• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Makna Konotasi dan Denotasi

4.2 Penggunaan Kosakata dalam Acara Raja Gombal di Trans7 .1 Penggunaan Kosakata Dasar .1 Penggunaan Kosakata Dasar

4.2.5 Penggunaan Makna Konotasi dan Denotasi

Kridalaksana memberikan definisi mengenai makna denotasi yaitu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu yang sifatnya objektif. Makna denotasi ini juga biasa disebut dengan makna yang sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna lain, bukan juga makna kiasan atau perumpamaan. (Tarigan, H.G 1995 : 531). Makna denotasi adalah makna

asli, makna asal, atatu makna sebenarnya yang dimiliki oleh leksem. Jadi, makna denotasi ini sebenarnya sama dengan makna leksikal (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam menstimulisi atau meresponnya. Dalam respon ini terkandung emosional dan evaluative yang mengakibatkan munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, dan sopan. Misalnya, suami,isteri, jenazah, kakek, nenek, dan sebagainya. Sedangkan konotasi negative adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misalnya laki, bini, mati, mayat, bunting, dan sebagainya (Tarigan, H.G 1995 : 531). Kalau makna denotasi mengacu pada makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah leksem atau kata, maka makna konotasi adalah makna lain yang ‘ditambahkan’ pada makna denotasi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Adapun penggunaan makna denotasi dan konotasi pada acara Raja Gombaldi Trans7 adalah sebagai berikut :

1. Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang. tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Pada no 1 terdapat penggunaan makna denotasi dan makna konotasi pada satu kata benda yaitu medali. Kata medali pada kalimat pertama memiliki arti yang sebenarnya yaitu medali yang biasanya selalu diperebutkan oleh orang pada waktu perlombaan ataupun kompetisi. Kata medali pada kalimat kedua memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu bahwa dewa cinta menganggap sang dewi cinta adalah semua medali yang diperebutkan oleh para pria. Jadi dapat dikatakan bahwa kata benda medali pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan kata benda medali pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

2. Kiki Farel : “Kalau ke gunung Himalaya itu dingin. Tapi kalau dekat kamu hatikupun dingin aku gak mau mikirin wanita lain”

Pada no 2 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif dingin. Pada kalimat pertama kata dingin memilikiarti yang sebenarnya yaitu suhu atau keadaan yang ada di gunung Himalaya adalah dingin karena berada di atas ketinggian. Kata dingin pada kalimat kedua memiliki arti yang lain dari makna sebenarnya yaitu dingin yang berarti menutup pintu hati atau bersikap biasa saja pada wanita lain. Jadi dapat dikatakan bahwa kata dingin pada kalimat yang pertama adalah makna denotasi dan kata dingin pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

3. Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah. kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 3 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif patah. Pada kalimat pertama kata patah memiliki arti yang sebenarnya yaitu

ranting adalah benda yang mudah patah atau terpotong. Pada kalimat yang kedua kata patah memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu kata patah diartikan sebagai suatu sikap tidak mudah menyerah dari dewa cinta untuk mendapatkan hati dari dewi cinta. Jadi dapat dikatakan bahwa kata patah pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan patah pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

4. Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang. aku akan tumbang waktu aku capek. aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

5. Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Pada no 4 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif tumbang. Pada kalimat pertama kata tumbang memilki arti yang sebenarnya yaitu penggunaan kata tumbang tepat apabila digunakan bersama pohon, karena pada dasarnya sesautu yang tumbang adalah pohon. Pada kalimat kedua dan ketiga kata tumbang sudah mengalami arti yang tidak sebenarnya yaitu lebih konteks pada kondisi fisik seseorang. ‘ aku akan tumbang waktu aku capek’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh pingsan dan sakit ketika sedang lelah. ‘aku tumbang waktu aku nggak makan’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh sakit ketika tubuh tidak makan. Jadi pada kalimat pertama kata tumbang yang digunakan adalah makna denotasi dan kata tumbang pada kalimat kedua dan ketiga adalah makna konotasi positif.

Pada no 5 menggunakan makna konotasi positif tumbang. Sama seperti no 4, pada no 5 kata tumbang yang digunakan juga tidak memiliki arti yang sebenarnya. Kata tumbang pada no 5 menjelaskan keadaan bahwa ketika dewa cinta tumbang dihati dewi cinta bukanlah sesuatu yang menyedihkan layaknya kata tumbang pada kalimat kedua dan ketiga pada no 4.

6. Soraya Larasati : “daunkan warnanya hijau segar. kalau abang menyegarkan pikiran aku”

Pada no 6 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif. Pada kalimat pertama makna denotasi terdapat pada kata bahwa kata segar pada daun adalah bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting yang berwarna hijau. Tanaman yang berwarna hijau akan terasa segar apabila dipandang. Sedangkan pada kalimat kedua sesuatu yang dianggap menyegarkan oleh dewi cinta adalah sang dewa cinta yang selau menyegarkan pikiran dewi cinta. Jadi dapat dikatakan kata segar pada kalimat yang pertama memiliki arti yang sebenarnya atau makna denotasi dan kosakata menyegarkan pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

7. Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni” Bang Mucle : “ee,ee saya?”

Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni bermekaran” Bang Mucle : “kalo saya?”

Pada no 7 menggunakan makna denotasi dan konotasi positif. Pada baris pertama kata warna-warni dilekatkan pada kata bunga yang biasanya bermekaran dan memiliki beraneka ragam warna. Sedangkan pada baris yang kelima kata warna-warni dan bermekaran sudah dikaitkan untuk dewa cinta. Ketiga baris yang menggunakan kata bermekaran dan warna-warni memiliki makna denotasi yang sama atau bersinonim. Tetapi ketiganya memiliki konotasi yang berbeda, warna-warni pada baris pertama memiliki makna yang sebenarnya, warna-warni kedua berkonotasi netral, dan warna-warni pada baris yang kelima memiliki makna konotasi positif. Kosakata bermekaran pada baris yang ketiga memiliki makna yang sebenarnya dan kosakata bermekaran pada baris kelima memiliki makna konotasi positif.

8. Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis”

Pada no 8 menggunakan makna konotasi positif pada kata manis. Makna denotasi manis adalah rasa yang seperti gula dan madu. Tetapi pada no 8 menggunakan makna konotasi positif manis yang memiliki arti sebagai paras wajah seseorang yang ayu, cantik, molek, rupawan, dan indah. Dewa cinta menggunakan makna konotasi positif manis untuk merayu dewi cinta dan menyamakannya bahwa paras wajah yang dimiliki oleh dewi cinta manis sama seperti gula.

9. Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat,aku buta karena cintamu”

Pada no 9 menggunakan makna konotasi positif pada kata buta. Makna denotasi dari buta adalah suatu keadaan yang tidak dapat melihat kerana mata yang rusak. Tetapi pada no 9 dewa cinta menggunakan makna konotasi positif buta sebagai suatu keadaan diri yang tidak dapat melihat cinta dari orang lain dan hanya dapat melihat cinta dari dewi cinta saja.

10. Riky Harun : “beli mecin terus ada yang mati”

Pada no 10 dewa cinta menggunakan makna konotasi negatif pada kata mati. Mati adalah sinonim dari meninggal dan wafat. Makna denotasi dari mati adalah suatu keadaan yang sudah tidak memiliki nafasa lagi atau yang sudah tidak bernyawa. Kata mati biasanya digunakan untuk hewan yang sudah tidak memiliki nyawa. Apabila kata mati digunakan untuk manusia akan sangat terdengar kasar oleh para pendengar dan akan memiliki respon yang tidak baik.

Semua jenis-jenis kosakata yang disebutkan oleh Djago Tarigan (Tarigan, Dj 1994 : 45) hampi sebagian besar digunakan dalam acara Raja Gombal di Trans7. Hal ini dapat terjadi karena acara Raja Gombal di Trans7 adalah variety show hiburan yang bersifat santai dan tidak resmi. Jadi pengguaan setiap kosakata yang digunakan adalah kosakata-kosakata yang biasa dipakai oleh masyarakat pada situasi yang resmi atau pada situasi santai.

BAB V

Dokumen terkait