• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Karakteristik Informan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap Informan mengenai keadaan tingkat umur, keadaan tingkat pendidikan, dan keadaan jenis kelamin yang dapat dijadikan sumber atau masukan bagi beberapa variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Data Informan ini diperoleh dari data primer yang dapat dideskripsikan sebagai berikut :

48

a. Keadaan informan berdasarkan tingkat umur

Berdasarkan data yang dihimpun dari informan menunjukkan terdapat tingkat umur 25 sampai 36 tahun sebanyak 4 orang,tingkat umur 36 sampai 55 tahun sebanyak 4 orang. Kondisi ini menunjukkan tingkat umur informan didominasi oleh tingkat umur 36 - 55 tahun yaitu sebanyak 8 orang.

Tabel 6 : Keadaan informan menurut tingkat umur.

No Tingkat Umur (tahun) Informan (orang)

1 25 – 36 4

2 36 – 55 4

Jumlah 8

Sumber: RPJM-Des Desa Julumate’ne

b. Keadaan informan berdasarkan tingkat pendidikan ( SDM )

Data yang dihimpun dari Informan diperoleh tingkat Pendidikan Berdasarkan data yang dihimpun dari hasil wawancara informan menunjukkan terdapat tingkat pendidikan yang berbeda-bed yaitu tingkat pendidikan SLTA sebanyak 4 orang, dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 4 orang.

Tabel 7 : Keadaan informan Menurut tingkat pendidikan.

No Pendidikan Informan (orang)

1 SLTA 4

2 Sarjana (S1) 4

Jumlah 8

Sumber: RPJM-Des Desa Julumate’ne

49

c. Keadaan informan berdasarkan jenis kelamin

Data yang dihimpun dari informan melalui hasil wawancara diperoleh jenis kelamin seperti Berdasarkan data yang dihimpun dari informan menunjukkan terdapat jenis kelamin laki-laki 8 orang.

Kondisi ini menunjukkan jenis kelamin informan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang.

Tabel 8 : Keadaan informan menurut jenis kelamin

No Laki-laki Perempuan

1. 8 -

Sumber : RPJM-Desa Julumate’ne

B. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam aspek Pembangunan Fisik Lingkungan di Desa Julumate’ne Kec. Bontolempangan Kab. Gowa.

Dari beberapa jumlah fungsi manajemen, implementasi merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari baik kalangan masyarakat maupun di lingkungan perusahaan swasta maupun pemerintahan makna implementsi ini agaknya tidak terlalu sulit untuk di pahami. Akan tetapi untuk memberi batasan tentang implementasi ini masih sulit untuk di berikan. Dalam kamus bahasa Indonesia istilah “Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan yang dibuat oleh seorangInsinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada kertas

50

kalkirnya makaimpelemntasi yang dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang telah dibuattadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak sesuai denganrancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasilrancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang telah di buat karenarancangan adalah sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna dari sisi perancang dan rancangan itu.

Implementasi program atau kebijakan merupakan salah satu tahap yang penting dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan.

Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang tidak menimbulkan persoalan baru, bersifat adil intra generasi dan inter generasi. Oleh sebab itu prinsip – prinsip universal pembangunan berkelanjutan harus merupakan prinsip keseimbangan pembangunan, yang dalam kasus Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi dan lingkungan yang tercakup dalam konsep tridaya. Jadi prinsip - prinsip pembangunan berkelanjutan yang harus dijunjung tinggi, ditumbuh kembangkan dan dilestarikan oleh semua para pelaku maupun pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) –Mandiri Perdesaan (baik masyarakat, konsultan, maupun pemerintah), dalam melakukan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan yang berkaitan dengan pembangunan lingkungan fisik.

51

Upaya pengambilan keputusan maupun pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat miskin, maka didorong agar keputusan dan pelaksanaan kegiatan tersebut berorientasi pada upaya perlindungan /pemeliharaan lingkungan baik lingkungan alami maupun buatan termasuk perumahan dan pemukiman, yang harus layak terjangkau, sehat, aman, teratur, serasi dan produktif. Termasuk didalamnya adalah penyediaanya prasarana dan sarana dasar perumahan yang kundusif dalam membangun solidaritas sosial dan meningkatkan kesejakteraan penduduknya.

Upaya menyerasikan kesejakteraan material, maka upaya - upaya kearah peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat miskin dan atau pengangguran perlu mendapatkan porsi khusus termasuk upaya untuk mengembangkan peluan usaha dan akses kesumberdayaan kunci untuk meningkatkan pendapatan, dengan tepat memperhatikan dampak lingkungan fisik dan sosial.

Progran Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) Mandiri Perdesaan pelaksanaannya dimulai dengan musyawarah desa (musdes) perencanaan yang merupakan pertemuan masyarakat di desa yang bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan di kelompok-kelompok atau dusun. Musyawarah ini bertujuan untuk mengesahkan usulan-usulan masyarakat tentang kegiatan di desa nantinya. Dalam musyawarah ini tentu hadir para pelaku Progran Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) Mandiri Perdesa desa serta para tokoh masyarakat.

52

Implementasi pembangunan fisik lingkungan dalam kegiatan Progran Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) Mandiri Perdesaan sangat penting dimana diperencanaan inilah dimulai semua kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat nantinya di desa yang mencakup pembangunan sarana dan prasaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Desa Julumate’ne bahwa :

“Pembangunan fisik lingkungan ini sudah dibuat dan disepakati melalui usulan musyawarah desa, dalam perencanaan kegiatan ini merupakan awal mula dari segala kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan yang ada di desa.

Dari sinilah proses dimulai untuk memperoleh implementasi program yang baik, dimana masyarakat sangat perlu mencatat dan memperhatikan usulan apa yang disepakati nantinya di desa, sehingga ketika proses mulai jalan sampai selesai memperoleh implementasi yang berkualitas serta tahan”.

(Hasil wawancara dengan AMR, 15 juli 2014)

Dari hasil wawancara tesebut diatas peneliti melihat bahwa Musyawarah desa sangat penting dalam mengawali implementasi Pembangunan fisik lingkungan yang baik, salah satunya dengan cara perencanaan serta musyawarah yang dilakukan pemerintah desa, para tokoh agama dan para tokoh masyarakat, yang selanjutnya nantinya akan mengumpulkan usulan-usulan apa yang nantinya menjadi prioritas utama kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan rencana awal yang kemudian diimplementasikan oleh para hasil Progran Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM) - Mandiri Perdesaan nantinya, selanjutnya disinilah tugas para pelaku kegiatan dan pengelola program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan melakukan pengawasan dalam berjalannya program tersebut agar hasilnya sesuai dengan apa yang ditargetkan sebelumnya. Selain itu agar tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan didalam pelaksanaannya.

53

Sesuai dengan hasil wawancara diatas maka peneliti melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat terkait implementasi program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan dalam aspek pembangunan fisik lingkungan yang mengatakan bahwa :

“Menurut saya pembangunan fisik lingkungan memang sudah di sepakati melalui usulan musyawarah desa, karena kami ikut terlibat dalam musyawarah tersebut. Sehingga kami akan tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan oleh para pelaku PNPM di desa dan juga masyarakat bebas mengeluarkan usulan terkait sarana dan prasarana apa yang sangat diperlukan masyarakat. Sehingga yang paling diutamakan adalah apa yang paling penting bagi kebutuhan masyarakat”. (Hasil wawancara dengan BRG, 15 Juli 2014)

Dari hasil wawancara tersebut diatas peneliti melihat bahwa masyarakat memiliki andil dalam mengeluarakan usulan-usulan ataupun argumen-argumennya tentang implementasi Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan dalam aspek penbangunan fisik lingkungan. Hal ini dilakukan agar antara pihak Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan dan masyarakat terjalin suatu kerjasama dalam memulai implementasi program-program tersebut, selain itu agar kegiatan tersebut tidak terjadi salah sasaran dalam implementasi program tersebut.

Dari kedua hasil wawancara di atas sama-sama mengutamakan musyawarah sebelum melangakah ke tahap selanjutnya karena implementasi itu tidak bisa terlepas dari perencanaan program dalam melakukan musyawarah desa. Demikian halnya dengan pembangunan fisik lingkungan yang disepakati melalui usulan musyawarah desa antara pelaku program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) – Mandiri Perdesaan dengan

54

masyarakat. Pembangunan fisik lingkungan tersebut terbagi kedalam dua program bagian yaitu Pengerasan Jalan dan Drainase.

1. Perkerasan Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawahpermukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dantanah liat.

Kegiatan pengangkutan material perkerasan dianjurkan sesuai anjuran:

1. Tanah dasar jalan (subgrade) disiapkan lebih dulu, artinya yang kurang padat dipadatkan dan dibersihkan.

2. Penghamparan dilakukan dengan cara berlapis-lapis, masing-msing ketebalannya sekitar 10 cm dan dipadatkan secara manual. Pondasi dengan ketebalan 25 cm dapat dilakukan 2 lapis.

3. Bahan unutk bahu jalan (tanah berpasir) dihampar lebih dulu sebelum melaksanakan penghamparan lapis pondasi bawah, setelah itu kemudian dihamparkan material lapis pondasi bawah.

55

4. Material bahan pondasi yang telah dihamparkan dilakukan pemadatan atau penggilasan dalam keadaan kadar air optimum.

5. Pelaksanaan gilasan dimulai dari kedua sisi luar perkerasan menuju tengah dan sejajar dengan as jalan. Di bagian tikungan pemadatan dimulai dari tempat sisi terendah (sisi bagian dalam) menuju sisi kebagian yang lebih tinggi.

6. Jika mesin gilas tidak tersedia, maka pemadatan dilakukan dengan alat timbrisan manual, serentak beberapa orang selebar jalan.

7. Untuk menjaga kerusakan permukaan, lapis pondasi yang telah selesai perlu dipertimbangkan ditutup dengan lapis penutup.

Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan dalam asspek pembangunan fisik lingkungan dengan pekerjaan program pengerasan jalan yang dilakukan di Desa Julumate’ne dapat dilakukan dan terlaksana dengan baik serta sesuai dengan program yang diusulkan pada saat penetapan usulan yang tentukan melalui muyawarah desa yang dilakukan dan dihadiri beberapa perwakilan baik dari pihak pengelole program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) - Mandiri Perdesaan maupun dari para tokoh masyarakat.

Pembangunan yang dilakukan melalui program nasional pemberdayaan masyarakat ini sudah cukup lama dan sudah dirasakan masyarakat banyak bagaimana progam ini membantu kelancaran dalam beraktivitas sehari-hari. Dimana program nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

56

Perdesaan ini dinilai cukup baik dan merupakan pembangunan jangka panjang yang dampaknya dirasakan masyarakat banyak.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh Bapak Kepala Desa Julumate’ne bahwa :

“Suatu ukuran implementasi program pengerasan jalan dapat dilihat dengan bagaimana cara kerja pelaku PNPM-Perdesaan terutama dalam hal pambangunan fisik lingkungan karena proses ini langsung menyentuh kepada masyarakat, disini juga dapat dilihat hasilnya dan bagaimana proses serta cara kerja pelaku PNPM apakah sesuai dengan usulan yang diberikan oleh masyarakat pada saat penetapan usulan sebelumnya, kemudian pengerasan jalan di Desa telah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah desa dan masyarakat”.

(Hasil wawancara dengan BSR, 16 Juli 2014)”.

Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa program pengerasan jalan yang dilakukan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah disepakati oleh pemerintah dan masyarakat sehingga menguntungkan bagi penggunakan jalan menjalankan aktivitas sehari, tentunya keberhasilan tersebut terjadi karna tidak terlepas dari kerjasama yang di bangun kedua belah pihak antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Hal yang sama dipertegas oleh masyarakat Desa julumate’ne bahwa :

“Dengan adanya pekerjaan pembangunan lingkungan fisik melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang dikeluarkan oleh pemerintah, ini sangat membantu kami secara umum karena dapat mempermudah dalam menjalankan aktivitas, dimana jalan yang tidak bisa dilalui pada saat musim hujan karena licin, kini sudah dapat dilalui tanpa mengenal musim hujan ataupun musim panas”. (Hasil wawancara dengan KD, 17 Juli 2014)”.

57

Dari kedua hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pekerjaan pengerasan jalan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan program awal dan pekerjaan kegiatan ini berjalan dengan baik, terutama dalam hal mempermudah dan membantu masyarakat menjalankan aktivitasnya tanpa ada hambatan, dengan adanya kegiatan pengerasan jalan secara tidak langsung masyarakat juga merasa sangat terbantu. Pengerasan jalan juga memberikan manfaat yang baik bagi seluruh pengguna jalan yang pada umumnya digunakan baik masyarakat maupun kendaraan-kendaraan yang menjalankan aktivitasnya sehari-hari tanpa ada keraguan yang berkaitan dengan pasilitas jalanan yang rusak.

2. Draenase

Draenase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, draenase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Draenase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. Fungsi Draenase

a. Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.

b. Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.

c. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

d. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan, bangunan yang ada.

58

e. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir

Macam-macam Draenase

1. Menurut Sejarah Terbentuknya a. Draenase Alamiah

Draenase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

b. Draenase Buatan

Draenase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

2. Menurut Letak Bangunan a. Draenase Permukaan Tanah

Saluran draenase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

b. Draenase Bawah Permukaan Tanah

Saluran draenase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa),

59

dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

3. Menurut Fungsi

a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.

b. Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

4. Menurut Konstruksi

a. Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.

b. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dibutuhkan masyarakat dan dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat serta merupakan komponen penting dalam perencanaan suatu daerah serta cukup membantu kelancaran aliran beberapa macam air kotor

60

yang dapat mengganggu kesehatatan/lingkungan, dimana drainase merupakan salah satu program nasional pemberdayaan masyarakat untuk membantu kelancaran aliran agar tidak membuat genangan yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya kesehatan terganggu.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh KPMD Desa Julumate’ne bahwa :

“Dalam aspek pembangunan fisik lingkungan, selain program pengerasan jalan program pelaksanaan pembuatan drainase juga dilakukan untuk membantu proses pengaliran air yang menimbulkan terjadinya genangan air dan banjir. Program ini merupakan program yang sudah cukup lama sehingga profesionalitas pelaksana program dan pihak–pihak yang ada didalamnya seharusnya sudah sangat teruji dan kompeten dalam mensukseskan program drainase ini”. (Hasil wawancara dengan informan HMS, 20 Juli 2014)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Program nasional pemberdayaan masyarakat tidak hanya melakukan pekerjaan pengerasan jalan akan tetapi program nasional pemberdayaan masyarakat melakukan pekerjaan pembuatan drainase yang dapat membantu proses pengaliran air kotor yang dapat menimbulkan terganggunya kesehatan dan lingkungan masyarakat.

C. Peran Pemerintah Desa dalam Implementasi PNPM Mandiri Perdesaan.

Peranan pada hakekatnya adalah merupakan suatu fungsi status pada orang-orang tertentu atau dan lembaga dalam menjalankan suatu fungsinya seperti halnya pemberdayaan dan pembangunan, apabila telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam statusnya sebagai Lembaga pemberdayaan msyarakat, maka pada hakekatnya mereka telah menjalankan peranannya. Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa tidak berarti peranan

61

tersebut hanya terbatas pada pelaksanaan saja, akan tetapi dapat dilihat pula dari aspek hasilnya, apabila betul-betul berkualitas atau bermanfaat secara maksimal atau tidak. Oleh karena itu peranan merupakan fungsi dari suatu status, mulai dari tahap awal sampai akhir suatu kegiatan, dalam hal ini hasil atau manfaat suatu peran yang dijalankan. Proses pembangunan yang dilaksanakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan di Desa Julumate’ne Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

1. Peran pemerintah Desa terhadap Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan.

Dalam program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan pelaksanaannya dimulai dengan musyawarah desa (musdes) perencanaan yang merupakan pertemuan masyarakat di desa yang bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan di kelompok-kelompok atau dusun.

Musyawarah ini bertujuan untuk mengesahkan usulan-usulan masyarakat tentang kegiatan di desa nantinya. Dalam musyawarah ini tentu hadir para pelaku program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Kecamatan maupun Desa serta para tokoh masyarakat.

Perencanaan dalam kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan sangat penting dimana diperencanaan inilah dimulai semua kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaaan nantinya di desa

62

yang mencakup pembangunan sarana dan prasarana. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Kepala Desa Julumate’ne bahwa:

“Musyawarah ini sangat penting karena dsinilah kita akan tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang akan nantinya dilakukan oleh para pelaku PNPM di desa dan juga masyarakat bebas mengeluarkan usulan, terkait sarana dan prasarana apa yang paling diperlukan oleh masyarakat. Sehingga tidak adanya kegiatan yang salah sasaran dan seharusnya tidak perlu dibangun tetapi dipaksakan dibangun. Yang kita utamakan adalah apa yang paling penting bagi masyarakat, contohnya jika masyarakat perlu jalan tani jangan kita kerjakan pembuatan sumur bor begitupun sebaliknya (Hasil wawancara dengan BSR, 19 Juli 2014)”.

Musyawarah desa perencanaan sangat penting karena pada musyawarah ini dikumpulkan pemerintah desa, para tokoh agama dan para tokoh masyarakat, yang nantinya akan melihat usulan-usulan apa yang nantinya menjadi prioritas utama untuk dikerjakan oleh para pelaku PNPM-Perdesaan nantinya.

Hal yang sama juga dikemukakan Ketua Unit Pengelola Kegiatan dalam penjelesannya sebagai berikut:

“Musyawarah desa perencanaan adalah awal dari segala kegiatan PNPM di desa. Disnilah proses pengawasan itu dimulai dimana masyarakat sangat perlu mencatat dan memperhatikan usulan apa yang disepakati nantinya di desa, sehingga nantinya tidak ada penyalahgunaan amanah yang diberikan oleh masyarakat melalui usulan kegiatan tersebut (Hasil wawancara dengan HRN, 22 juli 2014)”

Kedua wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa musyawarah desa perencanaan sangat penting karena dsinilah awal dari segala kegiatan PNPM di desa nantinya. Pengawasan terhadap program ini juga dimulai dari musyawarah ini dimana bagaimana usulan masyarakat tidak berubah dan tidak melalui tekanan.

63

2. Peran pemerintah Desa terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan ini yang paling penting dimana pada tahap inilah akan menjamin kualitas baik tadaknya suata bangunan yang berhubungan pekerjaan pembangunan fisik yang sudah dikerjakan atau dilaksanakan di desa, yang telah disepekati pada musyawarah desa perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan pertemuan Musyawarah Antar Desa (MAD) penetapan usulan agar pelaksanaan implementasi pembangunan fisik, pemberian bantuan yang berupa pemberdayaan ekonomi serta pemberdayaan sosial tidak keluar dari apa yang telah direncanakan sebelum program berjalan.

Sebagaimana diungkapkan oleh bapak Kepala Desa julumate’ne bahwa:

“Proses pelaksanaan program PNPM sangat diperlukan kerja sama yang baik antara semua pihak. Karena bisa saja terjadi tumpang tindih kepentingan didalamnya, padahal program ini sangat berguna dan penting bagi masyarakat sehingga pihak-pihak terkait dalam program ini perlu saling bekerja sama dan bekerja untuk mensukseskannya, karena setiap bulan kita rapat untuk membahas hal-hal apa saja yang akan dijalankan program ini dan bagaimana dampak yang akan kesejahteraan masyarakat nantinya yang akan merasakannya”. (Hasil wawancara dengan BSR, 24 Juli 2014)

Yang dimaksud pengertian kerjasama adalah pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh individu tapi dikerjakan secara bersamaan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan agar pekerjaan tersebut menjadi lebih ringan. Wujud dari kerjasama bisa merupakan kerja kelompok ataupun kerja yang mencakup skala luas. Sehingga kerja sama yang dimaksudkan

Dokumen terkait