• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. SAKRAMEN PERKAWINAN DALAM KELUARGA

B. Pengertian Keluarga Katolik

Keluarga adalah sel terkecil dalam masyarakat, karena dari keluargalah seluruh jaringan hubungan sosial mulai dibentuk. Melalui peran serta masing-masing anggota, keluarga menjadi tempat asal untuk membentuk masyarakat

yang manusiawi dan rukun. Begitu pula dengan keluarga katolik yang sudah dibina sejak lahir, sehingga keluarga katolik diharapkan dapat menyumbangkan keutamaan-keutamaan nilai katolik yang dimiliki dan dihayati untuk menanamkan nilai positif untuk anak-anak mereka sejak kecil.

1. Pengertian Keluarga pada Umumnya

Keluarga adalah “bapak-ibu dengan anak-anaknya, seisi rumah”. Keluarga adalah “keluarga inti (suami-ayah; istri-ibu dan anak-anak) yang hidup terpisah dari orang lain di tempat tinggal mereka sendiri dan para anggotanya satu sama lain terikat secara khusus”. Pengertian keluarga juga dijelaskan oleh Melly G. Tan (1995: 288) menyatakan bahwa:

Secara konvensional keluarga dilihat sebagai kesatuan sosial terkecil dalam masyarakat. Juga sebagai benteng pertahanan pertama dan utama untuk kelangsungan hidup suatu masyarakat, Negara dan bangsa.

Secara konvensional pula, keluarga dianggap terdiri dari seorang laki-laki sebagai suami/ayah, seorang perempuan sebagai istri/ibu dan anak yang kahir dari hubungan mereka. Walaupun ini merupakan bentuk kebanggaan keluarga, namun ada variasi yang menyimpang dari bentuk yang dianggap umum ini, sehingga perlu diperhatikan dan diperhitungkan kehadiran serta implikasinya.

Variasi dari keragaman bentuk keluarga ini bisa terjadi karena perceraiaan hidup atau mati, sehingga keluarga kehilangan salah satu orang tuanya. Akibatnya adalah keluarga berbentuk “keluarga satu orang tua” atau Single parent family”.

Menurut Konferensi Waligereja Indonesia (1996:54) keluarga adalah “ruang, tempat hidup disayangi dan kita belajar menyayangi satu dengan yang lain”. Maka, di dalam keluarga ketaatan saja tidak cukup, pengorbanan perhatian, kasih sayang dan saling menghormati kepada setiap anggota keluarga mereka juga harus belajar berkorban satu bagi yang lain dan harus saling mengasihi. Setiap anggota keluarga seharusnya dapat saling mewujudkan cinta

kasih agar keluarga tersebut harmonis itu semua dilakukan agar terjadi keutuhan sebuah keluarga. Cinta yang amat besar dari kedua orang tua akan mempengarui psikologis anak, dan anak yang sejak kecil dirawat dan disayang oleh orang tuanya akan mudah juga untuk menyanyangi anggota keluarga lain. Keluarga terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak. Mereka hidup terpisah dari orang lain di tempat lain di tempat tinggal mereka sendiri dan annggotanya dalam ikatan khusus yang disebut keluarga, disitu kita belajar untuk saling menyayangi, taat, setia belajar berkorban dan mengasihi antara satu dengan yang lain.

2. Pengertian Keluarga Kristiani

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk menjadi satu daging dalam sebuah keluarga, dengan melahirkan kehidupan baru (keturunan) maka suami istri telah mengambil bagian dalam karya penciptaan Allah sendiri, dalam karya penciptaan tersebut suami istri berperan sebagai mitra kerja Allah di dunia dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga kristiani adalah keluarga yang membangun persekutuan hidup berdasarkan persaudaraan dan iman akan Yesus. T. Gilarso, SJ (1996: 13) menyatakan “keluarga kristiani adalah Gereja mini artinya merupakan persekutuan dasar iman dan tempat persemaian iman sejati. Maka dalam keluarga katolik, pertama-tama diharapkan agar berkembanglah iman yang menghangatkan suasana”.

KGK no. 533 menyatakan keluarga kristen adalah satu penampilan dan pelaksanaan khusus dari persekutuan Gereja. Dalam keluarga kristiani ditampilkan persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa

dan Putra dalam roh kudus. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Keluarga kristiani mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. Kasih nyata yang diberikan orang tua merupakan kasih nyata Kristus kepada Gereja-Nya, dan setiap anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam memperoleh kasih sayang tersebut. Lewat sakramen perkawinan yang diterima oleh orang tua maka rahmat Allah pun bekerja pada setiap anggota keluarga.

Konsili Vatikan II dalam(GS 48) Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Dewasa Ini menyatakan tentang keluarga kristiani.

Keluarga Kristiani merupakan gambar dan partisipasi perjanjian cinta kasih antara Kristus dan gereja, akan menampakkan kepada semua orang kehadiran Sang Penyelamat yang sungguh nyata di dunia dan hakekat Gereja yang sungguhnya, baik melalui kasih suami istri, melalui kesuburan yang dijiwai semangat berkorban, melalui kesatuan dan kesetiaan, maupun melalui kerjasama yang penuh kasih antara semua anggotanya.

Purwa Hadiwardoyo (1994: 8)mengemukakan bahwa hidup berkeluarga merupakan salah satu sarana penting untuk kelangsungan masyarakat. Suatu masyarakat hanya mempunyai masa depan bila anggotanya bersedia menurunkan anak dan mendididk mereka sebaik mungkin. Tentang tujuan hidup berkeluarga Purwa Hadiwardoyo (1994: 11) menyatakan sebagai berikut :

Dalam masyarakat agraris dan kolektif, hidup berkeluargaterutama ditujukan demi kepentingan “keluarga besar” atau bahkan seluruh masyarakat lokal. Dalam masyarakat seperti itu, baik persiapan maupun kelangsungan perkawinan diatur oleh keluarga besar atau seluruh masyrakat. Kepentingan individual dari suami dan istri maupun anak-anak mereka tidak mendapat perhatian yang besar. Keluarga sungguh-sungguh lebih berfungsi sebagai suatu”bagian kecil” saja dari masyarakatnya, bagian kecil yang harus melayani kelompok yang besar. Dalam masyarakat industrial dan individualis, hidup berkeluarga terutama ditujukan demi kepentingan “keluarga inti”, yakni suami, istri

dan anak-anak mereka. Dalam masyarakat tersebut hidup berkeluarga terutama dijalani dan diarahkan untuk memberikan kebahagiaan pada masing-masing anggota keluarga inti itu sendiri.

Keluarga juga bagian dari masyarakat luas, keluarga adalah tiang dalam masayarakat, lewat keluarga masyarakat semakin terbantu dalam pelayanan di kelompok yang lebih bersar. Selain keluarga bagian dari masyarakat keluarga merupakan bagian penting dari Gereja, lewat keluarga Gereja semakin kokoh karena setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal kehidupan menggereja. Keluarga merupakan pelaksana dari persatuan Gereja, mereka merupakan pribadi yang siap diutus demi terwujudnya kerajaan Allah di dunia, secara tidak langsung mereka mengambil bagian dari kurban Kristus. Pegertian keluarga Kristiani disini adalah keluarga yang membangun persekutuan yang membangun hidup berdasarkan persaudaraan dan iman akan Yesus. Dalam keluarga Kristen ditampakkan kasih suami istri melalui kesediaan untuk berkorban, kesetian dan kerja sama yang penuh kasih antara semua anggotanya. Suami-istri yang telah memiliki keturunan mereka bersedia untuk mendidik anak-anak mereka dengan cara katolik, dan anak-anak inilah yang nantinya menjadi penopang Gereja di masa depan. Dengan demikian keluarga tersebut menampilkan cinta kasih Allah kepada Gereja-Nya.