• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Analisis Regresi Linear Berganda

2. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Linear Berganda

a. Pengaruh Variabel Fundamental Perusahaan (ROE, DER, EPS, PER) Terhadap Beta Saham Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F, sebagaimana tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.498 4 1.375 3.664 .012a

Residual 16.506 44 .375

Total 22.005 48

a. Predictors: (Constant), PER, DER, EPS, ROE b. Dependent Variable: BETA

Sumber: Output SPSS

0

H = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Variabel Fundamental (ROE, DER, EPS, PER) secara simultan terhadap beta saham syariah (JII).

1

H = Terdapat pengaruh signifikan antara Variabel Fundamental (ROE, DER, EPS, PER) secara simultan terhadap beta saham syariah (JII).

Berdasarkan hasil output SPSS yang ditunjukkan tabel diatas, nilai F hitung yaitu sebesar 3.664 sementara F tabel dengan tingkat =5% dan df(k-1,n-

k)=df(4,44) yaitu sebesar 2.58 yang berarti bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (3.664>2.58), juga terlihat dari nilai signifikansi (Sig.) dari tabel diatas yaitu sebesar 0.012 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel fundamental (ROE, DER, EPS, PER) secara bersama- sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham, sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

b. Pengaruh Variabel Fundamental Perusahaan (ROE, DER, EPS, PER) Terhadap Beta Saham Secara Parsial (Uji t)

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel fundamental perusahaan secara parsial terhadap beta saham Syariah digunakan Uji t. Hasil pengujian Uji t dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.077 .235 4.585 .000 ROE -.013 .005 -.431 -2.907 .006 DER .002 .002 .110 .789 .434 EPS 1.896E-5 .000 .008 .055 .957 PER .012 .005 .335 2.548 .014

a. Dependent Variable: BETA

Sumber: Output SPSS

1). Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Beta Saham

Hasil pengujian dengan analisis regresi berganda menunjukkan, hasil t hitung untuk variabel independen ROE adalah sebesar -2.907, sementara nilai t tabel dengan

=5% dan df=(n-k)=df=44, dimana nilai

) ( 2 n k

t =t0.025(44) adalah sebesar -2.015 (uji

2 arah), yang berarti bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-2.907<-2.015) berada dalam daerah penolakan, juga terlihat dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0.006 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham.

2). Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Beta Saham

Hasil pengujian dengan analisis regresi berganda menunjukkan, hasil t hitung untuk variabel independen DER adalah sebesar 0.789, sementara nilai t tabel dengan

=5% dan df=(n-k)=df=44, dimana nilai

) ( 2 n k

t =t0.025(44) adalah sebesar 2.015 (uji 2

arah), yang berarti bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0.789<2.015) sehingga berada dalam daerah penerimaan H0, hal ini juga terlihat dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0.434 yang lebih besar dari 0,05, sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham.

3). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Beta Saham

Hasil pengujian dengan analisis regresi berganda menunjukkan, hasil t hitung untuk variabel independen EPS adalah sebesar 0.055, sementara nilai t tabel dengan

=5% dan df=(n-k)=df=44, dimana nilai

) ( 2 n k

arah), yang berarti bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0.055<2.015) sehingga berada dalam daerah penerimaan H0, hal ini juga terlihat dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0.957 yang lebih besar dari 0.05, sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa EPS tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham.

4). Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Beta Saham

Hasil pengujian dengan analisis regresi berganda menunjukkan, hasil t hitung untuk variabel independen PER adalah sebesar 2.548, sementara nilai t tabel dengan

=5% dan df=(n-k)=df=44, dimana nilai

) ( 2 n k

t =t0.025(44) adalah sebesar 2.015 (uji 2

arah), yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.548>2.015) sehingga berada dalam daerah penolakanH0, hal ini juga terlihat dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0.014 yang lebih kecil dari 0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa PER memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham.

c. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .500a .250 .182 .612486

a. Predictors: (Constant), PER, DER, EPS, ROE b. Dependent Variable: BETA

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.11 di atas besarnya angka R Square (R2) adalah 0,250. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 25%. Atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 25% variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya 75% lainnya dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut. Nilai koefisien determinasi sebesar 25% dapat dikatakan kecil, sehingga model regresi yang didapatkan kurang bisa digunakan untuk memperkirakan beta saham. Artinya, hubungan variabel-variabel fundamental (ROE, DER, EPS dan PER) tersebut walaupun dapat digunakan untuk memprediksi beta saham, namun hasil taksirannya belum cukup akurat karena nilai koefisien determinasinya kecil.

Terlihat dari sisa sebesar 75% yang belum bisa diidentifikasikan dalam model dan tidak dimasukkan dalam model penelitian ini yang diperkirakan dapat mempengaruhi beta saham. Faktor tersebut yaitu faktor makro ekonomi, seperti tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, produk domestik bruto (PDB),

tingkat suku bunga, dan lain-lain. Juga faktor fundamental perusahaan lainnnya yang belum diteliti, seperti dividend payout, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan lain-lain.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian mengenai pengaruh indikator fundamental (return on equity, earning per share, price earning ratio) dan makro ekonomi (inflasi dan suku bunga) terhadap beta saham-saham kelompok properti dan real estate periode tahun 2004-2008. Hasil dari penelitian tersebut yaitu bahwa secara simultan seluruh variabel return on equity, earning per share, price earning ratio, inflasi dan suku bunga Indonesia secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham, dengan persentase besarnya pengaruh variabel independen yaitu sebesar 50%.66

d.Interpretasi Model Regresi

Berdasarkan hasil output SPSS di atas, maka diperoleh persamaan model regresi antara variabel beta saham dan variabel return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price earning ratio (PER) sebagai berikut:

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

1)Konstanta sebesar 1,077 menunjukkan bahwa jika variabel independen (ROE, DER, EPS, dan PER) adalah nol, maka beta saham adalah sebesar 1,077.

66

Ahmad Fauzi,”Analisis Pengaruh Indikator Fundamental dan Makro Ekonomi Terhadap

Beta Saham-saham kelompok properti dan real estate. Periode tahun 2004-2008”, (Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.85.

e PER EPS DER ROE Beta yˆ( )1,0770,013( )0,002( )0,000019( )0,012( )

2)Koefisien regresi sebesar -0,013 menunjukkan bahwa jika nilai ROE naik sebesar