a. Tujuan
Untuk memisahkan antara biji dan serat serta untuk memperoleh biji sebersih mungkin.
b. Dasar Teori
Serat dan biji yang telah diuraikan dalam Cake Breake
Conveyor (CBC) kemudian dilanjutkan kedalam depericarper untuk
dipisahkan serat dan bijinya. Sebelum masuk ke dalam separating
coloum, biji didalam CBC diuraikan atas fraksi berat yaitu biji utuh,
biji pecah, dan inti utuh. Di dalam separating coloum, bahan ringan (ampas dan cangkang halus) akan terhisap oleh udara dan masuk ke
cyclone. Sedangkan biji akan jatuh dan masuk ke dalam polishing drum. Akibat gesekan antara biji dan dinding tromol polishing drum,
sisa-sisa serat yang melekat akan terlepas dan terhisap ke dalam
48
c. Waktu dan Tempat Waktu : 11 Maret 2009
Tempat : Stasiun pemisahan biji dan ampas d. Alat dan Bahan
Alat : Cake breaker conveyor, separating coloum, nut polishing
drum, pneumatic transport system.
Bahan : Ampas dari hasil press (ampas dan biji). e. Prosedur Kerja
1. Serat dari hasil pengempaan (press cake) yang terdiri dari campuran biji dan serat, umumnya masih berbentuk gumpalan yang belum terurai di proses di dalam Cake Breaker Conveyor (CBC) agar serat dan biji dapat di pisahkan.
2. Biji dan serat yang telah terurai masuk ke dalam separating
coolum, bahan-bahan yang ringan seperti serat dan cangkang halus
akan dihisap dan dibawa ke fibre cyclon sedangkan biji akan jatuh kedalam tromol pembersih ( nut polishing drum) yang berputar. 3. Biji yang masuk ke dalam nut polishing drum akan dibersihkan
dari sisa serat yang masih menempel, akibat dari gesekan antara biji dan dinding tromol ampas akan terlepas dan terhisap ke dalam siklon.
4. Melalui elevator pnueumatic transport biji dibawa menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pengeringan.
49
f. Hasil Yang Dicapai
Biji (nut) yang telah dipisahkan dari serat dan menghasilkan inti sawit yang baik/maksimal dengan kerugian yang kecil. Dari 100% TBS yang diolah di dapat jumlah biji 11% dan serabut 14%.
g. Pembahasan
Proses pemisahan biji dan serat dari hasil pengempaan bertuj uan terutama untuk memperoleh biji sebersih mungkin dengan cara
pnuematis yaitu pemisahan biji dan serat dengan menggunakan udara
yang berupa hisapan dimana bahan yang berat akan jatuh ke bawah masuk ke dalam polishing drum sedangkan ampas yang ringan akan terisap ke atas oleh blower untuk masuk ke dalam fiber cyclone untuk digunakan sebagai bahan bakar.
2. Pemeraman a. Tujuan
Untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam biji kelapa sawit dan membiarkan biji untuk menjalani proses penguapan/pengeringan, sehingga mempermudah pelepasan inti dari cangkangnya.
b. Dasar Teori
Menurut Sunarko (2007), biji yang keluar dari nut polishing
drum di angkut ke nut silo untuk dikeringkan. Proses pengeringan
dilakukan dengan cara mengalirkan udara panas. Pengeringan ini bertujuan agar inti tidak melekat di bagian cangkang dan untuk
50
memudahkan pemecahan. Proses pengeringan ini berlangsung selama 8 jam. Biji yang akan diproses harus kering karena jika kurang kering menyebabkan biji utuh dan biji setengah pecah banyak terbawa pada cangkang.
c. Waktu dan Tempat
Waktu : 11 Maret 2009
Tempat : Stasiun pemeraman biji (nut silo) d. Alat dan Bahan
Alat : Polishing drum, nut silo, elevator elemen pemanas, blower
peniup.
Bahan : Biji (nut) e. Prosedur Kerja
1. Biji (Nut) yang telah dibersihkan di polishing drum, kemudian dibawa ke nut silo melalui elevator untuk dikeringkan.
2. Suhu pada silo pengeringan harus memiliki 60ºC - 80ºC.
3. Elemen pemanas harus dibersihkan setiap 2 minggu sekali dan hindari masuknya kotoran dari luar ke blower peniup.
4. Lama pengeringan berkisar 8 jam dan hasil pengeringan tersebut dapat terlihat dari biji yang keluar sudah kocak.
f. Hasil Yang Dicapai
Biji (Nut) yang sudah kering dan kocak dengan kadar air ± 18 % menjadi ± 12 % serta memudakan untuk proses selanjutnya.
51
g. Pembahasan
Proses pemeraman/pengeringan inti dilakukan dengan cara mengalirkan udara panas dengan tujuan agar inti mudah lekang dan terlepas dari cangkangnya. Biji yang keluar dari
depericarper/polishing drum sebelum dipecah di ripple mill,
dikeringkan terlebih dahulu di dalam nut silo (silo pengering biji). Proses pengeringan berlangsung selama 8 jam dengan suhu 60ºC-80ºC, sistem pengeringan yang baik mampu menurunkan kadar air dari biji ± 18% menjadi ± 12%.
3. Pemecahan Biji a. Tujuan
Untuk memecah biji seefisien mungkin sehingga diperoleh inti sawit seminimal mungkin
b. Dasar Teori
Menurut Sunarko (2007), nut craker atau mesin pemecah biji merupakan alat centrifuge yang memiliki rotor berputar dengan kecepatan tinggi 950-1000 putaran per menit. Biji-biji dari nut bin akan masuk ke dalam alat ini. Dalam rotor berputar biji-biji tersebut akan terlempar kuat ke dinding craker dan pecah sehingga inti lepas dari cangkang. Campuran pecahan ini selanjutnya akan disalurkan ke
52
c. Waktu dan Tempat
Waktu : 17 Maret 2009
Tempat : Stasiun pemecah biji (Ripple mill) d. Alat dan Bahan
Alat : Nut silo, greading drum, dry nut conveyor, nut elevator,
ripple mill.
Bahan : Biji (Nut). e. Prosedur Kerja
1. Biji (nut) yang dikeringkan dalam nut silo kemudian diproses di melalui dry nut conveyor dan nut elevator.
2. Kemudian nut masuk kedalam ripple mill untuk dipecahkan. 3. Setelah proses pemecahan nut, maka campuran antara kernel dan
cangkang akan di proses lagi. f. Hasil Yang Dicapai
Biji yang sudah dipecahkan dan terlepas dari cangkangnya. Dari 100% buah yang diolah dihasilkan kernel yaitu 4,50% dan cangkang 5%.
g. Pembahasan
Biji yang sudah kering dimasukkan ke dalam alat pemecah biji
(ripple mill) dengan rotor yang berputar sehingga biji-biji tersebut
terlempar kuat ke dinding tomol yang mengakibatkan biji pecah dan inti terlepas dari cangkangnya.
53
4. Pemisahan Inti dan Cangkang a. Tujuan
Untuk memisahkan inti kelapa sawit dari pecahan cangkang b. Dasar Teori
Prinsip pemisahan biji dan cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dengan cangkangnya. Caranya ialah, dengan mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan melayang/mengapung dalam larutan, dan berada di atas lapisan cangkang yang mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih (Setyamidjaja, 2003).
Menurut Anonim (2008), pada Pemisahan kernel dan cangkang ada 2 (dua) metode yang digunakan untuk menghasilkan inti kelapa sawit yaitu:
1). Pemisahan Kering (Dry separation)
Pemisahan dengan hisapan udara, memanfaatkan perbedaan berat kernel dengan cangkang (bukan karena perbedaan berat jenis). Bagian ya ng ringan (cangkang terhisap sedangkan bagian yang berat (kernel) jatuh ke bawah. Dilakukan di dalam suatu kolom vertikal melalui 2 (dua) tahap, yaitu :
- Kolom pemisahan pertama Light Tenera Dry Separator (LTDS I) Serabut, cangkang halus dan debu dihisap keluar dipakai sebagai bahan bakar boiler sedangkan kernel dan cangkang kasar
54
yang tidak terangkat keluar melalui corong dan air lock menuju
kernel grading drum
- Kolom Pemisahan Kedua Light Tenara Dry Separator (LTDS II) Prinsip kerjanya sama dengan kolom pemisahan pertama, tetapi kecepatan hisapan udara dan hisapan lebih kecil (hanya sedikit).
2). Pemisahan Basah (Wet Separation)
Pemisahan basah yang umumnya digunakan ada 2 cara yaitu dengan clay bath dan dengan hydrocyclone. Clay bath dilakukan dengan cara alamiah sedangkan prinsip pemisahan pada system
hydrocyclone dilakukan dengan cara pusingan dan dengan bantuan
gaya sentrifugal. c. Waktu dan Tempat
Waktu : 17 Maret 2009
Tempat : Stasiun pemisahan biji dan cangkang d. Alat dan Bahan
Alat : Cracked mix separating system, conveyor, hydro cyclone Bahan : Kernel dan cangkang.
e. Prosedur Kerja
1. Campuran antara cangkang dan kernel diproses di cracked mix
separation system melalui conveyor.
2. Kemudian diteruskan ke proses pemisahan dengan menggunakan LTDS (Light Tenera Dry Sparator) dan hydro cyclone, LTDS merupakan pemisahan kernel dan cangkang dengan menggunakan
55
pinsip kerja hisapan dari perbedaan berat massa bahan sedangkan
hydro cyclone adalah dengan prinsip beda berat jenis. dimana
kernel yang memiliki BJ yang ringan akan mengapung dengan bantuan air, dan cangkang yang memiliki BJ yang lebih berat akan jatuh kebawah.
3. Pemisahan antara kernel dan cangkang memiliki dua saluran keluar yang sesuai dengan BJ nya masing- masing.
4. Kernel yang keluar dari hydro cyclone tersebut dimasukkan ke tromol pengering (untuk memisahkan kernel dan air) kemudian dikirim ke silo pengering dengan proses pemanasan.
f. Hasil Yang Dicapai
Kernel yang telah terpisah dari cangkang, selanjutnya akan diproses lagi di kernel silo dengan hasil yang di peroleh 4,50 % dari 100% TBS yang diolah sedangkan cangkang sebanyak 5 % dan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
g. Pembahasan
Di PKS Bebunga ada dua metode yang digunakan dalam proses pemisahan kernel dan cangkang yaitu pemisahan kering (dry
separator) dan pemisahan basah (wet saparation).
Pemisahan kering adalah pemisahan yang dilakukan di dalam suatu kolom vertikal dengan bantuan hisapan udara yang berasal dari
ventilator dengan prinsif yang diterapkan berdasarkan berat massa,
56
merupakan pemisahan kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Di pabrik kelapa sawit Bebunga menggunakan sistem pemisah basah yaitu dengan hydro cyclone. Pada hydro cyclone terjadi pemisahan kernel dan cangkang dengan cara pusingan yang dibantu dengan air. 5. Pengeringan Inti
a. Tujuan
Untuk menurunkan kadar air yang terkandung di dalam kernel atau inti sawit.
b. Dasar Teori
Menurut Anonim (2008), kernel hasil pemisahan hydro cyclone dimasukan ke dalam silo kernel, lama pengeringan berkisar antara 14 – 15 jam dengan temperatur 60 – 70 0C. Kadar air hingga 7% membuat kegiatan mikroorganisme menjadi kurang aktif sehingga pada saat kernel produksi tersebut disimpan (di dalam bulk silo atau gudang) maka proses pembentukan jamur serta proses kenaikan asam (lauris
acid) dapat dibatasi.
Hal – hal yang harus diperhatikan :
- Pengeringan terlalu cepat dan temperatur tinggi menyebabkan minyak kernel meleleh.
- Pengeringan tidak merata menyebabkan penurunan mutu kernel. - Pengeringan yang baik, menghasilkan kernel dengan kandungan air
rata-rata 7% serta kandungan minyak ? 49%. -
57
c. Waktu dan Tempat
Waktu : 23 Maret 2009
Tempat : Stasiun pengeringan inti d. Alat dan Bahan
Alat : Wet kernel, Conveyor wet kernel cyclone, kernel silo. Bahan : Kernel.
e. Prosedur Kerja
1. Kernel yang keluar dari hydro cyclone kemudian dimasukkan ke dalam trommol pengering dengan bantuan wet kernel conveyor. 2. Pada proses ini kernel akan dihisap keatas oleh wet kernel cyclone
dan kemudian diturunkan ke kernel silo.
3. Dalam kernel silo, kernel yang masih mengandung air ± 12% diturunkan kadar airnya menjadi 7% melalui proses pemanasan. 4. Lama pengeringan berkisar 14-15 jam dengan temperatur 60º
C-70º C.
f. Hasil Yang Dicapai
Kernel atau inti sawit yang telah dikeringkan dari ± 12% menjadi ± 7% dan pada pengoprasian silo kernel harus berisi penuh atau minimal 80% dari kapasitas silo.
g. Pembahasan
Kernel silo adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengeringkan inti yang telah terpisah dari cangkang dengan mengalirkan udara panas dan uap. Lama pengeringan berkisar antara
58
14 – 15 jam dengan temperatur 60 – 70 0C, pengeringan yang tidak merata maka akan menyebabkan penurunan mutu pada kernel yang dihasilkan.
6. Penyimpanan Inti a. Tujuan
Untuk menyimpan hasil produksi kernel sebelum pengemasan dan pengiriman.
b. Dasar Teori
Inti sawit yang telah dipanaskan di kernel silo ditampung di tangki timbun kernel (Kernel Bulk Silo). Tangki ini dilengkapi dengan fan untuk menghembuskan udara agar kernel tidak berjamur akibat adanya kondensasi udara yang menghasilkan air (Anonim, 2008). c. Waktu dan Tempat
Waktu : 23 Maret 2009
Tempat : Stasiun penyimpanan inti (Bulk silo) d. Alat dan Bahan
Alat : Kernel silo, dry kernnel winowing fan, dry kernel cyclone,
dry kernel transfer fan, kernel winowing system, bulk cyclone, bulk kernel silo.
Bahan : Kernel yang telah kering dan bersih e. Prosedur Kerja
1. Kernel yang telah dikeringkan di kernel silo teruskan ke dry kernel
59
2. Selanjutnya kernel dikirim ke dry kernel cycllone melalui dry
kernel transfer fan dan kemudian menuju Bulk Kernel Silo.
f. Hasil Yang Dicapai
Kernel yang sudah dikeringakan dengan kapasitas bulk silo adalah 500 ton.
g. Pembahasan
Bulk silo adalah tempat penyimpanan kernel dengan kapasitas
500 ton yang berfungsi untuk memudahkan pengisian kernel ke dalam truk.
C. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit