• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian organisasi bisnis usaha kecil menurut Hubeis, (2009) organisasi adalah suatu entitas (sistem) sosial yang dikoordinasikan secara sadar pada batasan yang dapat diidentifikasi (misalnya perkembangan ekonomi) dalam mencapai suatu tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Dalam konteks bisnis yang didasarkan pada karakteristik seperti skala usaha, kepemilikan, permodalan, tanggung jawab, kekuatan dan kelemahannya. Sebagai ilustrasi organisasi bisnis usaha kecil dapat dikategorikan atas (1) Perusahaan perorangan, misalnya firma, (2) Persekutuan, misalnya CV, (3) Perseroan (badan hukum), misalnya PT dan (4) Koperasi.

Dalam prakteknya laporan keuangan oleh perusahaan maupun UKM tidak dibuat secara sesukanya atau sesuai keinginan pemilik akan tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku, hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah : laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu, Kasmir (2010). Laporan keuangan yang dibuat pasti mempunyai tujuan tertentu, dalam prakteknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan, disamping itu tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Menurut Kasmir 2010, tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan;

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya.

Laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini, caranya dengan melakukan analisa keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

E. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula, kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai.

Analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau dapat pula dilakukan analisis laporan keuangan dalam satu periode atau beberapa periode (misalnya tiga tahun).

Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan. Atau dapat pula dilakukan antara satu laporan keuangan dengan laporan yang lainnya, hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode berikutnya.

Analisa laporan keuangan terdiri dari penelahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang

dianggarkan dengan realisasi atau dengan laporan keuangan perusahaan sejenis lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti, hal-hal yang harus dilakukan dalam menganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan menganalisa kemudian mengintepretasikan sehingga data menjadi lebih berarti.

Menurut Munawir (1992) ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. (1) Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal disebut pula sebagai metode analisa dinamis. (2) Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos liannya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu. Analisa vertikal disebut juga sebagai metode analisa yag statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Menurut Kasmir (2010) Tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimikili;

4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

F. Pengertian Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang telah disusun oleh bagian keuangan perusahaan atau UKM akan menyampaikan aktivitas usaha yang sudah dilakukan dalam satu periode, angka-angka dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja, angka-angka tersebut akan menjadi lebih berarti apabila kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan, setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangan dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu dan kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Home, 1997 : merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari laporan tersebut, Munawir (1992). Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data tentang perubahan yang terjadi dalam rupiah, prosentase serta trendnya analisa rasio akan membantu dalam menganalisa dan mengintepretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan analisa rasio dapat memberikan gambaran tentang baik atau buruknya pengelolaan kinerja manajemen perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1999), kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi yang ada pada laporan keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu

seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa mendatang dan hal-hal lainnya yang menarik perhatian pemakai laporan keuangan seperti pemilik, karyawan, pemasok atau rekanan dan pihak luar lainnya. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode apakah mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, disamping itu juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Kinerja yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target atau sasaran yang telah ditetapkan.

Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu sehingga hasil rasio yang diukur diimplementasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut disampaikan beberapa rasio keuangan yang terkait dalam penelitian ini.

1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Tujuan akhir dari suatu perusahaan atau UKM yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, pencapaian laba sebagaimana yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau UKM maka unit perusahaan atau UKM tersebut dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, pegawai, peningkatan mutu produk, jumlah produk dan melakukan investasi lainnya. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, Kasmir (2010), sedangkan menurut Munawir, (1992) kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabiltas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Hasil pengukuran rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kerja manajemen perusahaan, apakah telah bekerja secara efektif atau belum.

Apabila berhasil bekerja sesuai target yang telah ditetapkan sebelumnya maka dikatakan berhasil mencapai target pada periode tersebut atau beberapa periode, namun apabila tidak bisa mencapai target akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan.

Menurut Kasmir (2010) tujuan dan manfaat Rasio Profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah :

a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan untuk satu periode tertentu;

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah :

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

a) Profit margin ( profit margin on sales ).

Profit margin on sale atau rasio profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur laba atas penjualan.

Untuk menghitung margin laba kotor digunakan rumus :

Untuk menghitung margin laba bersih digunakan rumus :

b) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau return on total assets (ROTA) adalah hasil pengembalian investasi atau Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas sejumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Dalam analisa rasio ini semakin kecil (rendah) rasionya menandakan semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari ROI atau ROTA adalah :

c) Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Profit Margin = Penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan Penjualan

Profit Margin= Earning After Interest and Tax Sales

(ROI)atau (ROTA) = Earning After Interest and Tax Total Assets

Rumus untuk mencari ROE adalah :

2. Pengertian Rasio Aktivitas (acticity ratio)

Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur aktivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki atau dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efiktivitas pemanfaatan atau penggunaan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Hasil pengukuran ini akan diketahui apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimiliki atau mungkin justru terjadi sebaliknya.

Hasil pengukuran ini akan dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja perusahaan selama periode berjalan. Pengukuran ini difokuskan pada perputaran modal kerja (working capital turn over) karena keterkaitan dengan pinjaman program kemitraan untuk mengetahui kinerja mitra binaan setelah mendapatkan pinjaman modal kerja dari program kemitraan. Tujuan dalam bidang modal kerja dan penjualan untuk mengetahui berapa kali dana yang ditamankan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.

Perputaran modal kerja (working capital turn over) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode, untuk mengukur rasio ini dengan membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Hasil penelitian apabila modal kerja menunjukkan angka yang rendah dapat diartikan bahwa perusahaan sedang kelebihan modal kerja, hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan, saldo kas atau piutang yang terlalu besar, demikian Return On Equity (ROE)= Earning After Interest and Tax

sebaliknya jika perputaran modal kerja menunjukkan angka yang tinggi mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.

Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :

Perputaran modal kerja = Penjualan bersih Modal kerja

A. Lokasi

Lokasi pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah PT Sucofindo (Persero) di Jakarta Selatan dan mitra binaan PT Sucofindo (Persero) di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).

B. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan, dari tahap persiapan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 20I1.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam membahas dan menganalis masalah tersebut dibutuhkan data primer dan sekunder, baik kuantitatif maupun kualitatif, untuk mendapatkan data tersebut digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur dilakukan untuk mendapatkan data primer langsung dari mitra binaan dengan menggunakan suatu instrumen penelitian kuesioner. Lampiran 1, Kuesioner kepada mitra binaan.

2. Observasi

Teknik ini digunakan untuk melakukan pencatatan secara teliti dan sistematis terhadap obyek penelitian dalam melengkapi teknik wawancara.

D. Populasi dan Sampel

Penelitian ini mencakup populasi UMKM telah menerima bantuan dari PT Sucofindo (Persero) yang mencakup 375 UMKM atau mitra binaan di wilayah Jabotabek. Sedangkan mitra binaan yang akan dijadikan obyek penelitian (sampel) sebanyak 37 mitra binaan yang telah menerima pinjaman program kemitraan di atas 1 tahun sampai dengan 3 tahun. Dalam penelitian ini kinerja UMKM setelah menerima bantuan dibandingkan dengan sebelum

menerima bantuan. Kinerja UMKM dalam hal ini dicerminkan oleh beberapa ukuran keuangan yang meliputi:

1. Profit Margin: Rasio laba bersih pada penjualan perusahaan, dinyatakan dalam persen;

2. Return on Total Asset (ROTA): rasio laba bersih pada total aset perusahaan, dinyatakan dalam persen;

3. Return on Equity (ROE): Rasio laba bersih pada total modal

perusahaan, dinyatakan dalam persen;

4. Perputaran modal kerja : Rasio yang mengukur berapa kali dana yang

ditamankan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang diperoleh oleh setiap modal kerja yang digunakan.

5. Penjualan: nilai penjualan produk atau jasa perusahaan dalam satu

tahun, dinyatakan dalam rupiah; dan

6. Tenaga Kerja atau Pegawai : Jumlah tenaga kerja yang bekerja di

UMKM dalam satu tahun.

Perusahaan-perusahaan tersebut dipilih diantaranya yang telah menjalankan usahanya minimal satu tahun semenjak menerima bantuan. Perusahaan-perusahaan ini selanjutnya dapat dipandang sebagai contoh acak dari populasi hipotetik UMKM yang menerima bantuan dari PT Sucofindo (Persero).

E. Informasi yang Dikumpulkan

Beberapa faktor diperkirakan berkaitan dengan besarnya perubahan kinerja. Faktor tersebut dapat berupa perbedaan keadaan UMKM, atau perbedaan perlakuan bantuan, yaitu:

1. Keadaan UMKM:

a. Sektor usaha: Industri kecil, Agribisnis, Jasa dan Perdagangan. b. Jangka waktu kredit: 12 bulan atau 24 bulan

c. Lama usaha: kurang dari 10 tahun atau 10 tahun lebih d. Total asset: Kurang dari 100 juta atau 100 juta lebih

2. Perlakuan bantuan:

a. Pemberian kredit: sebelum tahun 2009 atau sejak 2009 b. Plafon kredit: Kurang dari 40 juta atau 40 juta lebih

F. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan terhadap keenam ukuran kinerja keuangan sebagaimana telah disebutkan, yaitu (1) profit margin (PM), (2) return on total assets (ROTA), (3) return on equity (ROE), (4) Perputaran modal kerja (PMK), (5) penjualan dan (6) tenaga kerja. 2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial yang dilakukan adalah analisis statistik uji t dan uji F misalkan nilai masing-masing ukuran kinerja sebelum menerima bantuan sebagai Yi1 (i = 1, 2, 3, 4, 5, 6), dan nilainya setelah menerima bantuan sebagai Yi2 (i = 1, 2, 3, 4, 5, 6). Maka adalah nilai perbedaan yang menggambarkan perubahan kinerja dari sebelum menerima bantuan. Pemberian bantuan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja UMKM sehingga nilai-harapan perubahan kinerja akan lebih dari nol, . Dalam penelitian ini dilakukan uji atas hipotesis nol dengan hipotesis alternatifnya, sebagai berikut:

Dengan pengamatan dalam jumlah besar, , berdasarkan dalil limit pusat, maka akan bersebaran Normal (Neter, et al. 1990). Hipotesis tentang nilai-harapan perubahan kinerja dengan demikian dapat diuji dengan menggunakan Uji-T. Dengan uji ini, jika nilai statistik uji sama atau lebih titik kritis tertentu pada taraf nyata tertentu, , maka dapat diambil keputusan menolak H0, dan mengambil simpulan bahwa pemberian bantuan telah meningkatkan kinerja UMKM. Statistik uji untuk uji-T adalah:

Dengan dan masing-masing adalah rataan dan simpangan baku selisih ukuran kinerja,

Titik kritis uji-t, , nilai peubah T-student berderajat bebas

dengan .

Sehubungan dengan faktor-faktor ini dilakukan pula analisis terpisah tentang keterkaitannya dengan besarnya perubahan kinerja. Keterkaitan antara peubah faktor kategori ini dengan besarnya perubahan kinerja masing-masing dibuat dengan menggunakan Model Analisis Ragam (Neter, et al., 1990). Dengan Model ini besarnya perubahan kinerja yang terpapar dengan taraf-k faktor, , dimodelkan sebagai kumulasi dari rataan umum, pengaruh taraf faktor, dan pengaruh acak:

Analisis ragam melibatkan uji-F atas hipotesis

v.s

Dengan uji-F, jika nilai statistik uji sama atau lebih titik kritis tertentu pada taraf nyata tertentu, , maka dapat diambil keputusan menolak H0, dan mengambil simpulan bahwa perbedaan taraf faktor dapat dikaitkan dengan besarnya perubahan kinerja UMKM.

Dokumen terkait