• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Bahasa Pada Acara Raja Gombal di Trans7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Variasi Bahasa Pada Acara Raja Gombal di Trans7"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

RAJA GOMBALTRANS7 04032012

Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Alessia Cestaro : ahhahh.. kamu bisa aja!

Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

Alessia Cestaro : “kok kamu tahu sih?” (ekspresi takjub)

Kiki Farel : “karna kamu berhasil membimbingku menuju ke jalan yang lurus”.

Alessia Cestaro : “oooo” (ekspresi terharu)

Kiki Farel : “gimana kalau kita jadian nanti kita pacaran, kita menikah kamu mau gak ke gunung himalaya”?

Alessia Cesataro : “mau banget sayang”.

Kiki Farel : “mau banget ya. Kalau ke gunung Himalaya itu dingin tapi kalau dekat kamu hatikupun dingin aku gak mau mikirin wanita lain”

Ricky Harun : “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku?”

(2)

Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Alessia Cestaro : “ahh..ahh..”

Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Alessia Cestaro : “apa itu?”

Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”

Alessia Cestaro : “ehhemm...”

Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”

Alessia Cestaro : ehheemm..”

Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati)

(3)

Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Alessia Cestaro : (Tersenyum).

Bang Mucle : “kalo Benua Afrika atau Benua Australia itu dalamnya bisa diukur oleh manusia. Tapi dalamnya cintaku tidak ada yang mampu mengukur”.

Alessia Cestaro : (tertawa)

Ricky Harun : “lagi ngapain neh?”

Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

Ricky Harun: “aku seh tau kalau satu jam itu ada 60 menit”

Soraya Larasati : “iya, betul bang”

Ricky Harun : “kalo satu menit ada?”

(4)

Rick Harun : tapi kenapa ya, aku tu gak pernah tahu kalo satu detik itu adalah sebuah hidup untuk kamu”

Soraya Larasati : “bisa bang” (dengan ekspresi gembira). Eee,,,, jatuh tu bang (ada benda yang terjatuh)

Ricky Harun : “wah jadi orang harus hati brarti ya. Kamu juga harus hati-hati.”

Soraya Larasati : “kenapa bang?”

Ricky Harun : “nanti kamu termakan cinta aku”

Soraya Larasati : (tersenyum).. abang cocok deh dekat-dekat ama daun.

Ricky Harun : “kenapa?”

Soraya Larasati : “daunkan warnanya hijau segar, kalau abang menyegarkan pikiran aku” (sambil tersenyum) .

Ricky Harun : “ya Allah, kalo aku jadi bunganya”

Bang Mucle : “walaupun jalan berliku-liku namun tujuannya tetap ke hati kamu, hehehe”

(5)

Bang Mucle : “eee, adinda Soraya, saya itu senang sekali mengarang lagu”

Soraya Larasati : “wahh, buatin dong bang”

Bang Mucle : “dan kamu adalah inspirasi dari lagu-lagu saya. Mmm, nanti kapan-kapan kita bisa ke laut”

Soraya Larasati : “ngapai bang ke laut?”

Bang Mucle : “untuk membandingkan luasnya laut dengan cinta kita”

Soraya Larasati : “oooo” (sambil tersenyum)

Bang Mucle : “saya denger, bapak kamu ini pelaut ya?”

Soraya Larasati : “eee, kok tau bang?”

Bang Mucle : “kamu telah mengombang-ambingkan perasaan aku”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Bang Mucle : (tertawa)

Soraya Larasati : “aduh, abang juga, persamaan abang dengan bunga juga ada bang”

Bang Mucle : “kok sama?”

(6)

Bang Mucle : “ee,ee saya?”

Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni bermekaran”

Bang Mucle : “kalo saya?”

Soraya Larasati : “warna-warni juga bermekaran di hati aku”

Bang Mucle : “ahh, haha” (tertawa dan tersipu malu). “Walaupun wajaah saya ini abu-abu”

Soraya Larasati : “wihhh”

Bang Mucle : “namun ketika melihat kamu, wajah saya jadi terang benderang seperti kamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel : “ini bukan penjara ya neng ya?”

Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.”

Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

Soraya Larasati : “aduh” (sambil ketakutan)

(7)

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Soraya Larasati : “loh kok berdarah bang?”

Kiki Farel : “iya, tadi lagi gini kena paku, neng punya plester?”

Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?”

Kiki Farel : “kalo obat merah?”

Soraya Larasati : “eee, ada bang, ada”

Kiki Farel : “ga ada, ecek-eceknya gak ada”

Soraya Larasati : “ga ada, ga ada, hehehe. Bisa gitu ya..”

Kiki Farel : (tertawa). “tapi kalo hati eneng punyakan?. Karna abang mau mencuri hati eneng”

Soraya Larasati : “buat ngobatin ya bang?”

Kiki Farel : “buat ngobatin neng”

Soraya Larasati : “oh iya”

Kiki Farel : “hahahaha

Bang Mucle (Perayu Cinta) : “ahh...adinda soraya...”

Soraya Larasati (Dewi Cinta) : “iya..bang”

Bang Mucle “semalam aku lihat bintang dan rembulan itu cahayanya redup”

(8)

Bang Mucle : “ternyata sudah pindah ke hati kamu”.

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiwil (Bang Gombal) : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Soraya Larasati : “tahu,,tahu,,tahu bang”

Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Bang Mucle : “aku tahu kenapa jembatan casablanca itu dibangun”

Soraya Larasati : “kenapa bang?”

Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat,aku buta karena cintamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Bang Mucle : “kalo seluruh cinta umat di dunia ini dikumpulkan, itulah cintaku buat kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “neng..ayah kamu maling ya?”

Soraya Larasati : “oh,, kok tahu?”

(9)

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “sayang, aku ingin buka usaha”

Soraya Larasati : “usaha apa bang?”

Kiki Farel : “usaha untuk mendekati kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiki Farel : “pagi-pagi ke pasar beli belimbing. Eh,, belimbingnya habis neng. Jadi beli jambu”

Soraya Larasati : “terus-terus bang?”

Kiki Farel : “saya tahu neng itu anak maling. Tapi nggak apa-apa deh kalo eneng curinya hati aku”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Kiwil : “neng tadi aku berantem sama tukang martabak”

Soraya Larasati : “kok bisa bang?” (ekspresi wajah terkejut)

Kiwil : “iya,, tukang martabak bilang yang paling manis. Padahal sih kamu yang paling maniskan”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel : “pergi ke pasar beli gelang, udah beli gelang harus beli jamu. Beli jamu nggak apa-apakan neng ya?”

(10)

Kiki Farel : “ya hatiku hilang neng, tapi ternyata hilangnya lari ke kamu neng.”

Soraya Larasati : (tersenyum malu)

Riky Harun : “beli mecin terus ada yang mati”

Soraya Larasati : “apa tu bang?”

Ricky Harun : “walaupun didicuekin kamu tetep di hati”

Soraya Larasati : (tersenyum malu)

Kiwil : “sayang.... aku ngeliat bintang nggak pake teropong”

Soraya Larasati : “kenapa Bang?”

Kiwil : “karna aku udah ada didekat kamu”

Soraya Larasati : (tersenyum)

Ricky Harun : “di sana gunung, di sini gunung, ditengah-tengahnya melodi”

Soraya Larasati (ekspresi wajah bingung)

Ricky Harun : “aku lagi menunggu pujaan hati”

Soraya Larasati : (tersenyum senang)

Kiwil : “sayang,,, bapak kamu badut ya?”

Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Kiwil : “abis kamu sudah menghibur aku”

(11)

Ricky Harun : “kamu tahu TTM gak?”

Soraya Larasati : “TTM? Tahu bang, Teman Tapi Mesra”

Ricky Harun : “bukan ! Teman Tapi Menikah”

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. 1999. Tata Bahasa Baku Basa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka

Aslinda dan Leni Syafyahya.2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama

Chaer, Abdul.2007. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.Bandung: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 1998. Tatabahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Fahruddin dan Jamaris. M (2005). Peningkatan Penguasan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Permainan. Vol 3. No 2. 1-41.

Guntur, Henry. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa

Hurlock, E.B. 1987. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga

Keraf, Gorys. (2001). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Samsuri. 1994. Analisis Bahasa, Jakarta : Erlangga.

(13)

Sudaryanto. 1990. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA dan Pustaka Pelajar.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

Tarigan, H. G. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa (Suatu Penelitian Kepustakaan). Jakarta: Depdikbud

http://bahanamahasiswa.org

http://wikipedia.com

http://catatankanghasanblogspot.co.id

http://agungarsy.blogspot.co.id/2013/11/kosakata.html

Skripsi

Yohana Nona. 2008. Variasi Bahasa dalam SMS Pada Majalah Hai.

Rangkuti, Irma Suryani. 2004. Deskripsi Variasi Dialek Bahasa Angkola di Kecamatan Barumun.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Sumber Data

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam yang harus dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti (Sudaryanto, 1993 : 3). Adapun data dalam penelitian ini adalah percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

3.1.1 Sumber Data

Sumber data adalah asal dari data penelitian itu diperoleh. Dari sumber itu penulis memperoleh data yang diinginkan. Data sebagai objek penelitian secara umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993 : 34). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pencatatan kata-kata dalam percakapan acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

3.1.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(15)

individu secara holistic ‘utuh’ atau memandangnya sebagai suatu kesatuan. Data kualitatif dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode simak.

Sudaryanto (1993 : 133) disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak pengguna bahasa. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Dalam hal ini, peneliti menyimak kata-kata yang mengandung variasi bahasa dan kosa kata dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012.

Adapun teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah penulis mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas kemudian penulis membaca dan menyusun hasil bacaan tersebut sesuai dengan bidang yang dibicarakan. Selanjutnya peneliti menggunakan teknik catat yang dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.

3.2Metode dan Teknik Analisis Data

(16)

penelitian secara holistik, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah ( Lexi J. Moloeng, 1998 : 3)

Dalam hal ini, penulis menganalisis data terhadap semua kata yang mengandung variasi bahasa dan kosakata dalam acara Raja Gombal di Trans7 04 Maret 2012. Kemudian hasil analisis data dipaparkan yaitu, dari mana variasi bahasa dan kosa kata itu berasal, termasuk ke dalam jenis apa variasi bahasa dan kosa kata tersebut, dan bagaiman strukturnya yang kemudian diklasifikasikan secara sistematis dengan menggunakan bahasa dan teks agar mudah dipahami sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Di bawah ini adalah merupakan contoh analisis data.

(1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

(17)

yang telah diraih. Pada no 1 sang dewa cinta (Kiki Farel) menggunakan kosakata ‘medali’ untuk merayu dewi cinta yang mengungkapkan bahwa sang dewi cinta layaknya seperti medali yang selalu diperebutkan oleh setiap lelaki.

Penggunaan kosakata dasar pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

(18)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan Variasi Bahasa pada acara Raja Gombal di Trans7

4.1.1 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Penutur

(19)

Variasi bahasa dari segi penutur yang berupa idiolek antara lain:

(1) Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Alessia Cestaro : ahhahh.. kamu bisa aja!

(2) Ricky Harun : “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku?”

Alessia Cestaro : “nggak tahu!”

Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Alessia Cestaro : “ahh..ahh..”

Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Alessia Cestaro : “apa itu?”

Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Alessia Cestaro : (Tersenyum)

(3) Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.

(20)

(4) Ricky Harun : “lagi ngapain neh?”

Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

(5) Kiwil : “sayang, tolong aku dong. Aku nggak bisa melihat, aku buta karena cintamu”

Soraya Larasati : (tertawa)

Kiki Farel, Allesia Cestaro, Ricky Harun, Soraya Larasati, Kiwil, Bang Mucle adalah selebritis yang cukup sering tampil di layar televise lewat berbagai macam sinetron, film, dan acara hiburan lainnya. Menurut warna suara yang ada dalam bagian idolek para selebritis di atas akan cukup mudah mengenalinya tanpa melihat orangnya.

Pilihan kata yang digunakan pada data di atas terdapat menggunakan kata medali yang biasanya digunakan pada suatu kompetisi. Kata medali yang

digunakan oleh tokoh Kiki Farel sebagai unsur utama untuk merayu tokoh Alessia Cestaro, karena tokoh Kiki Farel mengibaratkan Alessia Cestaro sama seperti medali yang selalu diperebutkan oleh banyak orang. Pilihan kata yang digunakan

(21)

yang digunakan pada data di atas bertujuan sebagai kata utama yang digunakan untuk merayu Alessia Cestaro, yang diibaratkan sebagai sesuatu yang bercahaya sama seperti bintang di langit. Pilihan kata resepsionis yang digunakan oleh tokoh Soraya Larasati bertujuan untuk merayu tokoh Ricky Harun. Resepsionis adalah jenis profesi yang ada dalam bidang perhotelan yang bertugas sebagai penerita tamu hotel yang datang. Namun resepsionis dalam konteks di atas memiliki arti sebagai penerima tamu untuk hati tokoh Soraya Larasati.

Penggunaan gaya bahasa pada data di atas menggunakan gaya bahasa perumpaan yang mengibaratkan atau membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapisengaja dianggap sama (http://wikipedia.com). Susunan kalimat yang terdapat pada data di atas adalah berupa susunan kalimat majemuk bertingkat pada no 1 yang menggunakan konjungsi seperti yang termasuk dalam jenis perbandingan. Pada no 2 menggunakan susunan kalimat majemuk bertingkat yang dapat dilihat dari kata kalau yang termasuk jenis syarat dan kalimat Tanya yang dapat dilihat pada kata “kamu tahu gak perbedaan ranting sama aku”?.

Pada no 3 menggunakan susunan kalimat tunggal yang hanya memiliki satu pola kalimat yang memiliki satu subjek yaitu ”berjuta bintang di langit”, satu predikat “namun satu yang bercahaya dan pada kalimat berikutnya juga menggunakan kalimat tunggal yaitu satu subjek dan satu predikat yaitu “berjuta gadis yang cantik” dan satu predikat “hanya adiklah yang kucinta” . Pada no 4

menggunakan susunan kalimat Tanya yang dapat dilihat dari kalimat “lagi ngapain neh?”. Pada kalimat selanjutnya menggunakan susunan kalimat tunggal

(22)

sebagai objek. Pada no 5 susunan kalimat yang digunakan adalah kalimat tunggal yaitu pada kalimat “sayang tolong aku dong”, kata sayang sebagai subjek dan ‘tolong aku dong’ sebagai objek.

Variasi kolokial adalah variasi yang digunakan pada data di atas. Variasi kolokial merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi penutur yang keempat yaitu variasi sosiolek atau dialek sosial. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 :67).

4.1.2 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaanya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan lainnya. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 68).

(23)

media elektronika). Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal ringkas dan tegas dengan menggunakan singkatan dan akronim. Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69).

Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian antara lain :

(1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

(2). Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

(3). Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

(4). Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.”

(5). Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

(24)

Kiki Farel : “kalo obat merah?”

(7). Kiwil (Bang Gombal) : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian pada no 1 (1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang” terdapat pemakain kosakata medali yang biasanya digunakan pada bidang pendidikan dan kegiatan keilmuan bidang olahraga. Medali adalah tanda jasa atau tanda penghargaan yang dibuat dari logam berbentuk bundar yang diberi tali. Kosakata medali biasanya digunakan dalam suatu kompetisi atau pertandingan baik dalam bidang olahraga ataupun bidang yang lainnya. Tetapi kosakata medali paling sering digunakan dalam pertandingan olahraga sebagai hadiah atas kemenangan yang telah diraih. Pada no 1 sang dewa cinta (Kiki Farel) menggunakan kosakata ‘medali’ untuk merayu dewi cinta yang mengungkapkan bahwa sang dewi cinta layaknya seperti medali yang selalu diperebutkan oleh setiap lelaki.

(25)

Pada no 3, 4, dan 5 (3) Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “ (4) “,Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.” (5). Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling” menggunakan kosakata resepsionis yang biasanya digunakan dalam bidang kegiatan ilmu pariwiasata atau dalam dunia pendidikan perhotelan. Resepsionis diserap dari bahasa asing yang memeliki arti sebagai penerima tamu yang biasanya selalu ada didepan hotel untuk menyapa setiap tamu yang hadir. Melalaui pengguanaan kosakata resepsionis yang digunakan oleh dewi cinta (Soraya Larasati) bukan untuk menerima tamu hotel melainkan menerima tamu untuk hatinya.

Pada no 6 dan 7 terdapat menggunakan variasi bahasa dari segi pemakaian dari bidang ilmu kesehatan atau kedokteran yaitu :

(6) Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?”

Kiki Farel : “kalo obat merah?”,

(7) Kiwil : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”.

(26)

penyakit yang ditandai dengan berlebihnya kadar gula yang ada pada tubuh seseorang. Diabetes lebih dikenal dengan nama sakit gula.

Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialaek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Dalam kehidupan modern pun ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya mengenal satu dialek; namun, pada umumnya dalam masyarakat modern orang hidup dengan lebih dari satu dialek (regional maupun sosial) dan menggeluti sejumlah register, sebab dalam masyarakat modern orang sudah pasti berurusan dengan sejumlah kegiatan yang berbeda (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69-70).

Dalam acara Raja Gombal di Trans7 juga terdapat beberapa penggunaan register, yaitu antara lain:

(1) Kiki Farel : “ini bukan penjara ya neng ya?”

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling”

(27)

Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” (tangannya berdarah kena suatu benda tajam)

Kiki Farel : “iya, tadi lagi gini kena paku, neng punya plester?”

Kiki Farel : (tertawa). “tapi kalo hati eneng punyakan?. Karna abang mau mencuri hati eneng”

Kiki Farel : “neng..ayah kamu maling ya?”

Kiki Farel : “karena kamu telah mencuri hati aku, neng.”

(2) Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Pemakaian register dapat dilihat pada no 1 di atas yang banyak menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Eneng atau Neng adalah sebuah sebutan dalam bahasa Jawa dan Sunda untuk anak perempuan yang masih muda dan lajang. Register atau fungsi Eneng atau Neng dikarenakan oleh satu faktor dialek yang biasa digunakan atau didengar oleh dewa cinta dalam acara Raja Gombal di Trans7. Hal ini dikarenakan dewa cinta tinggal didaerah atau datang dari daerah Jawa dan Sunda yang biasa memanggil anak perempuan dengan sebutan Eneng atau Neng. Sehingga dalam percakapan sehari-hari menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Dalam percakapan di atas dewa cinta menggunakan pemakaian panggilan Eneng atau Neng untuk merayu sang dewi cinta sebagai panggilan yang lebih halus dan lebih sopan.

(28)

ini digunakan oleh dewi cinta sebagai bentuk kekecewaan atau rasa jengkel yang dialaminya karena pertanyaan yang diberi dewa cinta selalu menanyakan bapak dewi cinta. Mungkin dalam kehidupan dewi cinta terbiasa menggunakan dialek betawi sehinga dalam percakapan menggunakan dialek betawi. Dalam pemakaian dialek betawi banyak menggunakan akhiran huruf E yang seperti pemakaian kosakata kenape yang bentuk aslinya adalah kata Tanya kenapa. Pemakaian kosakata aye dan melulu merupakan bagian dari bahasa betawi yang berarti saya dan selalu.

4.1.3 Penggunaan Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya variasi bahasa dari segi keformalan dibagi atas lima macam gaya, yaitu : 1. Ragam beku, 2. Ragam resmi atau formal. 3. Ragam usaha atau ragam keformalan, 4. Ragam santai atau atau ragam kasual. Dan 5. Ragam akrab atau ragam inti (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 70).

Acara Raja Gombal di Trans7 adalah sebuah acara hiburan yang santai dan ceria yang menggunakan bahasa non-formal dalam dialog. Jadi penggunaan variasi bahasa yang terdapat dalam acara tersebut adalah ragam santai dan ragam akrab yang merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi keformalan.

(29)

dipendekkan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsure leksikal dialek dan unsure bahasa daerah. demikian juga dengan struktur morfologi dan sintaksisnya. Seringkali struktur morfologi dan sintaksis yang normatiftidak digunakan (Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 71).

Penggunaan ragam santai atau ragam kasual yang merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi keformalan dalam acara Raja Gombal di Trans7 antara lain :

(1) Ricky Harun : “lagi ngapai neh?”

(2) Rick Harun : tapi kenapa ya, aku tu gak pernah tahu kalo satu detik itu adalah sebuah hidup untuk kamu”

(3) Soraya Larasati : “bisa bang” (dengan ekspresi gembira). Eee,,,, jatuh tu bang (ada benda yang terjatuh)

(4) Soraya Larasati : “wahh, buatin dong bang” (5) Soraya Larasati : “ngapai bang ke laut?” (6) Kiki Farel : “buat ngobatin neng”

(7) Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis” (8) Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

(9) Kiwil : “sayang.... aku ngelihat bintang nggak pake teropong”

(30)

Ngapai adalah bentuk singkat dari kosakata formal sedang apa atau dalam bentuk

yang non-formal adalah lagi apa, mengapai yaitu suatu kata tanya untuk melakukan sesuatu. Ngapai adalah bentuk dari kata tanya dalam bahasa Indonesia yang tidak baku. Pada no 1 dan 5 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasa digunakan pada ragam santai atau ragam kasual.

Pada no 2 dan no 3 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai dapat dilihat pada penggunaan alegro pada kata tu yang merupakan bentuk penyingkatan dari kata tunjuk itu. Penggunaan ragam santai atau kasual dapat dilihat pada penggunaan kata aku dan kamu, karena pada dasarnya hubungan antara dewa cinta dan dewi cinta pada acara ini hanyalah orang yang baru saling mengenal dan terlibat dialog yang tidak formal.

Pada no 4 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai dapat dilihat pada penggunaan alegro buatin yang biasanya sering digunakan dalam percakapan yang non-formal. Buatin mempunyai kata dasar buat yang berarti kerjakan, lakukan, dan bikin. Buatin digunakan oleh dewi cinta karena pengucapannya yang singkat dan mudah diucapkan dari pada kata buatkan.

Pada no 6 menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai pada penggunakan alegro pada kosakata ngobatin yang biasanya digunakan dalam pembicaraan yang non-fomal. Ngobatin adalah bentuk singkat dari mengobati. Penggunaan alegro pada no 6 ini agar memudahkan pengucapan

(31)

Pada no 7 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai pada bentuk alegro pada kosakata Ngelihat. Biasanya pada interkasi atau percakapan yang non-formal sering sekali menggunakan bentuk alegro pada kosakata yang digunakan. Seperti pada no 7 yang menggunakan bentuk alegro pada kosakata ngelihat bentuk lain dari melihat. Ngelihat digunakan oleh dewa cinta untuk mempermudah pada saat pengucapannya. Lihat adalah suatu kegiatan untuk mengamati, memandang, melongok, melirik, dan menoleh. Penggunaan ragam santai atau kasual dapat dilihat pada penggunaan kata aku dan kamu pada no 7, karena pada dasarnya hubungan antara dewa cinta dan dewi cinta pada acara ini hanyalah orang yang baru saling mengenal dan terlibat dialog yang tidak formal. Pada no 7 dan 9 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasanya digunakan pada ragam santai atau ragam kasual.

Pada no 8 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai atau kasual pada bentuk alegro nyebrang. Nyebrang adalah bentuk singkat non-formal dari kosakata menyeberang. Dewa cinta menggunakan kosakata nyebrang untuk mempersingkat pengucapan, karena akan sangat aneh bila menggunakan kosakata menyeberang apabila digunakan pada percakapan atau dialog yang non-formal. Nyebrang diambil dari kosakata menyeberang yang memiliki kata dasar seberang yaitu disisi sebelah tempat yang berhadapan dengan tempat lain. Menyeberang adalah mengarungi, melintasi, atau melalui. Penggunaan ragam

(32)

Pada no 9 penggunaan variasi bahasa dari segi keformalan pada bentuk alegro nggak dan ngelihat. Biasanya pada interkasi atau percakapan yang non-formal sering sekali menggunakan bentuk alegro pada kosakata yang digunakan. Ngelihat digunakan oleh dewa cinta untuk mempermudah pada saat

pengucapannya. Ngelihat adalah bentuk singkat non-formal dari kosakata melihat dan bentuk dasarnya lihat adalah suatu kegiatan untuk mengamati, memandang, melongok, melirik, dan menoleh. Selain menggunakan alegro ngelihat, no 9 juga menggunakan bentuk alegro nggak bentuk singkat dan tidak formal dari kata tidak yaitu partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan,

dan lain sebagainya. Penggunaan kata nggak pada percakapan santai sudah sangat lazim digunakan, tetapi apabila kata tidak digunakan pada percakapan tidak formal dan santai akan terdengar asing ditelinga para pendengar. Pada no 9 tidak terdapat unsur leksikal dialek yang biasanya digunakan pada ragam santai atau kasual.

Pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah acara yang santai dan kasual. Oleh karena itu banyak penggunaan kosakata dan kalimat yang digunakan dan berbentuk alegro, juga terdapat sedkit unsur leksikal dialek.

4.1.4 Penggunaan Variasi Bahasa dari Segi Sarana

(33)

didasarka pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan tulisan memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah karena berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara lisan, dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental dan nonlinguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan sejumlah gejala fisik lainnya. Dalam ragam tulis hal-hal yang disebutkan pada ragam lisan tidak terdapat pada ragam tulis. Lalu sebagai gantinya harus dieksplisitkan secara verbal ((Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 :72).

Penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dalam acara Raja Gombal di Trans7 antara lain :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

2). Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”

3). Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”

4). Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati)

(34)

dewi cinta, yaitu sebagai sesuatu yang penting dan berharga yang selalu diperebutkan oleh orang. Apabila dalam dunia olahraga medali biasanya diberikan kepada pemenang dari suatu perlombaan atau pertandingan. Tetapi pada no 1 penggunaan medali sebagai sarana yang digunakan dewa cinta untuk menyatakan bahwa dewi cinta sama dengan medali yang selalu diperebutkan banyak orang.

Pada no 2 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “jam gadang bentuknya gini ya” (mengangkat tangan membentuk segitiga)”. Dewa cinta menggunakan tangannya sebagai sarana untuk

membentuk segitiga sebagai tanda atau bentuk dari jam gadang. Hal ini dilakukan, karena dewa cinta tidak menggunakan benda yang berbentuk jam gadang untuk menyampaikan pesan cinta nya kepada dewi cinta.

Pada no 3 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “kalau Big Band bentuknya gini ( mengangkat tangan membentuk lingkaran)”. Sama seperti no 2, dewa cinta juga menggunakan

tangannya untuk membentuk lingkaran sebagai tanda atau bentuk dari Big Band, yaitu jam raksasa yang dimiliki Negara London yang bentuknya hampir sama dengan jam Gadang yang ada di kota Padang.

Pada no 4 penggunaan variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat pada kalimat Ricky Harun : “kalo jam aku bentuknya gini (membentuk tangan membentuk hati). Sama seperti no 2 dan 3, dewa cinta juga menggunakan

(35)
(36)

4.2 Penggunaan Kosakata dalam Acara Raja Gombal di Trans7

4.2.1 Penggunaan Kosakata Dasar

Kosakata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit kemungkinannya dipungut atau diambil dari bahasa lain (Tarigan, Djago 1995 : 50). Kosakata dasar memiliki beberapa kelompok (Chaer, Abdul 2007: 38-39), yaitu:

1. istilah kekerabatan, komponen makna ketiga dalam yang terdiri dari: ayah, ibu, kakak, adik, nenek, paman, dan lain sebagainya.

2. Kosakata ganti diri dan kata ganti petunjuk, yang terdiri dari : saya, kamu, dia, kami, anda, mereka, ini, itu, sana, sini, dan sebagainya.

3. Kosakata bilangan, sebagai penjelas dalam kalimat yang menggunakan kata bilangan, seperti satu, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, dan sebagainya.

4. Kosakata kerja, sebagai kosakata penjelas dalam sebuah kalimat. Seperti makan, minum, tidur, pergi, lari, dan sebagainya.

5. Kosakata keadaan, kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan benda atau yang dibendakan. Seperti suka, duka, lapar, haus, tampan, jelek, dan lain sebagainya.

6. Kosakata benda, adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang dibendakan. Seperti tanah, air, binatang, matahari, bunga, hewan, dan lain sebagainya.

(37)

Penggunaan kosakata dasar pada acara Raja Gombal di Trans7 adalah :

1). Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”.

Pada no 1 terdapat penggunaan kosakata dasar yaitu kata benda pada kosakata medali yang memiliki arti tanda jasa, penghargaan yang terbuat dari logam berbentuk bundar, lonjong , yang diberi tali seperti kalung. Penggunaan kosakata dasar kata benda medali bertujuan sebagai inti dari pesan yang di sampaikan oleh dewa cinta kepada dewi cinta. Kosakata dasar lain yang digunakan adalah kata ganti diri orang kedua yaitu kamu yang memiliki arti seseorang yang diajak untuk berbicara. Penggunaan kosakata dasar yang lain digunakan yaitu kosakata dasar kata ganti petunjuk yaitu ini dan itu yang digunakan oleh dewa cinta sebagai kata ganti dari medali.

2) Ricky Harun: “aku seh tau kalau satu jam itu ada 60 menit”

Pada no 2 penggunaan kosakata dasar ada kosakata bilangan yaitu pada kosakata 60 menit. 60 adalah angka puluhan bilangan genap dan menit adalah satuan ukuran waktu yang lamanya1/60 jam atau enam puluh detik. Penggunaan kosakata dasar kata bilangan bertujuan sebagai kosakata awal yang digunakan oleh dewa cinta untuk merayu di kalimat selanjutnya. Kosakata dasar lain yang digunaka yaitu kata ganti petunjuk yaitu itu yang merujuk pada kosakata bilangan 60 menit.

(38)

Pada no 3 penggunaan kosakata dasar ada istilah kekerabatan yaitu pada kata bapak yaitu orang tua laki-laki. Kosakata dasar lain yang digunakan adalah kata ganti diri yaitu ini dan kata ganti diri orang ketiga yaitu kamu. Kedua kata ganti yang digunakan oleh dewa cinta merujuk pada satu orang yaitu bapak dari dewi cinta. Penggunaan kosakata dasar pada istilah kekerabatan, kata ganti diri, dan kata ganti petunjuk yang merujuk hanya pada satu orang, digunakan oleh dewa cinta sebagai bahan pembicaraan awal untuk merayu dewi cinta untuk kalimat selanjutnya.

4) Kiki Farel : “pergi ke pasar beli gelang, udah beli gelang harus beli jamu. Beli jamu nggak apa-apakan neng ya?”

Pada no 4 penggunaan kosakata dasar ada kata kerja, kata benda, dan istilah kekerabatan. Kata kerja pada kosakata pergi ke pasar, kata benda pada kosakata gelang dan jamu, dan istilah kekerabatan pada kata neng (panggilan untuk anak gadis pada suku sunda). Penggunaan kosakata dasar pada no 1 pada kata kerja untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh dewa cinta. Penggunaan kosakata dasar pada kata benda jamu dan gelang sebagai barang yang digunakan oleh dewa cinta untuk merayu dewi cinta dan penggunaan istilah kekerabatan pada kata neng bertujuan untuk panggilan yang halus dan sopan apabila ingin berbicara pada seorang gadis.

4.2.2 Penggunaan Kosakata Aktif dan Pasif

(39)

penggunaanya tinggi (Chaer, Abdul 2007 : 44). Kosakata pasif adalah kosakata yang jarang digunakan dikarenakan kosakata itu bersifat klasik (Chaer, Abdul 2007 : 44). Hal ini berarti bahwa kosakata pasif mungkin berhubungan dengan kosakata yang sudah asing yang tidak lazim digunakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Kosakata ini disebabkan karena terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan pemakaian kosakata. Selain itu, hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga banyak kosakata baru muncul untuk menunjang ilmu dan teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia modern.

Penggunaan kosakata aktif dan kosakata pasif pada acara Raja Gombal di Trans7 yaitu :

1) Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”.

Pada no 1 terdapat kosakata aktif yaitu menerka-nerka, ceramah dan penceramah. Kosakata aktif yang digunakan adalah menerka-nerka yang berasal

(40)

seseorang maka kata ceramah dan penceramah sering sekali dikaitkan dalam ilmu keagamaan.

2) Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 2 penggunaan kosakata aktif dapat di lihat pada kosakata gampang, yaitu kosakata aktif lainnya dari kosakata aktif mudah, murah dan

kosakata pasifnya adalah tidak sukar. Kosakata aktif gampang biasanya digunakan oleh para remaja, karena dianggap lebih gampang diucapkan dan kosakata aktif gampang biasanya digunakan oleh masyarakat Jakarta, sehingga kosakata gampang dianggap sebagai bahasa kosakata ibu kota. Kosakata aktif lainnya yaitu dapetin. Opsi lain dari kosakata aktif dapetin ada dapatkan. Tetapi remaja dan orang dewasa sekarang ini lebih banyak menggunakan kosakata aktif dapetin. Sama halnya dengan kosakata gampang, kosakata dapetin biasanya digunakan oleh masyarakat Jakarta, sehingga apabila menggunakan kosakata dapetin pada waktu berbicara maka kita akan dianggap orang yang mengikuti bahasa Indonesia modern.

3) Bang Mucle : “berjuta bintang di langit, namun satu yang bercahaya. Berjuta gadis yang cantik adiklah yang kucinta”.

(41)

menggunakan kosakata akfti yang formal bertujuan untuk mendapatkan hati sang dewi cinta.

4) Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam

tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Sama seperti no 4, pada no 5 juga telah menggunakan kosakata aktif yang sedikit formal yaitu menggema. Dewa cinta menggunakan kosakata aktif menggema, yaitu bunyi suara yang memantul. Opsi lain dari menggema adalah

kumandang. Apabila sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif kumandang

atau berkumandang, dan mengumandang pada kalimat yang diucapkannya tetap tidak akan mengubah maksud dari pesan yang disampaikannya pada dewi cinta.

6) Bang Mucle : “eee, adinda Soraya, saya itu senang sekali mengarang lagu”

(42)

cinta menggunakan kosakata mengarang agar dewi cinta dan pendengar lainnya dapat menerima pesan yang disampaikannya dengan mudah.

7) Kiki Farel : “ga ada, ecek-eceknya gak ada”

Pada no 7 sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif yang non formal yaitu kosakata ecek-eceknya. Kosakata aktif ecek-eceknya biasanya digunakan pada percakapan yang tidak resmi dan santai. Opsi lain dari kosakata ecek-eceknya adalah pura-puranya. Sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif

ecek-eceknya supaya penyampaian pesannya lebih mudah diterima oleh dewi

cinta dan lebih mudah ketikan diucapkan. Apabila sang dewa cinta mengganti kosakata ecek-eceknya dengan kosakata pura-puranya sama sekali tidak akan mengubah arti dari pesan yang disampaikannya.

8) Bang Mucle “semalam aku lihat bintang dan rembulan itu cahayanya redup”

(43)

jarang digunakan oleh masyarakat sekarang ini karena dianggap sebagai sesuatu yang ganjil apabila digunakan dalam pembicaraan sehari-hari. Kosakata nur akan sangat aneh apabila digunakan dalam percakapan yang tidak resmi dan kosakata nur sekarang ini lebih banyak digunakan sebagai awal dari nama seseorang,

sedangkan kosakata cahaya sangat sering digunakan oleh masyarakat karena dapat digunakan pada segalam macam situasi. Dewa cinta menggunakan kosakata pasif rembulan dan kosakata aktif cahaya sebagai kata kunci dari pesan cinta atau rayuan yang akan disampaikannya pada dewa cinta.

9) Kiwil : “neng tadi aku berantem sama tukang martabak”

Pada no 9 sang dewa cinta menggunakan kosakata aktif berantem. Kosakata berantem ini biasanya digunakan oleh masyarakat sosial menengah ke bawah. Kosakata aktif berantam dianggap sebagai kosakata kasar dan digunakan pada situasi yang tidak resmi. Kosakata berantem biasanya digunakan oleh masyarakat di Jakarta dan kota-kota besar di pulau Jawa. Di kota medan kosakata aktif berantem mengalami perubahan vocal diakhir kata yaitu menjadi berantam. Dewa cinta bias saja menggunakan kosakata aktif lainnya dari berantem yaitu berkelahi dan bertengkar. Kosakata berkelahi dan bertengkar juga sering

digunakan dalam pembicaran yang resmi ataupun yang tidak resmi. Apabila dewa cinta mengganti kosakata berantem dengan kosakata berkelahi ataupun bertengkar tidak akan mengubah makna dari pesan yang disampaikan oleh dewa

cinta.

(44)

Pada no 10 dewa cinta menggunakan kosakata aktif yang sering digunakan dalam situasi yang tidak resmi yaitu dicuekin. Kosakata dasar dari dicuekin adalah cuek yang memiliki arti suatu sikap yang tidak peduli, dan tidak acuh akan sesuatu hal. Dewa cinta menggunakan kosakata aktif dicuekin karena dianggap sebagai bahasa yang kekinian dan mudah dalam pengucapannya.

4.2.3 Penggunaan Bentukan Kosakata Baru

(45)

sifatnya bergurau atau mencemooh atau yang lebih sering disebut sebagai plesetan. Seperti benci ditafsirkan sebagai akronim benar-benar cinta, umar ditafsirkan sebagai akronim untung masih ada rambut, romantic ditafsirkan sebagai akronim rokok, makan, minum, gratis, dan lain sebagainya. 6. Dileksikalnnya bentuk-bentuk dulu yang disebut morfem, seperti morfem bugar hanya muncul dalam konstruksi segar bugar, tetapi sekarang ada bentuk kebugaran (jasmani). 7. Munculnya kembali kata-kata arkais dalam bahasa sekarang ini, seperti kelola, ulang alik, sempadan, dan konon. 8. Digunakannya kata-kata baru sebagai upaya eufimisme yang berlebih-lebihan, seperti kata pelacur dulu sudah diganti menjadi wanita tuna susila diganti lagi menjadi pekerja seks komersial, pecat diganti menjadi diberhentikan dan diganti lagi menjadi PHK (Putuskan Hubungan Kerja). 9. Kosakata bahasa inggris, dengan alasan bahasa internasional dan globalisasi kini banyak digunakan, seperti open house, open book, rental mobil, fly over, dan lain sebagainya. 10. Terjadinya perubahan makna dalam kosakata bahasa Indonesia , seperti kata menyiarkan dulu digunakan dalam arti menyebarkan, seperti dalam menyiarkan uang palsu, tetapi sekarang kata menyiarkan digunakan dalam arti memberitakan (Chaer, Adul 2007 : 21-25).

(46)

Adapaun penggunaan bentukan kosakata baru pada acara Raja Gombal di Trans7 antara lain adalah :

1. Bang Mucle : “kamu telah mengombang-ambingkan perasaan aku”

Pada no 1 menggunakan bentukan kosakata baru mengombang-ambingkan. Dewa cinta menggunakan bentukan kosakata baru disebabkan

adanya kata-kata arkais (sesautu yang dianggap kuno dan ketinggalan zaman). Hal ini terjadi dikarenakan sebagai kebutuhan dalam pengembangan suatu istilah.

2. Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara,

habis neng seperti maling”

Pada no 2 menggunakan bentukan kosakata baru yaitu kosakata bahasa inggris resepsionis. Penggunaan bentukan kosakata baru yaitu kosakata bahasa inggris pada resepsionis dengan alasan bahwa bahasa inggris sebagai bahasa internasional dan globalisasi. Dewa cinta menggunakan bentukan kosakata baru resepsionis pada kalimat yang digunakan sebagai bentuk singkat dan bahasa yang

modern. Arti dari resepsionis dalam bahasa Indonesia adalah penerima tamu. Banyak masyarakat sekarang menggunakan kosakata bahasa inggris sebagai bentukan kosakata baru yang modern dalam berkomunikasi. Pada no 1 juga menggunakan bentukan kosakata baru yaitu penjara dan maling. Digunakannya kata-kata baru sebagai upaya eufimisme yang berlebihan. Kosakata penjara dulunya adalah jeruji besi diganti menjadi sel tahanan dan diganti menjadi penjara. Kosakata maling dulunya adalah pencopet diganti menjadi pencuri dan

diganti menjadi maling.

(47)

4. Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis” 5. Bang Mucle : “agar aku bisa nyebrang ke hati kamu”

6. Kiwil : “sayang.... aku ngeliat bintang nggak pake teropong

Pada no 3, 4, 5, dan 6 menggunakan bentukan kosakata baru yang mengalami pemenggalan awalan huruf pada kosakata yang dianggap sebagai swadaya kosakata bahasa Indonesia yaitu ngobatin yang berasal dari kosakata mengobati, ngelihat yang berasal dari kosakata menglihat, nyebrang yang

berasal dari kosakata menyebrang, dan nggak yang berasal dari kosakata tidak. Pemenggalan awalan huruf pada kalimat yang digunakan oleh dewa cinta bertjuan agar pada saat pengucapannya tidak rumit ketika digunakan pada kalimat.

7. Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?”

Pada no 7 sang dewi cinta menggunakan bentukan kosakata baru aye, melulu, dan kenape yang disebabkan oleh adanya sumber luar bahasa yang dianggap sebagai swadaya kosakata bahasa indonesia. Hal ini dapatkan disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar tempat tinggal sang dewi cinta. Pada umumnya masyarakat ibu kota Jakarta dihuni oleh suku betawi asli. Jadi tidak heran jika masyarakat pendatang akan sering terpengaruh menggunakan bahasa betawi juga. Bentukan kosakata baru aye dalam kosakata bahasa Indonesia adalah saya atau aku, melulu adalah selalu, dan kenape adalah kata tanya kenapa.

8. Ricky Harun : “kamu tahu TTM gak?”

(48)

Pada no 8, 9, dan 10 menggunakan bentukan kosakata baru yang mengalami proses akronimisasi seperti TTM = Teman tapi mesra dan TTM = Teman tapi menikah. Penggunaan proses akronimisasi yang digunakan oleh dewa cinta untuk memberikan rasa penasaran pada dewi cinta akan akronim yang digunakannya untuk merayu sang dewi cinta.

4.2.4 Penggunaan Kosakata Umum dan Kosakata Khusus

Kosakata umum adalah kosakata yang digunakan secara umum atau secara luas dan ruang lingkup pemakaiannya dapat menaungi beberapa hal. Kosakata khusus adalah kosakata tertentu yang hanya dapat digunakan secara terbatas pada area tertentu atau terbatas dalam pemakaiannya (Chaer, Abdul 2007 : 45). Kosakata umum adalah kosakata yang terdiri atas kata yang dapat digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Kosakata khusus adalah kosakata yang terdiri atas kata arti spesifik yang hanay digunakan pada situasi tertentu (Hurlock 1978 : 187). Kosakata umum adalah kumpulan kata umum yaitu kata-kata yang dipakai secara luas di berbagai bidang. Kosakata khusus adalah kumpulan kata khusus atau yang lazim disebut istilah, yaitu kata atau gabungan kata yang dipakai sebagai nama atau lambang untuk mengungkapkan makna suatu konsep, proses, kaelidah atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya (http://agungarsy.blogspot.co.id/2013/11/kosakata.html).

(49)

1. Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah, kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

Pada no 1 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata patah. Kosakata patah dapat digunakan pada ruang lingkup lainnya misalnya ada pada pemakaian

kata patah hati, patah arah, patah tulang, patah selera,dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata umum patah semangat sebagai bukti kesungguhannya untuk mendapatkan hati dari dewi cinta.

2. Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang, aku akan tumbang waktu aku capek, aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

Pada no 2 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata tumbang. Seperti pada no 2 kosakata tumbang dapat digunakan dalam situasi apapun seperti tumbang ketika lelah, tumbang ketika sedih, tumbang ketika sakit, tumbang di

hati orang lain. Setiap kosakata yang digunakan dalam kalimat akan mengalami

makna yang berbeda sesuai acuan pada kosakata tumbang. Sang dewa cinta menggunakan kosakata umum tumbang sebagai bukti bahwa dia hanya akan tumbang pada dewi cinta atau arti lainnya bahwa dewa cinta hanya akan jatuh hati pada dewi cinta saja.

(50)

Pada no 3 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata berjuta. Kosakata berjuta dapat digunakan pada segala ruang lingkup dam segala situasi. Seperti berjuta nasehat, berjuta ide, berjuta gadis, berjuta pria tampan dan lain

sebagainya. Setiap penggunaan kosakata umum berjuta pada setiap kalimat yang digunakan akan memiliki arti yang berbeda pula. Sang dewa cinta menggunakan kosakata berjuta sebagai bentuk pembuktian walaupun banyak wanita cantik di dunia ini tetapi hanya kepada dewi cintalah yang akan dicintainya.

4. Bang Mucle : “mungkin terompet tahun baru hanya menggema dimalam tahun baru, tapi suara cinta kamu itu menggema tiap hari di hatiku”.

Pada no 4 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata menggema. Pada no 4 kosakata umum digunakan dalam dua situasi yaitu menggema pada bunyi terompet dan menggema di dalam hati sang dewa cinta. Kosakata umum menggema juga dapat seperti pada kalimat ‘suarumu begitu nyaring dan menggema di udara’. Kosakata umum menggema digunakan oleh dewa cinta

sebagai bentuk pengakuan bahwa hanya dewi cintalah yang memenuhi isi hatinya.

5. Bang Mucle : “kalo Benua Afrika atau Benua Australia itu dalamnya bisa diukur oleh manusia. Tapi dalamnya cintaku tidak ada yang mampu mengukur”.

(51)

mengukur. Kosakata umum diukur dan mengukur dapat digunakan pada situasi

apapun dan dalam ruang lingkup lainnya. Seperti diukur tingginya, diukur derajat sosialnya, mengukur tinggi, mengukur dalamnya, mengukur kebaikan,

dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata umum diukur dan mengukur sebagai acuan atau kosakata utama yang digunakan untuk merayu dewi cinta. Pada no 5 juga menggunakan kosakata khusus yang hanya digunakan pada ruang lingkup dan situasi tertentu yang sempit penggunaannya yaitu kosakata Benua Afrika dan Benua Australia yang hanaya digunakan pada bidang

geografis saja. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus sebagai bahan perbandingan dalamnya cinta dewa cinta tidak sedalam benua Afrika dan Benua Australia.

6. Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “

Pada no 6 menggunakan kosakata umum yang biasa digunakan dan dapat digunakan dalam ruang lingkup lainnya yaitu pada kosakata nerima yang disingkat dari kosakata menerima. Kosakata nerima atau menerima dapat dimasukkan dalam kalimat nerima hadiah, nerima karma, nerima atau menerima berkat dan lain sebagainya. Pada no 6 juga menggunakan kosakata

khusus yang terbatas pemakaiannya dan diserap dari unsure asing yaitu kosakata resepsionis. Kosakata resepsionis adalah kosakata khusus dalam bidang

(52)

7. Kiki Farel : “kalo obat merah?”

8. Kiwil : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”

Pada no 7, dan 8 menggunakan kosakata khusus yang hanya digunakan pada situasi terntentu saja yaitu obat merah dan diabetes yang hanay digunakan pada bidang kedokteran dan kesehatan. Obat merah adalah salah satu penyembuh yang biasa digunakan untuk membasuh luka. Diabetes adalah nama penyakit yang memiliki kadar gula yang berlebih dalam tubuh manusia. Terlepas dari kata merah kata obat juga dapat dikatakan sebagai kosakata umum yang dapat digunakan dalam segala jenis ruang lingkup dan situasi, seperti obat tradisional, obat-obatan, obat hati, mengobati, pengobatan, berobat dan lain sebagainya. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus obat merah untuk titik awal kosakata yang digunakan untuk kalimat rayuan selanjutnya. Dewa cinta menggunakan kosakata khusus diabetes sebagai kalimat rayuan bahwa penyebab dewa cinta terkena diabetes dikarenakan oleh kemanisan dewi cinta.

4.2.5 Penggunaan Makna Konotasi dan Denotasi

(53)

asli, makna asal, atatu makna sebenarnya yang dimiliki oleh leksem. Jadi, makna denotasi ini sebenarnya sama dengan makna leksikal (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca dalam menstimulisi atau meresponnya. Dalam respon ini terkandung emosional dan evaluative yang mengakibatkan munculnya nilai rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut. Dalam pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras tinggi, baik, halus, dan sopan. Misalnya, suami,isteri, jenazah, kakek, nenek, dan sebagainya. Sedangkan konotasi negative adalah konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misalnya laki, bini, mati, mayat, bunting, dan sebagainya (Tarigan, H.G 1995 : 531). Kalau makna denotasi mengacu pada makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah leksem atau kata, maka makna konotasi adalah makna lain yang ‘ditambahkan’ pada makna denotasi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut (Chaer, Abdul 2007 : 292).

Adapun penggunaan makna denotasi dan konotasi pada acara Raja Gombaldi Trans7 adalah sebagai berikut :

(54)

Pada no 1 terdapat penggunaan makna denotasi dan makna konotasi pada satu kata benda yaitu medali. Kata medali pada kalimat pertama memiliki arti yang sebenarnya yaitu medali yang biasanya selalu diperebutkan oleh orang pada waktu perlombaan ataupun kompetisi. Kata medali pada kalimat kedua memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu bahwa dewa cinta menganggap sang dewi cinta adalah semua medali yang diperebutkan oleh para pria. Jadi dapat dikatakan bahwa kata benda medali pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan kata benda medali pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

2. Kiki Farel : “Kalau ke gunung Himalaya itu dingin. Tapi kalau dekat kamu hatikupun dingin aku gak mau mikirin wanita lain”

Pada no 2 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif dingin. Pada kalimat pertama kata dingin memilikiarti yang sebenarnya yaitu

suhu atau keadaan yang ada di gunung Himalaya adalah dingin karena berada di atas ketinggian. Kata dingin pada kalimat kedua memiliki arti yang lain dari makna sebenarnya yaitu dingin yang berarti menutup pintu hati atau bersikap biasa saja pada wanita lain. Jadi dapat dikatakan bahwa kata dingin pada kalimat yang pertama adalah makna denotasi dan kata dingin pada kalimat yang kedua adalah makna konotasi positif.

3. Ricky Harun : “kalau ranting gampang patah. kalau aku nggak akan patah semangat untuk dapetin hati kamu”

(55)

ranting adalah benda yang mudah patah atau terpotong. Pada kalimat yang kedua kata patah memiliki arti lain dari makna yang sebenarnya yaitu kata patah diartikan sebagai suatu sikap tidak mudah menyerah dari dewa cinta untuk mendapatkan hati dari dewi cinta. Jadi dapat dikatakan bahwa kata patah pada kalimat pertama adalah makna denotasi dan patah pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

4. Ricky Harun : “kalau pohon bisa tumbang. aku akan tumbang waktu aku capek. aku tumbang waktu aku nggak makan, tapi ada yang nggak sedih loh...”

5. Ricky Harun : “tumbang di hati kamu”

Pada no 4 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif tumbang. Pada kalimat pertama kata tumbang memilki arti yang sebenarnya yaitu

penggunaan kata tumbang tepat apabila digunakan bersama pohon, karena pada dasarnya sesautu yang tumbang adalah pohon. Pada kalimat kedua dan ketiga kata tumbang sudah mengalami arti yang tidak sebenarnya yaitu lebih konteks pada kondisi fisik seseorang. ‘ aku akan tumbang waktu aku capek’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh pingsan dan sakit ketika sedang lelah. ‘aku tumbang waktu aku nggak makan’ menandakan bahwa seseorang akan jatuh sakit ketika

(56)

Pada no 5 menggunakan makna konotasi positif tumbang. Sama seperti no 4, pada no 5 kata tumbang yang digunakan juga tidak memiliki arti yang sebenarnya. Kata tumbang pada no 5 menjelaskan keadaan bahwa ketika dewa cinta tumbang dihati dewi cinta bukanlah sesuatu yang menyedihkan layaknya kata tumbang pada kalimat kedua dan ketiga pada no 4.

6. Soraya Larasati : “daunkan warnanya hijau segar. kalau abang menyegarkan pikiran aku”

Pada no 6 menggunakan makna denotasi dan makna konotasi positif. Pada kalimat pertama makna denotasi terdapat pada kata bahwa kata segar pada daun adalah bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting yang berwarna hijau. Tanaman yang berwarna hijau akan terasa segar apabila dipandang. Sedangkan pada kalimat kedua sesuatu yang dianggap menyegarkan oleh dewi cinta adalah sang dewa cinta yang selau menyegarkan pikiran dewi cinta. Jadi dapat dikatakan kata segar pada kalimat yang pertama memiliki arti yang sebenarnya atau makna denotasi dan kosakata menyegarkan pada kalimat kedua adalah makna konotasi positif.

7. Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni” Bang Mucle : “ee,ee saya?”

Soraya Larasati : “kalo bungakan warna-warni bermekaran” Bang Mucle : “kalo saya?”

(57)

Pada no 7 menggunakan makna denotasi dan konotasi positif. Pada baris pertama kata warna-warni dilekatkan pada kata bunga yang biasanya bermekaran dan memiliki beraneka ragam warna. Sedangkan pada baris yang

kelima kata warna-warni dan bermekaran sudah dikaitkan untuk dewa cinta. Ketiga baris yang menggunakan kata bermekaran dan warna-warni memiliki makna denotasi yang sama atau bersinonim. Tetapi ketiganya memiliki konotasi yang berbeda, warna-warni pada baris pertama memiliki makna yang sebenarnya, warna-warni kedua berkonotasi netral, dan warna-warni pada baris yang kelima

memiliki makna konotasi positif. Kosakata bermekaran pada baris yang ketiga memiliki makna yang sebenarnya dan kosakata bermekaran pada baris kelima memiliki makna konotasi positif.

8. Kiwil : “iya, karena aku terlalu banyak ngelihat kamu yang manis”

Pada no 8 menggunakan makna konotasi positif pada kata manis. Makna denotasi manis adalah rasa yang seperti gula dan madu. Tetapi pada no 8 menggunakan makna konotasi positif manis yang memiliki arti sebagai paras wajah seseorang yang ayu, cantik, molek, rupawan, dan indah. Dewa cinta menggunakan makna konotasi positif manis untuk merayu dewi cinta dan menyamakannya bahwa paras wajah yang dimiliki oleh dewi cinta manis sama seperti gula.

(58)

Pada no 9 menggunakan makna konotasi positif pada kata buta. Makna denotasi dari buta adalah suatu keadaan yang tidak dapat melihat kerana mata yang rusak. Tetapi pada no 9 dewa cinta menggunakan makna konotasi positif buta sebagai suatu keadaan diri yang tidak dapat melihat cinta dari orang lain dan

hanya dapat melihat cinta dari dewi cinta saja.

10. Riky Harun : “beli mecin terus ada yang mati”

Pada no 10 dewa cinta menggunakan makna konotasi negatif pada kata mati. Mati adalah sinonim dari meninggal dan wafat. Makna denotasi dari mati

adalah suatu keadaan yang sudah tidak memiliki nafasa lagi atau yang sudah tidak bernyawa. Kata mati biasanya digunakan untuk hewan yang sudah tidak memiliki nyawa. Apabila kata mati digunakan untuk manusia akan sangat terdengar kasar oleh para pendengar dan akan memiliki respon yang tidak baik.

(59)

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya :

1. Pertama bahwa variasi bahasa yang terdapat di dalam Raja Gombal di Trans7 dapat dianalisis dari semua jenis variasi bahasa. Namun pada acara Raja gombal banyak menggunakan variasi bahasa dari segi keformalan ragam santai. Hal ini dikarenakan acara Raja Gombal di Trans7 adalah suatua acara hiburan yang tidak resmi dan dalam situasi yang santai.

2. Kedua, bahwa percakapan yang terdapat di dalam Raja Gombal di Trans7. dapat juga dianalisis dari segi penggunaan kosakata dalam acara tersebut. Setelah dilakukan analisis terhadap setiap kosakata yang ada dalam percakapan dalam acara Raja Gombal di Trans7 menggunakan jenis-jenis dari kosakata. Hal ini dapat terjadi karena acara Raja Gombal di Trans7 adalah acara hiburan yang tidak resmi dan menggunakan kosakata yang baru.

.2 Saran

(60)
(61)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ideatau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2005 : 588). Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, 2001 : 117).

2.1.1 Sosiolinguistik

(62)

2.1.2 Raja Gombal

Acara yang ditayangkan di televisi adalah salah satu media yang dapat memberikan pengetahuan kepada setiap penikmatnya yang menyajikan suatu acara yang mengambil satu tema untuk acara tersebut.

Acara Raja Gombal adalah sebuah acara hiburan yang tayang setiap hari sabtu di Trans7, acara ini adalah acara hiburan yang di dalamnya terdapat kata atau kalimat yang berupa candaan dan rayuan. Setiap levelnya, acara ini mengambil satu tema untuk dibahas oleh setiap individu yang digunakan untuk merayu individu lainnya. Setiap bahasa yang terucap adalah bahasa yang mengalami terjadinya variasi bahasa. Acara ini ringan dan banyak diminati para remaja Indonesia sebagai hiburan yang positif. Dalam acara Raja Gombal di Trans7 bahwa sang pria dan wanita memiliki nama lain yaitu dewa cinta dan dewi cinta.

2.1.3 Trans7

(63)

Logo TV7 sendiri diartikan sebagai simbol dari ”JO” yang merupakan singkatan dari pemilik TV7, Jakob Oetama. Kini TV7 telah berganti nama menjadi Trans7 karena telah bergabung dengan Trans Tv. Kini Trans7 memiliki banyak acara hiburan yang baik dan mendidik bagi para penikmat televisi. Salah satu acara hiburan yang tayang di Trans7 adalah Raja Gombal yang tayang setiap hari sabtu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Variasi dari Segi Penutur

(64)

bahasa berdasarkan penuturnya adalah sosiolek atau dialek social, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas social penuturnya

2.2.2 Variasi dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa dari segi pemakaiannya (Chaer dan Agustina, 2004 : 68) berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang lain. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosa kata.

(65)

Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa.

2.2.3 Variasi dari Segi Keformalan

Variasi bahasa dari segi keformalan (Chaer dan Agustina, (2004 : 70), berdasarkan tingkat keformalannya, (Martin Joos 1967) dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam gaya (Inggris: Style), yaitu gaya atau ragam beku (Frozen), gaya atau ragam resmi (Formal), gaya atau ragam usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab (Intimate).

Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situas-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah di mesjid, tata cara pengambilan sumpah; kitab, undang-undang, akte notaries, dan surat-surat keputusan. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ingin melihat apakah perempuan berstatus janda yang tidak melakukan aktivitas seksual akan kehilangan hasrat seksual dan dalam bentuk seperti apa hasrat seksual

Adapun yang menjadi tujuan Praktik Pengalaman Lapangan ini adalah agar mahasiswa sebagai calon pendidik dapat menerapkan dan mengaplikasikan berbagai kemampuannya secara utuh

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perbankan Pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah tahun 1993-2008” bertujuan untuk menganalisis

varietas Argomulyo tidak efektif dalam menurunkan kadar Pb darah mencit yang telah terintoksikasi Pb namun ekstrak Glycine max (L.) Merr.. varietas Argomulyo efektif dalam

Diisi dengan nama dari Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pernyataan Tidak Mengalihkan Harta Tambahan yang Telah Berada di Dalam Wilayah Negara

Berdasarkan uji t diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil postes kelas eksperimen dan kontrol, seperti hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Artawa dan Sumatra

[r]

Present value atau nilai sekarang adalah besarnya jumlah uang pada awal periode dgn tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang akan diterima/dibayarkan