• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan bahan f l uxi ng pada proses

Dalam dokumen BPPT OutlookEnergiIndonesia 2009 (Halaman 177-181)

pembersihan met al

SF6 23. 900

-

penggunaan penut up gas dalam proses

pencairan magnesium penggunaan dalam proses produksi bahan semi kondukt or

Sat uan yang digunakan unt uk menunj ukkan besarnya pengurangan emisi adalah t -CO2, sehinga j ika kit a mengurangi 1 t on dari GRK yang lain (selain

CO2), maka hasilnya dikalikan dengan daya kekuat annya dibandingkan CO2.

Emisi CO2 merupakan bagian t erbesar dari emisi GRK yang ada. Prakiraan

emisi CO2 di Indonesia unt uk kasus R30 (skenario pert umbuhan PDB rendah

dan harga minyak 30 $/ barel) dit unj ukkan pada Gambar 8. 1.

Gambar 8. 1 Prakiraan emisi CO2 di Indonesia (kasus R30)

Sebagai upaya unt uk st abilisasi konsent rasi GRK t elah diambil langkah pent ing berupa kesepakat an Prot okol Kyot o sebagai inst rumen hukum yang mengikat negara-negara maj u unt uk menurunkan t ingkat emisi gas rumah kaca sebesar rat a-rat a 5% dari t ingkat emisinya pada t ahun 1990. Penurunan t ingkat emisi GRK t ersebut harus dicapai pada t ahun 2008 - 2012.

Aspek Lingkungan

Out look Energi Indonesia 2009 8-3

8. 2 Mitigasi

Mit igasi dilakukan unt uk memperoleh level emisi t ert ent u dengan menggant i t eknologi yang sudah ada dengan t eknologi yang baru. Teknologi unt uk mit igasi gas rumah kaca dapat dikelompokkan menj adi dua kat egori yait u: unt uk sisi penawaran dan unt uk sisi permint aan. Unt uk sisi penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan sist em konversi yang lebih ef isien, mengubah bahan bakar dari energi yang mempunyai emisi t inggi menj adi energi yang mempunyai emisi rendah, dan meningkat kan penggunaan energi t erbarukan. Unt uk sisi permint aan dapat menggunakan demand si de management, dan menggunakan peralat an yang lebih ef isien.

Energi t erbarukan sepert i pembangkit list rik t enaga air dan panas bumi mempunyai kelebihan sebagai pilihan unt uk mit igasi gas rumah kaca. Energi t erbarukan dapat membangkit kan t enaga list rik t anpa melal ui pembakaran t idak sepert i pada penggunakan energi f osil. Pembangkit list rik t enaga air dapat dikat akan bebas dari emisi GRK, sedangkan pembangkit list rik t enaga panas bumi hanya menghasilkan seperenam dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan gas alam unt uk pembangkit list rik. Secara garis besar mit igasi yang dapat dilakukan unt uk sekt or pengguna energi dit unj ukkan pada Tabel 8. 2.

Tabel 8. 2 Mitigasi gas rumah kaca di sektor pengguna energi

Sektor Mitigasi

Pembangkit List rik 1. Pembangkit list rik mikrohidro 2. Pembangkit list rik panas bumi

3. Pembangkit list rik sol ar home syst em

4. Pembangkit list rik t enaga nuklir

5. Pembangkit list rik energi gel ombang samudera Transport asi 1. Bi o-di esel

2. Bi o-et hanol

3. Hydr ogen f uel cel l

4. Int er moda shi f t

Indust ri 1. Bahan baku dari biomasa 2. Subst it usi BBM dengan BBG

Bangunan 1. Perancangan gedung hemat energi 2. Perencanaan perkot aan t erpadu

8. 3 Konservasi Energi

Sepert i t el ah disebut kan salah sat u cara unt uk mengurangi dampak lingkungan adalah dengan mel akukan konservasi energi. Konservasi energi adal ah penggunaan energi secara ef isien dan rasional t anpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Konservasi energi dapat dit erapkan pada seluruh t ahap pemanf aat an, mulai dari pemanf aat an sumber daya energi sampai pada pemanf aat an akhir, dengan menggunakan t eknologi yang ef isien dan membudayakan pola hidup hemat energi. Teknologi hemat

Aspek Lingkungan

energi dapat dit erapkan baik dari sumber energi yang t erbarukan maupun sumber t ak t erbarukan.

Penerapan konservasi energi meliput i perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam pemanf aat an energi. Hambat an yang dihadapi dal am konservasi energi ant ara lain: biaya invest asi t inggi, budaya hemat energi yang masih sulit dit erapkan, kemampuan sumber daya manusia masih rendah sehingga penget ahuan t erhadap t eknologi yang ef isien masih sangat kurang, dan dukungan dari pemerint ah dalam bent uk insent if unt uk melakukan upaya konservasi masih kurang.

Pot ensi konservasi energi di semua sekt or memiliki peluang penghemat an yang sangat besar yait u ant ara 10% - 30%. Penghemat an dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan sedikit at au t anpa biaya. Dengan cara ini penghemat an yang dapat dicapai sekit ar 10 -15% dan bila menggunakan t ambahan invest asi maka penghemat an dapat mencapai 30%. Pemanf aat an energi yang ef isien dapat dicapai melalui kegiat an:

• penggunaan t eknologi hemat energi dalam penyediaan, baik dari sumber t erbarukan maupun sumber t ak t erbarukan

• penerapan budaya hemat energi dalam pemanf aat an energi.

Teknologi hemat energi dari t ahun ke t ahun t erus mengalami kemaj uan sehingga makin besar konservasi yang dapat dilakukan. Teknologi hemat energi sangat spesif ik f ungsinya dan bervariasi unt uk set iap sekt ornya. Di sekt or rumah t angga dan komersial t eknologi yang sering digunakan adal ah lampu hemat energi dan j uga peralat an pendingin yang hemat energi. Unt uk sekt or lainnya (pert anian, konst ruksi, dan pert ambangan), konservasi dapat dilakukan dengan menggunakan peralat an sepert i t rakt or dan pompa air yang hemat energi. Sedangkan sekt or indust ri sangat bervariasi t eknologi yang dapat digunakan mul ai dari boi l er dan t ungku yang hemat energi sampai menggant i bahan bakar sehingga sist em yang digunakan mempunyai ef isiensi yang lebih t inggi.

8. 4 Mekanisme Pembangunan Bersih

Salah sat u skema dalam Prot okol Kyot o adalah cl ean devel opment mechansi sm

(CDM) at au disebut j uga mekanisme pembangunan bersih. Sedangkan skema yang lain adalah j oi nt i mpl ement at i on dan emi ssi on t r adi ng. Tet api sebagai negara berkembang Indonesia hanya dapat mengikut i mekanisme CDM secara sukarela. CDM merupakan mekanisme perdagangan karbon yang unik, karena menggabungkan kepent ingan lingkungan dengan mekanisme perdagangan, dan menj embat ani kepent ingan negara maj u dengan negara berkembang

Melalui program CDM, negara maj u dan negara berkembang bekerj a sama unt uk mengurangi emisi GRK secara bersama-sama. Bagi negara berkembang program CDM merupakan j alur invest asi dan t ransf er t eknologi dari negara maj u, sedangkan bagi negara maj u program CDM merupakan cara pengurangan emisi gas rumah kaca dengan harga murah, dengan cara

Aspek Lingkungan

Out look Energi Indonesia 2009 8-5

mendapat kan kuot a emisi GRK. Secara mudah t imbal balik ant ara negara maj u dan negara berkembang dit unj ukkan dalam skema di Gambar 8. 2.

Gambar 8. 2 Skema CDM

Keunt ungan penerapan mekanisme CDM pada suat u proyek di negara berkembang diant aranya adalah sebagai berikut :

• Membant u proyek ramah lingkungan menj adi lebih f easi bl e karena adanya pendapat an t ambahan dari hasil penj ualan besarnya pengurangan emisi GRK yang t erj adi pada saat proyek dioperasikan. Hal ini, selain menj adikan proyek ini lebih kompet it if , dengan melaksanakan mekasnime CDM, dapat meningkat kan good i mage perusahaan, karena t elah melaksanakan kegiat an ramah lingkungan.

• Adanya kemungkinan t ransf er t eknologi dari negara maj u ke suat u proyek di negara berkembang.

• Melalui program CDM, negara maj u (disebut Annex I) mendapat keunt ungan, dengan dapat mel akukan penurunan emisi GRK dengan harga invest asi yang relat if lebih murah dibanding j ika mereka harus membangun proyek t ersebut di negara mereka sendiri.

• Negara berkembang sebagai t uan rumah mendapat keunt ungan berupa bant uan keuangan, peningkat an kapasit as SDM, t ransf er t eknologi, dan pembangunan berkel anj ut an.

Implement asi dari mekasnime CDM, meliput i j uga sekt or energi sepert i pembangunan pembangkit berbasis energi baru dan t erbarukan, proyek ef isiensi energi dan proyek-proyek lain di sekt or energi yang dapat menurunkan emisi GRK. Saat ini, para calon pembeli (baik pemerint ah, swast a di negara maj u maupun mul t i l at er al company) kredit karbon (disebut dengan

cer t i f i ed emi ssi ons r educt i on) banyak melakukan kerj asama dengan negara- negara berkembang sepert i Indonesia.

Konsumsi energi yang cukup t inggi dan t ersedianya sumber-sumber energi alt ernat if besert a adanya t eknologi yang lebih ef isien unt uk dit awarkan ke sekt or indust ri di Indonesia merupakan salah sat u peluang yang dapat dimanf aat kan unt uk implement asi CDM di Indonesia. Proyek-proyek ef isiensi energi dan energi t erbarukan merupakan sekt or yang secara langsung dapat menerima insent if dari mekanisme CDM ini. Beberapa j enis proyek yang t erkait dengan CDM skala kecil (j umlah reduksi emisi GRK dibawah 60. 000

Aspek Lingkungan

t on/ t ahun) dapat dibagi menj adi beberapa j enis proyek sepert i dit unj ukkan di bawah ini.

• Type I Proyek Energi Terbarukan

Dalam dokumen BPPT OutlookEnergiIndonesia 2009 (Halaman 177-181)