• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kegunaan Hasil penelitian

4. Pengertian Pembelajaran a. Pengertian Belajar

Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan oleh peserta didik karena belajar itu merupakan kunci sukses untuk meraih masa depan yang cerah. Untuk itu kita perlu mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi maka diperlukan suatu kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efesien dengan harapan kegiatan belajar mengajar tersebut menjadi menyenangkan dan tidak membosankan agar pendidikan itu dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Pendidikan merupakan suatu upaya mempersiapkan individu melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan bagi perannya dimasa yang akan datang. Para ahli telah banyak mengemukakan pendapat tentang

pendidikan salah satunya adalah menurut Trianto yang mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah.

“proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah harus

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswanya untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembanganfisik serta psikologis peserta didik”

Menurut Winarno Surakma, Belajar dapat dipandang sebagai hasil dimana guru terutama melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif. yang diperhatikan adalah menampaknya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari. Namun, belajar dapat pula dipandang sebagai proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif unuk mencapai sesuatu tujuan. Belajar dapat pula dipandang sebagai fungsi. Di dalam hal ini, perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang menentukan atau yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku manusia di dalam pengalaman edukatif.13

Menurut Witherington seperti yang dikutip oleh Sukmadinata menyatakan bahwa, “pembelajaran adalah perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.” 14 Namun, pendapat yang hampir sama juga dinyatakan oleh Crow and Crow dan juga

Hilgrad. Menurut Crow and Crow dalam Sukmadinata Belajar dapat dikatakan berhasil jika sesorang mampu mengulang kembali materi yang telah dipelajarinya.

Aliran behavioristik yang dikutip dalam Buku Asri Budiningsih memaparkan gambarannya tentang pengertian belajar itu sendiri yakni,

13

Winarno. Surakma.Metodologi pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. h. 58

14 Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran (teori dan Konsep). Bandung: PT.

“belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.”15 Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Dalam teori behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (Stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Karena, teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Dari beberapa pengertian belajar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Selain itu, setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Apilikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ini menekankan pada aktifitas

“mimetic”yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut pada satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.

b. Tujuan belajar

Menurut Surakma Winarno, “seorang ahli pendidikan lebih

mengutamakan metode serta kondisi yang mempertinggi efesiensi belajar. Beberapa tujuan belajar diantaranya adalah”16:

15 Asri .Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet.2., h. 20,

April. 2012.

16

1) Pengumpulan pengetahuan 2) Penanaman konsep dan kecekatan 3) Pembentukan sikap dan perbuatan

c. Unsur Belajar

Menurut Suyono dan Hariyanto, “Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar.”17 Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme menyatakan dalam Sukmadinata adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi:

1. Tujuan.

Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif apabila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi bagi individu.

2. Kesiapan.

Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.

3. Situasi.

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang di maksud dalam situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.

4. Interpretasi.

Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan

17

tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

5. Respon.

Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan belajar, maka anak tersebut membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba (trial and error).

6. Konsekuensi.

Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

7. Reaksi terhadap kegagalan.

Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.

Sementara itu para konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut.

1) Tujuan belajar

Tujuan belajar yaitu membentuk suatu makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.

2) Proses belajar

Proses belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung teru menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah mengumpulkan fakta, melainkan lebih sebagai pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri. Oleh sebab itu, proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan (disonansi kognitif) yang merangsang pemikiran lebih

lanjut. Situasi tidak keseimbangan (diskuilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

3) Hasil belajar

Pada dasarnya hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Dalam kaitannya dengan implementasi empat pilar pembelajaran UNESCO pada praktik pendidikan, Zhou Nanzhao menyarankan penguasaan sejumlah kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam belajar baik tentang apa saja, dimana saja dengan siapa saja antara lain adalah:

b. Kompetensi dalam mengumpulkan, memilih, mengolah dan mengelola informasi

c. Kometensi dalam menguasai peralatan sebagai sarana untuk mengetahui dan memahami

d. Kompetensi dalam berkomunikasi dengan orang lain secara efektif e. Kompetensi untuk beradaptasi diri menghadapi perubahan kehidupan f. Kompetensi untuk bekerja sama dengan orang lain dalam suatu tim g. Kompetensi dalam menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi

yang damai.

d. Prinsip umum belajar

Sebagai simpulannya terhadap berbagai prinsip belajar baik menurut konsep behavioristik, kognitivisme maupun konstruktivisme dalam sukmadinata disampaikan beberapa prinsip umum belajar diantaranya adalah:

1. Belajar merupakan bagian dari perkembangan

Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat

Dalam hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (life long learning)

3. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan serta usaha dari individu secara aktif

4. Belajar mencakup semua aspek kehidupan

Dalam belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan keterampilan (life skill). Menurut Ki Hajar Dewantara belajar harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (motivasi) dan karya (psikomotor)

5. Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu

Kegiatan belajar dapat berlangsung di sekolah (kelas dan halaman sekolah), di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi, di alam sekitar, dalam bengkel kerja, di dunia industri dan sebagainya

6. Belajar berlangsung dengan guru maupun tanpa guru

Belajar berlangsung dalam situasi formal, informal dan nonformal 7. Belajar yang terencana dan disengaja menutut motivasi yang tinggi

Biasanya terkait dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan kepada penguasaan, pemecahan masalah atau pencapaian sesuatu yang bernilai tinggi. Ini harus terencana, memerlukan waktu dan dengan upaya yang sungguh-sungguh.

8. Perbuatan belajar bervariasi dari apa yang sederhana sampai dengan yang amat kompleks

9. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan

Hambatan dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya. Adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar

10. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain

Orang lain dapat berupa guru, orang tua, teman sebaya yang kompeten dan lainnya

e. Tipe Belajar

Seperti yang telah diutarakan diatas bahwa belajar merupakan bagian dari neuropsikologi, psikologi pendidikan, teori belajar dan paedagogi. Belajar dapat terjadi karena pembiasaan (habituasi) seperti dalam pengkondisian klasik terutama terjadi pada spesies-spesies binatang atau sebagai hasil dari aktivitas yang kompleks.

Jenis-jenis belajar yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan dan psikologicukup banyak diantaranya adalah belajar sederhana tanpa asosiasi, belajar melalui pemberian kesan (imprinting), belajar observasional, belajar bermain, enkulturisasi, belajar dengan multimedia,

e-learning, belajar dengan menghafal (rote learning), belajar informal, belajar formal, belajar nonformal, belajar nonformal yang dikombinasi, serta belajar melalui dialog. Sejauh ini diidentifikasi minimal ada 15 (lima belas) jenis belajar diantaranya adalah:

1. Belajar berlandaskan behaviorisme

Paham behaviorisme memabagi tipe belajar dalam beberapa bagian diantaranya adalah:

a) Belajar Asosiasi

Belajar asosiasi adalah suatu proses dimana suatu materi pembelajaran dipelajari melalui asosiasi dengan bahan-bahan pembelajaran yang terpisah yang sudah dipelajari sebelumnya. Belajar asosiasi akan lebih mudah jika ada keterkaitan antara materi pembelajaran yang baru dengan yang sebelumnya. b) Belajar melalui kesan (imprinting)

Istilah imprinting biasa digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan tahap-tahap sensitif dari belajar pada usia tertentu atau fase kehidupan tertentu.

c) Belajar pengamatan (observational learning)

Ditengarai oleh adanya proses peniruan (imitasi) setelah mengamati sesuatu. d) Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Belajar tuntas adalah suatu upaya belajar dengan penekanan siswa harus menguasai seluruh bahan ajar. Biasanya setiap mata pelajaran menetapkan

tingkat ketuntasan yang berbeda-beda sesuai dengan persepsi tingkat kesukaran mata pelajaran tersebut. prinsip belajar tuntas yang harus dilaksanakan oleh guru diantaranya:

(1) Sebagian besar siswa dalam situasi dan kondisi belajar yang normal sehingga dapat menguasai sebagian besar bahan yang diajarkan

(2) Guru menyusun strategi pembelajaran tuntas dengan menetapkan tujuan-tujuan khusus yanh hendaknya dikuasai oleh siswa. Guru juga harus menetapkan KKM yang harus dicapai oleh siswa

(3) Guru merinci bahan ajar menjadi satuan-satuan pembelajaran kecil-kecil yang mendukung pencapaian tujuan khusus tersebut

(4) Selain disediakan bahan ajar (modul) untuk kegiatan belajar utama, juga disusun bahan ajaran untuk kegiatan perbaikan (remidi) dan pengayaan (5) Asesmen (penilaian) hasil belajar tidak menggunakan penilaian acuan

normal (PAN) tetapi menggunakan penilaian acuan kriteria /patokan (PAK)

(6) Konsep belajar tuntas juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individual

2. Belajar yang dilandasi kognitivisme dan konstruktivisme

Dalam hal ini memang agak sulit membedakan secara jelas antara praktik belajar dan pembelajaran yang dilandasi paham kognitivisme dengan konstrutivisme karena kesinambungan kedua paham tersebut. beberapa bentuk atau tipe belajar menurut paham konstruktivisme diantaranya: (1) Belajar melalui pembudayaan (Enculturation)

Pembudayaan adalah suatu proses dimana seseorang belajar tentang sesuatu yang diperlukan oleh budaya yang mengelilingi keidupannya, sehingga dia memperoleh nilai-nilai dan perilaku yang sesuai dan diperlukan budaya semacam itu.

(2) Belajar menerima (Reception Learning)

Belajar semacam ini lebih berpusat kepada guru. Siswa tinggal menerima, pasif,copy pasteterhadap apa yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini kreasi dan kebebasan murid tidak berkembang

(3) Belajar menghafal

Belajar menghafal adalah suatu teknik pembelajaran yang mengabaikan pemahaman yang mendalam dan kompleks serta inferensi dari subjek yang dipelajari. Belajar semacam ini lebih difokuskan kepada aktifitas menghafal, mengulang-ulang terhadap apa yang dibaca atau didengarnya (4) Belajar menemukan (Discovery Learning)

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari apa yang di dunia pendidikan dasar dan lanjutan Amerika Serikat dinamakan Social Studies. Dengan demikian sesuai dengan isinya IPS boleh saja diartikan penelahaan masyarakat. Secara umum kita mungkin hanya tahu bahwa ilmu pengetahuan itu hanya dibedakan menjadi dua atau tiga kelompok yakni ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu humaniora.18

b. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan seni tertua di dunia. Istilah ekonomi itu sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Oikosdan Nomos, yang berarti tata laksana rumah tangga atau pemilikan. Tokoh pertama yang menulis permasalahan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani sehingga orang menyebutnya sebagai ahli ekonomi pertama.

Menurut Rosyidi Suherman, “Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.”19 Dalam hal ini seorang Prof. Paul Anthony seorang ahli ekonomi memberikan penjabarannya berupa pengertian ekonomi itu sendiri. Menurutnya ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana manusia

18

---, Modul Ilmu Pengetahuan Sosial Fakta, Konsep, Generalisasi dalam Pembelajaran IPS. Jakarta: Badan PSDMK dan PMP. Juni 2012

19

Rosyid. Suherman. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). h. 8. 2006.

bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya. Selain itu ilmu ekonomi juga merupakan sustu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yag tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif.

Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup sehari-hari menganai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas baru atau barang-barang yang bermanfaat serta mendisribusikan kepada semua orang.

c. Pembagian Ilmu Ekonomi

Menurut Kinanti Geminastiti, “Setiap ilmu memiliki beberapa cabang yang menganalisis permasalahan lebih komperhensif, termasuk juga ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi dibagi ke dalam 3 kajian ilmu, yaitu:”

1) Ilmu ekonomi Teori: Ilmu yang mengkaji masalah-masalah ekonomi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dalam hal ini ilmu ekonomi teori dibagi menjadi dua yaitu: ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro

2) Ilmu Ekonomi Terapan: Penerapan ilmu ekonomi teori untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam suatu perekonomian

3) Ilmu ekonomi deskriptif: Ilmu ekonomi yang menggambarkan masalah ekonomi suatu negara secara khusus. Contoh: kondisi perekonomian negara spanyol yang belum membaik.20

d. Manfaat mempelajari ilmu ekonomi

Setiap ilmu memiliki manfaat, sama halnya dengan ilmu ekonomi yang sedang dipelajari. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari mempelajari ilmu ekonomi diantaranya adalah:

1) Dapat membantu individu maupun perusahaan dalam membentuk prioritas kebutuhan yang ingin dipenuhi

20

Kinanti. Geminastiti dan Nella Nurlita. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Peminatan kurikulum 2013. (Bandung: Yrama Widya, 2013. h. 8)

2) Dapat membantu mempelajari perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan

3) Dapat membantu memilih alat pemuas kebutuhan yang efektif dan efisien

e. Kegunaan Ilmu Ekonomi

Ada empat kegunaan utama ilmu ekonomi , yakni sebagai berikut: 1) Menggunakan cara berfikir yang tepat dalam mengambil keputusan 2) Memahai masyarakat dengan lebih baik berkaitan dengan kegiatan

ekonomi mereka

3) Memahami persoalan ekonomi global

4) Menjadi pemilih yang kompeten karena kita memahami persoalan-persoalan ekonomi masyarakat21

f. Metodologi ilmu ekonomi

Para ekonom menggunakan teori dan observasi seperti ilmuawan lainnya dalam menyelesaikan masalah ekonomi diantaranya:

1) Metode induktif: Cara berfikir yang berpangkal pada kenyataan atau fakta khusus kemudian berusaha menarik kesimpulan umum. Contoh: harga emas naik maka permintaannya malah naik, begitu pula harga berlian. Dapat kita simpulkan bahwa barang mewah memiliki kurva permintaan dengan kemiringan positif

2) Metode Deduktif: Cara berfikir yang berpangkal kepada pengetahuan atau prinsip yang bersifat umum lalu diterapkan pada hal khusus 3) Cateris Paribus: faktor-faktor lain dianggap tetap. Contoh: jika harga

kereta api naik maka permintaan tiket kereta api turun dengan asumsi harga tiket bus tidak berubah

4) Fallacy Of Compposition: apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala besar. Contoh: hidup hemat bagi individu tetapi secara makroekonomi jika seluruh individu hidup hemat akan menurunkan pertumbuhan

5) Model diagram Aliran Sirkuler adalah adalah suatu model visual perekonomian, yang memperlihatkan bagaimana aliran uang melalui pasar antara rumah tangga dan perusahaan22

21

Alam. Mandiri (Mengasah Kemampuan Sendiri Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X). Jakarta: Erlangga, 2013. h. 5

22

Muhammad. Doddy AB dan Sriyanto. Menguasai IPS Sistem Kebut Semalam. (Depok: Gema Media, 2011. h. 108

g. Pernyataan 1. Pernyataan P sebagaima a. dise 2. Pernyataan N dunia seha a. dise h. prinsip, ke 1) prinsip ekonom memaksim lain ada mengahasi 2) kegiatan e perekonom ini dapat konsumsi 3) motif ekonom untuk mel 23 Alam.Loc. Gambar 2.1

Tabel Diagram Aliran Sirkulasi

yataan positif dan pernyataan normatif dalam e

aan Positif adalah pernyataan yang mencoba m mana adanya.

disebut analisis deskriptif

aan Normatif adalah pernyataan yang mencoba m harusnya.

disebut analisis preskriptif23

, kegunaan, motif, dan politik ekonomi

p ekonomi adalah dasar berfikir yang digunak ksimumkan suatu tujuan melalui pengobanan ter adalah dengan melakukan pengorbanan hasilkan atau memperoleh hasil sebesar-besarny n ekonomi adalah setiap langkah yang dilakuka konomian tertentu untuk memenuhi kebutuhan hi

pat dikelompokkan menjadi tiga yakni: produksi si

konomi adalah alasan atau dorongan dari da elakukan kegiatan ekonomi

23

oc. Cit. h. 3

am ekonomi

menjelaskan dunia

oba menunjukkan

unakan manusia untuk tertentu. Dengan kata nan tertentu untuk

nya

kukan manusia dalam n hidupnya. Kegiatan oduksi, distribusi, dan dalam diri manusia

4) politik ekonomi adalah suatu paket tindakan biasanya dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki perekonomian24

Dokumen terkait