• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

C. Hasil Penelitian

2. Uji Asumsi Klasik

Analisis normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah metode plot.

Grafik 4.1 Distribusi Normal

0.00.20.40.6Observed Cum Prob0.81.0

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: komitmen_organisasi Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Cara pengambilan keputusan pada metode plot :

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Keputusan :

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, dapat dilihat dari Grafik 4.1 bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

Analisis normalitas dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov/goodness of fit test. Data yang dimasukkan adalah unstandardized residual (Res_1).

Cara pengambilan keputusan :

a) Jika probabilitas > 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b) Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.14

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 52

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .78972180

Most Extreme Differences

Absolute .100

Positive .066

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .719

Asymp. Sig. (2-tailed) .679

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Keputusan :

Pada tabel 4.14 terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,679 atau probabilitas di atas 0,05 (0,679 > 0,05), maka asumsi normalitas terpenuhi.

2) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan/perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain.

Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas.

Heterokedastisitas terjadi karena terjadi perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar pada grafik Scatterplot. Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

a) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.

b) Jika diagaram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Grafik 4.2 Diagram Pencar

-4-2024

Regression Standardized Predicted Value

-3-2-10123Regression Studentized Residual

Dependent Variable: komitmen_organisasi

Scatterplot

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Keputusan :

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa Diagram Pencar tidak membentuk suatu pola atau acak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heterokedstisitas.

Uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan dengan Uji Glesjer. Cara pengambilan keputusan :

a) Jika probabilitas > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

b) Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Tabel 4.15

a Predictors: (Constant), rekan_kerja, pekerjaan, imbalan, supervisi, promosi b Dependent Variable: ABS

Coefficients(a)

a Dependent Variable: ABS

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Keputusan :

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kolom Sig./Significance pada Tabel ANOVA adalah 0,366. Sedangkan pada Tabel koefeisien regresi adalah 0,177;

0,605; 0,661; 0,979 dan 0,100, atau probabilitas lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti di antara dua atau lebih variabel independen. Artinya multikolinearitas menyebabkan standar deviasi masing-masing koefisien regresi akan sangat besar sehingga membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas VIF adalah 5, artinya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya (disimpulkan terjadinya multikolinearitas).

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Tolerance VIF Kesimpulan

Pekerjaan 0,805 1,242 Tidak terjadi multikolinearitas Imbalan 0,574 1,742 Tidak terjadi multikolinearitas Kesempatan Promosi 0,409 2,442 Tidak terjadi multikolinearitas Supervisi 0,607 1,649 Tidak terjadi multikolinearitas Rekan Kerja 0,608 1,645 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil perhitungan SPSS

4) Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya, model yang paling baik adalah tidak terjadi autokorelasi.

Cara mudah mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson.

Model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-Watson hitung terletak di daerah No Autocorrelation. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen), untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung mendekati angka 2. Model regresi tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi,

apabila nilai Durbin-Watson mendekati atau di sekitar angka 2 karena angka 2 pada uji Durbin-Watson terletak di daerah No Autocorrelation.

Tabel 4.17

the Estimate Durbin-Watson

1 .858(a) .736 .708 .83153 1.871

a Predictors: (Constant), rekan_kerja, pekerjaan, imbalan, supervisi, promosi b Dependent Variable: komitmen_organisasi

Sumber : hasil perhitungan SPSS

Gambar 4.1 Hasil Uji Autokorelasi

Negative No Autocorrelation Positive

Autocorrelation Autocorrelation

dl du 4-du 4-dl

0 1,34 1,77 1,871 2 2,23 2,66 4

Sumber : Hasil SPSS Keputusan :

Pada Tabel 4.17 dan Gambar 4.1 dapat dilihat nilai Durbin-Watson hitung 1,871 dan batas bawah (dl) = 1,34 dan batas atas (du) = 1,77. Pada Gambar 4.1, nilai Durbin-Watson terletak di daerah No Autocarrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda terbebas dari gangguan autokorelasi.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (variabel pekerjaan, variabel imbalan, variabel

kesempatan promosi, variabel supervisi dan variabel rekan kerja) terhadap variabel terikat (komitmen organisasi), dengan bantuan SPSS 12.0 dihasilkan output sebagai berikut :

1) Model Regresi Berganda

Tabel 4.18

Koefisien Regresi dan Tingkat Signifikansi

Coefficients(a)

a Dependent Variable: komitmen_organisasi Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel Coefficients pada kolom B yaitu :

Y = 25,238 + 0,196X1 + 0,226X2 + 0,441X3 + 0,667X4 + 0,439X5 + 2,846 Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Konstanta sebesar 25,238 menyatakan bahwa tanpa faktor pekerjaan, imbalan, kesempatan promosi, supervisi dan rekan kerja maka besarnya nilai komitmen organisasi sebesar 25,238.

b) Koefisien regresi X1 sebesar 0,196 artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel pekerjaan setiap 1 satuan, maka komitmen organisasi juga akan meningkat sebesar 0,196. Tanda positif (+) pada variabel pekerjaan menunjukkan hubungan searah. Artinya apabila variabel pekerjaan

semakin baik diterapkan, maka komitmen organisasi juga akan semakin baik.

c) Koefisien regresi X2 sebesar 0,226 artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel imbalan setiap 1 satuan, maka komitmen organisasi juga akan meningkat sebesar 0,226. Tanda positif (+) pada variabel imbalan menunjukkan hubungan searah. Artinya apabila variabel imbalan semakin baik diterapkan, maka komitmen organisasi juga akan semakin baik.

d) Koefisien regresi X3 sebesar 0,441 artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel kesempatan promosi setiap 1 satuan, maka komitmen organisasi juga akan meningkat sebesar 0,441. Tanda positif (+) pada variabel kesempatan promosi menunjukkan hubungan searah. Artinya apabila variabel kesempatan promosi semakin baik diterapkan, maka komitmen organisasi juga akan semakin baik.

e) Koefisien regresi X4 sebesar 0,667 artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel supervisi setiap 1 satuan, maka komitmen organisasi juga akan meningkat sebesar 0,667. Tanda positif (+) pada variabel supervisi menunjukkan hubungan searah. Artinya apabila variabel supervisi semakin baik diterapkan, maka komitmen organisasi juga akan semakin baik.

f) Koefisien regresi X5 sebesar 0,439 artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel rekan kerja setiap 1 satuan, maka komitmen organisasi juga akan meningkat sebesar 0,439. Tanda positif (+) pada variabel rekan kerja menunjukkan hubungan searah. Artinya apabila variabel rekan kerja semakin baik diterapkan, maka komitmen organisasi juga akan semakin baik.

2) Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya secara serentak (simultan) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya secara serentak (simultan) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y).

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat kesalahan α = 5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1),(n-k), k adalah jumlah variabel dependen dan independen {df = (k-1),(n-k) = (6-1), (52-6) = (5 ; 46)}.

Pada derajat kebebasan = (5 ; 46) nilai F tabel dengan α = 5% adalah 2,42.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%.

Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%.

Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.0 seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.19

a Predictors: (Constant), rekan_kerja, pekerjaan, imbalan, supervisi, promosi b Dependent Variable: komitmen_organisasi

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Pada Tabel 4.19 kolom ke-enam nilai F hitung adalah 25,704 dimana F hitung > F tabel, yaitu 25,704 > 2,42, ini berarti Ha diterima artinya secara serentak (simultan) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel kepuasan kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan (X1), variabel imbalan (X2), variabel kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5) terhadap variabel komitmen organisasi (Y).

3) Uji Signifikan Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial seberapa besar pengaruh varabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk melakukan uji t maka menggunakan Tabel Cofficients. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

a) Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y).

b) Mencari nilai t tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan dan menentukan derajat kebebasan. Tingkat kesalahan yang dipakai adalah alpha 5% dan derajat kebebasan (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yaitu sebanyak 52 dan k adalah jumlah variabel independen yang digunakan yaitu sebanyak 5 variabel, maka df = 52 – 5 = 47. Pada taraf signifikan 5%, nilai t tabel atau t0,025;47 = 2,021.

c) Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%

d) Mencari nilai t hitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 12.0.

Dari Tabel 4.18 dapat dilihat :

1. Variabel pekerjaan (X1) memiliki t hitung = 1,467, karena nilai t hitung < nilai t tabel = 1,467 < 2,021, ini berarti H0 diterima atau Ha ditolak yaitu variabel pekerjaan (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

2. Variabel imbalan (X2) memiliki t hitung = 1,566, karena nilai t hitung

< nilai t tabel = 1,566 < 2,021, ini berarti H0 diterima artinya variabel imbalan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.

3. Variabel kesempatan promosi (X3) memiliki t hitung = 2,191, karena nilai t hitung > nilai t tabel = 2,191 > 2,021, ini berarti Ha diterima artinya variabel kesempatan promosi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

4. Variabel supervisi (X4) memiliki t hitung =2,933, karena nilai t hitung

> nilai t tabel = 2,933 > 2,021, ini berarti Ha diterima artinya variabel supervisi (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

5. Variabel rekan kerja (X5) memiliki t hitung = 3,151, karena nilai t hitung > nilai t tabel = 3,151 > 2,021, ini berarti Ha diterima artinya secara parsial variabel rekan kerja (X5) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

e) Kesimpulan :

1. Adapun hasil penelitian diperoleh bahwa variabel rekan kerja (X5) mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

2. Variabel pekerjaan (X1) dan variabel imbalan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y).

4) Analisis Koefisien Determinasi

Tabel 4.20

the Estimate Durbin-Watson

1 .858(a) .736 .708 .83153 1.871

a Predictors: (Constant), rekan_kerja, pekerjaan, imbalan, supervisi, promosi b Dependent Variable: komitmen_organisasi

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Analisis :

Tabel 4.20 Model Summary menunjukkan bahwa :

1) R yang juga koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pekerjaan, variabel imbalan, variabel kesempatan promosi,

variabel supervisi, variabel rekan kerja dan variabel komitmen organisasi adalah sebesar 85,8%.

2) R square disebut juga koefisien determinasi, pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa R square (R2) adalah 73,6%.

3) Adjusted R Square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi.

Dari tabel dapat dilihat bahwa Adjusted R Square adalah 0,708 atau 70,8%. Artinya 70,8% Komitmen Organisasi karyawan PT. Trakindo Utama Cabang Medan dapat dijelaskan oleh Kepuasan Kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan itu sendiri, imbalan, kesempatan promosi, supervisi dan rekan kerja. Sedangkan sisanya 29,2% dijelaskan oleh faktor lain, seperti emosi karyawan, penilaian karyawan terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi, psikologi karyawan yang berdasarkan perasaan seperti kesetiaan, afeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain.

4) Std.Error of the Estimate merupakan kesalahan standar dari penaksiran yang bernilai 0,83153.

D. Kesimpulan Penelitian

1. Berdasarkan model regresi yang diperoleh maka dapat disimpulkan persamaan regresi adalah :

Y = 25,238 + 0,196X1 + 0,226X2 + 0,441X3 + 0,667X4 + 0,439X5 + 2,846 Tanda positif (+) pada variabel independen yaitu kepuasan kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan (X1), variabel imbalan (X2), variabel

kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5) menunjukkan arah yang searah, artinya apabila variabel pekerjaan (X1), variabel imbalan (X2), variabel kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5) ditingkatkan maka variabel komitmen organisasi (Y) akan meningkat.

2. Variabel-variabel kepuasan kerja secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel komitmen organisasi, yang dapat diketahui melalui Uji F. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji F), nilai F hitung yang diperoleh adalah 25,704, dimana nilai F hitung ini lebih besar dari nilai F tabel dengan taraf kesalahan 5% yaitu 2,42 (25,704 > 2,42). Ini berarti Ha diterima artinya secara serentak (simultan) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu variabel-variabel kepuasan kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan (X1), variabel imbalan (X2), variabel kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5) terhadap variabel terikat yaitu komitmen organisasi (Y).

3. Variabel rekan kerja (X5) secara parsial memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap komitmen organisasi, ini dapat diketahui melalui Uji t dimana nilai t hitung untuk variabel rekan kerja adalah sebesar 3,151.

Berdasarkan uji signifikan individual (uji t), variabel kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5) secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel komitmen organisasi (Y) dengan nilai t hitung yaitu masing-masing 2,191; 2,933 dan 3,151 yang nilainya lebih besar dari nilai t tabel pada taraf kesalahan 5%

yaitu 2,021. Sedangkan variabel pekerjaan (X1) dan variabel imbalan (X2) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel komitmen organisasi (Y) karena nilai t hitung yaitu masing-masing 1,467 dan 1,566 yang nilainyalebih kecil dari nilai t tabel pada taraf kesalahan 5% yaitu 2,021.

4. Adapun kontribusi yang cukup besar dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari nilai adjusted R square yaitu sebesar 0,708 atau 70,8%, artinya 70,8% Komitmen Organisasi dapat dijelaskan oleh variabel-variabel Kepuasan Kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan itu sendiri, variabel imbalan, variabel kesempatan promosi, variabel supervisi dan variabel rekan kerja. Sedangkan sisanya 29,2%

dijelaskan oleh faktor lain, seperti emosi karyawan, penilaian karyawan terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi, psikologi karyawan yang berdasarkan perasaan seperti kesetiaan, afeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap data penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Uji Signifikan Simultan (Uji F) maka secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel kepuasan kerja terhadap variabel komitmen organisasi, dimana nilai F hitung yaitu sebesar 25,704 >

dari nilai F tabel yang memiliki nilai 2,42.

2. Berdasarkan Uji Signifikan Individu (Uji t) maka secara parsial variabel rekan kerja (X5) memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap komitmen organisasi (Y). Dari Uji t juga diketahui bahwa variabel pekerjaan itu sendiri (X1) dan variabel imbalan (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel komitmen organisasi (Y).

3. Angka Adjusted R Square sebesar 0,708 menunjukkan bahwa 70,8%

Komitmen Organisasi karyawan PT. Trakindo Utama Cabang Medan dapat dijelaskan oleh Kepuasan Kerja yang terdiri dari variabel pekerjaan (X1), variabel imbalan (X2), variabel kesempatan promosi (X3), variabel supervisi (X4) dan variabel rekan kerja (X5). Sedangkan sisanya 29,2% dijelaskan oleh faktor lain, seperti emosi karyawan, penilaian karyawan terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi, psikologi karyawan yang berdasarkan perasaan seperti kesetiaan, afeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. PT. Trakindo Utama Cabang Medan sebaiknya tetap mempertahankan

tingkat kepuasan karyawan, agar komitmen organisasi karyawan tetap berada pada tingkat yang tinggi.

2. Berdasarkan analisis uji signifikasi individu (uji t) diketahui bahwa variabel pekerjaan itu sendiri dan variabel imbalan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organisasi, oleh karena itu PT.

Trakindo Utama hendaknya meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan cara memberikan kesempatan yang lebih kepada karyawan untuk belajar sesuai minat serta kesempatan bertanggung jawab dan lebih memperhatikan lagi sistem imbalan yang diterapkan.

Dokumen terkait