• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.4 Pengertian Terjemahan dan Penerjemahan

Banyak definisi tentang terjemahan dan penerjemahan menurut para ahli. Kata terjemahan merupakan hasil dari suatu penerjemahan, sedangkan kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan (Nababan, 2003:18). Hal senada juga diungkapkan oleh Bell (1991:13) mengungkapkan bahwa terdapat tiga makna kata terjemahan. Pertama terjemahan mengacu kepada proses menerjemahkan (kegiatan menerjemahkan). Kedua, mengacu pada hasil dari proses penerjemahan. Ketiga, konsep abstrak yang menekankan pada keduanya, baik proses menerjemahkan maupun hasil dari proses penerjemahan.

Pengertian terjemahan menurut Munday (2001:5) adalah peralihan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dalam bentuk teks tulis. “...as changing of an original written text in the original verbal language into a written text in a different verbal language. Translation is the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL). (Catford, 1969:20). “, ”Terjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa (bahasa sumber) dengan padanan materi tekstual dalam bahasa lain (bahasa sasaran)”. Sementara Savory (1969:13) mengungkapkan Translation is made possibly by an equivalence of thought that lies behind its different verbal expressions. Nida dan Taber (1969:12) mengatakan: “Terjemahan itu mungkin dibuat dengan kesamaan ide yang ada dibalik ungkapan verbalnya yang berbeda”. Translation consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.” Di sisi lain Newmark, 1981:7) mengungkapkan “Terjemahan adalah menghasilkan padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya. “Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language”. “Terjemahan yaitu suatu keahlian yang meliputi usaha mengganti pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain”.

Bell (1993:5) menyatakan bahwa “Translation is the expression in another language (or target language) of what has been expressed in another, source language, preserving semantic and stylistic equivalences.”, “terjemahan

adalah ekspresi dari bahasa sumber dari apa yang diekspresikan dari bahasa sasaran, dengan mempertahankan padanan semantik dan stilistiknya.” Di sisi lain Venuti (1991:1) mengatakan: “I see translation as the attempt to produce a text so transparent that it does not seem to be translated”. “Saya memahami terjemahan sebagai sebuah usaha untuk menghasilkan suatu teks yang transparan sehingga teks tersebut tidak kelihatan sebagai terjemahan.”

Nida dan Taber (1974:12) menyebutkan bahwa penerjemahan “consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style”. Jadi intinya bahwa penerjemahan adalah suatu upaya mengungkapkan kembali pesan dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Kata-kata receptor language memperlihatkan bahwa penerjemahan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk komunikasi.

Dalam kaitan ini Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai “an act of communication which attempts to relay, across cultural and linguistic boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readers/hearers. Penerjemah dalam hal ini adalah penerima pesan dalam bahasa asli atau bahasa sumber dan kemudian, pada saat menerjemahkan ia bertindak sebagai pengirim pesan dalam bahasa terjemahan atau bahasa sasaran.

Sementara, Larsson (1984:3) mendefenisikan penerjemahan sebagai pengalihan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran melalui tiga langkah yakni: 1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa sumber; 2) menganalisa teks bahasa sumber

untuk menemukan maknanya; dan 3) mengungkapkan kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran.

Pada sisi lain Bell (1991:21) memberikan satu tabel yang berisikan tahapan-tahapan dalam proses terjemahan yang sudah lazim dilakukan oleh para penerjemah dalam menghasilkan satu terjemahan. Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa dalam proses penerjemahan, pertama sekali penerjemah dihadapkan pada sebuah teks bahasa sumber. Selanjutnya penerjemah melakukan analisis terhadap aspek semantik yang diungkapkan melalui satuan-satuan lingual (kata,frasa, klausa dan kalimat), untuk memahami makna yang terkandung dalam teks bahasa sumber. Tahapan berikutnya melakukan proses sintesa. Analisis tersebut bertujuan untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Apabila penerjemah sudah dapat memahami makna tersebut, dia kemudian mensintesakannya. Selanjutnya, dia mengalihkannya ke dalam bahasa sasaran. Hasil pensintesaan itu berupa teks bahasa sasaran.

Berdasarkan berbagai macam definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas tentang terjemahan dan penerjemahan, Newmark, (1981:7) mengungkapkan bahwa terjemahan adalah menghasilkan padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya. Namun pada dasarnya semua menyatakan hal yang sama yaitu bahwa penerjemahan adalah suatu upaya untuk mengalihkan pesan yang sama dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Sebagaimana dinyatakan oleh Larsson (1984:3) mendefenisikan penerjemahan sebagai pengalihan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran melalui tiga langkah yakni: 1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi, dan konteks budaya dari teks bahasa sumber; 2) menganalisa teks bahasa sumber untuk menemukan maknanya; dan 3) mengungkapkan kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa sasaran. Jadi proses penerjemahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam memproses pengalihan informasi dari Bsu ke dalam Bsa. Hal senada juga diungkapkan menurut Bell (1993:5) penerjemahan adalah penyampaian pesan bahasa sumber ke dalam bahasa yang berbeda (bahasa target) dengan tetap menjaga nilai-nilai semantis dan gaya padanan bahasa sumber.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjemahan sebagai upaya dalam menghasilkan padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dan penerjemahan sebagai proses pengalihan informasi yang sama dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran serta harus didasarkan

kepada siapa penerjemahan itu ditujukan dan untuk tujuan apa penerjemahan itu dilakukan.