• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Tinjauan tentang Penanaman Karakter Cinta Lingkungan

2. Pengertian Cinta

Menurut Prescott (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 14) objek cinta tidak selalu manusia, bisa juga benda, Negara, bangsa, tanah air, Tuhan, dan sebagainya. Lebih lanjut Prescott menjelaskan bahwa cinta memiliki beberapa ciri: pertama, cinta melibatkan rasa empati. Seseorang yang mencintai berusaha memasuki perasaan dari orang yang dicintainya. Kedua, orang yang mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan, kesejahteraan dari orang yang dicintainya. Ketiga, orang yang mencintai menemukan perasaan senang, dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan kebahagiaan, kesejahetraan dan perkembanagan dirinya. Keempat, orang yang mencintai berusaha melakukan berbagai upaya dan turut membantu

orang yang dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan,kesejahteraan dan kemajuan. Dari ciri-ciri di atas manusia tidak hanya cinta dengan sesama manusia melainkan juga kepada lingkungan. Manusia yang benar-benar cinta terhadap lingkungan akan bertindak sebagaimana berdasarkan ciri-ciri cinta di atas. Pertama, manusia yang cinta terhadap lingkungan. Memiliki rasa empati terhadap lingkungan tersebut, manusia akan menjaga lingkungan dengan sepenuh hati supaya lingkungan tidak rusak. Kedua orang yang mencintai lingkungan akan merasa bahagia dan senang apabila lingkungan yang dicintainya terjaga kelestariannya. Ketiga orang yang mencintai lingkungan akan timbul perasaan senang dan menjadi kebahagiaan sendiri apabila lingkungan berada dalam kondisi aman dan terjaga. Keempat, orang yang mencintai lingkungan akan berusaha dan berupaya dengan berbagai cara agar lingkungan yang dicintainya tidak rusak dan tetap terjaga kelestariannya.

Berdasarkan pemaparan kajian teori dapat disimpulkan bahwa objek cinta tidak hanya kepada sesama manusia, namun bisa juga cinta kepada benda, negara, bangsa, tanah air, Tuhan, dan sebagainya. Lingkungan merupakan objek benda yang diciptakan Tuhan yang dapat dicintai manusia. Cinta kepada lingkungan merupakan sebuah karakter yang dapat dibentuk. Karakter cinta lingkungan merupakan wujud cinta manusia terhadap lingkungan yang ditanamkan dalam sikap manusia untuk menjaga dan mengelola lingkungan.

Penanaman karakter cinta lingkungan terkonsep dapam penanaman karakter, karena penanaman karakter cinta lingkungan termasuk dalam upaya pengembangan karakter. Penanaman karakter di sekolah terdiri dari beberapa jenis. Ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakan. Berikut keempat jenis karakter tersebut menurut Jamal Ma’mur Asmani (2012: 80) adalah :

a. Penanaman karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan konservasi moral).

b. Penanaman karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan).

c. Penanaman karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).

d. Penanaman karakter berbasis kompetensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Berdasarkan jenis penanaman karakter di atas, cinta lingkungan menurut peneliti termasuk dalam jenis penanaman karakter berbasis lingkungan. Penanaman karakter berbasis lingkungan akan membantu dalam penanaman karakter cinta terhadap lingkungan. Karakter cinta lingkungan dapat dikembangkan melalui upaya untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan. Upaya perlindungan terhadap lingkungan dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Hidup pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa:

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pensemaran, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum.

Penanaman karakter cinta lingkungan merupakan bentuk pengembangan dari nilai-nilai karakter. Penamanan karakter merujuk pada 18 nilai karakter yang dikemukakan oleh Zamroni. Menurut Zamroni (Darmiyati Zuchdi, 2011: 168-170), Badan penelitian dan pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional, telah merumuskan materi penanaman karakter yang mencakup banyak aspek. Aspek-aspek nilai karakter mencakup: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Cinta lingkungan merupakan salah satu nilai karakter yang harus dikembangkan. Cinta lingkungan merupakan karakter yang harus dimiliki generasi muda saat ini. Karakter cita lingkungan dapat ditanamkan dengan membiasakan anak sejak dini untuk cinta terhadap lingkungan. Jenjang sekolah dasar merupakan jenjang yang tepat untuk proses menanamkan karakter cinta lingkungan. Karakter cinta lingkungan mencerminkan sikap yang senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan. Setiap sekolah diwajibkan mampu menanamkan karakter cinta lingkungan. Ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam rangka menanamkan nilai karakter cinta lingkungan. Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk (2013: 191) indikator yang harus dicapai adalah sebagai berikut :

a. Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah

b. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan c. Menyediakan kamar mandi dan air bersih

d. Pembiasaan hemat energi

e. Membuat biopori di area sekolah

f. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik g. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan

anorganik

h. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik i. Menyediakan peralatan kebersihan

Selain indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam penanaman karakter juga harus didukung oleh seluruh pihak warga sekolah. Salah satu pihak yang berperan penting dalam program penanaman karakter cinta lingkungan yaitu kepala sekolah. Program yang sudah diputuskan harus mampu direalisasikan melalui guru kelas untuk diperkenalkan kepada peserta didik. Oleh karena itu ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh setiap kelas dalam rangka penanaman karakter cinta lingkungan. Menurut Pupuh Fathurrohman, dkk (2013: 191) indikator yang harus dicapai oleh setiap kelas diantaranya yaitu :

a. Memelihara lingkngan kelas

b. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas c. Pembiasaan hemat energi

d. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.

Penanaman karakter cinta lingkungan yang dilakukan oleh sekolah harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Setiap jenjang pendidikan memiliki indikator yang bebeda sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Pada tahap sekolah dasar perkembangan peserta didik dibagi menjadi kelas rendah yang terdiri dari kelas 1-3 dan kelas tinggi yang terdiri dari kelas 4-6 yang memiliki karakteristik berbeda. Bagi peserta didik kelas rendah yaitu kelas 1-3 terdapat beberapa indikator yang harus dicapai

dalam penanaman pendidikan karakter cinta lingkungan (Daryanto dkk, 2013: 150) berupa :

a. Buang air besar dan kecil di WC b. Membuang sampah di tempatnya c. Membersihkan halaman sekolah

d. Tidak memetik bunga di taman sekolah e. Tidak menginjak rumput di taman sekolah f. Menjaga kebersihan rumah

Bagi peserta didik kelas tinggi yaitu kelas 4-6 indikator yang harus dicapai dalam penanaman karakter cinta lingkungan berupa :

a. Membersihkan WC

b. Membersihkan tempat smapah c. Membersihkan lingkungan sekolah

d. Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman e. Ikut memelihara taman di halaman sekolah

f. Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan

Berdasarkan kajian teori di atas penanaman karakter cinta lingkungan adalah usaha sadar dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik melalui usaha nyata yang berwawasan lingkungan. Penanaman karakter cinta lingkungan merupakan upaya untuk membentuk genersi muda yang berbudi luhur. Cinta lingkungan dilaksanakan tidak hanya di dalam proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pembelajaran.

C. Penanaman Karakter Cinta Lingkungan

Dokumen terkait