• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

C. Pengertian Metode Praktik

Bimbingan merupakan suatu tuntutan atau pertolongan. Bimbingan

merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu pengertian bahwa didalam memberikan bantuan itu bila keadaan menuntut adalah menjadi kewajiban bagi para pembimbing memberikan bimbingan secara aktif kepada yang dibimbingnya. Di samping itu pengertian bimbingan juga mengandung pengertian memberikan bantuan atau pertolongan di dalam pengertian bahwa dalam menentukan arah dapatlah diserahkan kepada yang dibimbingnya. Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari kesulitan-kesulitan atau pun untuk mengatasi persoalan-persoalan atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya; ini berarti bahwa bimbingan itu dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul, dan dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa individu, jadi lebih bersifat memberikan koreksi atau penyembuhan dari pada sifat pencegahan.

C.Pengertian Metode Praktik

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata praktik ialah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut, ataau praktikan seorang yang mengikuti praktikum dan praktikum ialah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan menguji dan melaksanakan apa yang diperoleh pelajaran praktik.15

Praktik penggunaan metode mengajar dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut akan dikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar.

1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas

Mengingat ceramah banyak segi yang berkurang menguntungkan, maka penggunaanya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui

metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.

2. Ceramah, Diskusi, dan Tugas

Penggunaan ketiga jenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian keapda siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu memberikan masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.

Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan siswa.

3. Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen

Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk melakukan demonstrasi), tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksnakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstasikannya (biasanya suatu proses), sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik.

Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktikan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah hipótesis. Dalam pelaksanaanya, metode demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).

4. Ceramah Sosiodrama, dan Diskusi

Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan dari guru tentang situasi sosial yang akan didramatisasikan oleh para pemain/pelaku. Tanpa diberikan penjelasan, anak didik tidak akan dapat melakukan perananya dengan baik. Karena itu, ceramah mengenai masalah sosial yang akan didemonstrasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.

Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian dihentikan. Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita seterusnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.

5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas

Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problema solving,sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang optimal.

6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan

Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari vahan dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya.

Sedangkan demonstrasi yang dimaksudkan untuk mempergunakan atau mempertunjukan suatu kesimpulan yang akan dipelajari siswa.16 a. Langkah-langkah mempersiapkan ceramah yang efektif

1) Rumusan tujuan instruksional khusus yang luas.

2) Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode yang paling tepat.

3) Susun bahan ceramah. Gunakan “bahan pengait” atau advance organizer, yaitu materi yang mendahului kegiatan belajar yang tingkat abstraksinya dan inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan belajar tersebut, tetapi berhubungan secara intergal dengan bahan baru itu.

4) Penyampaian bahan: keterangan singkat tapi jelas, gunakan papan tulis. Bila perlu katakan dengan kata-kata lain. Berikan ilustrasi, beri beberapa contoh yang singkat, kongkret, dan yang telah dikenal oleh siswa. Carilah balikan (feedback) sebanyak-banyaknya selama berceramah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya buatlah ikhtisar yang berfungsi memberikan informasi mengenai bahan pelajaran yang akan diberikan secara garis besar. Ikhtisar juga berfungsi sebagai panduan selama guru mengajar, juga berfungsi menghemat waktu mencatat, merangsang siswa untuk berpikir bila disertai dengan pertanyaan-pertanyaan. Adakah resume, dan sebut kembali rumusan-rumusan yang penting.

5) Adakan rencana penilaian. Tentukan teknik dan prosedur penilaian yang tepat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan khusus yang telah dirumuskan.

b. Metode ceramah hanya cocok 1)Untuk menyampaikan informasi. 2)Bila bahan ceramah langka

16 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT.Rineka

3)Kalau organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat penerima. 4)Bila perlu membangkitkan minat

5)Kalau bahan cukup diingat sebentar

6)Untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain. c. Metode ceramah tidak cocok:

1) Kalau tujuan belajar bukan perolehan informasi. 2) Untuk retensi jangka panjang

3) Untuk bahan yang kompleks, terinci, dan abstrak.

4) Kalau keterlibatan siswa penting bagi pencapaian tujuan. 5) Bila tujuan bersifat kognitif tingkat tinggi

6) Bila tingkat kemampuan dan pengalaman siswa kurang

7) Bila tujuan untuk mengubah sikap dan menanmkan nilai-nilai 8) Bila tujuan untuk mengembangkan psikomotor

d. Metode tanya jawab

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.

3) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.

4) Menuntun proses berpikir siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

5) Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

e. Teknik bertanya

Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapai tujuan yang dikehendai.

Oleh karena itu aspek teknik dari pertanyaan harus pula dipakai dan dilatih, agar pengajar dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang harus diperhatikan:

1) Kejelasan dan kaitan pertanyaan 2) Kecepatan dan selang waktu 3) Arah dan distrubusi penunjukan 4) Teknik reinforcement

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijabarkan tentang metode penelitian yang terkait dengan Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl.Ir H.Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun pemilihan lokasi penelitian tersebut didasarkan pada alasan bahwa tempat tersebut merupakan tempat penulis mengenyam pendidikan. Jadi disamping menghemat biaya juga memudahkan penulis melakukan pengamatan terhadap fenomena pendidikan yang mungkin saja terjadi dan menunjang bagi keperluan penelitian.

Laboratorium FITK UIN ini sebagai tempat yang penyelenggaraan Praktik Ibadah dan Qiraat (PIQI) bagi seluruh mahasiswa FITK. Dimana penyelenggaraan praktik itu dilakukan dalam bimbingan dan pembinaan terhadap mahasiswa dalam melaksanakan upacara-upacara ritual (ibadah) secara baik dan benar (sah) menurut hukum islam dan mampu secara terampil membaca al-Quran dengan baik, benar, fasih, dan lancar.

Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2011.

Dokumen terkait