• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.22 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan sering diartikan sama dengan kata manajemen karena antara manajemen dengan pengelolaan itu pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya dan terwujudnya suatu tujuan yang telah dicita-citakan oleh suatu organisasi atau lembaga. Pengelolaan juga merupakan sebuah bentuk cara bekerja dengan orang-orang secara pribadi maupun kelompok dalam lingkup organisasi tertentu, maka seorang pemimpin yang baik bisa mencapai tujuan yang diharapkan tanpa perlu harus menjadi manajer yang efektif.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sampai dengan pengawasan yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara lancar, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya [41]. Pengelolaan yaitu rangkaian kegiatan, pekerjaan ataupun usaha yang dilakukan oleh suatu kelompok untuk melakukan pekerjaan sampai dengan selesai untuk mencapai tujuan [42].

2.1.23. Persediaan

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu [9]. Persediaan dalam jurnal “analisis akuntansi persediaan”, merupakan asset perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), atau perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dan merupakan pos-pos asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual [18].

Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. perusahaan jasa mempunyai persediaan yang habis dipakai, termasuk di dalamnya karbon, kertas, stempel, tinta, materai, dan persediaan lainnya yang berhubungan dengan perusahaan jasa [43].

2.1.24. Barang Habis Pakai

Barang habis pakai yaitu barang atau benda kantor yang penggunaannya hanya satu atau beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Oleh karena itu agar kegiatan pemenuhan barang habis pakai

yang diperlukan dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya kegiatan pengelolaan barang habis pakai secara teratur, terperinci serta berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada.

Suatu kantor dalam melakukan aktivitasnya tidak lepas dari alat tulis kantor. Tanpa adanya alat tulis kantor yang memadai tidak mungkin ada kinerja perkantoran yang baik. Sementara itu, untuk mengelola alat tulis kantor secara efektif diperlukan kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang [44].

Alat Tulis Kantor merupakan benda-benda yang bersifat habis-pakai untuk pelaksanaan kegiatan kantor sehari-hari oleh karyawan.

Yang tergolong Office Supplier misalnya adalah pulpen, pensil, tinta, kertas, dan lain sebagainya. Supplies atau biasa disebut peralatan merupakan persediaan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi yang pada umumnya berbentuk benda-benda atau bersifat material [45].

Alat Tulis Kantor (ATK) adalah dokumen yang sedang pada tahap pengawasan dan pengamanan dokumen serta arsip baik dalam bentuk kertas atau elektronik [46]. Alat tulis kantor dalam jurnalnya adalah benda-benda yang dipakai habis dalam pelaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari dari pegawai pegawai tata usaha [47].

2.1.25. Pencatatan Jurnal Persediaan ATK (Alat Tulis Kantor)

Berikut ini adalah jurnal pencatatan persediaan ATK (Alat Tulis Kantor) pada PT. HUNU Osias Padmada Eara Karawang untuk Pembelian ATK dan Pemakaian ATK adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5 Jurnal Persediaan ATK

No Transaksi Uraian Debet Kredit

1. Pembelian

Persediaan ATK xxx

Kas xxx

No Transaksi Uraian Debet Kredit 1. Pembelian Belanja Persediaan ATK xxx

Perubahan SAL xxx

2. Pemakaian

Beban Persediaan ATK xxx

Persediaan ATK xxx

Sumber : PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang 2.1.26. Prosedur Pengelolaan Barang Habis Pakai

Dalam Jurnal “pengelolaan barang habis pakai (alat tulis kantor)”

Prosedur Pengolahan Barang ATK yaitu [46] : 1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Di dalam kegiatan perencanaan kebutuhan dan penganggaran harus dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang meliputi : barang yang dibutuhkan, dimana kebutuhannya, bilamana dibutuhkan, berapa biaya yang dibutuhkan, siapa yang akan mengurus dan menggunakan, alasan kebutuhan dan cara pengadaan.

2. Pengadaan

Untuk tahap pengadaan barang habis pakai khususnya alat tulis kantor (ATK) harus memperhatikan jumlah stok barang untuk mempermudah berapa banyak barang yang dibutuhkan dalam pengadaan barang habis pakai khususnya alat tulis kantor (ATK) selanjutnya, apakah alat tulis kantor tersebut memerlukan penambahan jumlah barangnya atau tidak. Dalam hal ini pengadaan barang habis pakai khususnya alat tulis kantor (ATK) bersifat fleksibel yaitu pengadaan barangnya disesuaikan dengan keadaan stok barang dalam gudang persediaan, apabila barang yang dibutuhkan masih ada dan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan maka tidak ada penambahan stok untuk barang

tersebut. Namun apabila barang yang dibutuhkan stoknya telah habis, maka diperlukan penambahan stok untuk barang yang dibutuhkan tersebut.

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan bentuk tindak lanjut dari hasil pengadaan Barang oleh pihak penyedia barang yang mana barang habis pakai khususnya alat tulis kantor (ATK) termasuk didalamnya.

Penerimaan ATK harus dilakukan dengan teliti agar catatan sebagai laporan sesuai dengan keadaan ATK yang diterima sehingga bisa menghindari kekeliruan pada saat ATK diterima.

4. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan tindak lanjut dari penerimaan alat tulis kantor (ATK), dimana barang yang sudah diterima diteliti kembali apakah jenis barang, jumlah barang sudah sesuai dengan yang ada didalam buku penerimaan barang. Apabila barang tersebut sudah sesuai dengan buku penerimaan maka alat tulis kantor tersebut segera di bawa ke tempat penyimpanan barang yaitu gudang. Setelah barang tersebut sampai di gudang yang harus dilakukan oleh penyimpan barang adalah meletakkan alat tulis kantor tersebut ke tempat yang sudah disediakan seperti almari, box, rak dan sebagainya, serta ditata dengan rapi harus dijaga dengan baik.

Tata cara penyimpanan barang ATK yaitu :

a. Barang disimpan berdasarkan klasifikasi (jenis, berat, merk, dan satuan barang).

b. Barang disimpan dalam keadaan bersih.

c. Barang disimpan dalam ruangan yang cukup ventilasi.

d. Barang disimpan di tempat yang memadai.

e. Barang disimpan rapi dengan kode yang telah ditentukan agar mudah dicari.

f. Barang yang disimpan harus terhindar dari sengatan matahari atau siraman air.

g. Barang disimpan di ruangan yang dapat dikunci.

h. Barang yang disimpan harus sudah dihitung dan dicatat dalam buku persediaan.

i. Barang yang biasanya dikeluarkan lebih cepat sebaiknya diletakkan di bagian terdepan, sebaliknya barang yang dikeluarkan lebih lama disimpan lebih dalam.

5. Penyaluran

a. Setiap bagian/unit kerja yang akan meminta alat tulis kantor yang diperlukan harus membuat surat permohonan ATK yang ditujukan kepada pimpinan yang selanjutnya akan diserahkan kepada penyimpan barang untuk ditindak lanjuti.

b. Setelah ditindak lanjuti oleh penyimpan barang, selanjutnya petugas gudang segera mengambilkan dan menyerahkan barang sesuai dengan yang diminta kepada unit/bagian yang meminta tadi.

c. Setelah itu penyimpan barang dalam tahap penyaluran ini harus mencatat semua barang (ATK) yang dikeluarkan ataupun yang diminta oleh unit/bagian tertentu ke dalam buku pengeluaran barang agar dapat diketahui barang apa saja yang diminta [46].

2.2 Penelitian Terdahulu

Jurnal yang menjadi acuan dalam melaksanakan Tugas Akhir ini dari penelitian terdahulu berdasarkan Nursalam, 2016, metode penelitian; Fallis, A.G dalam jurnal “Pengelolaan Barang Habis Pakai (Alat Tulis Kantor) pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nias Selatan “ adalah

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu

No Nama

Pengarang Judul Tools Metode Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 yang baik Tetapi dalam pencatatan pengeluaran keadaan barang di dalam

Membahas

No Nama

Pengarang Judul Tools Metode Kesimpulan Persamaan Perbedaan

gudang. Sehingga dibuatkan siklus/tahapan pengelolaan persediaan Barang Habis Pakai (ATK) yang terdiri dari perencanaan kebutuhan

No Nama

Pengarang Judul Tools Metode Kesimpulan Persamaan Perbedaan

Indonesia Cabang excel sebagai alat hitung.

Dari permasalahan tepat dan akurat ketika pelaporannya dan

No Nama

Pengarang Judul Tools Metode Kesimpulan Persamaan Perbedaan

persediaan alat tulis

No Nama

Pengarang Judul Tools Metode Kesimpulan Persamaan Perbedaan

rekapitulasi persediaan barang dan informasi yang kurang lengkap pada dokumen bukti pengambilan barang dan berita acara opname fisik.

Melihat permasalahan tersebut maka di buatkanlah teknologi informasi untuk mempermudah proses pengelolaan data

pengadaan ATK sehingga layanan pengadaan barang menjadi lebih baik.

Sumber : Dikaji dari berbagai sumber, 2021

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Singkat Objek Penelitian

Pada bab ini, sekilas berisi tentang latar belakang dan sejarah berdirinya PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang, produk-produk serta layanan yang ditawarkan, serta data-data lain yang mendukung informasi mengenai PT.

Hunu Osias Padmada Eara Karawang. Data-data yang ditampilkan, diperoleh peneliti dari tinjauan pustaka dan website perusahaan, serta website lain yang menyediakan data tentang PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang.

3.1.1. Sejarah PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin terasa dari waktu ke waktu, dengan perkembangan tersebut maka kebutuhan pembuatan laporan keuangan serta analisa hasil laporan keuangan sangat diperlukan, bahkan menjadi kebutuhan utama pada semua bidang usaha. Dengan kebutuhan yang ada maka jasa pembimbingan, kontrol, konsultasi serta analisa laporan keuangan baik komersil maupun perpajakan dan administrasi juga menjadi salah satu kebutuhan bagi dunia bisnis saat ini.

PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang merupakan bagian dari Grup Focus Konsultan yang sudah berdiri sejak tahun 2008 di bidang perpajakan. Nama PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang memiliki arti seperti sinar Matahari yang terbit dari timur untuk memberikan keberkahan dan memberikan Harapan (HOPE). Dengan dibentuknya perusahaan ini untuk memenuhi kebutuhan perusahaan-perushaan dalam proses penyusunan laporan keuangan dan perpajakan baik pembimbingan, kontrol, konsultasi, dan analisa. Disamping PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang bagian dari Grup Focus yang berpengalaman dibidang keuangan, PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang diperkuat oleh personil-personil yang professional,

berpengalaman serta andal dibidang keuangan dan perpajakan.

Berbekal pengalaman-pengalaman tersebut, maka kami memberanikan diri untuk mendirikan kantor jasa keuangan PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang dengan tujuan awal dari berdirinya kantor ini dipicu dari kenyataan dilapangan bahwa banyak orang pribadi dan badan yang mengalami berbagai kesulitan dalam bidang akuntansi, administrasi keuangan komersil maupun pepajakan.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Sebuah perusahaan selain memiliki maksud dan tujuan, juga memiliki visi dan misi perusahaan agar maksud dan tujuan PT. HUNU Osias Padmada Eara Karawang tercapai.

Visi dari PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang yaitu

“Menjadi perusahaan yang terpercaya bagi mitra bisnis dan masyarakat “.

Misi dari PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang yaitu : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya perusahaan secara terus

menerus.

2. Menerapkan semangat 5F ( Focus,Fast,Flexible,Frendly dan Fun) dalam menjalankan perusahaan.

3. Mengedukasi dunia usaha dan masyarakat umum untuk mengembangkan pembelajaran berkelanjutan dalam bidang manajemen, perpajakan, akuntansi, teknologi informasi dan sumber daya manusia.

3.1.3. Struktur Organisasi

PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang dalam menjalankan kegiatan usahanya memiliki struktur organisasi sebagai internal kontrol perusahaan atas pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan. Berikut struktur organisasi PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang terdapat pada Gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang Dilihat dari struktur diatas, maka dapat dilihat wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi yang terkait, berikut tugas serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada PT. Hunu Osias Padmada Eara yaitu :

1. Pimpinan Kantor Jasa Akuntan (KJA)

Pimpinan KJA merupakan pimpinan tertinggi sebuah perusahaan yang memimpin beberapa manajer yang ada di bawahnya seperti manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer bagian produksi.

Tugas seorang direktur adalah mengembangkan perusahaan secara menyeluruh, bertanggung jawab penuh atas seluruh karyawan dan pengembangan jangka panjang perusahaan, mengambil keputusan-keputusan penting dalam perusahaan.

2. Rekan Kantor Jasa Akuntan (KJA)

a. Peran support Sesama rekan kerja dapat memberikan saran, dukungan/dorongan, semangat, serta memotivasi. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk perbaikan lingkungan kerja yang kondusif.

b. Peran informasi Di tempat kerja, rekan kerja dapat menjadi sumber informasi yang tepat karena dapat memberi informasi yang baik antara sesama rekan kerja dalam hal pekerjaan.

3. Manajer KJA

Mengendalikan dan mengatur divisi yang dipimpinnya, membangun kepercayaan antar staff, mengembangkan kualitas perusahaan, mengevaluasi pekerjaan divisi, menjadi penengah dan pemecah masalah perusahaan.

4. Supervisor

Sebagai jembatan antara manajer dan staff pelaksana bertanggung jawab memastikan staff yang bekerja di bawahnya bekerja dengan baik, serta mengatur pekerjaan-pekerjaan yang akan diselesaikan oleh tim pelaksana.

5. Staff

Tugas dan wewenang staff PT. Hunu Osias Padmada Eara yaitu membuat laporan keuangan dan laporan perpajakan klien perusahaan.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu metode pengembangan sistem model System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall (air terjun). Menurut Pressman (2015) [29] Model Waterfall merupakan model SDLC yang menawarkan pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata dengan beberapa tahapan diantaranya spesifikasi kebutuhan pengguna, perencanaan, permodelan, konstruksi, dan deployment.

Untuk lebih jelasnya terdapat pada Gambar 3.2 :

Gambar 3.2 System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall Sumber : (Kartawidjaja, 2020) [29]

Berikut penjelasan dari tahap-tahap model Waterfall menurut Pressman (2015) [29] yaitu :

1. Communication

Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/pengguna, pada tahap ini merupakan langkah yang penting karena menyangkut pengumpulan informasi tentang kebutuhan konsumen/pengguna. Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan User.

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini melalui:

a. Observasi

Selama melakukan penelitian, penulis melakukan pengamatan secara langsung kegiatan yang terjadi pada PT. HUNU Osias

Padmada Eara Karawang untuk mengetahui gambaran umum mengenai perusahaan, alur kerja dan sistem yang diterapkan.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara atau tatap muka secara langsung dengan karyawan bagian pengelolaan persediaan alat tulis kantor yaitu Bapak Paulus Ikin Sodikin. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran, keterangan, dan penjelasan mengenai pengelolaan persediaan alat tulis kantor untuk membantu dalam penelitian ini.

c. Studi Pustaka

Tahap ini digunakan penulis untuk mencari sumber referensi daribuku, jurnal ilmiah, dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh teori-teori dasar untuk membangun aplikasi tersebut.

d. Studi Dokumentasi

Salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen.

2. Planning

Langkah kedua yaitu Planning (perencanaan), pada tahap ini merencanakan pengerjaan software yang akan dibangun. Planning meliputi tugas-tugas yang akan dilakukan mencakup resiko yang mungkin terjadi, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.

3. Modeling

Langkah ketiga adalah Modeling, tahap ini dilakukan setelah tahap communication dan planning telah teridentifikasi. Pada tahap ini menerjemahkan syarat kebutuhan sistem ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Tahap ini berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software, dan representasi interface. Metode perancangan yang akan digunakan oleh penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah perancangan flow document, perancangan data flow diagram, perancangan kamus data,

dan perancangan Entity Relationship Diagram. Tahap ini mentranslasi kebutuhan desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah pembuatan bagan terstruktur yang berguna sebagai informasi secara berjenjang dalam bentuk modul-modul, dan tahap terakhir adalah pembuatan rancangan masukan dan keluaran pada sistem yang berjalan.

4. Construction

Langkah keempat adalah construction yang merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.

Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh pengguna. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya pengguna komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat.

Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logika, fungsional, dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. pengujian aplikasi yang akan digunakan yaitu black box testing.

5. Deployment

Langkah terakhir adalah Deployment, tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain, dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh pengguna. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

3.3. Hasil Pengumpulan Data

3.3.1. Identifikasi Sistem Yang Sedang Berjalan

Adapun prosedur pengelolaan persediaan Alat Tulis Kantor yang sedang berjalan di PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Pengadaan Barang

Alur pengadaan ATK (alat tulis kantor) PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang adalah sebagai berikut:

a. Bagian Pengelola ATK mengajukan ke kepala Bagian umum (General Affair) untuk pengajuan persediaan ATK apabila stok nya sudah minim. Kepala Bagian umum menyortir daftar ATK yang diajukan dari bagian pengelola ATK sebelum disetujui. Berikut tampilan dari form Pengajuan Pembelian ATK terdapat pada gambar 3.3 :

Gambar 3.3 Form Pengajuan Pembelian ATK Sumber : PT. HUNU Osias Padmada Eara Karawang

b. Kepala Bagian umum melaporkan dan meminta persetujuan kepada Manajer. Manajer memeriksa dan menyetujui pengajuan list ATK untuk dilakukan pembelian.

c. Kemudian dibuat Surat Perintah untuk melakukan pembelian ATK.

d. Setelah barang sudah dibeli, Struk diserahkan kepada Manajer sebagai bukti pembelian barang, dan barang yang telah dibeli diserahkan kepada bagian pengelola persediaan ATK.

2. Prosedur Penerimaan Alat Tulis Kantor (ATK) Alur penerimaan ATK adalah sebagai berikut:

a. Pengelola Persediaan ATK menerima dan mencatat dalam kartu stok dan menginput ke komputer.

b. Kemudian menyimpan ATK sesuai tempat penyimpanan masing-masing ATK.

3. Prosedur Pengeluaran Barang Alat Tulis Kantor (ATK) Alur pengeluaran ATK adalah sebagai berikut:

a. Karyawan yang membutuhkan ATK untuk keperluan kerjanya mengisi formulir pengajuan ATK (Kartu stok ATK). Berikut tampilan dari formulir Pengajuan ATK (Kartu Stok ATK) terdapat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Kartu Stock ATK

Sumber : PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang

b. Formulir akan diserahkan ke bagian ATK

c. Bagian ATK menginput pengeluaran barang ATK 3.3.2. Flowchart Of Dokument Sistem yang Sedang Berjalan

Adapun Flow of document prosedur pengelolaan persediaan Alat Tulis Kantor (ATK) pada PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang.

Gambar 3.5 Flow Of Document System Pengelolaan Persediaan ATK Yang Sedang Berjalan

3.3.3. Identifikasi Masalah

Pencatatan transaksi barang Alat Tulis Kantor (ATK) baik barang masuk, barang keluar, stok barang, dan laporan yang digunakan pada PT. Hunu Osias Padmada Eara Karawang yaitu menggunakan Microsoft Excel. Pencatatan saat ini dianggap kurang memadai, karena belum cukup mampu menyajikan data barang masuk, barang keluar maupun informasi stok dengan cepat. agar pengelolaan ATK tertangani dengan baik dibutuhkan aplikasi untuk mengelola data persediaan alat tulis kantor dengan menggunakan sistem informasi berbasis teknonogi sehingga menjadi suatu sistem informasi yang lengkap.

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hasil kinerja perusahaan, serta wawancara dengan karyawan bagian pengelolaan persediaan ATK ini, diperoleh suatu informasi tentang permasalahan yang terjadi pada lingkup pengelolaan persediaan ATK yaitu terdapat pada Tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Masalah Pada Obyek Penelitian

No Deskripsi Masalah Stakeholder

1.

Pada kartu stock ATK, tidak ada kolom nama karyawan permintaan ATK dikhawatirkan pada saat ada kehilangan barang maka dalam meneliti kasus tidak ada pertanggungjawaban dari karyawan yang melakukan pengambilan ATK.

Admin

2.

Pengelolaan ATK yang terjadi saat ini di PT. HUNU Osias Padmada Eara Karawang sudah menggunakan Microsoft Excel, namun masih kurang efektif karena Ms excel, tidak memiliki database, dan memungkinkan data hilang atau rusak.

Admin

3. Perencanaan kebutuhan ATK tidak dilakukan laporan

perbulan melainkan pengadaan/pembelian barang Admin

No Deskripsi Masalah Stakeholder dilakukan secara parsial/tidak tentu sehingga tidak

diketahui laporan kebutuhan ATK perbulan pada setiap bagian.

Sumber : Hasil Olah Penulis, 2021 3.4. Solusi Pemecahan Masalah

3.4.1. Solusi Yang Diusulkan

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang terjadi, penulis memiliki solusi sebagai berikut :

Tabel 3.2 Daftar Solusi

Permasalahan Solusi Yang Diusulkan

Pada kartu stok ATK, tidak ada kolom nama karyawan yang melakukan permintaan ATK

Dibuatkan kolom untuk nama karyawan yang melakukan permintaan ATK sebagai pertanggungjawaban data nama dan bagian agar pengelolaan persediaan ATK terkontrol dengan baik.

Pengelolaan ATK yang terjadi saat ini di PT. HUNU Osias Padmada Eara Karawang masih menggunakan Microsoft Excel yang memungkinkan kehilangan data, kerusakan data, data tidak tersusun secara rapih sehingga kesulitan dalam pencarian data.

Merancang sistem pengelolaan

persediaan ATK yang

terkomputerisasi dengan menggunakan Database Microsoft SQL Server 2008 untuk penyimpanan data, mempermudah pencarian data, serta menghasilkan laporan yang

terkomputerisasi dengan menggunakan Database Microsoft SQL Server 2008 untuk penyimpanan data, mempermudah pencarian data, serta menghasilkan laporan yang