• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

3. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Kompri, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-uasaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepasaan dengan perbuatannya.21

Menurut Hamzam B. Uno, motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat sesuatu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga muncul suatu tingkah laku tertentu.22

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persintensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan

21 Kompri, Motivasi Pembelajaran (perspektif guru dan siswa), Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 1-4.

kualitas perilaku yang ditampilkanya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidikan, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya mencapai kinerja (prestasi) seseorang.23

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam defenisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “ saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.24

Menurut Sardiman A.M, kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggera di dalam subjek itu melakukan aktivitas-aktivitas

23 Ibid., hlm 3.

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.25

Menurut Dimyati dan Mudjiono pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan mengerahkan perilaku keinginan yang mengakftikan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dalam hal ini motivasi dapat dilihat dalam beberapa aspeknya.26

a) Jenis Motivasi

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi bilologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makluk yang berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Freud berpendapat bahwa insting memiliki

25 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Rajawali, 1986, hlm 73

empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar. Sasaran insting adalah kepuasaan atau kesenangan.

Motivasi sekunder, adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik terhadap makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “bekerja dengan baik” merupakan motivasi sekunder.

Motivasi sosial adalah motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda. Thomas dan Znaniecki mengolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan (i) memperoleh pengalaman baru (ii) untuk mendapat respon, (iii) memperoleh pengakuan, dan (iv) memperoleh rasa aman. Mc Cleland mengolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk (i) berprestasi, seperti bekerja dengan kualitas produksi yang tinggi, dan memperoleh IPK 3,50 ke atas, (ii) memperoleh kasi sayang seperti rela berkorban untuk sesama, dan (iii) memperoleh kekuasaan, seperti kesetian pada tujuan perkumpulan.

b) Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternal.

Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perubahan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.

Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat. Hadia dan hukuman sering diugunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil yang memuaskan maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaiknya jika hasil belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pendagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya

motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan penelitian.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yagng mempengaruhi motivasi belajar.27

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita juga bersamaan dengan perkembangan kepribadian.28

b. Kemampuan siswa

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.29

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. 30

27 Ibid., hlm 231.

28 Op.cit., hlm 231.

29 Op.cit. Hlm 231.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupah keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran.

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalamn dengan teman sebayanya akan berpengaruh terhadap motivasi belajar.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari denga puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pegaulannya sekitar lima jam sehari.

d) Landasan Motivasi

Menurut Kompri, berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang perilaku yang dimotivasi (motivated behavior) maka mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk jangka waktu yang relatif lama. Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan, dan ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesutu kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut. Orang telah menggunakan

macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah kebutuhan, aspirasi, keinginan.31

e) Fungsi Motivasi dalam Belajar

Begitu juga dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi.

“Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan

menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.32

Dokumen terkait