• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal

2) Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

Peningkatan motivasi ini terlihat pada tabel 13 dimana terjadi peningkatan motivasi dari sebelum penggunaan (awal) hingga setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual. Berdasarkan dari data penelitian dari motivasi awal sampai dengan motivasi akhir terjadi peningkatan motivasi yaitu pada motivasi awal hanya memiliki skor total 5922 dengan skor rata-rata 197,4, pada motivasi akhir skor totalnya 6538 dengan skor rata-ratanya mencapai 217,93. Hal ini disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual yang diterapkan oleh peneliti saat menagajar mudah dipahami oleh siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang menarik dengan memberi masalah pada siswa kemudian didisksikan ke dalam kelompok dan materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaaatan media audio visual menjadi menarik.

Tercapainya hasil belajar yang optimal tersebut, tidak lepas dari banyak aspek yang mendukung selama proses pembelajaran di dalam kelas. Selama proses pembelajaran sejarah dari siklus I sampai dengan siklus II, peneliti menunjukkan tindakan-tindakan yang memang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Meningkatnya prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarya, dikarenakan adanya motivasi serta partisipasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta tidak di lanjutkan pada siklus berikutnya, karena hasil yang diperoleh pada siklus I dan II telah tercapai sesuai dengan target keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah dikelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.

90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan pemanfaatan Media Audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi siswa yang dapat dilihat pada tabel komparasi prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari keadaan awal hingga akhir siklus 2 (tabel 13). Peningkatan prestasi ini dapat dilihat dari naiknya jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, pada prestasi awal siswa yang berhasil lulus KKM hanya berjumlah 19 siswa, pada akhir siklus 1 jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 24 siswa dan pada akhir siklus 2, jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 30 siswa.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel komparasi motivasi belajar siswa dan komparasi partisipasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Rata-rata motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta adalah 211,5, pada motivasi belajar akhir meningkat menjadi 217,9.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar pelajaran sejarah bisa lebih menarik dan mendapatkan hasil yang memuaskan bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga Pendidikan/Sekolah

Mata pelajaran sejarah kadang dianggap sebagai pelajaran yang “mudah” atau “enteng” karena pelajarannya hanya mengingat kejadian-kejadian atau peristiwa dimasa lalu sehingga biasanya lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah kurang memberi perhatian terhadap mata pelajaran sejarah. Akibat dari kurangnya perhatian tersebut sehingga menuntut kreatifitas dari guru dalam mengajar, tetapi tetapi kadang kreatifitas guru tersebut terbentur dengan pihak sekolah yang biasanya tidak mendukung, misalnya guru sejarah ingin mengajak murid-murid untuk melakukan study tour ke tempat-tempat bersejarah tetapi pihak sekolah melarang dengan alasan terlalu jauh dan dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sehingga akibat dari kurangnya dukungan tersebut menjadikan guru kurang memiliki semangat untuk mengajar dan hanya menggunakan metode-metode yang mudah saja, metode yang sering biasanya dipakai oelh guru sejarah adalah metode ceramah. Karena metode yang selalu sama ini menimbulkan rasa bosan pada diri siswa, dari rasa bosan inilah yang nantinya akan berdampak pada penurunan prestasi serta motivasi belajar siswa. Dengan adanya penelitian ini PTK ini, diharapkan dapat merubah anggapan tersebut dan lembaga

pendidikan dalam hal ini adalah pihak sekolah bisa lebih memberi dukunngan serta fasilitas bagi guru sejarah.

2. Bagi Guru

Dalam rangka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, seorang guru hendaknya lebih inovatif dalam pemilihan model yang akan digunakan dalam pembelajaran, dikarenakan model juga sangat berpengaruh pada karakter siswa didalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung dan sering menggunakan media-media yang baru agar pembelajaran tidak membosankan dan membuat siswa malas/bolos.

3. Bagi Calon Guru

Sebagai seorang calon guru terutama bagi calon guru sejarah harus bisa mengolah materi dan menggunakan media-media yang menarik sehingga pelajaran sejarah tidak dianggap membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Dengan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan dapat menumbuhkan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti mata pelajaran sejarah di kelas dan siswa merasa nyaman dan tertarik untuk terus mempelajari mata pelajaran sejarah.

93 Daftar Pustaka

Arief Sadiman. 2003. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan

Maanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Amir Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:Prenada Group.

Dadang Supardan. 2004. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, Bandung : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieka Cipta. Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research).

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Djamarah Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieka Cipta.

Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Teori

dan Aplikasinya). Malang : Aditya Media Publishing.

Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta: Kanisius.

Jacobsen David A dkk. 2009. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar

siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Mulyasa.E. 2004. Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.

Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran (Perspektif Guru dan Siswa). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagravindo Persada. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. 1990.

Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman.A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Rahman Hamid, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Rusman. 2010. Model-model Pembeajaran (pengembangan profesionalisme

guru). PT Raja Grafindo Persada.

Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slameto. 1995. Pengertian Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.

Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.

Suleiman Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk pengajaran,

penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.

Sumarna Supranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar), Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Uno Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mnegajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1.

Winkel. W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia.

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia.

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta : PT Indeks.

Wina Sajaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Yudhi Munadi. 2013. Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta: Referens.

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas : XI / IPA

Standar Kompetensi : 1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi hingga lahirnya orde baru. Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Uraian Materi:  Kehidupan politik Indonesia di masa Demokrasi Parlementer  Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer  Kehidupan politik Indonesia di masa

Kegiatan Tatap Muka  Guru menerangkan

Indonesia pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin Kegiatan Mandiri Tidak Tatatp Muka

 siswa berdiskusi mengenai ciri khas kehidupan politik di masa masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer

 Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa demokrasi

parlementer dengan demokrasi terpimpin serta pengaruh yang di timbulkannya  Mengidentifikasi

faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undang-undang dasar baru  Mendeskripsikan kehidupan masyarakat di berbagai daerah Teknik Penilaian  Tes tertulis Bentuk Instrumen  Tes tertulis pilihan ganda 2 JP Alfian, Magdalia, dkk. 2006. Sejarah Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga Gogel dan Wikipedia

Demokrasi Terpimpin  Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Terpimpin  Perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia  Kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia di awal 1960-an sehubungan dengan nasionalisme ekonomi, pergolakan politik daerah dan meningkatkan ketegangan antar kekuatan politik

Mengetahui, Yogyakarta, April 2016

Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran

( Drs. Basuki ) ( )

Dokumen terkait