BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
3.2.2 Perpindahan Tempat
Perpindahan tempat terjadi apabila dua vokal berada setelah dua konsonan yang sama, maka bunyi vokal yang pertama dipindahkan sebelum bunyi konsonan tersebut. Sehingga dua konsonan yang sama itu berurutan dalam satu kata. Bentuk kata seperti ini dapat dilihat seperti data-data yang berikut ini.
1. kata
ﱡﺐِﺤُﻳ
[juibbu]Pada data (1) di atas, kata
ﱡﺐِﺤُﻳ
/yuḥibbu/ [jui b bu] dalam potongan ayatﱡﺐِﺤُﻳ
ﻻ
ﱠﻞُﻛ
ٍﺭﺎﱠﻔَﻛ
ٍﻢﻴِﺛَﺃ
/lā yuḥibbu kullun kaffārin aṡīm/ (QS 2: 276) merupakan kata kerjamudori’, yang kata kerja maḍi dan mudori’nya seperti
ُﺐِﺒْﺤُﻳ
– َﺐَﺒْﺣَﺃ
[/ababa - jubibu] dengan polaُﻞِﻌْﻔُﻳ
– َﻞَﻌْﻓَﺃ
[/af÷ala - juf÷ilu] jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺐِﺒْﺤُﻳ
[jubibu]. Dalam morfemُﺐِﺒْﺤُﻳ
[jubibu] ini ditemukan bunyi vokal hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu stop bilabial bersuara [b]. Agar kedua konsonan stop bilabial itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [i] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stop bilabial bersuara [b] sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺐْﺒِﺤُﻳ
[juibbu] dan dua bunyi konsonan stop bilabial bersuara menjadi konsonan berurutan yaitu [bb]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺐِﺒْﺤُﻳ
[jub i b u] menjadiﱡﺐِﺤُﻳ
[jui b b u]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop bilabial sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, menjadi [juib:bu].2. Kata
ﱡﺐَﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabbu]Pada data (2) di atas, kata
ﺍْﻮﱡﺒ َﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabbu:] dalam potongan ayatﺍﻮﱡﺒَﺤَﺘْﺳﺍ
ِﻥِﺇ
َﺮْﻔُﻜْﻟﺍ
ﻰَﻠَﻋ
morfem bebas
ﱡﺐِﺤَﺘْﺴَﻳ
– ﱠﺐَﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabba - jastaibbu], dan kataﺍ ْﻮﱡﺒ َﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabbu:] menjadi kata kerja maḍi dalam bentuk jamak muzakar salim. Jika diuraikan maka kata tersbut asal katanya ialahُﺐِﺒْﺤَﺘْﺴَﻳ
– َﺐَﺒْﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabba - jastaibbu] dari pola kataُﻞِﻌْﻔَﺘْﺴَﻳ
- َﻞَﻌْﻔَﺘْﺳِﺇ
[/istaf÷ala- jastaf÷ilu]. Untuk membentuk idgam dari dua bunyi konsonan yang sama yaitu konsonan stop bilabial bersuara [b] pada kata َﺐَﺒْﺤَﺒْﺳِﺇ [/istababa], maka bunyi vokal [a] yang berada setelah konsonan bilabial bersuara [b] yang pertama dipindahkan letaknya menjadi setelah konsonan stop bilabial bersuara [b] tersebut sehingga menjadiَﺐ ْﺒ َﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaabba] dan dua bunyi konsonan stop bilabial bersuara menjadi konsonan berurutan yaitu [bb]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukَﺐَﺒْﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istab a b a] menjadiﱠﺐَﺤَﺘْﺳِﺇ
[/istaa b b a]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop bilabial sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [/istaab:ba].3. Kata
ﱡﺖِﺒَﻳ
[jabittu]Pada data (3) di atas, kata
ﱡﺖِﺒَﻳ
[jabittu] (BAK, 1972: 56) berasal dari morfem bebasﱠﺖَﺑ
-
ﱡﺖِﺒَﻳ
[batta - jabittu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺖِﺘْﺒَﻳ- َﺖَﺘَﺑ
[batata -jabtitu] yang pola katanya ialah
ُﻞِﻌْﻔَﻳ
-َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ilu]. Pemindahan bunyi vokal [i] pada suku kata kedua terbukaُﺕ
-
ِﺕ
-
ْﺐَﻳ
[jab-ti-tu]menjadi suku kata kedua pada suku kata tertutup yaituُﺕ
- ْﺖِﺑ
- َﻱ
[ja-bit-tu]. Dalam morfem [jabittu] ini terjadi urutan bunyi konsonan stop dental tidak bersuara [tt]. Menurut kaedahidgam, bunyi konsonan yang sama apabila terletak berurutan maka salah satu bunyi
konsonan itu dihilangkan dalam tulisan dan diganti dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam, menjadiﱡﺖَﺒَﻳ
[jabittu]. Dalam kaedah fonologi, untuk bunyi konsonan yang sama dalam satu kata akanmenghasilkan geminasi atau pemanjangan bunyi konsonan. Dengan demikian kata
ﱡﺖَﺒَﻳ
[jabittu] menjadi [jabit:tu].4. Kata
ﱡﺚُﺠَﻳ
[ja∆uTTu]Pada data (4) di atas, kata
ﱡﺚُﺠَﻳ
[ja∆uTTu] (BAK, 1972: 84) berasal dari morfem bebasﱡﺚُﺠَﻳ
– ﱠﺚَﺟ
[∆aTTa - ja∆uTTu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺚُﺜْﺠَﻳ
-َﺚَﺜَﺟ
[∆aTaTa - ja∆TuTu] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Pemindahan bunyi vokal [u] pada suku kata kedua terbukaُﺙ
- ُﺙ
– ْﺞَﻳ
[ja∆-Tu-Tu] menjadi suku kata tertutup yaituُﺙ
- ْﺚُﺟ
- َﻱ
[ja-∆uT-Tu]. Dalam morfemُﺚْﺜُﺠَﻳ
[ja∆uTTu] ini terjadi urutan bunyi konsonan frikatif interdental tidak bersuara [TT]. Menurut kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam, menjadiﱡﺚُﺠَﻳ
[ja∆uTTu]. Dalam kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif interdental tidak bersuara [T] sejenis yang berurutan akan menghasilkan geminasi atau pemanjangan bunyi konsonan, sehingga menjadi [ja∆uT:Tu].5. Kata
ﱡﺞُﺤَﻳ
[jau∆∆u]Pada data (5) di atas, kata
ﱡﺞُﺤَﻳ
[jau∆∆u] (BAK, 1972: 97) berasal dari morfem bebas ﱡﺞُﺤَﻳ– ﱠﺞَﺣ [a∆∆a - jau∆∆u], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺞُﺠْﺤَﻳ
-
َﺞَﺠَﺣ
[a∆a∆a - ja∆u∆u] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu].Pemindahan bunyi vokal [u] pada suku kata kedua terbuka
ُﺝ- ُﺝ- ْﺢَﻳ
[ja-∆u-∆u] menjadi suku kata tertutup yaituُﺝ
- ْﺞُﺣ
- َﻱ
[ja-u∆--∆u]. Dalam morfemُﺞْﺠُﺤَﻳ
[jau∆∆u] ini terjadi urutan bunyi konsonan frikatif alveopalatal bersuara [∆∆]. Menurut kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam, menjadiﱡﺞُﺤَﻳ
[jau∆∆u] . Dalam kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveopalatal bersuara[∆] sejenis yang berurutan akan menghasilkan geminasi atau pemanjangan bunyi konsonan, sehingga menjadi [jau∆:∆u].
6. Kata
ﱡﺢَﺒَﻳ
[jabuu]Pada data (6) di atas, kata
ﱡﺢُﺒَﻳ
[jabuu] (BAK, 1972: 57) berasal dari morfem bebasﱠﺢَﺑ
-
ﱡﺢُﺒَﻳ
[baa - jabuu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺢُﺤْﺒَﻳ
-َﺢَﺤَﺑ
[baaa - jabuu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
[jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺢُﺤْﺒَﻳ
[jabuu] ini, ditemukan bunyi vokal yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif faringal tidak bersuaraﺡ
[]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif faringal tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif faringal tidak bersuara [] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺢ ْﺤُﺒَﻳ
[jabuu] dan dua bunyi konsonan frikatif faringal tidak bersuara [] menjadi konsonan berurutan []. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺢ ْﺤُﺒَﻳ
[jabuu] menjadiﱡﺢُﺒَﻳ
[jabu u]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif faringal tidak bersuara [] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jabu:u].7. Kata
ﱡﺦُﺒَﻳ
[jabuxxu]Pada data (7) di atas, kata
ﱡﺦُﺒَﻳ
[jabuxxu] (BAK, 1972: 57) berasal dari morfem bebasﱠﺦَﺑ
-
ﱡﺦُﺒَﻳ
[baxxa – jabuxxu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺦُﺨْﺒَﻳ
-َﺦَﺨَﺑ
[baxaxa - jabxuxu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺦُﺨْﺒَﻳ
[jabxuxu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif velar tidak bersuaraﺥ
[x]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif velar tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif velar tidak bersuara [x] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺦْﺨ ُﺒَﻳ
[jabuxxu] dan duabunyi konsonan frikatif velar tidak bersuara [x] menjadi konsonan berurutan [xx]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺦُﺨْﺒَﻳ
[jabxuxu] menjadiﱡﺦُﺒَﻳ
[jabux:xu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif velar tidak bersuaraﺥ
[x] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jabux:xu].8. Kata
ﱡﺪُﻤَﻳ
[jamuddu]Pada data (8) di atas, kata
ﱡﺪُﻤَﻳ
[jamuddu] dalam potongan ayat...
ﻲِﻓ
ْﻢُﻫﱡﺪُﻤَﻳَﻭ
ْﻢِﻬِﻧﺎَﻴْﻐُﻁ
... /..wa yamudduhum fī ṭugyānihim.../ (QS, 2:15) berasal dari morfem bebasﱠﺪَﻣ
–ﱡﺪُﻤَﻳ
[madda – jamuddu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺩُﺪْﻤ َﻳ
- َﺩَﺪَﻣ
[madada - jamdudu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺩُﺪْﻤَﻳ
[jamdudu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu stop dental bersuaraﺩ
[d]. Agar kedua bunyi konsonan stop dental bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stop dental bersuara [d] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺩْﺪُﻤ َﻳ
[jamuddu] dan dua bunyi konsonan stop dental bersuara [d] menjadi konsonan berurutan [dd]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺩُﺪْﻤَﻳ
[jamdudu] menjadiﱡﺪُﻤَﻳ
[jamuddu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental bersuaraﺩ
[d] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jamud:du].9. Kata
ﱡﺫُﺮَﻳ
[jaruDDu]Pada data (9) di atas, kata
ﱡﺫُﺮَﻳ
[jaruDDu] (BAK, 1972: 140) berasal dari morfem bebas-ﱠﺫَﺭ
ﱡﺫُﺮَﻳ
[raDDa – jaruDDu] , jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺫ ُﺫ ْﺮَﻳ
َﺫَﺫَﺭ
- [raDaDa - jarDuDu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺫُﺫْﺮَﻳ
[jarDuDu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif interdental tidak bersuaraﺫ
[D]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif interdental tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif interdental tidak bersuara [D] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺫْﺫُﺮَﻳ
[jaruDDu] dan dua bunyi konsonan frikatif interdental tidak bersuara [D] menjadi konsonan berurutan [D]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺫُﺫْﺮَﻳ
[jarDuDu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺫْﺫُﺮَﻳ
[jaruDDu] setelah diidgamkan menjadiﱡﺫُﺮَﻳ
[jaruDDu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop velarized bersuaraﺫ
[D] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jaruD:Du].10.Kata
ﱞﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqarrun]Pada data (10) di atas, kata
ﱞﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqarrun] dalam potongan ayat...
....ﱞﺮـَﻘـَﺘْﺴُﻣ
ٌﻉﺎَﺘَﻣَﻭ
ﻰَﻟِﺇ
ٍﻦﻴِﺣ
... /..mustaqarrun wamatā’un `ila ḥīnin.../ (QS, 2:36) berasal darimorfem bebas
ﱞﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
– ﺍًّﺭﺎﻘِﺘْﺳِﺇ
- ﱡﺮِﻘَﺘْﺴَﻳ
– ﱠﺮَﻘ َﺘْﺳِﺇ
[÷istaqarra – jastaqirru – istiqa:rra:n – mustaqarrun], jika diuraikan maka asal katanya ialahٌﺭَﺮْﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqrarun] yang pola katanya ialahٌﻞَﻌْﻔَﺘْﺴُﻣ
[mustaf/alun]. Dalam morfemٌﺭَﺮْﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqrarun] ini, ditemukan bunyi vokal [a] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu vibran alveolar bersuaraﺭ
[r]. Agar kedua bunyi konsonan vibran alveolar bersuara itudapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [a] dipindahkan letaknya sebelum konsonan vibran alveolar bersuara [r] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadi
ٌﺭْﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqarrun] dan dua bunyi konsonan vibran alveolar bersuara [r] menjadi konsonan berurutan [rr]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukٌﺭَﺮْﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqrarun] setelah harkat dipindahkan menjadiٌﺭْﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqarrun] setelah diidgamkan menjadiﱞﺮَﻘَﺘْﺴُﻣ
[mustaqarrun]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan vibran alveolar bersuaraﺭ
[r] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [mustaqar:run].11.Kata
ﱡﺮُﻀَﻳ
[jaÍurru]Pada data (11) di atas, kata
ﱡﺮُﻀَﻳ
[jaÍurru] dalam potongan ayat ...ْﻢُﻫ ﱡﺮـ ُﻀَﻳ
ﺎَﻣ...
/...mā yaḍurruhum.../ (QS 2: 102) berasal dari morfem bebasﱡﺮُﻀَﻳ
-ﱠﺮَﺿ
[Íarra - jaÍurru], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺭُﺮْﻀَﻳ
-َﺭَﺮَﺿ
[Íarara - jaÍruru] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺭُﺮْﻀَﻳ
[jaÍruru] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu vibran alveolar bersuaraﺭ
[r]. Agar kedua bunyi konsonan vibran alveolar bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan vibran alveolar bersuara [r] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺭْﺮُﻀَﻳ
[jaÍurru] dan dua bunyi konsonan vibran alveolar bersuara [r] menjadi konsonan berurutan [rr]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺭُﺮْﻀَﻳ
[jaÍruru] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺭْﺮُﻀَﻳ
[jaÍurru] setelah diidgamkan menjadiَﻳ
[r] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jaÍur:ru].
12.Kata
ﱡﺰِﻌُﻳ
[ju÷iZZu]Pada data (12) di atas, kata
ﱡﺰِﻌُﻳ
[ja÷iZZu] dalam potongan ayat.... ُءﺎَﺸَﺗ
ْﻦَﻣ
ﱡﺰـِﻌُﺗ َﻭ
...
/ wa tu’izzu man tasyā`u .../ (QS 3: 26) berasal dari morfem bebasﱡﺰِﻌُﻳ
- ﱠﺰَﻋَﺍ
[/a÷aZZa - ju÷iZZu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺯِﺰْﻌُﻳ
-َﺯَﺰْﻋَﺍ
[/a÷ZaZa - ju÷ZiZu] yang pola katanya ialahُﻞ ِﻌْﻔُﻳ
-َﻞَﻌْﻓَﺃ
[/af÷ala - juf÷ilu]. Dalam morfemُﺯِﺰْﻌُﺗ
[tu÷ZiZu] ini, ditemukan bunyi vokal [i] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif alveolar bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [i] dipinda hkan letaknya sebelum konsonan frikatif alveolar bersuara [Z] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺯ ْﺰ ِﻌُﺗ
[tu÷iZZu] dan dua bunyi konsonan frikatif alveolar bersuara [Z] menjadi konsonan berurutan [ZZ]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺯِﺰْﻌُﻳ
[ju÷ZiZu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺯْﺰِﻌُﻳ
[ju÷iZZu] setelah diidgamkan menjadiﱡﺰِﻌُﻳ
[ju÷iZZu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveolar bersuaraﺯ
[Z] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi sehingga menjadi, sehingga menjadi [ju/iZ:Zu] .13.Kata
ﱡﺲ َﻤَﻳ
[jamussu]Pada data (13) di atas, kata
ﱡﺲ َﻤَﻳ
[jamassu] pada potongan hadis... ﱡﺲَﻤَﻳ ُﻞُﺟﱠﺮﻟﺍ
/ar- rajulu yamassu..../ (TBBA, tt: 17) berasal dari morfem bebasﱡﺲ َﻤَﻳ– ﱠﺲَﻣ
[massa – jamassu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺲ َﺴْﻤَﻳ- َﺲَﺴَﻣ
[masasa - jamsasu] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺲَﺴْﻤَﻳ
[jamsasu] ini, ditemukan bunyi vokal [a] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif alveolar tidak bersuara
ﺱ
[s]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif alveolar tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [a] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif alveolar tidak bersuara [s] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺲْﺴَﻤَﻳ
[jamassu] dan dua bunyi konsonan frikatif alveolar tidak bersuara [s] menjadi konsonan berurutan [ss]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukَﺴْﻤَﻳ
ُﺲ
[jamsasu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺲْﺴ ُﻤَﻳ
[jamassu] setelahdiidgamkan menjadi
ﱡﺲ َﻤَﻳ
[jamussu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonanfrikatif alveolar tidak bersuara
ﺱ
[s] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jamus:su].14. Kata
ﱡﺶُﺤَﻳ
[jauSSu]Pada data (14) di atas, kata
ﱡﺶُﺤَﻳ
[jauSSu] (BAK, 1972:
103) berasal dari morfem bebas, jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺶُﺸ ْﺤَﻳ
-َﺶَﺸَﺣ
[aSaSa - jaSuSu] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺶُﺸْﺤَﻳ
[jaSuSu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif alveopalatal tidak bersuaraﺵ
[S]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuara [S] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺶْﺸُﺤَﻳ
[jauSSu] dan dua bunyi konsonan frikatif alveopalatal tidak bersuara [S] menjadi konsonan berurutan [SS]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺶُﺸْﺤَﻳ
[jaSuSu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺶْﺸُﺤَﻳ
[jau SSu] setelah diidgamkan menjadi
ﱡﺶُﺤَﻳ
[jauSSu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan frikatif alveo palatal tidak bersuaraﺵ
[S] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehinggga menjadi [jauS:Su].15.Kata
ﱡﺺَﻘَﻳ
[jaqußßu]Pada data (15) di atas, kata
ﱡﺺُﻘَﻳ
[jaqußßu] pada potongan ayat ....ﱠﻖَﺤْﻟﺍ
ﱡﺺُﻘـ َﻳ
... /... yaquṣṣu l-ḥaqqa ../ (QS 6:57) berasal dari morfem bebasﱡﺺُﻘَﻳ
- ﱠﺺَﻗ
[qaßßa - jaqußßu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺺُﺼْﻘَﻳ
[jaqßußu] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﺺُﺼْﻘَﻳ
[jaqßußu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif velarized tidak bersuaraﺹ
[s]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif velarized tidak bersuara [ß] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺺْﺼُﻘَﻳ
[jaqußßu] dan dua bunyi konsonan frikatif velarized tidak bersuara [ß] menjadi konsonan berurutan [ßß]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺺُﺼْﻘَﻳ
[jaqßußu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺺْﺼُﻘَﻳ
[jaqußßu] setelahdiidgamkan menjadi
ﱡﺺُﻘَﻳ
[jaqußßu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonanfrikatif velarized tidak bersuara
ﺹ
[ß] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jaquß:ßu].16. Kata
ﱡﺾُﺤَﻳ
[jauÍÍu]Pada data (16) di atas, kata
ﱡﺾُﺤَﻳ
[jauÍÍu] (BAK, 1972: 104) berasal dari morfem bebasﱡﺾُﺨَﻳ
– ﱠﺾَﺣ
[aÍÍa - jauÍÍu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﺾُﻀْﺤَﻳ
-َﺾَﻀَﺣ
[aÍaÍa - jaÍ u Í u] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala- jaf÷ulu]. Dalam morfem
ُﺾُﻀْﺤَﻳ
[jaÍuÍu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu stop dental velarized bersuaraﺽ
[Í]. Agar kedua bunyi konsonan stop dental velarized bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stop dental velarized bersuara [Í] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﺾْﻀُﺤَﻳ
[jauÍÍu] dan dua bunyi konsonan stop dental velarized bersuara [Í] menjadi konsonan berurutan [ÍÍ]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﺾُﻀ ْﺤَﻳ
[jaÍuÍu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﺾْﻀُﺤَﻳ
[jau Í Í u] setelah diidgamkan menjadiﱡﺾُﺤَﻳ
[jau Í Í u]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental velarized bersuaraﺽ
[Í] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [jauÍ:Íu].17. Kata
ﱡﻂُﺨَﻳ
[jaxuˇˇu]Pada data (17) di atas, kata
ﱡﻂُﺨَﻳ
[jaxuˇˇu] (BAK, 1972: 118) berasal dari morfem bebasﱡﻂُﺨَﻳ
– ﱠﻂَﺧ
[xaˇˇa - jaxuˇˇ], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻂُﻄ ْﺨَﻳ
َﻂَﻄَﺧ
- [xaˇaˇa - jaxˇuˇu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﻂُﻄْﺨَﻳ
[jaxˇuˇu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu stop dental velarized tidak bersuaraﻁ
[ˇ]. Agar kedua bunyi konsonan stop dental velarized tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stopdental velarized tidak bersuara [ˇ] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadi
ُﻂْﻄ ُﺨَﻳ
[jaxuˇˇu] dan dua bunyi konsonan stop dental velarized tidak bersuara [ˇ] menjadi konsonan berurutan [ˇˇ]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻂُﻄ ْﺨَﻳ
[jaxˇuˇu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻂْﻄُﺨَﻳ
[jaxuˇˇu] setelah diidgamkan menjadiﱡﻂُﺨَﻳ
[jaxuˇˇu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stop dental velarizedtidak bersuara
ﻁ
[ˇ] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, sehingga menjadi [yaxuˇ:ˇu].18.Kata
ﱡﻆُﺒَﻳ
[jabu¸¸u]Pada data (18) di atas, kata
ﱡﻆُﺒَﻳ
[jabu¸¸u] (BAK, 1972: 68) berasal dari morfem bebasﱡﻆُﺒَﻳ
- ﱠﻆَﺑ
[ba¸¸a - jabu¸¸u], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻆُﻈْﺒَﻳ
َﻆَﻈَﺑ
[ba¸a¸a - jab¸u¸u] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﻆُﻈْﺒَﻳ
[jab¸u¸u] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif velarized bersuaraﻅ
[¸]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif velarized bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif velarized bersuara [¸] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻆْﻈُﺒَﻳ
[jabu¸¸u] dan dua bunyi konsonan frikatif velarized bersuara [¸] menjadi konsonan berurutan [¸¸]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻆُﻈْﺒَﻳ
[jab¸u¸u] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻆْﻈُﺒَﻳ
[jabu¸¸u] setelahfrikatif velarized bersuara
ﻅ
[¸] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi,maka menjadi [jabu¸:¸u].19.Kata
ﱡﻊُﻜَﻳ
[jaku÷÷u]Pada data (19) di atas, kata
ﱡﻊُﻜَﻳ
[jaku÷÷u] (BAK, 1972: 377) berasal dari morfem bebasﱡﻊُﻜَﻳ
- ﱠﻊَﻛ
[ka÷÷a - jaku÷÷u], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻊُﻌْﻜَﻳ
َﻊَﻌَﻛ
-[ka÷a÷a - jak÷u÷u] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﻊُﻌْﻜَﻳ
[jak÷u÷u] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu frikatif faringal bersuaraﻉ
[÷]. Agar kedua bunyi konsonan frikatif faringal bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif faringal bersuara [÷] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻊْﻌُﻜَﻳ
[jaku÷÷u] dan dua bunyi konsonan frikatif faringal bersuara [÷] menjadi konsonan berurutan [÷÷]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻊُﻌْﻜَﻳ
[jak÷u÷u] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻊْﻌُﻜَﻳ
[jaku÷÷u] setelahdiidgamkan menjadi
ﱡﻊُﻜَﻳ
[jaku÷÷u]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonanfrikatif faringal bersuara
ﻉ
[÷] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [ka÷:÷a].20. Kata
َﻖُﺷَﺃ
[aSuqqu]Pada data (20) di atas, kata
ﱠﻖُﺷَﺃ
[/aSuqqa] (TBBA, tt: 8) berasal dari morfem bebasﱡﻖُﺸَﻳ
[jaSuqqu]. Jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻖﻘْﺸَﻳ
-َﻖَﻘَﺷ
[Saqqa -jaSuqqu] yang pola katanya ialah
ُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu], kataﱡﻖُﺷَﺃ
[/aSuqqu] merupakan kata kerja maḍi dalam bentuk orang pertama tunggal. Dalam morfemُﻖُﻘْﺸَﻳ
[jaSququ] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantaradua konsonan yang sama yaitu stop uvular tidak bersuara
ﻕ
[q]. Agar kedua bunyi konsonan stop uvular tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stop uvular tidak bersuara [q] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻖْﻘُﺸَﻳ
[jaSuqqu] dan dua bunyi konsonan stop uvular tidak bersuara [q] menjadi konsonan berurutan [qq]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻖُﻘْﺸَﻳ
[jaSququ] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻖْﻘُﺸَﻳ
[jaSuqqu] setelahdiidgamkan menjadi
ﱡﻖُﺸَﻳ
[jaSuqqu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan stopuvular tidak bersuara
ﻕ
[q] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, maka menjadi [jaSuq:qu].21.Kata
ﱡﻚُﺘَﻳ
[jatukku]Pada data (21) di atas, kata
ﱡﻚُﺘَﻳ
[jatukku] (BAK, 1972: 78) berasal dari morfem bebasﱡﻚُﺘَﻳ– ﱠﻚَﺗ
[takka – jatukku], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻚُﻜْﺘَﻳ
َﻚَﻜَﺗ
-[takaka - jatkuku] yang pola katanya ialahُﻞ ُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﻚُﻜْﺘَﻳ
[jatkuku] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu stop velar tidak bersuaraﻙ
[k]. Agar kedua bunyi konsonan stop velar tidak bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan stop velar tidak bersuara [k] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻚْﻜُﺘَﻴَﻳ
[jakukku] dan dua bunyi konsonan stop velar tidak bersuara [k] menjadi konsonan berurutan [kk]. Menurut kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻚُﻜْﺘَﻳ
[jatkuku] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻚْﻜُﺘَﻳ
[jatukku] setelahvelar tidak bersuara
ﻙ
[k] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, menjadi [jatuk:ku].22.Kata
ﱡﻞِﻀُﻳ
[juÍillu]Pada data (22) di atas, kata
ﱡﻞِﻀُﻳ
[juÍillu] dalam potongan ayat ...ِﻪِﺑ
ﱡﻞِﻀُﻳ
ﺎَﻣَﻭ
.... /...wa mā yuḍillu bihi... / (QS 2: 26) berasal dari morfem bebasﱡﻞِﻀُﻳ
- ﱠﻞَﺿَﺃ
[/aÍalla – juÍillu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻞِﻠْﻀُﻳ
- َﻞَﻠْﺿَﺃ
[/aÍlala - juÍlilu] yang pola katanya ialahُﻞِﻌْﻔُﻳ
- َﻞَﻌْﻓَﺃ
[/af÷ala - juf÷ilu]. Dalam morfemْﻀُﻳ
ِﻠ
ُﻞ
[juÍlilu] ini, ditemukan bunyi vokal [i] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu lateral alveolar bersuaraﻝ
[l]. Agar kedua bunyi konsonan lateral alveolar bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [i] dipindahkan letaknya sebelum konsonan lateral alveolar bersuara [l] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻞْﻠِﻀُﻳ
[jaÍillu] dan dua bunyi konsonan lateral alveolar bersuara [l] menjadi konsonan berurutan [ll]. Menurut kaidahidgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan
tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻞِﻠْﻀُﻳ
[juÍlilu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻞْﻠِﻀُﻳ
[juÍillu] setelah diidgamkan menjadiﱡﻞِﻀُﻳ
[juÍillu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan lateral alveolar bersuaraﻝ
[j] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, menjadi [juÍil:lu].
23. Kata
ﱠﻢ ِﺘـ ُﻳـ
[jutimma]Pada data di atas, kata
ﱡﻢِﺘُﻳ
[jutimmu] dalam potongan ayatَﺔَﻋﺎَﺿﱠﺮﻟﺍ
ﱠﻢـ ِﺘـ ُﻳ
ْﻥَﺃ
/`an yutimma r-raḍā’ata .../ (QS 2: 233) berasal dari morfem bebasﱡﻢِﺘُﻳ
– ﱠﻢَﺗَﺃ
[/atamma – jutimmu] jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻢِﻤْﺘُﻳ
- َﻢَﻤْﺗَﺃ
[atmama - jutmimu] yang pola katanya ialahُﻞِﻌْﻔُﻳ
- َﻞَﻌْﻓَﺃ
[/f÷ala - juf÷ilu]. Dalam morfemُﻢِﻤْﺘُﻳ
[jutmimu] ini, ditemukan bunyi vokal [i] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu nasal bilabial bersuara
ﻡ
[m]. Agar kedua bunyi konsonan nasal bilabial bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [i] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif faringal bersuara [÷] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻢْﻤِﺘُﻳ
[jutimmu] dan dua bunyi konsonan nasal bilabial bersuara [m] menjadi konsonan berurutan [mm]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻢِﻤْﺘُﻳ
[jutmimu] setelah harkat dipindahkan menjadiُﻢْﻤِﺘُﻳ
[jutimmu] setelah diidgamkan menjadiﱡﻢِﺘُﻳ
[jutimmu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan nasal bilabial bersuaraﻡ
[m] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan geminasi, menjadi [jutim:ma].
24.Kata
ﱡﻦُﻤَﻳ
[jamunnu]Pada data di atas, kata
ﱡﻦُﻤَﻳ
[jamunnu] dalam potongan ayat... ﱡﻦُﻤَﻳ
َﱠﷲ ﱠﻦِﻜَﻟَﻭ ....
/ wa lakinna allaha yamunnu/ (QS 14: 11) berasal dari morfem bebasﱡﻦُﻤَﻳ
– ﱠﻦَﻣ
[manna - jamunnu], jika diuraikan maka asal katanya ialahُﻦُﻨْﻤَﻳ
- َﻦَﻨَﻣ
[manana - jamnunu] yang pola katanya ialahُﻞُﻌْﻔَﻳ
- َﻞَﻌَﻓ
[fa÷ala - jaf÷ulu]. Dalam morfemُﻦُﻨْﻤَﻳ
[jamnunu] ini, ditemukan bunyi vokal [u] yang hadir diantara dua konsonan yang sama yaitu nasal alveolar bersuaraﻥ
[n]. Agar kedua bunyi konsonan nasal alveolar bersuara itu dapat dibentuk menjadi idgam, maka bunyi vokal [u] dipindahkan letaknya sebelum konsonan frikatif faringal bersuara [÷] yang pertama sehingga bentuk morfem tersebut menjadiُﻦْﻨُﻤَﻳ
[jamunnu] dan dua bunyi konsonan nasal alveolar bersuara [n] menjadi konsonan berurutan [÷÷]. Dalam kaidah idgam bunyi konsonan yang sama berurutan maka salah satu dari bunyi konsonan tersebut dihilangkan dan digantikan dengan tanda tasydid [
] yang menandakan bahwa kedua konsonan itu mengalami idgam. Oleh karena itu bentukُﻦُﻨْﻤَﻳ
[jamnunu]setelah harkat dipindahkan menjadi
ُﻦْﻨُﻤَﻳ
[jamunnu] setelah diidgamkan menjadiﱡﻦُﻤَﻳ
[jamunnu]. Menurut kaedah fonologi bunyi konsonan nasal alveolar bersuaraﻥ
[n] sejenis yang berurutan berlaku pemanjangan konsonan yang disebut dengan