• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PENJELASAN

B. Pengolahan Kuesioner Perbandingan Berpasangan

Penulis melakukan singkatan penamaan untuk variabel, atribut, dan sub atribut untuk memudahkan penulisan saat pengolahan data. Singkatan penamaan variabel, atribut dan sub atribut dapat dilihat pada tabel V.3.

Tabel V.3 Singkatan Penamaan

No Variabel Singkatan

1 Plan P

2 Source S

3 Make M

4 Deliver D

5 Return R

No Atribut Singkatan

1 Reliability R

2 Responsiveness Re

3 Agility Ag

No Sub Atribut Singkatan

1 Pertemuan dengan pemasok PR-1

2 Perencanaan tingkat produksi PR-2

3 Peramalan akurasi penjualan PR-3

4 Jangka waktu proses pembelian bahan baku PRe

5 Kualitas bahan baku SR-1

6 Ketepatan jumlah bahan baku SR-2

7 Service Level yang didapatkan SR-3

8 Jangka waktu pemenuhan bahan baku SRe-1

9 Respon terhadap keluhan SRe-2

10 Jumlah produk cacat MR-1

11 Kualitas produk MR-2

12 Ketepatan pengepakan MR-3

13 Fleksibilitas dalam pembuatan produk MA

14 Ketepatan jumlah produk dikirim DR-1

15 Tingkat pemenuhan pesanan setiap pengiriman DR-2

16 Tingkat waktu pengiriman produk DRe

17 Tingkat keluhan pelanggan RR

18 Waktu menanggapi keluhan RRe

Pengolahan data kuesioner perbandingan berpasangan dilakukan dengan cara membandingkan setiap variabel, atribut pada variabel, dam sub atribut pada atribut variabel. Setelah itu data yang dihasilkan dari setiap kuesioner diolah menggunakan metode analytical hierarchy process.

1. Proses Perbandingan Berpasangan a. Proses pada responden 1

Variabel yang digunakan dalam membuat perbandingan berpasangan adalah lima proses utama level 1 dalam rantai pasok yang telah dijelaskan pada Supply Chain Management Reference. Berikut adalah hasil dari pengolahan dari kuesioner perbandingan berpasangan yang diisi menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif tertentu pada setiap variabel, atribut, atau sub atribut, kemudian diolah ke dalam tabel matriks.

Tabel V.4

Matriks Proses Responden 1

Variabel P S M D R

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.4. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.5.

Tabel V.5

Normalisasi Variabel Respnden 1

Variabel P S M D R

Normalisasi P – P = Nilai sel kolom Total nilai kolom= 1

21=0,048 2) Perhitungan bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.6.

Perhitungan Bobot Variabel Responden 1

Variabel P S M D R Rata-rata

3) Perhitungan perkalian matriks

Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.6 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.4, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.7 berikut ini.

Tabel V.7

Perhitungan Perkalian Matriks Variabel Responden 1

Variabel P S M D R

Bobot untuk variabel P = 0.041 sedangkan nilai sel kolom P – S = 3

Maka 0,041 x 3 = 0,122

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.7 dengan perhitungan bobot pada tabel V.6 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.8 berikut ini.

Tabel V.8

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum

Variabel P S M D R Total Bobot Total /

5) Perhitungan consistency index

Perhitungan ini menggunakan rumus dibawah ini CI = λmax-n

n-1 =5,386-5

5-1 =0,097 Dimana :

𝜆𝑚𝑎𝑥 = nilai eigen value n = jumlah variabel

6) Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dengan rumus:

CR = 𝐶𝐼

𝑅𝐼

Dimana : CI = Consistency Index, CR = Consistency Ratio, RI = Random Index

Berikut adalah keterangan nilai RI yang digunakan dalam pengolahan data:

Tabel V.9

Random Consistency Index

n 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,51 Sumber : Saaty T.J, 1990

Karena proses variabel responden 1 menggunakan matriks 5x5, maka nilai random index yang digunakan adalah 1.12. Sedangkan untuk nilai standar consistency ratio. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk responden 1 = ci

ri=0,0971,12 =0,086

Karena nilai CR kurang dari 0,1 maka hasil perbandingan berpasangan untuk variabel responden 1 dapat diterima.

b. Atribut proses responden 1

Atribut yang digunakan pada perbandingan berpasangan dalam kegiatan proses plan adalah reliability dan responsiveness. Hal ini sesuai dengan atribut kinerja di dalam supply chain operation reference model dan telah mendapatkan persetujuan dari perusahaan. Berikut merupakan hasil

kuesioner responden 1 yang telah diolah ke dalam tabel matriks atribut proses plan dengan menggunakan perbandingan berpasangan.

Tabel V.10

Matriks Atribut Variabel Plan Responden 1

Atribut R Re

R 1 9

Re 0,111 1

Total 1,111 10 1) Normalisasi

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.10. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.11.

Tabel V.11

Normalisasi Atribut Variabel Plan Responden 1

Atribut R Re

R 0,900 0,900

Re 0,100 0,100 Contoh Perhitungan :

Normalisasi R-Re = nilai sel kolom

total nilai kolom=109 = 0,900 2) Perhitungan bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.12

Perhitungan Bobot Atribut Variabel Plan Responden 1

Atribut R Re Rata-rata

R 0,900 0,900 0,900

Re 0,100 0,100 0,100

Contoh Perhitungan :

Bobot untuk atribut R = 0,900 + 0,900

2 =0,900 3) Perhitungan Perkalian Matriks

Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.12 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.10, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.13 berikut ini.

Tabel V.13

Perhitungan Perkalian Matriks Atribut Variabel Plan Responden1

Atribut R Re

R 0,900 0,900

Re 0,100 0,100 Contoh Perhitungan :

Dimana bobot Re = 0,100 sedangkan pada tabel V.10 sel kolom R-Re = 9. Maka, 0,100 x 9 = 0,900

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.13 dengan perhitungan bobot pada tabel V.12 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.14 berikut ini.

Tabel V.14

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum Atribut Variabel Plan Responden 1 Atribut R Re Total Bobot Total / Bobot

5) Perhitungan consistency index

Perhitungan ini menggunakan rumus di bawah ini :

λmax-n

n-1 =2-22-1=0 Dimana :

𝜆max = nilai eigen value n = jumlah atribut

Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dari rumus cr = ci

ri

dimana :

ci = consistency index, cr = consistency ratio ri = random index

Untuk tabel keterangan nilai ri dapat dilihat pada tabel V.9. Karena atribut variabel plan responden 1 menggunakan matriks 2x2, maka nilai ri yang digunakan adalah 0. Sedangkan nilai standar consistency ratio.

Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk responden 1 = ci

ri=00= 0%

Karena nilai CR kurang dari 0,1 maka hasil perbandingan berpasangan atribut untuk atribut variabel plan responden 1 dapat diterima.

c. Sub atribut plan reliability responden 1

Sub atribut yang digunakan pada perbandingan berpasangan dalam kegiatan proses plan reliability terbagi menjadi 3 bagian kegiatan, dapat dilihat pada tabel V.2. Berikut hasil kuesioner responden 1 yang telah diolah ke dalam tabel matriks terhadap masing-masing sub atribut plan reliability dengan menggunakan perbandingan berpasangan.

Tabel V.15

Matriks Sub Atribut Plan Reliability Responden 1

1) Normalisasi

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.15. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.16.

Tabel V.16

Normalisasi Sub Atribut Plan Reliability Responden 1

Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3

Normalisasi PR-1 – PR-1 =Nilai sel kolom Total nilai kolom= 1

13=0,077 2) Perhitungan bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.17

Perhitungan Bobot Sub Atribut Plan Reliability Responden 1 Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3 Rata-rata

3) Perhitungan perkalian matriks

Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.17 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.15, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.18 berikut ini.

Tabel V.18

Perhitungan Perkalian Matriks Sub Atribut Plan Reliability Responden 1

Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3

PR-1 0,074 0,092 0,057

PR-2 0,516 0,643 0,849

PR-3 0,369 0,214 0,283

Contoh Perhitungan :

Dimana bobot PR-1 = 0,074 sedangkan nilai sel kolom untuk PR1 – PR1 = 1. Maka 0,074 × 1 = 0,074

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.18 dengan perhitungan bobot pada tabel V.17 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.19 berikut ini.

Tabel V.19

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum Sub Atribut Plan Reliability Responden 1 Kemudian Bobot PR1Total PR1 = 3,013

5) Perhitungan consistency index

Perhitungan consistency index diperoleh dari rumus CI = λmax-n 6) Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dari rumus CR = CI

RI

Dimana :

CI = consistency index, CR = consistency ratio, RI = random index

Untuk tabel keterangan nilai ri dapat dilihat pada tabel V.9. Karena sub atribut plan reliability responden 1 menggunakan matriks 3x3, maka nilai ri yang digunakan adalah 0.58. Sedangkan nilai standar consistency ratio. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk responden 1 = CI

RI=0,0330,58=0,0364

Karena nilai CR kurang dari 0,1 maka hasil perbandingan atribut untuk sub atribut plan reliability responden 1 dapat diterima.

Untuk hasil pengolahan data responden 1, responden 2 dan responden 3 perbandingan berpasangan yang belum dicantumkan pada bab 5 akan dilampirkan pada halaman lampiran.

2. Gabungan

a. Gabungan Pada Variabel

Penilaian gabungan variabel ini dilakukan dengan cara mengalikan nilai matriks dari ketiga responden yang terdapat pada tabel V.4, tabel V.20 dan tabel V.21, kemudian hasilnya dipangkatkan 1/n, dimana n merupakan jumlah dari partisipan responden. Matriks gabungan variabel dapat dilihat pada tabel V.22.

Tabel V.20

Matriks Proses Responden 2

Variabel P S M D R

P 1 5 5 0,333 0,2

S 0,2 1 0,333 0,143 0,143

M 0,2 3 1 0,2 0,143

D 3 7 5 1 0,333

R 5 7 7 3 1

Total 9,4 23 18,333 4,676 1,819

Tabel V.21

Matriks Proses Responden 3

Variabel P S M D R

Matriks Gabungan Variabel

Variabel P S M D R

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.22. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.23.

Tabel V.23

Normalisasi Matriks Gabungan Variabel

Variabel P S M D R 2) Perhitungan bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.24

Perhitungan Bobot Matriks Gabungan Variabel

Variabel P S M D R Rata-rata

3) Perhitungan perkalian matriks

Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.24 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.22, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.25 berikut ini.

Tabel V.25

Perhitungan Perkalian Matriks Gabungan Variabel

Variabel P S M D R

Dimana bobot untuk P = 0,098 sedangkan nilai sel kolom untuk S-P = 0,493. Maka 0,098 × 0,493 = 0,048

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.25 dengan perhitungan bobot pada tabel V.24 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.26 berikut ini.

Tabel V.26

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum Gabungan Variabel

Variabel P S M D R Total Bobot Total/Bobot 5) Perhitungan consistency index

Perhitungan consistency index diperoleh dari rumus

λmax-n

n-1 =5,125 - 5

5 - 1 =0,031 Dimana :

𝜆𝑚𝑎𝑥 = nilai eigen value n = jumlah kriteria

6) Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dari rumus CR = CI

RI

Dimana :

CR = consistency ratio, CI = consistency index, RI = random index Untuk tabel keterangan nilai ri dapat dilihat pada tabel V.9. Karena matriks gabungan variabel menggunakan matriks 5x5, maka nilai ri yang digunakan adalah 1.12. Sedangkan nilai standar consistency ratio. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0.1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk gabungan variabel = 0,031

1,12= 0,028

Karena nilai CR kurang dari 0,1 maka hasil dari perbandingan berpasangan untuk gabungan variabel dapat diterima.

b. Gabungan Pada Atribut Variabel Plan

Penilaian gabungan variabel ini dilakukan dengan cara mengalikan nilai matriks dari ketiga responden yang terdapat pada tabel V.10, tabel V.27 dan tabel V.28, kemudian hasilnya dipangkatkan 1/n, dimana n

merupakan jumlah dari partisipan responden. Matriks gabungan atribut variabel plan dapat dilihat pada tabel V.29.

Tabel V.27

Matriks Atribut Variabel Plan Responden 2

Variabel R Re

R 1 7

Re 0,143 1

Total 1,143 8 Tabel V.28

Matriks Atribut Variabel Plan Responden 3

Variabel R Re

R 1 7

Re 0,143 1

Total 1,143 8

Tabel V.29

Matriks Gabungan Atribut Variabel Plan

Atribut R Re

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.29. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.30.

Tabel V.30

Normalisasi Matriks Gabungan Atribut Variabel Plan

Atribut R Re

R 0,884 0,884 Re 0,116 0,116 Contoh Perhitungan :

Normalisasi R- Re = 7,612

8,612= 0,884 2) Perhitungan Bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.31

Perhitungan Bobot Matriks Gabungan Atribut Variabel Plan

Atribut R Re

3) Perhitungan perkalian matriks gabungan atribut variabel plan

Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.31 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.29, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.32 berikut ini.

Tabel V.32

Perhitungan Perkalian Matriks Gabungan Atribut Variabel Plan

Atribut R Re

R 0,884 0,884 Re 0,116 0,116 Contoh Perhitungan :

Dimana bobot untuk R = 0,884 sedangkan nilai sel kolom untuk R-Re = 0,131. Maka 0,884 × 0,131 = 0,116

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.32 dengan perhitungan bobot pada tabel V.31 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.33 berikut ini.

Tabel V.33

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum Gabungan Atribut Variabel Plan Atribut R Re Total Bobot Total / Bobot 5) Perhitungan consistency index

Perhitungan consistency index diperoleh dari rumus CI = λmax-n

6) Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dari rumus CR = CIRI

Dimana :

CR = consistency ratio, CI = consistency index, RI = random index Untuk tabel keterangan nilai ri dapat dilihat pada tabel V.9. Karena matriks gabungan atribut variabel plan menggunakan matriks 2x2, maka nilai ri yang digunakan adalah 0. Sedangkan nilai standar consistency ratio. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk gabungan atribut variabel plan = CIRI=00= 0

Karena nilai CR kurang dari 0.1 maka hasil dari perbandingan berpasangan untuk gabungan atribut variabel plan dapat diterima.

c. Gabungan Sub Atribut Plan Reliability

Penilaian gabungan variabel ini dilakukan dengan cara mengalikan nilai matriks dari ketiga responden yang terdapat pada tabel V.15, tabel V.34 dan tabel V.35, kemudian hasilnya dipangkatkan 1/n, dimana n merupakan jumlah dari partisipan responden. Matriks gabungan sub atribut plan reliability dapat dilihat pada tabel V.36.

Tabel V.34

Matriks Sub Atribut Plan Reliability Responden 2 Sub-Indikator PR-1 PR-2 PR-3

PR-1 1 0,333 0,111

PR-2 3 1 0,143

PR-3 9 7 1

Total 13 8,333 1,254 Tabel V.35

Matriks Sub Atribut Plan Reliability Responden 3 Sub-Indikator PR-1 PR-2 PR-3

PR-1 1 0,143 0,111

PR-2 7 1 0,333

PR-3 9 3 1

Total 17 4,143 1,444 Tabel V.36

Matriks Gabungan Sub Atribut Plan Reliability Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi angka yang terdapat dalam setiap angka pada kolom dengan total pada masing-masing kolom variabel pada tabel V.36. Normalisasi untuk responden 1 dapat dilihat pada tabel V.37.

Tabel V.37

Normalisasi PR1 – PR2 = Nilai sel kolom Total sel kolom=0,189

3,102=0,061 2) Perhitungan bobot

Perhitungan ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai setiap sel perbaris yang telah dinormalisasikan sebelumnya.

Tabel V.38

Perhitungan Bobot Matriks Gabungan Atribut Sub Atribut Plan Reliability Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3 Rata-rata

3) Perhitungan perkalian matriks gabungan sub atribut plan reliability Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengalikan bobot yang didapat dari perhitungan bobot yang terdapat pada tabel V.38 dengan nilai masing- masing sel kolom yang terdapat pada tabel V.36, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.39 berikut ini.

Tabel V.39

Perhitungan Perkalian Matriks Gabungan Sub Atribut Plan Reliability Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3

PR-1 0,072 0,065 0,079 PR-2 0,379 0,341 0,307 PR-3 0,532 0,653 0,587 Contoh Perhitungan :

Dimana bobot untuk PR1 = 0,341 sedangkan nilai sel kolom untuk PR1- PR2 = 0,189. Maka 0,341 × 0,189 = 0,065

4) Perhitungan nilai eigen value maximum

Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi hasil dari penjumlahan pada sel perbaris pada Tabel V.39 dengan perhitungan bobot pada tabel V.38 hasilnya dapat dilihat pada tabel V.40 berikut ini.

Tabel V.40

Perhitungan Nilai Eigen Value Maximum Sub Atribut Plan Reliability Sub-Atribut PR-1 PR-2 PR-3 Total Bobot Total / Bobot Kemudian, Total PR1

Bobot PR1=0,216

0,072= 3,002 5) Perhitungan consistency index

Perhitungan consistency index diperoleh dari rumus CI = λmax-n 6) Perhitungan consistency ratio

Perhitungan consistency ratio diperoleh dari rumus CR = CI

RI

Dimana :

CR = consistency ratio, CI = consistency index, RI = random index Untuk tabel keterangan nilai ri dapat dilihat pada tabel V.9. Karena matriks gabungan sub atribut variabel plan reliability menggunakan matriks 3x3, maka nilai ri yang digunakan adalah 0,58. Sedangkan nilai standar consistency ratio. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian

data judgment harus diperbaiki atau diulang. Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar (Kusrini, 2007:136).

Nilai CR untuk gabungan atribut variabel plan = CI

RI=0,005

0,58=0,009 Karena nilai CR kurang dari 0.1 maka hasil dari perbandingan berpasangan untuk gabungan sub atribut variabel plan reliability dapat diterima.

Untuk hasil pengolahan data gabungan responden 1, responden 2 dan responden 3 perbandingan berpasangan yang belum dicantumkan pada bab 5 akan dilampirkan pada halaman lampiran.