• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI: Penutup meliputi kesimpulan dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori Strategi Komunikasi Penyuluhan, Radikalisme Agama, dan Deradikalisasi

5. Pengertian Penyuluhan (konseling)

Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata “suluh” yang berarti “obor” ataupun alat untuk menerangi kegelapan. Dari situ dapat diartikan bahwa penyuluhan bertujuan untuk memberikan penerangan serta penjelasan kepada yang disuluh. Maksud dari istilah penyuluhan adalah mengandung arti menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan kepada orang lain agar memahami atau mengerti tentang hal yang sedang dialaminya.33

Penyuluhan merupakan kegiatan penerangan ataupun penjelasan kepada orang yang disuluhi agar tidak lagi berada dalam posisi yang gelap terhadap suatu masalah tertentu, dan adanya perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan prilaku dari penyuluhan yang mampu di serap secara bertahap dan bukan instan.

Istilah Penyuluhan dalam paper yang ditulis oleh penulis sebagai sebuah sentuhan awal tentang ilmu

32 library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00374-MC%20Bab%202. pdf halaman 6-9 diunduh pada 16 Juli 2021.

33

Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990) h. 7

bimbingan, dan penyuluhan yang merajuk pada beberapa buku salah satunya, buku hamdani dan afiffudin tahun 2012 menyebutkan bahwa, penyuluhan adalah suatu pelayanan, atau sistem untuk membantu masyarakat melalui cara pendidikan, dalam memperbaiki metode dan teknik suatu kegiatan, meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan lebih memperbaiki tingkat hidup masyarakat dan mengangkat standar sosial dan pendidikan kurang dari baik.34

Sedangkan menurut M. Arifin dalam bukunya yang berjudul pedoman pelaksanaan bimbingan, dan pelaksanaan penyuluhan agama menuturkan bahwa “penyuluhan” mengandung arti “menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan” kepada orang lain agar memahami atau mengerti tentang hal yang sedang dialaminya.35

Menurutnya, penyuluhan tidak hanya proses perubahan perilaku pada diri sendiri, akan tetapi sebuah proses perubahan sosial yang mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan serta menciptakan pilihan-pilihan baru untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya.36

Selain itu, penyuluhan merupakan pendidikan non formal untuk masyarakat yang kurang beruntung dimana

34Hamdani dan Affifuddin, Bimbingan dan Penyuluhan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012)

35

M, Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1994), Cet ke-5, h 1

36Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,(Jakarta: PT. Golden Trayon Press,1982), h. 40

mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau dan bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi dengan baik, menguntungkan dan memuaskan.

Maka mengingat hal tersebut, dari berbagai pengertian di atas menyimpulkan bahwa, penyuluhan membutuhkan suatu ketegaran, semangat, stamina yang stabil, realistik ketika menilai pencapaian, memelihara stamina yang stabil, realistik ketika menilai pencapaian, memelihara kontinuitas, serta tidak tergoda oleh desakan tergesa-gesa ingin segera memetik hasil pada prosesi penyuluhan tersebut.

a. Pengertian Penyuluh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuluh berasal dari kata “suluh” yang artinya barang yang dipakai untuk menerangi (biasa dibuat dari daun kelapa yang kering dan damar) obor. Sedangkan pengertian dalam arti lain yaitu, penerangan, penunjuk jalan.37

Seorang penyuluh bisa dikatakan sebagai tempat berlindung dari segala kesalahan batin. Seorang tokoh agama yang berkharisma, berwawasan luas, menerima perbedaan dapat juga dikatakan serta berfungsi sebagai penyuluh kehidupan beragama dalam masyarakat sekitarnya, karena ia memiliki jiwa yang tenang, stabil, menentramkan orang lain yang berada didekatnya.

Apabila dirinya memberikan petuah-petuah dengan nada ucapan dan gaya yang menyejukkan hati, maka orang yang

37 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

mendengarnya seperti meneguk air sejuk nan menenangkan jiwa, dan batin. Kendati demikian seorang penyuluh bisa memberikan konsekuensi apabila petuah-petuah itu lantas tidak dijalankan,.38

b. Penyuluh Agama

Sejak tahun 1985 istilah Penyuluh Agama mulai disosialisasikan beriringan dengan adanya keputusan Menteri Agama nomor 791 tentang honorium bagi Penyuluh Agama. Istilah penyuluh Agama dipergunakan untuk mengganti istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai sebelum di lingkungan kedinasan Departemen Agama.

Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 16 Tahun 1994 tentang jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil antara lain dinyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu profesional, dan pembinaan karir pegawai negeri sipil perlu ditetapkan jabatan fungsional.

Sebagai pelaksanaan dari ketentuan tersebut,

dikeluarkan keputusan Presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil yang antara lain menetapkan bahwa penyuluh agama adalah jabatan fungsional pegawai negeri yang termasuk dalam rumpun jabatan keagamaan.

Mengacu pada kebijakan di atas, pengertian penyuluh Agama adalah pegawai sipil yang diberi tugas, bertanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh jabatan untuk

38 Khairul Umam dan H.A Achyar Aminudin, Bimbingan Dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h 76.

melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa universal, serasas, dan seirama.

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa Penyuluh Agama adalah orang yang memberikan bimbingan atau penerangan kepada orang lain untuk meningkatkan pengertian, kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah melalui jalan kebenaran, sehingga orang yang tersuluh menjadi tau, mau, dan mampu.39

Berdasarkan dari pemaparan di atas menyimpulkan bahwa, komunikasi pada proses penyuluhan dilakukan melalui dua konsep yaitu melalui komunikasi interpribadi, antarpribadi, kelompok yang bersifat persuasive. Tanpa mengindahkan apresiasi, dan konsekuensi terhadap orang yang disuluh.

Dalam proses komunikasi penyuluhan maka seorang penyuluh harus menguasai pengetahuan tentang:

1. Komunikasi Antarpribadi, hal yang sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi penyuluhan sebab menurut pengalaman para penyuluh yang menyebarserapkan inovasi, agar bisa menjalin komunikasi antarpribadi dengan masyarakat seperti semestinya, seorang penyuluh di tuntut untuk memperhatikan hal sebagai berikut:

39 M. Adhiya Muzzaki, Peran Penyuluh Agama Dalam Menangkal Paham

Radikalisme Agama Di Kampung Sawah, Kec. Ciputat, Tangerang Selatan,

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah. 2019) hal, 35.

a. Kemampuan empati, yaitu kemampuan penyuluh untuk menempatkan dirinya pada posisi warga masyarakat yang dibinanya.

b. Menciptakan suasana homophily dengan khalayak, yaitu membangun suasana dengan penuh keakraban

sehingga khalayak merasa nyaman ketika

mendapatkan penyuluhan.

c. Menyesuaikan dengan program yang dijalankan dengan kebudayaan khalayak setempat.

2. Komunikasi Kelompok, Komunikasi Kelompok

merupakan satu disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh sebagai komunikan, karena sekalipun kelompok dalam masyarakat terdiri dari pribadi-pribadi yang bersifat individual, kelompok ini bermacam-macam bentuk dan tujuannya, ada kelompok yang mempunyai latar belakang budaya, ideologi atau agama, dalam hal ini ada beberapa prinsp pokok yang perlu di pahami oleh seorang penyuluh yaitu:

a. Komunikasi kelompok merupakan suatu proses sistematik, proses yang terjadi dalam satu sistem, komponen-komponen yang dimaksud adalah: konteks situasional, penyuluh, pesan, penerima, dan perlu interaksi yang muncul ketika suatu kelompok berkomunikasi.

b. Komunikasi kelompok bersifat kompleks, kompleks itu disebabkan dimensi sistemik

yang mempengaruhi komunikasi kelompok berfungsi secara simultan.40

3. Komunikasi Massa, merupakan suatu proses, yang membedakan dari bentuk komunikasi lainya yaitu bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan dari satu sumber kepada

khalayak yang berjumlah besar, dengan

menggunakan saluran media massa terdapat lima unsur komunikasi massa yang diungkapkan dalam bukunya Zulkarimein Nasution, adalah

a. Komunikator, dikarenakan komunikasi massa maka komunikator disini adalah pekerja profesional dari suatu organisasi komunikasi seperti, penerbit, stasiun radio, televisi, ataupun stasiun film, yang merupakan suatu lembaga sosial yang memiliki tujuan, aturan-aturan, birokrasi, dan sebagainya.

b. Saluran, untuk keberlangsungan komunikasi

diperlukan saluran yang memungkinkan

disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran media massa ini dapat dikelompokan atas:

40 Try Prasetyo Aprianto, “Strategi Komunikasi Penyuluhan Pada Pembinaan

Mu’alaf di Yayasan An-Naba’ Center Sawah Baru Ciputat”, (skripsi S1 Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 14-15.

1) Media cetak, yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur, dan sebagainya.

2) Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain

c. Pesan, dalam komunikasi massa pesan

ditujukan untuk semua orang yang terjangkau oleh peristiwa komunikasi tersebut. Secara umum pesan tersebut dapat dikelompokkan menjadi pesan-pesan yang informatif, edukatif, dan persuasif.41

4. Gaya Bahasa atau Retorika Penyuluh

Ini belum diketik belum dikerjain sama hasanah tolong ingatkan ya guys,,,,, kenapa harus ada retorika.

5. Hambatan Komunikasi c. Pengertian Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata upaya yaitu usaha, ikhtiar untuk memcapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya. Dalam pengertian lain, kata upaya memiliki arti yaitu yang didekati atau pendekatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan dibuku lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan mencari jalan keluar.

41 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990)

Dalam hal ini upaya yang dimaksud oleh penulis yaitu usaha penyuluh agama dalam memaksimalkan proses penyuluhan agar bisa dinilai efektif, efisien dan berjalan optimal.42 Dengan demikian jika diterapkan dalam analisa komunikasi penyuluhan, maka setiap langkah yang di mulai saat menciptakan pesan penyuluhan oleh penyuluh adalah sampai pada pesan itu dipahami, dan dilakukan oleh komunikan atau khalayak sebagai usaha dalam merubah

perilaku. 6. Pengertian Radikalisme, Radikalisme Agama dan

Deradikalisasi

Dokumen terkait