• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpu lannya51. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)52. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas53.

1. Variabel bebas (X) adalah hasil belajar biologi. Instrumen variabel terikat menggunakan tes hasil belajar biologi yang dibuat oleh peneliti. 2. Variabel terikat (Y) adalah model pembelajaran yang digunakan

(STAD, NHT dan TGT). Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen I (STAD), kelas eksperimen II (NHT) dan kelas eksperimen III (TGT).

E. Tekhnik pegumpulan data

1. Instrumen Test

Penelitian ini menggunakan tes kemampuan sebagai instrument pengumpulan data dalam bentuk pilihan ganda. Instrument penelitian perlu dilakukan uji validitas agar mendapatkan data yang valid dan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.

51 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: ALFABETA, 2008). Cet IV. h.60.

52Ibid., h. 61. 53Ibid.

Butir soal objektif maka menggunakan koefisien korelasi biseral. Rumus yang digunakan untuk menghitung. koefisien korelasi biseral antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:

a. Uji Validitas

Keterangan :

= koefisisien korelasi antara skor butir soal nomor I dengan skor total

= rata-rata skor total responden menjawab benar butir soar nomor i

= rata-rata skor total semua responden = standar deviasi skor total semua responden = proposisi jawaban benar untuk butir nomor i = proposisi jawaban salah untuk butir nomor i Dengan ketentuan :

Jika maka item ke-I dinyatakan tidak valid.

Jika maka item ke-I dinyatakan valid.54

Di atas adalah rumus untuk menentukan soal yang valid. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan soal yang valid dengan menggunakan software anastesv4. Berdasarkan hasil perhitungan dengan software anastesv4 dari 45 soal yang diuji cobakan diperoleh 35 butir soal yang valid melingkup semua indikator yang diukur. Lampiran 5 dan lampiran 8.

54

Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke 1, h. 108

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrument tersebut konsisten dan memberikan penilaian atas apa yang diukur.

Keterangan :

= koefisien realibitas instrument = jumlah varian skor tiap-tiap item = varian total

= banyaknya item yang valid = bilangan konstan

Klasifikasi interpretasi reliabilitasi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

Nilai Korelasi Interpretasi

Tidak ada korelasi

Korelasi rendah

Korelasi sedang

Korelasi tinggi

Korelasi sangat tinggi

Korelasi sempurna

Di atas adalah rumus untuk menentukan nilai realibilitas soal. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan tingkat kerealibitisannya dengan menggunakan software anates v.4. Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrument, diperoleh nilai 0,73 untuk validasi

pertama dan 0,52 untuk validasi kedua, maka instrument penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi untuk validasi pertama dan koefisien realibilitas yang sedang untuk validasi kedua, oleh karena itu memenuhi persyaratan instrument yang memiliki ketetapan jika digunakan.

c. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran instrument penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang dan sukar. Untuk itu gunakan rumus55 :

Keterangan :

P = taraf kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul N = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran.

0,00 < P≤ 0,30 : soal sukar 0,30 < P≤ 0,70 : soal sedang 0,70 < P≤ 1,0 : soal mudah

Di atas adalah rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan software anatesv4. Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrument, dari 45 soal yang

digunakan diperoleh 5 soal dengan tingkat kesulitan “mudah”, 25 soal dengan tingkat kesulitan “sedang” dan 5 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”.

55Ibid., h. 103

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa yang yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus56 :

Keterangan :

: Banyaknya peserta kelompok atas

: Banyaknya peserta kelompok bawah

: Jumlah peserta tes Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

Di atas adalah rumus untuk menentukan kemampuan soal untuk membedakan siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah. Tetapi peneliti menggunakan cara lain untuk membantu menentukan kemampuan soal dengan menggunakan software anatesv4. Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari 30 soal yang digunakan, 1 soal memiliki daya pembeda

“jelek”, 7 soal memiliki daya yang “cukup”, 18 soal memiliki daya beda “baik” dan 4 soal memiliki daya beda “baik sekali”.

56Ibid., h. 104

e. Kisi-kisi Instrumen Indikator Ranah Kognitif Jumlah Persen -tase C1 C2 C3 C4 Mengidentifikasi komponen-komponen darah 1 2,3 4, 5 5 11,1% Menjelaskan fungsi komponen-komponen darah 6, 7,8 9 4 8,8% Menjelaskan proses pembekuan darah 11 10 12 13 4 8,8% Mengidentifikasi macam-macam golongan darah

14, 15 16, 17 18 5 11,1%

Menjelaskan fungsi peredaran darah pada manusia 19 20, 21 22 4 8,8% Mengidentifikasi alat-alat peredaran darah 23 24, 26 25 4 8,8% Mendeskripsikan struktur alat-alat peredaran darah manusia

28 27 29, 30 4 8,8%

Membedakan proses peredaran darah besar dan kecil

31 32, 34 33 35 5 11,1%

Menjelaskan sistem peredaran getah bening

36 37 38 3 6,7%

Menjelaskan berbagai penyakit pada sistem peredaran darah dan hubungannya dengan kesehatan 40, 44 39, 41 42, 43, 45 7 15,5% Jumlah 11 16 9 9 45 100% Presentasi 24,4% 35,6% 20% 20%

2. Instrument Non Tes a. Observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Observasi aktivitas guru, dimana responden hanya membubuhkan tanda ceklist pada kolom yang sesuai. Untuk observasi aktivitas siswa, setiap aspek yang diamati, observer diberikan 3 pilihan penilaian yaitu baik, cukup, dan kurang. Untuk setiap pilihan jawaban kemudian diberi skor untuk mengetahui secara deskriptif kegiatan pembelajaran. Skor tersebut kemudian dibandingkan dengan skor netral untuk mengetahui kecendrungan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Pemberian skor diberikan oleh observer dengan skor terendah 1 dan tertinggi 3. Skor tiap pertemuan dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya.

Dokumen terkait