• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.3 Harga Dir

2.3.1 Pengertian harga dir

Harga diri merupakan satu aspek kepribadian yang dianggap penting dan memberi sumbangan besar bagi keberhasilan seseorang. Penelitian – penelitian menunjukan bahwa harga diri akan mempengaruhi proses berpikir dan bertindak individu, sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku..

Menurut Loekmono (1992:5) harga diri merupakan suatu kebutuhan yang ada dalam diri setiap manusia yang memerlukan pemenuhan dan kepuasaan. Apabila kebutuhan harga diri dipenuhi maka diharapkan seseorang mempunyai sikap percaya diri, rasa berharga, dan rasa mampu. Sebaliknya apabila kebutuhan harga diri tidak terpenuhi akan mengakibatkan rasa rendah diri, merasa lemah, tidak mampu, merasa tidak berguna, merasa hampa dalam hidupnya, merasa putus asa dan ragu-ragu dalam bertindak.

Frey (dalam Aditomo dan Retnowati, 2004:5) mengatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang menjelaskan keputusan positif, negatif, netral dan kabur, yang merupakan salah satu bagian dari konsep diri. Konsep diri yang baik akan membentuk harga diri yang baik pula. Sehingga individu mampu menerima keadaan dirinya secara baik dan

wajar, mampu mengekspresikan pendapatnya lewat jalur yang baik dan benar, dan memiliki emosi yang stabil, tidak mudah terpengaruh, karena lebih jelas dalam membedakan hal yang positif dan negatif.

Menurut Harris dan Reynold (1995:23) bahwa harga diri akan muncul apabila individu mempunyai sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, rasa mampu, dan perasaan berguna. Dan apabila individu tidak memiliki perasaan tersebut, ia akan merasakan hampa dalam kehidupan ini, penuh keragu-raguan, putus asa dan rendah diri terhadap orang lain. Atau dengan kata lain bahwa harga diri sebagai motif berperilaku yang berasal dari keyakinan dan perasaan tentang diri sendiri. Dan menurutnya ada tiga motif berperilaku. Motif pertama, seorang anak akan bertindak dengan cara-cara yang meningkatkan perasaan harga diri dan kepuasan, seperti melakukan hal-hal yang disukainya dan dilakukan dengan baik, menghindari tugas-tugas yang mungkin gagal, menyenangkan orang lain, mengharapkan pujian dan ijin. Motif kedua, seorang anak akan bereaksi dengan cara-cara yang mengkonfirmasikan citra dirinya oleh orang lain dan dirinya. Jika individu percaya bahwa dirinya seorang yang baik, individu akan berusaha dikritik dan dihukum. Motif ketiga, seorang anak akan bereaksi sedemikian rupa untuk mempertahankan citra diri yang konsisten tanpa mempedulikan lingkungan yang berubah. Ketiga motif tersebut mempengaruhi cara anak berperilaku dan seringkali diungkapkan secara bersama walaupun saling bertentangan.

Harga diri menurut Clemes (1995: 8) adalah perasaan yang selalu terungkap sendiri dengan cara orang bereaksi, sehingga harga diri merupakan apa yang dirasakan mengenai dirinya dan menjadi kompenen utama dalam menentukan suatu visi dan misi kehidupan. Sejalan dengan pendapat Clemes, menurut Klass dan Hodge (dalam Ling dan Dariyo, 2002:36) yang menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungan serta penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut.

Menurut Coopersmith (dalam Goble,1987:264) mendefinisikan self-esteem merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh seorang individu dan biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri; penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan, dan menunjukan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil serta berharga.

Ditegaskan pula oleh Worchel,dkk (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003:69) bahwa harga diri merupakan kompenen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri dari evaluasi positif dan negatif tentang dirinya sendiri yang dimiliki seseorang

Loekmono (1992:13) menjelaskan bahwa jika seseorang mempunyai harga diri yang rendah maka cenderung mengarah pada merusak (merendahkan) dirinya sendiri dan ingin dapat sama dengan orang pada umumnya, sedangkan seorang yang harga dirinya tinggi atau

positif dapat menerima kualitas-kualitas dalam kebersamaan dan dapat mendekati orang lain dengan percaya diri tanpa merasa ditolak.

Menurut Pudjijogyanti (1985:56) menyatakan bahwa harga diri merupakan bagian yang membentuk konsep diri tentang siapakah saya dan apakah saya. Hal ini dapat diketahui apabila individu mengadakan interaksi dengan orang lain.

Calhoun (alih bahasa RS. Satmoko, 1995: 71) menjelaskan definisi yang paling tepat untuk menggambarkan self-esteem adalah seberapa besar kita menyukai diri kita sendiri. Semakin kita menyukai diri kita semakin baik kita akan bertindak dalam bidang apapun yang kita tekuni.

Aldridge (1993:20) menyebutkan “ Self-esteem is the feeling of self-worth and high self-regard.” Lebih lanjut Brecht ( 2000: 4) menerangkan “self-esteem is the acceptance of ourselves, by ourselves, for who and what we are at any time in our live. It is associated with the belief that we are worthwile, capable and useful no matter what has happened in our life, what is happening, or what may happen.”

Menurut Maslow ( 1984:51) mengungkapkan individu dengan harga diri tinggi akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, rasa mampu, dan berguna sehingga memiliki sikap positip terhadap perkembangan diri yang lebih lanjut dan berusaha memperbaiki serta mengatasi kekurangan yang dimiliki.

Kesadaran adanya kelemahan diri menyebabkan seseorang berusaha keras untuk mengatasinya, yang dikenal dengan istilah over

compensation. Over compensation membuat individu menjadi unggul dalam suatu bidang tertentu mungkin tidak dapat diatasi dengan over compensation tetapi diatasi dengan usaha mengadakan kompensasi (menge jar keunggulan pada bidang lain). Kompensasi dapat bersifat positip jika hasilnya berbentuk prestasi yang menonjol di baidang lain, namun dapat pula bersifat negatif jika hasilnya berbentuk sikap dan berperilaku merusak, sombong dan sengaja membuat keributan untuk menarik perhatian orang lain.

Dari pendapat Coopersmith, Maslow, Calhoun, Aldridge, maka peneliti menyimpulkan bahwa harga diri adalah suatu penilaian diri seseorang secara keseluruhan tentang rasa keberhargaannya yang kemudian diekspresikan dalam sikap menerima ataupun menolak, dan hal ini menunjukan sejauhmana seseorang percaya bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil maupun berharga.

Dokumen terkait