• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan diskusi kelompok    Kuis    Games Turnamen    Penghitungan skor    Penghargaan tim   

5. Pengertian Hasil Belajar

Setiap proses belajar yang dihasilkan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. James O. Whittaker, misalnya merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.34Cronbach berpendapat bahwa learning shown by change in behaviour as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman35. Howard L.kingskey mengatakan bahwa “learning is the proces by which behaviour (in the broader sense) is originated or change through practice or training.” Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)

34 Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. III, h.12. 35

ditimbulkan atau diubah melalui latihan.36 Slameto menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.37 Dan dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai pengalaman hasil individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif,afektif dan psikomotor.

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap apresiasi, kemampuan (ability), dan keterampilan38. Wingkel dalam purwanto mengatakan belajar adalah aktivitas mental /psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang mengahasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap39. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman40.

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mengetahui bahan yang diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

Banyak orang mendeskripsikan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment). Padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Adapun pengukuran (measurement) adalah proses pemberian

36

Ibid.

37

Slameto, belajar & faktor – faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010) cet v, h.2

38

Feronica, Rina, dkk. Penerapan model pembelajarab kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan IPA. 2011.

39

Purwanto, Evaluasi hasil belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), Cet. III.h.39. 40

angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap : (1) penguasaan materi akademik (kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan (3) aplikatif produktif (psikomotor). Selanjutnya akan dibahas lebih jelas mengenai ketiga ranah atau domain tersebut.

Hasil belajar penguasaan materi (Kognitif), penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan- knowledge, (2) pemahaman-comprehension, (3) penerapan-application, (4) analisis- analysis, (5) sintesis- synthesis, dan (6) evaluasi –evaluation.

Pada 2001 Rin W. Anderson dan David R. Krathwohl melakukan revisi terhadap Taksonomi Bloom menjadi: (1) remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Namun dalam bab berikut hanya akan diuraikan Taksonomi Bloom sebelum direvisi, karena masih kuat dan banyak

dianut masyarakat pendidikan negara kita. Untuk menilai aspek penguasaan materi (kognitif) ini digunakan bentuk tes, yang dapat mengukur keenam tingkatan tersebut. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. Dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang kemampuan, yakni hafalan (ingatan) (C1), pemahaman (C2),penerapan( C3), analisis(C4), sintesis(C5), dan Evaluasi (C6).41

Hasil belajar proses (Normatif/Afektif), hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedesiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathowohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni: (1) perhatian/penerimaan (receiving), (2) tanggapan (responding), (3) penilaian/ penghargaan (valuing), (4) pengorganisasian (organization), dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value complex). Kecakapan ini bersifat generik, dimiliki semua disiplin ilmu, sebagai prasyarat yang harus dimiliki siswa agar dapat menguasai disiplin ilmu dan keahlian kejuruan.untuk menilai hasil belajar ini dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat nontes, misalnya: kuesioner dan observasi.42

Hasil belajar Aplikasi (Psikomotor), hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertinak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi 7 tingkatan dan ada pula yang membaginya menjadi 6 tingkatan, yakni: Persepsi- perception (mampu

41 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta, : Tim Kreatif Gaung Persada, 2006), h.14-15

menafsirkan ransangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi objek), Kesiapan – set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental), Gerakan terbimbing – guided response ( mampu meniru contoh, mencoba-coba, pengembangan respon baru), Gerakan terbiasa – mechanism (berketerampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya), Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara lancar, luwes, supel, gesit, lincah), Penyesuaian pola gerakan –

adaptation (mampu menyeuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah), Kreatifitas/ keaslian – creativity/ origination (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam dalam diri organisme sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan, dimana pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Dokumen terkait