• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

4.5 Pengujian Daktilitas Aspal

 Rangkai alat penguji sehingga cincin benda uji, cincin pengarah bola besi, dan termometer terletak pada posisinya.

 Isi bejana dengan ethylene glycol sehingga mempunyai kedalaman sekitar 100-108 mm. Dalam hal tersebut, ethylene glycol tidak boleh terkontaminasi oleh air atau bahan lain.

 Pertahankan suhu cairan di dalam bejana pada 4+1 0C selama 15 menit.

 Letakkan bola besi (yang sudah didinginkan) pada cincin pengarah. Cata pada Lembar 2-2: waktu selesai perendaman bola baja dicatat pada Kotak D3.

 Panaskan bejana secara perlahan-lahan dari dasarnya sehingga suhu cairan meningkat secara merata 5+0,5 0C per menit. Selama pemanasan harus dihindari adanya angin (drafts) dan bila diperlukan, dapat digunakan pelindung (shields). Catat waktu yang diperlukan untuk meningkat suhu setiap 5 0C pada Kotak F1 sampai dengan Kotak F11. Apabila selama 3 menit pertama,

kenaikan suhu pemanasan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, maka pengujian dipandang gagal.

 Lakukan pembacaan suhu pada saat masing-masing bola yang terselimuti aspal tepat menyentuh pelat dasar (bottom plate). Catat suhu tersebut pada Kotak G1 dan Kotak G2 dan catat pula nilai rata-ratanya pada Kotak G3 (nilai rata-rata pada Kotak G3 adalah sampai 0,5 0C terdekat). Apabila suhu yang diperoleh untuk kedua benda uji mempunyai perbedaan yang lebih dari 1 0C, maka pengujian harus diulangi.

Catatan

Sejak pengisian cincin dengan aspal, pengujian harus dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lebih dari 240 menit.

4.4.3 Pelaporan Hasil Pengujian

Semua data yang terkait dengan contoh aspal dan pengujian harus dicatat dalam formulir yang telah disiapkan, yaitu dengan cara mengisi kotak-kotak seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2-2.

Hasil pengujian titik lembek yang dilaporkan adalah nilai rata-rata hasil pengujian satu pasang benda uji, yang dinyatakan angka sampai 0,5 0C terdekat.

4.5 Pengujian Daktilitas Aspal

Tujuan pengujian daktilitas adalah untuk mengetahui sifat-sifat kekuatan tarik aspal serta untuk mendaptkan gambaran tidak langsung adhesi dan kohesi aspal keras.

Pengujian daktilitas pada prinsipnya dilakukan dengan cara menarik benda uji (yang dikondisikan mempunyai suhu 25 0C) pada kecepatan 5 cm/menit, sampai benda uji terputus. Panjang benda uji menjelang putus merupakan angka daktilitas aspal.

Pengujian daktilitas mencakup hal-hal sebagai berikut:

 Penyiapan formulir dan pencatatan informasi/data umum dalam formulir.

Judul Modul: Melakukan Pengujian Material Aspal

Halaman 66

Buku Informasi Edisi 2013

 Penyiapan benda uji.

 Prosedur pengujian.

 Pelaporan hasil pengujian.

Informasi/data umum adalah informasi/data yang pencatatannya dalam formulir tidak didasarkan pada hasil pengujian dan dapat dilakukan menjelang pengujian.

Pencatatan informasi/data umum dan data hasil pengujian daktilitas dilakukan dengan cara mengisi kotak-kotak seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2-3.

4.5.1 Penyiapan Benda Uji

Siapkan benda uji (biasanya dua buah) untuk pengujian daktilitas aspal melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Panaskan aspal secukupnya (sekitar 100 gram) dan aduk secara merata.

Pemanasan dan pengadukan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak terjadi pemanasan lokal dan suhunya tidak lebih dari 56 0C di atas titik lembek yang diperkirakan serta untuk mencegah masuknya udara ke dalam benda uji.

Lama pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit apabila pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor gas atau kompor listrik, atau tidak boleh lebih dari 2 jam apabila pemanasan dilakukan di dalam pengering (oven). Catat pada Lampiran 2-3: suhu pemanasan dicatat pada Kotak A1, waktu mulai pemanasan dicatat pada Kotak A2, dan waktu akhir pemanasan dicatat pada Kotak A3.

 Letakkan cetakan pada pelat dasar yang telah dilaburi campuran gilserin dengan desktrin atau talek.

 Tuangkan aspal sedikit-demi sedikit ke dalam cetakan dari ujung ke ujung secara bolak-balik, sampai permukaan aspal melebihi permukaan cetakan.

Pengisian cetakan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak terjadi pergeseran pada bagian sisi cetakan yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk benda uji.

 Dinginkan cetakan berisi benda uji pada suhu ruang selama sekitar 30 menit.

Apabila pada suhu ruang, aspal dalam keadaan lunak, maka aspal tersebut perlu didinginkan selama 30 menit pada suhu sekurang-kurangnya 8 0C di bawah titik lembek yang diperkirakan. Catat pada Lampiran 2-3: waktu mulai pengkondisian dicatat pada Kotak B1 dan waktu akhir pengkondisian dicatat pada kotak B2.

 Kupas kelebihan aspal dan ratakan permukaan aspal di dalam cetakan.

a. Pengkondisian Benda Uji pada Suhu Pengujian

Sebelum pengujian dilakukan, lakukan pengkondisian benda uji melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Tempatkan pelat dasar dan cetakan berisi benda uji di dalam penangas atau pada mesin penguji dan diamkan pada suhu pengujian selama kurang lebih

Judul Modul: Melakukan Pengujian Material Aspal

Halaman 67

Buku Informasi Edisi 2013

85-95 menit. Catat pada Lampiran 2-3: waktu mulai perendaman dicatat pada Kotak C1 dan waktu selesai perendaman dicatatpada kotak C2.

 Lepaskan benda uji dari pelat dasar dan lepaskan pula bagian sisi cetakan.

 Lakukan pengujian secepatnya melalui prosedur yang diuraikan di bawah.

4.5.2 Prosedur Pengujian

Dengan menggunakan peralatan yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4 dan berdasarkan SNI-06-2432-1991, pengujian daktilitas dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Atur ketinggian air di dalam bak mesin penguji sehingga permukaan dan dasar air berada pada posisi 25 mm dari benda uji.

Sangkutkan penjepit benda uji pada pin atau kait mesin penguji.

 Lakukan penarikan benda uji pada kecepatan yang ditetapkan, sampai benda uji hampir terputus atau pergerakan mesin penguji mencapai batas maksimum.

Berat jenis air harus diatur dengan menambahkan gilserin atau bahan lain sehingga berat jenis cairan sama dengan berat jenis aspal. Hal tersebut dimaksudkan agar selama pengujian, bagian benda uji tidak menyentuk dasar bak mesin penguji atau mengapung ke permukaan. Catat pada Lampiran 2-3:

waktu mulai pengujian dicatatpada Kotak D2.

 Lakukan pencatatan (pada Lampiran 2-3: Kotak E dan Kotak F) jarak penarikan sampai benda uji menjelang terputus, atau catat bahwa benda uji tidak terputus sampai pergerakan mesin penguji mencapai jarak maksimum. Catat pula pada Lampiran 2-3: nilai rata-rata panjang benda uji sampai putus dicatatpada Kotak G dan waktu selesai pengujian dicatatpada Kotak D3).

Catatan

Apabila selama pengujian ada bagian benda uji yang menyentuh dasar bak mesin penguji atau mengapung ke permukaan, maka pengujian dipandang gagal.

4.5.3 Pelaporan Hasil Pengujian

Semua data yang terkait dengan contoh aspal dan pengujian harus dicatat dalam formulir yang telah disiapkan, yaitu dengan cara mengisi kotak-kotak seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2-3.

Daktilitas aspal yang dilaporkan adalah nilai rata-rata hasil pengujian sekurang-kurangnya dua buah benda uji menjelang terputus atau sampai pergerakan mesin penguji mencapai batas maksimum.

Apabila pengujian secara normal tidak memberikan hasil, maka laporkan bahwa daktilitas berdasarkan pengujian normal tidak dapat diperoleh. Catat hal tersebut pada Lampiran 2-2: Kotak H, yaitu dengan cara membubuhkan tanda tik ().

Judul Modul: Melakukan Pengujian Material Aspal

Halaman 68

Buku Informasi Edisi 2013

Dokumen terkait