BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2.2 Knowledge Management
2.2.1 Pengertian Knowledge Management
aset intelektual dan informasi lain sehingga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Sedangkan menurut De Long dan Seemann (2000) Manajemen Pengetahuan digambarkan sebagai pengembangan alat, proses, system, struktur, dan kultur yang secara implisit meningkatkan kreasi, penyebaran dan pemamfaatan pengetahuan yang penting bagi pengambilan keputusan. (dalam Ismail Nawawi:
2012:2)
Menurut Davenport Manajemen Pengatahuan adalah proses menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada didalam diri atau pikiran sesorang menjadi informasi yang dapat digunakan setiap. Menurut Jeryy Honeycutt,2000 Manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual aset yang dikelola (dalam htpp://www.library.binus.ac.id)
Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankann proses kerja, menanamkan budaya berbagi pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja. Organisasi dalam hal ini para manejer dan pimpinan suatu organisasi, menganggap para pekerja adalah aset, modal, yang harus di optimalisasikan semua potensinya untuk kepentingan perbaikan kinerja oragisasi. Modal dalam hal ini bukan hanya tenaga saja yang selama ini dikesankan banyak orang, namun dalam kedudukan organisasi yang menjalankan implementasi manajemen pengetahuan modal intelektual, yakni kemampuan- kemampuan intelektual mereka seperti
kecerdasannya, kerajinannya, emosinya, kejujurannya, dan juga kreativitasnya dalam menggali hal-hal baru untuk kemajuan organisasi. (dalam Pawit M. Yusuf. 2012)
Tidak adanya praktik manajemen pengetahuan antar perusahaan yang efektif akan mengakibatkan perbedaan dalam kelompok mereka (Hult et al,.2004). praktik manajemen pengetahuan merupakan disiplin ilmu yang dapat membuka peluang individu dalam sebuah organisasi untuk saling Bersama -sama menciptakan, berbagi, mengakses, dan menerapkan pengetahuan untuk menebus Batasan-batasan perusahaan dalam mecapai sasaran bisnis perusahaan. Melalui praktik manajemen pengetahuan perusahaan memperoleh pengintegrasian yang kuat dengan menggabungkan proses dalam langkah-langkah rantai nilai (dalam Desi Putri Wijayanti dan Didi Sundiman:2017)
Kemampuan untuk mengelola pengetahuan sangat penting bagi perkembangan ekonomi saat ini, tidak heran bahwa pengelolaan pengetahuan banyak diterapkan di dunia bisnis dan organisasi baik laba maupun nirlaba,
Pengetahuan memiiki beberapa ciri unik:
1. Penggunaan pengetahuan tidak dapat mengonsumsinya
2. Transfer pengetahuan tidak membuat kehilanagan pengetahuan tersebut 3. Pengetahuan berlimpah, tetapi untuk menggunakannya terbatas
4. Sering terjadi pengetahuan yang berharga bagi organisasi keluar atau hilang (dalam Kris H, Timotius:2017,33)
Meskipun banyak yang telah membahas pentingnya pengetahuan dalam manajemen, tetapi sedikit yang memperhatikan bagaimana proses pembuatan dan pengelolaan pengetahuan. Dalam proses pembuatan tersebut, kemudian dapat ditarik perbedaan pengetahuan menjadi dua kategori yaitu, pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit.
a. Pengetahuan Tacit
Menurut Nonaka (1994) pengetahuan tacit adalah berakar dalam tindakan, komitmen, dan keterlibatan dalam konteks tertentu. Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang ada didalam setiap pikiran individu sesuai dengan pemahaman, keahlian, dan pengalaman seseorang. Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan, karena berada dalam benak manusia. Berdasarkan pengertiannya, maka pengetahuan tacit dapat dikategorikan sebagai pengetahuan personal.
b. Pengetahuan Eksplisit
Nonaka (1994), mengatakan pengetahuan eksplisit diskrit atau digital. Hal ini ditangkap dicatatan masa lalu seperti perpustakaan, arsip, dan database dan dinilai secara berurutan. Alavi (2001) mengungkapkan, eksplisit dimensi pengetahuan diartikulasikan, di kodifikasi, dan dikomunikan dalam bentuk simbolik atau Bahasa alami. Contohnya seperti pembelian sebuah produk
elektronik, tentunya disertai petunjuk pemakaian. Petunjuk pemakaian tersebut merupakan pengetahuan seputar pengoperasian produk tersebut (dalam Desi Putri Wijayanti dan Didi Sundiman:2017)
2.2.2. Peran Knowledge Management
Dalam manajemen pengetahuan terdapat tiga pilihan peran yang dilakukan yaitu:
a. Manajemen pengetahuan mempunyai peran mengelola pengetahuan, mengkonsentrasikan diri dalam kodifikasi pengetahuan dan menempatkan dalam reposisi pengetahuan yang dapat diakses oleh karyawan sesuai dengan otoritasnya.
b. Manajemen pengetahuan diarahkan untuk mempertemukan antara orang yang memiliki pengetahuan dengan orang yang membutuhkan pengetahuan dengan identifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
c. Manajemen pengetahuan mengobinasikann antara pilihan pertama dan kedua, menumbuhkan sumber daya yang lebih besar, jika sumber daya tidak cukup, maka pengelolaan pengetahuan bisa menjadi stagnan dan tidak fokus (dalam ismail Nawawi, 2012)
Penerapan manajemen pengetahuan didalam setiap perusahaan yang bebasis pengetahuan akan berdampak kepada : (1) cara kerja baru berkolaborasi, cara merajut keahlian untuk tujuan-tujuan khusus; (2) cara baru dalam mengelola karyawan; (3) cara baru melatih dan mendidik dalam perusahaan;(4) cara dan metode baru untuk mendapatkan pengetahuan, mengorganisasi, dan mengotomasikan serta
penyebarannya; (5) fokus baru bagi ilmu manajemen atas pengorganisasian pekerjaan dengan perspektif pengetahuan, manajemen perubahan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan inovasi serta rincian penting pengelolaan pengetahuan; (6) fokus baru bagi penyusun strategi dalam mengembangkan pengetahuan dan modal intelektual dan berhubungan dengan peluang dan kaitannya dengan pengembangan kemampuan dan menangkap kemungkinan-kemungkinan yang ada (dalam Ismail Nawawi, 2012:12).
2.2.3. Manfaat implementasi Knowledge Management a. Penghematan waktu dan biaya
Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstrukur dan sumber pengetahuan yang baik maka perusahaan akan mudah untuk menggunkan pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya.
b. Peningkatan aset dan pengetahuan
Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya sehingga proses pemanfaatan pengetahuan dilingkungan perusahaan akan meningkat yang akhirnya Proses aktivitas dan inovasi akan terdorong lebih luas pada setiap karyawan sehingga karyawan juga dapat meningkat kompetensinya.
c. Kemampuan beradaptasi
Perusahaan-perusahaan akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan Lingkungan bisnis yang terjadi.
d. Peningkatan Produktivitas
pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan uang untuk proses atau produk yang akan digunakan ulang untuk proses atau produk yang akan dikembangkan akan meningkat (dalam https:youtube/RVNW4iWGxAA).
Gambar 1. Manfaat Implementasi Knowledge Management
2.2.4. Faktor-faktor Penting Dalam Impementasi Knowladge Management
a. Manusia, karena pengetahuan itu berada pada pikiran manusia. Semakin cerdas dan profesionalnya manusia, semakin banyak penngaruhnya terhadap organisasi.
b. Kepemimpinan. Peran yang sangat kritis yang harus dijalankan adalah membangun visi yang kuat, yaitu visi yang dapat menggerakkan seluruh anggota dan sumber daya organisasi.
c. Teknologi. Perkembangan teknologi informasi yang sudah membudaya kesemua aspek kehidupan manusia membuat penggunaan teknologi informasi menjadi sakah satu enebler dalam manajemen pengetahuan.
d. Organisasi, yang dikaitkan dengan penggunaan aspek operasional dari aset-aset pengetahuan, termasuk fungsi proses struktur organisasi formal, informal, ukuran indikator dan pengendalian, proses penyempurnaan, dan rekayasa proses bisnis serta pelayanan publik.
e. Pembelajaran organisasi. yang mempunyai aktivitas, yaitu penyelesaian masalah secara sistematis, pengujicobaan pendekatan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, belajar dari praktik yang terbaik, dan transfer pengetahuan secara cepat dan efisien keseluruh organisasi. (dalam Ismail Nawawi, 2012:14)
2.2.5 Dimensi Knowledge Management
Untuk memahami konsep tentang Knowledge Management dengan jelas, ada beberapa dimensi yang perlu diketahui. Salah satu sistem yang menawarkan suatu
disiplin yang memperlakukan aset yang dikelola yaitu Knowledge Management yang diukur dengan tiga variabel yaitu pengetahuan personal, prosedur kerja, dan teknologi (Jerry Honeycutt,2002).
1. Pengetahuan Personal
Pengetahuan personal adalah pengetahuan yang diperoleh keryawan berupa pengalaman baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari sumber lainnya. Menurut Davenfor dan Prusak dalam Martin (2010.2) pengetahuan personal adalah gabungan dari pengalaman, nilai-nilai, informasi kontekstual, dan wawasan luas yang menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman dan informasi yang baru. adapun Indikator pengetahuan personal menurut Kosasih dan Budiman (2001:83) adalah:
a. Setiap karyawan harus memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun dibidangnya
b. Karyawan yang berpengalaman cenderung bekerja lebih profesional daripada karyawan yang belum memiliki pengalaman sama sekali
c. Mendapatkan pengalaman baru setiap hari
d. Pengalaman yang diperoleh memperkaya pengetahuan e. Mengkomunikasikan pengalaman kerja dengan rekan kerja 2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dijalankan oleh keryawan berdasarkan standard operation procedure (SOP) yang ada dan sifatnya formal. Menurut M. Budiharj (2014) SOP adalah tahapan suatu proses kerja
tertentu yang bersifat rutin, tetap dan tidak berubah ubah yang dibakukakan dalam sebuah dokumen tertulis. adapun Indikator Prosedur Kerja menurut Kosasih dan Budiman (2007:83) adalah antara lain:
a. SOP merupakan sarana komunikasi dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan
b. SOP dapat menunjukkan tanggung jawab kerja dengan sangat jelas c. Pemahaman SOP sudah sangan baik
d. SOP dalam dapertemen telah memenuhi standar yang ada 3. Teknologi
Teknologi adalah media penyebaran informasi yang digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja didalam perusahaan. Indikator menurut Lee dan Choi, dalam Lin (2014:1423) adalah:
a. Organisasi saya telah menggunakan (Teknologi Infomasi) bagi karyawan dalam bekerja dengan rekan-rekan
b. Organisasi saya telah mengunakan aplikasi TI bagi karyawan dalam berkomunikasi dengan rekan -rekan
c. Organisasi saya telah menggunakan TI bagi karyawan dalam mencari dan mengakses pengetahuan yang diperlukan
2.2.6. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan
Agar menghasilkan kinerja yang lebih baik, maka perusahaan membutuhkan sistem yang baik juga. maksud dari sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada, namun juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung
yaitu sumber daya manusianya itu sendiri. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola yaitu Knowledge Management (Honeycuttt, 2002). Knowledge Management diterapkann oleh perusahaan untuk menjadi solusi dengan penyelesaian, dengan hasil akhir mencapai tujuan dan misi yang diharapkannya yang diukur dengan tiga variabel yaitu pengetahuan personal, prosedur kerja, dan teknologi. Hal tersebut berhungan dengan kinerja karyawan yang mana karyawan merupakan penggerak utama perusahaan, sehingga ketika kinerja karyawannya sangat memuaskan, maka kinerja perusahaan akan baik juga dan begitu juga sebaliknya, didalam kinerja perlu terdapat pengetahuan sebagai kemampuan yang dipenuhi
Manajemen pengetahuan muncul sebagai aspek penting dalam mencapai kinerja yang sangat baik dan telah diakui dan digunakan sebagai metode manajemen organisasi yang efektif dalam berbagai macam perusahaan (Khammarnia,2015:1).
Manajemen pengetahuan menjadi guideance atau bimbingan tentang pengelolaan intangible asset atau aset tidak berwud yang menjadi pilar perushaan dalam menciptakan nilai (dari produk atau jasa/solusi) yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya (dalam Azhar Apriandi 2019).