• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Pengertian Bercerita

Bercerita adalah tuturan yang menceritakan bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa atau kejadian. Sedangkan menurut Tarigan (1981: 35) bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Keterampilan bercerita tidak bisa dipisahkan dengan pembelajaran berbicara, karena bercerita merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran berbicara. Maksud dari bercerita itu sendiri yaitu berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, keinginan, penyampaian informasi tentang peristiwa dan lain-lain. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, serta unsur- unsurnya seperti intonasi, nada, irama, tekanan, tempo dalam bahasa lisan. Bercerita memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada anak sesuai minat anak, sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak sekaligus menyenangkan bagi anak. Hasil belajar melalui cerita akan bertahan lama karena akan lebih berkesan dan bermakna.

Berdasarkan uraian tentang pengertian bercerita, dapat disimpulkan bahwa becerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang suatu peristiwa, perbuatan, atau kejadian-kejadian yang terjadi maupun tidak terjadi.

2.3.1 Pengertian Keterampilan Bercerita

Keterampilan bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan

secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang suatu ide (pengalaman). Dalam pembelajaran di SD bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan (Bacthiar dalam http: //zona. Ui madura.ac.id/strategi-pembelajaran-bercerita-melalui-pendekatan- konstruktivistik/).

Pembelajaran keterampilan bercerita berkaitan dengan pembinaan kemampuan menggunakan bahasa secara lisan. Keterampilan bercerita adalah salah satu jenis keterampilan yang penting untuk melatih komunikasi. Dengan keterampilan bercerita seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, pengungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan pengungkapan kemauan serta keinginan membagikan pengalaman yang diperoleh (Tarigan, 2001: 35).

Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan bercerita merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk menceritakan sebuah cerita yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.

Menurut (Bachtiar dalam http://zona.uimadura.ac.id /strategi pembelajaran-bercerita-melalui-pendekatan-konstruktivistik/) tujuan dan manfaat kegiatan bercerita bagi anak, seperti berikut.

Tujuan bercerita bagi anak , yaitu:

1. Memberikan informasi tentang lingkungan yang memang perlu diketahui oleh anak.

2. Mengukur kemampuan siswa untuk mengungkapkan ide dan apa yang diketahuinya dari cerita. Pengungkapan cerita bisa dilakukan secara lisan saja, atau dengan lisan dan gerakan tubuh serta ekspresi jiwa, yaitu memeragakan sambil bercerita.

Sedangkan manfaat bercerita bagi anak, yaitu:

1. Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral, dan agama.

2. Memberikan sejumlah pengetahuan dan pengalaman. 3. Mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor.

4. Mengembangkan imajinasi anak.

5. Mengembangkan dimensi perasaan anak.

6. Mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak karena anak senang mendengarkan cerita walaupun cerita dibacakan berulang-ulang.

Kemudian menurut Hidayati (dalam http://niahidayati.net /manfaat-cerita-bagi-kepribadian-anak.html) manfaat bercerita adalah:

1. Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosakata anak.

2. Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk-bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. 3. Memberikan efek menyenangkan, bahagia dan ceria,

khususnya bila cerita yang disajikan adalah cerita lucu. 4. Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak,

memperkuat daya ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan cerdas.

5. Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. 6. Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak.

7. Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak.

8. Merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan, menanamkan nilai moral dan etika juga kebenaran, serta melatih kedisiplinan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan bercerita yaitu untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa kepada pendengarnya. Sedangkan manfaat cerita anak, dapat mengembangkan kemampuan berbicara, menstimulasi daya imajinasi atau kreativitas anak, dan melatih serta mengembangkan kecerdasan anak, serta dapat mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.

2.3.3 Macam-macam Teknik Bercerita

Macam-macam teknik bercerita, menurut Bachtiar (dalam http: //zona.uimadura.ac.id/strategi-pembelajaran-bercerita-melalui- pendekatan konstruktivistik/), yaitu:

1. Membaca langsung dari buku cerita

Teknik ini dilakukan dengan cara membacakan langsung dari buku cerita yang sesuai dengan anak terutama dikaitkan dengan pesan-pesan yang tersirat dalam cerita.

2. Bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku

Teknik ini menggunakan ilustrasi gambar dari buku, buku yang dipilih harus menarik, lucu, sehingga anak dapat mendengarkan dan memusatkan perhatian lebih besar daripada buku cerita. Ilustrasi gambar yang digunakan sebaiknya cukup besar dilihat oleh anak dan berwarna serta urut dalam menggambarkan jalan cerita yang disampaikan. 3. Menceritakan dongeng

Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan budaya yang bernilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ketika dalam pembelajaran bercerita siswa dapat menceritakan dongeng, pada situasi seperti ini akan membantu anak mengenal budaya leluhurnya dan menyerap pesan-pesan yang terkandung di dalam sebuah dongeng tersebut.

Pemilihan cerita dan boneka bergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan harus mewakili tokoh cerita yang akan disampaikan.

5. Bercerita dengan melakukan dramatisasi

Teknik ini digunakan untuk memainkan cerita perwatakan tokoh dalam suatu cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat umum.

Dari uraian tentang macam-macam teknik bercerita, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima teknik bercerita, yaitu membaca langsung dari buku cerita, bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku, menceritakan dongeng, bercerita dengan menggunakan boneka, dan bercerita dengan melakukan dramatisasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik bercerita dengan melakukan dramatisasi.

Dokumen terkait