BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
3.2.4 Penghilangan Bunyi dan Asimilasi
1. Kata
َءَﺭﺍﱠﺩِﺇ
[/idda:ra/a]Pada data (1) di atas, kata
َءَﺭﺍﱠﺩِﺇ
[/idda:ra/a] dalam potongan ayat.... ْﻢُﺗْﺃَﺭﺍﱠﺩﺎَﻓ...
/ ....fa `iddāra`tum.../ (QS 2: 72) berasal dari morfem bebasَءَﺭَﺩ
[dara/a] yang memiliki polaَﻞَﻋﺎَﻔَﺗ
[tafa:÷ala] menjadiَءَﺭﺍَﺪَﺗ
[tada:ra/a] dan morfem terikat dengan kata gantiﻢﺘﻧﺃ
[/antum]. Dalam kaidah idgam bentukَءَﺭﺍَﺪَﺗ
[tada:ra/a] menjadiَءَﺭﺍﱠﺩِﺇ
[/idda:ra/a] mengalami beberapa proses yaitu bunyi vokal [a] pada konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dihilangkan menjadiَءَﺭﺍَﺪْﺗ
[tda:ra/a] kemudian agar bunyi konsonan stop dentak tidak bersuaraﺕ
[t] dapat dibunyikan maka di awalnya ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuaraء
[/] dan vokal tinggi [i] menjadiْءَﺭﺍَﺪْﺗِﺇ
ْﻢُﺗ
[/itda:ra/tum], kemudian bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t]mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan stop dental bersuara
ﺩ
[d] sehingga bunyi konsonan berubah menjadi konsonan stop dental bersuara [d] , denganﺩ
demikian kata ini berubah menjadiْﻢُﺗ ْءَﺭﺍَﺩْﺩِﺇ
[/idda:ra/tum]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [ﹽ
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiْﻢُﺗْءَﺭﺍﱠﺩِﺇ
[/idda:ra/tum]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [/id:da:ra/tum].2. Kata
ُﻖﱠﻘﱠﺸَﻳ
[jaSSaqqaqu]Pada data (2) di atas, kata
ُﻖﱠﻘﱠﺸَﻳ
[jaSSaqqaqu] dalam potongan ayat /lamā yasysyaqqaqu fayakhruju/ (QS 2: 74) berasal dari morfem bebasﱠﻖَﺷ
[Saqqa] dimasuki polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘَﻳ
– َﻞﱠﻌَﻔَﺗ
[tafa÷÷ala - jatafa÷÷alu] menjadiُﻖﱠﻘَﺸَﺘَﻳ
– َﻖﱠﻘَﺸَﺗ
[taSaqqaqa – jataSaqqaqu]. Dalam kaidah idgam bentukُﻖﱠﻘَﺸَﺘَﻳ
[jataSaqqaqu] menjadiُﻖﱠﻘﱠﺸَﻳ
[jaSaqqaqu] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dihilangkan dan menjadiَﻖﱠﻘَﺸْﺗ
[t-Saq-qa-qu], kemudian agar konsonan dapat dibunyikan maka di awalnya ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuaraء
[/] dan vokal tinggi [i]َﻖﱠﻘَﺸْﺗِﺇ
[/it-Saq-qa-qu]. Kemudian bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuaraﺵ
[S], sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] berubah menjadi konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuaraﺵ
[S] dengan demikian kata ini berubah menjadiُﻖﱠﻘَﺸ ْﺸ َﻳ
[jaSSaqqaqu]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiُﻖﱠﻘﱠﺸَﻳ
[jaSSaqqaqu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuaraﺵ
[S] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jaS:Saqqaqu].3. Kata
َﺮﱠﻬﱠﻁِﺇ
[/iˇˇahhara]Pada data (3) di atas, kata
ﺍْﻭُﺮﱠﻬﱠﻁِﺇ
[/iˇˇahhara] dalam potongan ayatﺎَﻓ
ﺎًﺒُﻨُﺟ
ْﻢُﺘْﻨُﻛ
ْﻥِﺇَﻭ
ﱠﻬﱠﻁ
ـ
ﺍﻭُﺮ
/... wa `in kuntum junūban fa-ṭṭahharū.../ (QS 5: 6) berasal dari morfem bebasَﺮَﻬَﻁ
[ˇahara] dimasuki polaَﻞﱠﻌَﻔَﺗ
[tafa÷÷ala] dan kata kerja dari pola dalam bentukkata kerja perintah dengan kata ganti orang ketiga jamak menjadi
ﺍْﻭ َﺮﱠﻬَﻄَﺗ
[taˇahharu:]. Dalam kaidah idgam bentukﺍْﻭُﺮﱠﻬَﻄَﺗ
[taˇahharu:] menjadiﺍْﻭُﺮﱠﻬﱠﻁِﺇ
[/iˇˇahharu:] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] dihilangkan dan menjadiَﺮﱠﻬَﻄْﺗ
[t-ˇah-ha- ra], kemudian agar bunyi konsonan tersebut dapat dibunyikan maka d awalnya ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuara ء [/] dan vokal tinggi [i] menjadiﺍْﻭُﺮﱠﻬَﻄْﺗِﺇ
[/itˇahharu:]. Kemudian bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t]mengalami asimilasi dengan konsonan stop dental velarized tidak bersuara
ﻁ
[ˇ], sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan stop dental velarized tidak bersuaraﻁ
[ˇ] dengan demikian kata ini berubah menjadiﺍْﻭﺮﱠﻬَﻄْﻁِﺇ
[/iˇˇahharu:]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiﺍْﻭُﺮﱠﻬﱠﻁِﺇ
[/iˇˇhharu:]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [/iˇ:ˇhharu:].4. Kata
ُﺪﱠﻌﱠﺼَﻳ
[jaßßa÷÷adu]Pada data (4) di atas, kata
ُﺪﱠﻌﱠﺼَﻳ
[jaßßa÷÷adu] dalam potongan ayatُﺪـ ﱠﻌﱠﺼـ َﻳ
ﺎَﻤﱠﻧَﺄَﻛ
ﻲِﻓ
ِءﺎَﻤﱠﺴﻟﺍ
/ ... ka`annamā yaṣṣa’’adu fī s-samā`i..../ (QS 6: 125) berasal dari morfembebas
َﺪَﻌَﺻ
[ßa÷ada] dimasuki polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘَﻳ
-
َﻞﱠﻌَﻔَﺗ
[tafa÷÷ala - jatafa÷÷alu] menjadiَﺪﱠﻌَﺼَﺗ
-
ُﺪﱠﻌَﺼَﺘَﻳ
[taßa÷÷ada - jataßa÷÷adu]. Dalam kaidah idgam bentukُﺪﱠﻌَﺼَﺘَﻳ
[jataßa÷÷adu] menjadi
ُﺪﱠﻌﱠﺼَﻳ
[jaßßa÷÷adu] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dihilangkan dan menjadiُﺪﱠﻌَﺼْﺘَﻳ
- َﺪﱠﻌَﺼْﺗ
[tßa÷÷ada - jatßa÷÷adu], kemudian agar bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dapat bunyi maka di awalnya ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuaraء
[/] dan vokal tinggi [i] menjadi di awal kata sehingga menjadiَﺪﱠﻌَﺼْﺗِﺇ - ُﺪﱠﻌَﺼْﺘَﻳ
[/itßa÷÷ada - jatßa÷÷adu]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß], sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara [t] berubah menjadi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß]. Dengan demikian kata ini berubah menjadiُﺪﱠﻌَﺼ ْﺼﻳ - َﺪﱠﻌَﺼْﺻﺇ
[/ißßa÷÷ada - jaßßa÷÷adu]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiُﺪﱠﻌﱠﺼَﻳ
-
َﺪﱠﻌﱠﺻِﺇ
[/ißßa÷÷ada - jaßßa÷÷adu].
Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dentalbersuara
ﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [/iß:ßa÷÷ada – jaß:ßa÷÷adu].5. Kata
ُﻉﱠﺪﱠﺼَﻳ
[jaßßadda÷u]Pada data (5) di atas, kata
َﻥْﻮ ُﻋﱠﺪﱠﺼَﻳ
[jaßßadda÷u:na] dalam potongan ayat ...ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ
َﻥﻮـ ُﻋﱠﺪـ ﱠﺼَﻳ
/... yauma`iżin yaṣṣadda’ūna.../ (QS 30: 43) berasal dari morfem bebasَﻉَﺪَﺻ
[ßada÷a] pada polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘَﻳ
– َﻞﱠﻌَﻔَﺗ
[tafa÷÷ala - jatafa÷÷alu] menjadiَﻉﱠﺪ َﺼَﺗ -
َﻉﱠﺪَﺼَﺘَﻳ
[taßadda÷a - jataßadda÷u] dan morfem terikat dari kata kerja maḍori’orang ketiga jamak dari pola
َﻥْﻮُﻠﱠﻌَﻔَﺘَﻳ
[tafa÷÷alu:na] menjadiَﻥْﻮ ُﻋﱠﺪَﺼَﺘَﻳ
.[ jataßadda÷u:na]. Dalam kaidah idgam, bentukَﻥْﻮ ُﻋﱠﺪَﺼَﺘَﻳ
[jataßadda÷u:na] menjadiﱠﺼَﻳ
ـ
ُﻋﱠﺪ
َﻥْﻮ
[jaßßadda÷u:na] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a]pada konsonan stop dental tidak bersuara
ﺕ
[t] dihilangkan menjadiَﻥْﻮ َﻋﱠﺪ َﺼْﺘ َﻳ
[jatßadda÷u:na]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß] sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] berubah menjadi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß]. Dengan demikian kata ini berubah menjadiَﻳ
ْﺼ
َﺼ
َﻥْﻮُﻋﱠﺪ
[jaßßadda÷u:na]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang samaberurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalamiidgam menjadi
َﻥْﻮُﻋﱠﺪ ﱠﺼ َﻳ
[jaßßadda÷u:na]. Menurut kaedah fonologi bunyikonsonan frikatif velarized tidak bersuara
ﺹ
[ß] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jaß:ßadda÷u:na].6. Kata
ُﺮـﱠﻛ ﱠﺬَﻳ
[jaDDakkaru]Pada data (6) di atas, kata
ُﺮﱠﻛﱠﺬَﻳ
[ja¸¸akkaru] dalam potongan ayatﻻِﺇ
ُﺮـ ﱠﻛ
ﱠﺬَﻳ
ﺎَﻣَﻭ
ﻮُﻟﻭُﺃ
ِﺏﺎَﺒْﻟﻷﺍ
/.... wa mā yażżakkaru `illā `ūlū l-`albāb/ (QS 3: 7) berasal dari morfembebas
ُﺮُﻛْﺬَﻳ
[jaDkaru] dimasuki polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘَﻳ
[jatafa÷÷alu] menjadiُﺮﱠﻛَﺬَﺘَﻳ
[jataDakkaru]. Dalam kaidah idgam bentukَﺮﱠﻛَﺬَﺘ َﻳ
[jataDakkaru] menjadiُﺮﱠﻛﱠﺬَﻳ
[ja¸¸akkaru] mengalami beberapa proses melalui kata kerja maḍi , yaitu bunyi vokal [a] pada konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dihilangkan menjadiَﺮﱠﻛَﺬْﺘ َﻳ
[jatDakkara], Kemudian bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan stop velarized bersuaraﺫ
[D] yang bertemu dalam satu kata mengalami asimilasi, sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan stop velarized bersuara ﺫ [D]. Dengan demikian kata ini berubah menjadiُﺮَﻛَﺫْﺬ َﻳ
[jaDDakaru]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalamiidgam menjadi
ُﺮﱠﻛﱠﺬَﻳ
[jaDDakkaru]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stopvelarized bersuara
ﺫ
[D] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jaDDakkaru].7. Kata
َﻞَﻗﺎﱠﺛِﺇ
[/iTTa:qala]Pada data (7) di atas, kata
َﻞَﻗﺎﱠﺛِﺇ
[/iTTaqala] dalam potongan ayatِﺽْﺭﻷﺍ
ﻰَﻟِﺇ
ْﻢـ ُﺘـ ْﻠـ َﻗﺎﱠﺛﺍ
/....`iṡṡāqaltum `ilā l-`arḍi..../ (QS 9: 38) berasal dari morfem bebasَﻞَﻘَﺛ
[Taqala] setelah dimasuki pola dari polaَﻞَﻋﺎَﻔَﺗ
[tafa:÷ala] maka menjadiَﻞَﻗﺎَﺜَﺗ
[taTa:qala]. Dalam kaidah idgam bentukَﻞَﻗﺎَﺜَﺗ
[taTa:qala] menjadiَﻞَﻗﺎﱠﺛِﺇ
[/iTTaqala] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] dihilangkan menjadiَﻞَﻗﺎَﺜْﺗ
[t-Ta:-qa-la], kemudian agar bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] dapat dibunyikan maka di awalnya ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuara ء [/] dan bunyi vokal tinggi [i] sehingga menjadiَﻞَﻗﺎَﺜْﺗِﺇ
[/it-Ta:-qa-la]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif interdental tidak bersuara ﺙ [T], sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan frikatif interdental tidak bersuara ﺙ [T] dengan demikian kata ini berubah menjadi
َﻞَﻗﺎَﺜْﺛِﺇ
[/iTTa:qala]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiَﻞَﻗﺎﱠﺛِﺇ
[/iTTa:qala]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [/iT:Ta:qala].8. Kata
ﱠﻦـَﻗ ﱠﺪـﱠﺼـَﻧ
[naßßaddaqanna]Pada data di atas, kata
ﱠﻦـَﻗ ﱠﺪـﱠﺼـَﻧ
[naßßaddaqanna] dalam potongan ayat ...ﱠﺪـﱠﺼـَﻨ َـﻟ
َﻦﻴِﺤِﻟﺎﱠﺼﻟﺍ
َﻦِﻣ
ﱠﻦَﻧﻮُﻜَﻨَﻟَﻭ
ﱠﻦـَﻗ
/... lanaṣṣaddaqanna wa lanakūna mina ṣ-ṣāliḥīna / (QS 9:75) berasal dari morfem bebas
ﱠﻦَﻗﱠﺪَﺼَﺘ َﻳ
[jataßaddaqanna] dari polaﱠﻦ َﻠﱠﻌَﻔَﺘ َﻳ
[jatafa÷÷alanna] dan kata ganti orang pertama jamakُﻦْﺤَﻧ
/naḥnu/ ‘kami’ menjadiﱠﻦَﻗﱠﺪَﺼَﺘَﻧ
[nataßaddaqanna]. Dalam kaidah idgam, bentukﱠﻦَﻗﱠﺪَﺼَﺘَﻧ
[nataßaddaqanna] menjadi
ﱠﻦـَﻗ ﱠﺪـﱠﺼـَﻧ
[naßßaddaqanna] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] yang berada setelah bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] ] dihilangkan menjadiﱠﻦَﻗﱠﺪَﺼْﺘ َﻧ
[natßaddaqanna]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß] sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß]. Dengan demikian kata ini berubah menjadiﱠﻦَﻗﱠﺪَﺼْﺼَﻧ
[naßßaddaqanna]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiﱠﻦَﻗﱠﺪﱠﺼَﻧ
[naßßaddaqanna]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[ß] sejenis yangberurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [naß:ßaddaqanna].
9. Kata
َﻦﱠﻳﱠﺯِﺇ
[/iZZajjana]Pada data di atas, kata
َﻦﱠﻳﱠﺯِﺇ
[/iZZajjana] dalam potongan ayat ...ﱠﻦَﻅَﻭ
ْﺖـ َﻨـ ﱠﻳﱠﺯﺍ َﻭ
ﺎَﻬُﻠْﻫَﺃ
/....wāzzayyanat wa ẓanna `ahlahā .../ (QS 10: 24) berasal dari morfem bebasَﻦﱠﻳَﺰَﺗ
[taZajjana] dari polaَﻞﱠﻌَﻔَﺗ
[tafa÷÷ala]. Dalam kaidah idgamَﻦﱠﻳَﺰَﺗ
[taZajjana] menjadi
َﻦﱠﻳﱠﺯِﺇ
[/iZZajjana] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] dihilangkan menjadiَﻦﱠﻳَﺰْﺗ
[t-Zaj-ja-na], kemudian agar bunyi konsonan stop dental tidak bersuara dapatdibunyikan maka di awal kata ditambah bunyi konsonan stop glottal tidak bersuara ء [/] dan bunyi vokal tinggi [i] sehingga menjadi
َﻦﱠﻳَﺰْﺗِﺇ
[/it-Zaj-ja-na]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z] sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuaraﺕ
[t] berubah menjadi konsonan frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z] dengan demikian kata ini berubah menjadiَﻦﱠﻳَﺯْﺯِﺇ
[/iZ-Zaj-ja-na]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiَﻦﱠﻳﱠﺯِﺇ
[/iZZajjana]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [/iZ:Zajjana].10.Kata
ُﻊﱠﻤﱠﺴَﻳ
[jassamma÷u]Pada data di atas, kata
ُﻊﱠﻤﱠﺴَﻳ
[jassamma÷] dalam potongan ayatﻺَﻤْﻟﺍﻰَﻟِﺇ َﻥﻮـ ُﻌـ ﱠﻤـ ﱠﺴـ َﻳﻻ
/lā yassamma’ūna `ilā l-mala`i .../ (QS 37: 8) berasal dari morfem bebasُﻊﱠﻤَﺴَﺘ َﻳ
[jatasamma÷u] dari polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘ َﻳ
[jatafa÷÷alu]. Dalam kaidah idgam bentukُﻊﱠﻤَﺴَﺘَﻳ
[jatasamma÷u] menjadi
ُﻊﱠﻤﱠﺴَﻳ
[jassamma÷u] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] dihilangkan dan menjadiَﻊﱠﻤَﺴْﺘ َﻳ
[jatsamma÷u]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asmilasi dengan bunyi konsonan frikatif alveolar tidak bersuaraﺱ
[s] sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan frikatif alveolar tidak bersuara ﺱ [s] dengan demikian kata ini berubah menjadiُﻊﱠﻤَﺴْﺴَﻳ
[jassamma÷u]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutanmaka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiُﻊﱠﻤﱠﺴَﻳ
[jassamma÷u]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveolat besuaraﺱ
[s] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jas:samma÷u].11.Kata
ُﺮﱠﺑﱠﺪَﻳ
[jaddabbaru]Pada data di atas, kata
ُﺮﱠﺑﱠﺪَﻳ
[jaddabbaru] dalam potongan ayat... ﺍﻭُﺮـ ﱠﺑ
ﱠﺪـ َﻴ ِـﻟ
ٌﻙَﺭﺎَﺒُﻣ
ِﻪِﺗﺎَﻳﺁ
/ mubārakun liyaddabbarū `āyātihi .../ (QS 38: 29) berasal dari morfem bebasَﻳ
َﺮﱠﺑَﺪَﺘ
[jatadabbaru] dari polaَﻞﱠﻌَﻔَﺘ َﻳ
[jatafa÷÷alu]. Dalam kaidah idgam bentukُﺮﱠﺑَﺪَﺘَﻳ
[jatadabbaru] menjadi
ُﺮﱠﺑﱠﺪَﻳ
[jaddabbaru] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] pada dihilangkan menjadiَﺮﱠﺑَﺪْﺘ َﻳ
[jatdabbara]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan stop dental bersuara ﺩ [d] maka diuraikan kata tersebut menjadiُﺮﱠﺑَﺩ
َﻳ ْﺪ
[jaddabbaru]. Dalam kaidahidgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan
tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam menjadiُﺮﱠﺑﱠﺪَﻳ
[jaddabbaru]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sejenis yang berurutanberlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jad:dabbaru].
12.Kata
ﻰﱠﻛﱠﺰَﻳ
[jaZZakka:]Pada data di atas, kata
ﻰﱠﻛﱠﺰَﻳ
[jaZZakka:] dalam potongan ayatﻰﱠﻛﱠﺰـ َﻳ
ُﻪﱠﻠَﻌَﻟ
َﻚﻳِﺭْﺪُﻳ
ﺎَﻣَﻭ
/wa mā yudrīka la’allahu yazzakkā / (QS 80: 3) berasal dari morfem bebasﻰﱠﻛَﺰَﺘ َﻳ
[jataZakka:] dari polaُﻞﱠﻌَﻔَﺘ َﻳ
[jatafa÷÷alu]. Dalam kaidah idgam,ﻰﱠﻛَﺰَﺘَﻳ
[jataZakka:] menjadiﻰﱠﻛﱠﺰَﻳ
[jaZakka:] mengalami beberapa proses, yaitu bunyi vokal [a] pada bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] dihilangkan menjadiﻰﱠﻛَﺰْﺘ َﻳ
[jatZakka:]. Bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] mengalami asimilasi dengan bunyi konsonan frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z] y, sehingga bunyi konsonan stop dental tidak bersuara ﺕ [t] berubah menjadi konsonan frikatif alveolar bersuara ﺯ [Z] menjadiﻰﱠﻛَﺯْﺰَﻳ
[jaZZakka:]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalamiidgam menjadi
ﻰﱠﻛﱠﺰَﻳ
[jaZZakka:]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stopdental bersuara
ﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jaZ:Zakka:].BAB IV