MINYAK BUMI DAN BBM 4 1 Cadangan Minyak Bumi ( Crude Oil )
C. Sistem Distribusi Minyak Tanah
Berbeda dengan sist em dist ribusi minyak yang lain, konsumen minyak t anah sebagian besar adalah konsumen rumah t angga dan usaha kecil. Sedangkan dari pemanf aat annya, minyak t anah sebagian besar digunakan unt uk memasak dan sebagian lainnya unt uk penerangan. Disamping konsumen rumah t angga dan usaha kecil, minyak t anah j uga dipergunakan oleh nelayan sebagai bahan bakar unt uk penerangan dan bahan bakar mesin penggerak kapal.
Berbeda dengan minyak solar dan bensin yang dist ribusi sampai ke SPBU merupakan t anggung j awab Pert amina, maka unt uk minyak t anah, mulai dari depo sudah menj adi t anggung j awab agen minyak t anah. Bila harga solar dan bensin mudah dipant au, maka harga minyak t anah sampai ke konsumen rumah t angga sulit dikont rol , karena harga eceran t ert inggi (HET) hanya dit ent ukan sampai t ingkat pangkalan, selebihnya t ergant ung dari pengecer sert a j arak
Minyak Bumi dan BBM
konsumen dengan pangkalan minyak t anah. Sist em dist ribusi minyak t anah secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 4. 14.
Gambar 4. 14 Diagram sistem distribusi minyak tanah
Permasalahan t erkait dengan sist em dist ribusi minyak t anah adal ah kenyat aan bahwa sampai saat ini masih sering t erj adi kelangkaan minyak t anah pada daerah yang t erlet ak agak t erpencil. Kelangkaan ini disebabkan selain memang t erj adi ket erlambat an dalam pengiriman dari kilang/ depot / pangkalan j uga sering t erj adi penyalahgunaan yang dilakukan oleh agen minyak t anah yakni melakukan penyaluran minyak t anah yang seharusnya diperunt ukkan unt uk sekt or rumah t angga t et api disal urkan ke pada pihak l ain (indust ri). Hal ini t erj adi karena adanya selisih harga yang cukup signif ikan karena harga minyak t anah (perangko depot ) dit et apkan sebesar Rp 2. 000 per lit er, sedangkan harga minyak t anah unt uk indust ri adalah sesuai dengan harga pasar. Penyalahgunaan al okasi minyak t anah unt uk kebut uhan konsumen rumah t angga dan usaha kecil ke sekt or indust ri biasanya digunakan baik sebagai kebut uhan pokok at au unt uk dicampur dengan BBM lainnya.
4. 6 Penyediaan Bahan Bakar Alternatif (Non-Konvensional)
Beberapa t eknologi pembuat an bahan bakar alt ernat if sepert i biof uel dan pencairan bat ubara merupakan t eknologi masa kini yang mampu memberikan solusi unt uk mengant isipasi penggunaan minyak bumi yang semakin meningkat .
4. 6. 1 Biofuel
Dalam rangka mengurangi ket ergant ungan t erhadap BBM, pemerint ah t el ah menet apkan Perat uran Presiden Nomor 5 Tahun 2006, t ent ang kebij akan energi nasional 2005 -2025, yang mana dinyat akan bahwa pada t ahun 2025 t arget pasokan bi of uel diharapkan mencapai 5% t erhadap t ot al konsumsi energi nasional. Kebij akan ini diperkuat dengan t urunnya Inst ruksi Presiden Nomor 1, t ahun 2006 t ent ang percepat an penyediaan dan pemanf aat an bahan bakar nabat i, yang berint ikan pada 3 j alur program, pr o-gr owt h, pr o-j ob dan
pr o-poor.
Minyak Bumi dan BBM
Secara umum bahan bakar nabat i at au biof uel t erbagi menj adi dua yait u bioet hanol at au gasohol yang dimaksudkan sebagai penggant i bensin, biodiesel dan pur e pl ant oi l sebagai bahan penggant i minyak solar, minyak bakar, dan minyak t anah. Bioet anol diproduksi dari bahan baku dengan dasar gula-gul aan at au pat i-pat ian, sedangkan biodesel diproduksi dari bahan baku dengan dasar lemak.
A. Biodiesel
Bahan baku pembuat an biodiesel adalah minyak nabat i yang direaksikan dengan met anol. Campuran biodiesel dengan minyak solar menggunakan sist em penamaan t ersendiri, sebagai cont oh, campuran yang mengandung 2%, 3%, at au 5% biodiesel diberi label B2, B3 at au B5. Biodiesel dapat dicampur dengan sol ar t anpa memodif ikasi mesin. Umumnya B20 adal ah konsent rasi t ert inggi yang sering digunakan sebagai campuran dengan solar. Pemakaian minyak sol ar pada kendaraan dapat digant ikan dengan biodiesel, sedangkan minyak solar pada generat or list rik dapat digant ikan dengan pur e pl ant oi l
at au minyak nabat i asli.
B. Bioetanol
Bahan baku unt uk proses pembuat an et anol di Indonesia adalah t anaman yang mengandung pat i sepert i j agung, ubi kayu, ubi j alar, sagu, dan t et es t ebu at au mol ases. Produksi bioet anol dengan bahan baku t anaman yang mengandung pat i at au karbohidrat , dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menj adi gula (glukosa) larut air.
Pemakaian bensin pada kendaraan dapat digant ikan dengan anhydr ous et hanol. Bensin yang mendapat t ambahan bioet anol dinamai biopremium dan disepakat i dengan penamaan Ex, dimana nilai x adalah persent ase vol ume bioet anol yang dit ambahkan, misalkan E5 art inya bensin t ersebut mengandung bioet anol sebanyak 5%. Berdasarkan j umlah bioet anol yang dit ambahkan dikenal E5, E15, E20, E85 dan E100.
4. 6. 2 Pencairan Batubara
Kebij akan energi nasional t elah mengamanat kan penggunaan minyak sint et is dari pencairan bat ubara minimum t elah mencapai 2% dari energi bauran Indonesia pada t ahun 2025. Sumbangan minyak sint et is yang diproduksi melalui t eknologi pencairan bat ubara, diharapkan dapat mengkompensasikan penurunan produksi minyak bumi yang sedang t erj adi.
Pada saat ini dikenal ada 2 j enis t eknol ogi pencairan bat ubara, yait u t eknologi pencairan bat ubara secara langsung (di r ect coal l i quef act i on) dan t eknol ogi pencairan bat ubara t idak langsung (i ndi r ect coal l i quef act i on). Meskipun demikian, pada saat ini hanya pencairan bat ubara t idak langsung yang t elah beroperasi secara komersial di Af rika Selat an dengan kapasit as 150 ribu barel/ hari. Sement ara it u, t eknologi pencairan bat ubara secara langsung baru sampai t ahap demo pl ant dan belum ada yang komersial.
Minyak Bumi dan BBM
4. 7 Rekomendasi Kebij akan
Selama ini minyak bumi merupakan sumber energi yang sangat dominan digunakan oleh masyarakat karena sif at nya yang compat i bl e/ mudah unt uk digunakan sehingga menyebabkan dalam j angka pendek minyak bumi bel um dapat digant ikan dengan sumber energi al t ernat if lainnya. Karena dominannya minyak bumi dalam memenuhi kebut uhan energi nasional pada akhirnya membuat ket ergant ungan kit a t erhadap minyak bumi semakin besar. Hal ini merupakan sesuat u yang kurang baik mengingat adanya ket erbat asan cadangan minyak bumi. Unt uk mengat asi hal ini, maka sudah saat nya unt uk mengembangkan sumber energi alt ernat if dengan t uj uan unt uk mengant isipasi masalah kekurangan akan sumber energi. Beberapa program yang dapat dilakukan dalam upaya unt uk pemenuhan kebut uhan minyak dalam negeri adalah sebagai berikut .
4. 7. 1 Intensifikasi Eksplorasi
Program int ensif ikasi eksplorasi adalah program eksplorasi unt uk mencari wilayah baru t ermasuk wilayah f r ont i er dan laut dalam. Dalam usaha unt uk meningkat kan j umlah cadangan minyak bumi pot ensial unt uk memenuhi kebut uhan dalam negeri yang t erus meningkat . Kegiat an eksplorasi unt uk menemukan cadangan baru secara int ensif ikasi memang t erus dilakukan. Namun dil apangan ada kecenderungan bahwa let ak cadangan minyak bumi yang baru t erlet ak semakin j auh dan banyak diant aranya t erlet ak di wilayah yang sulit unt uk dij angkau karena berada di daerah f r ont i er dan laut dalam. Biaya eksplorasi meningkat sesuai dengan t ingkat kesulit an mendapat kan cadangan minyak bumi yang layak secara ekonomis. Kegiat an usaha di sekt or hulu beresiko t inggi, sehingga pemberian insent if at au keringanan paj ak unt uk peralat an yang digunakan dalam kegiat an eksplorasi merupakan salah sat u cara yang dapat dil akukan oleh pemerint ah unt uk menarik minat invest or dalam rangka program int ensif ikasi ekspl orasi unt uk meningkat kan j umlah cadangan minyak bumi.
4. 7. 2 Peningkatan Efisiensi
Secara umum peningkat an ef isiensi melalui penggunaan peralat an yang lebih ef isien, hemat energi merupakan salah sat u cara unt uk mengat asi permasalahan dalam penyediaan dan pemanf aat an energi nasional. Konservasi energi dapat dilakukan dengan j alan meningkat kan ef isiensi pemakaian energi dengan mengembangkan dan memanf aat kan t eknol ogi hemat energi baik di sisi hulu maupun sisi hilir.
Dengan t erlaksananya program konservasi energi dapat mendorong pemanf aat an energi secara ef isien dan rasional t anpa mengurangi kebut uhan energi yang diperlukan dengan j alan melakukan audit energi, mengurangi pemakaian energi yang bersif at konsumt if , menggant i peralat an yang t idak ef isien, sert a mengat ur wakt u pemakaian peralat an energi.
Minyak Bumi dan BBM
Percepat an program ef isiensi energi at au penghemat an energi dapat dilakukan dengan penerapan demand si de management di seluruh sekt or pengguna energi, sepert i di sekt or indust ri dan pembangkit list rik dengan j al an menerapkan t eknol ogi hemat energi dan manaj emen energi, rumah t angga dan komersial dengan j alan menerapkan peralat an hemat energi, t ransport asi dengan j alan menerapkan t eknologi hibrid (kendaraan dengan ef isiensi t inggi) yang didorong dengan insent if pemerint ah dan melalui mekanisme pembangunan bersih (cl ean devel opment mechani sm / CDM), sert a meningkat kan t ransport asi masal.
4. 7. 3 Pengembangan Bahan Bakar Alternatif
Guna mengat asi besarnya def isit penyediaan minyak yang besar dimasa mendat ang, maka perlu upaya pengembangan bahan bakar alt ernat if , sepert i gas, BBN, produk pencairan bat ubara dan DME. Gas dalam bent uk CNG, LPG dan LNG dapat menj adi bahan bakar alt ernat if pada sekt or t ransport asi, khususnya unt uk t ransport asi masal sepert i keret a api.
Unt uk meningkat kan penggunaan BBN, perlu didukung oleh suat u perencanaan induk yang mencakup ant ara lain perat uran t ent ang pemberian insent if dan disinsent if mengenai pelaksanaan mandat ori, sert a t at a niaga dal am pengadaan dan dist ribusi BBN. Pengembangan produk pencairan bat ubara dan DME secara t eknologi bukanlah masalah, meskipun demikian pengembangannya secara masal masih t erhambat oleh harga keekonomiannya yang masih lebih mahal dari harga BBM.
Permasalahan ut ama dari pembangunan pabrik pencairan bat ubara adal ah masalah t eknologi yang saat ini baru komersial digunakan di Af rika Selat an, invest asi yang cukup besar, ket ersediaan cadangan bat ubara yang cukup besar, dan harga produk minyaknya harus cukup kompet it if dengan harga minyak bumi. Oleh karena it u, kesuksesan pembangunan pabrik pencairan bat ubara memerlukan kerj a sama yang erat ant ara invest or dan Pemerint ah dalam aspek:
•
Penyediaan dana invest asi oleh invest or;•
Jaminan pasar oleh Pemerint ah bagi produk pencairan bat ubara dengan menet apkan f ormula harga yang saling mengunt ungkan;•
Jaminan suplai dan harga bat ubara unt uk bahan baku pencairan bat ubara.4. 7. 4 Pengembangan Infrastruktur
Program pengembangan inf rast rukt ur minyak bumi secara umum dapat dibagi dua yait u unt uk j angka pendek dan j angka panj ang. Pengembangan inf rast rukt ur j angka pendek adalah dengan menambah unit proses t ert ent u pada kilang yang ada, sehingga dapat diperoleh produk kilang baik BBM maupun non BBM yang bernilai t inggi dan menambah kapasit as t angki t imbun minyak ment ah di kilang minyak yang ada, sehingga kilang t ersebut dapat bekerj a dengan hasil yang lebih opt imal . Pengembangan inf rast rukt ur j angka panj ang adalah dengan menambah kapasit as kilang.
Minyak Bumi dan BBM
Out look Energi Indonesia 2009
Penambahan kapasit as kilang t ersebut dapat dilakukan dengan cara menambah kapasit as kilang yang masih beroperasi at au dengan membangun kilang baru. Kilang baru yang hendak dibangun hendaknya bersif at f leksibel, sehingga dapat mengolah semua j enis minyak ment ah yang disediakan.