnya.

2. Penanganan dalam pengumpulan dan penyimpanan

Penanganan yang harus dimengerti saat melalukan pengumpulan dan penyimpanan pucuk daun teh yaitu, saat pucuk daun teh dimasukkan kedalam waring, sebisa mungkin dilakukan dengan hati-hati. Waring yang dipakai sebagai penampungan hasil petikan pucuk daun teh hanya boleh dengan berat maksimal 25 kg. Pada saat melakukan pengangkutan waring ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) harus digendong dan tidak diseret, sampai pada penurunan harus dilakukan dengan hati-hati tidak boleh dibanting.

Dari hasil penanganan bahan baku dalam penyimpanan dan pengumpulan yang telah dilakukan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal itu dikarenakan masih banyak pemetik yang kurang memperhatikan kondisi pucuk daun teh yang sudah dipetik sampai berada pada keranjang waring. Selain itu para pemetik cenderung lebih mementingkan perolehan produksi dalam jumlah yang banyak. Para pemetik juga sering memaksakan hasil petikan pucuk daun teh kedalam waring sampai melebihi kapsitas. Hal itu sangat beresiko pada hasil produksi apabila penangannya tidak segera dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut.

3. Pengangkutan Bahan Baku

Pengangkutan masih dilakukan menggunakan kendaraan truk. Truk tersebut mengangkut hasil petikan daun teh dari kebun sampai kepabrik. Setelah sampai dipabrik dilakukan penurunan/pembongkaran secara hati-hati, jangan sampai dilempar ataupun dibanting supaya terhindar dari kerusakan bahan baku dan tercecernya daun teh dilantai. Perlakuan tersebut dilakukan untuk menghindari kontaminasi daun pucuk teh dengan benda asing yang ikut tercampur. Kapasitas angkut pucuk daun teh sebaiknya 1,5-2,0 ton/truk.

Dokumen terkait