• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS A.Deskripsi Teoritis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi dan Hasil Penelitian 1.Hasil Belajar IPS 1.Hasil Belajar IPS

3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan program SPSS Versi 20 dengan uji statistisk non parametrik teknik Uji Man Withney-U karena terdapat data yang berdistribusi tidak normal yaitu pada posttest kelas eksperimen dan kontrol. Dengan kriteria:

Jika Asymp Sig (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest. Jika Asymp Sig (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pretest dan posttest.

Tabel 4.15 Uji Man Withney-U

Test Statisticsa

POSTTEST

Mann-Whitney U 234,000

Wilcoxon W 975,000

Z -5,113

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: (1 eksperimen,2 kontrol)

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan pada BAB III, bahwa:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan setelah menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Al Hasra kelas VIII1 dan VIII2.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Al Hasra kelas VIII1 dan VIII2.

Maka berdasarkan tabel 4.15 perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol yakni posttest di dapat Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima maka terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Al Hasra kelas VIII1 dan VIII2. D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pretest diketahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok tersebut hampir sama rata bahkan hasil pretest kelas eksperimen lebih rendah dibanding kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 48,76 dan kelompok kontrol sebesar 49,23. Alasan hasil pretest pada kedua kelas ini rendah karena siswa belum mempelajari materi yang akan diujikan dan belum ada penerapan dengan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran pada masing-masing kelas.

Sedangkan pada nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol mengalami peningkatan dan terdapat perbedaan antara hasil posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata. Nilai rata-rata posttest yang menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama lebih tinggi dibandingkan dengan kelas konvensional (diskusi). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 84,57 dan kelas kontrol 73,04.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Sosiodrama pertama-tama, siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pemain dan kelompok diskusi. Kelompok diskusi mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian setelah kelompok pemain selesai memaikan peran, kelompok diskusi menceritakan

kembali alur cerita yang dimainkan oleh kelompok pemain serta mengaitkan dengan materi tentang pengendali penyimpangan sosial.

Setelah itu dilakukan uji Normalitas data pretest pada kelas eksperimen. Hasil uji normalitas data pretest kelas eksperimen berada pada distribusi normal dengan Sig > 0,05 (0,54 > 0,05) dengan N (jumlah responden) 38 siswa dan taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan sampel berdistribusi normal.

Untuk uji Normalitas data posttest pada kelas eksperimen berada pada distribusi tidak normal dengan Sig > 0,05 (0,32 < 0,05) dengan N (jumlah responden) 38 siswa dan taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.

Selanjutnya dilakukan uji Normalitas data pretest pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol berada pada ditribusi normal dengan Sig > 0,05 (0,73 > 0,05) dengan N (jumlah responden) 38 siswa dan

taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan sampel berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji Normalitas data posttest pada kelas kontrol. Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol berada pada distribusi tidak normal dengan Sig > 0,05 (0,32 < 0,05) dengan N (jumlah responden) 38

siswa dan taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan sampel tidak berdistribusi normal

Setelah dilakukan uji normalitas data selanjutnya adalah pengujian homogenitas data. Dari hasil perhitungan pretest kelas eksperimen dan kontrol Sig > 0,05 (0,829 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa pada taraf pada

signifikan α = 0.05 (5%) H0 diterima yang berarti variansi populasi kedua variabel homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen.

Sedangkan pada perhitungan Posttest kelas eksperimen dan kontrol Sig > 0,05 (0,708 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa pada taraf pada signifikan α

homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen.

Selain itu, pembelajaran matode Sosiodrama juga dapat meningkatkan pemahaman belajar IPS siswa (N-Gain). Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata peningkatan pemahaman belajar IPS siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,673179 yang tergolong pada kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,453655 yang tergolong pada kategori sedang.

Setelah melakukan perhitungan data dan pengujian prasyarat analisis maka diperoleh hasil bahwa ada data yang tidak berdistribusi normal namun semua data homogen maka langkah yang diambil untuk pengujian hipotesis adalah dengan menggunakan uji statistik Nonparametrik teknik Uji Man Withney-U. Dan diperoleh hasil Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000 < 0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa hal tersebut terlihat dari Asymp

Sig (2-tailed) < 0,05 pada taraf signifikansi 0,05.

Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode

Sosiodrama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode

konvensional (diskusi). Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode Sosiodrama lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional (diskusi). Dengan demikian metode pembelajaran dengan menggunakan metode Sosiodrama berpengaruh lebih tinggi daripada metode konvesional (diskusi).

Adapun penerapan metode Sosiodrama telah memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pembelajaran metode Sosiodrama ini melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan membuat siswa lebih termotivasi karena pembelajaran terlihat sangat menyenangkan. Mereka terlihat lebih mudah untuk menangkap pelajaran karena bisa belajar sambil memerankan suatu peristiwa yang sesungguhnya.

Seperti teori yang telah dikemukakan pada bab 2 bahwa metode

sosiodrama ini bukan saja mengembangkan pengetahuan kognitif siswa,

namun juga mengembangkan kemampuan siswa pada ranah afektif dan psikomotorik karena metode sosiodrama ini membuat siswa lebih aktif dengan belajar sambil berbuat, belajar melalui peniruan (imitasi), dan belajar dengan balikan.

Selain itu kelebihan dari metode sosiodrama juga melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa karena setiap siswa dituntut untuk tampil di depan kelas mendramakan suatu peristiwa sosial terkait materi yang sedang dipelajari. Siswa dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri.

Metode ini membuat proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian anak, sehingga kelas lebih hidup. Siswa dilatih untuk dapat memecahkan masalah dan mengaitkan cerita drama yang diperankan dengan teori-teori dari pelajaran yang mereka sedang pelajari.

Dan sangat terlihat sekali siswa-siswa sangat antusias ketika belajar dengan menggunakan metode sosiodrama ini, baik pada kelompok pemain maupun pada kelompok diskusi. Semua siswa (semua anggota kelompok) terlibat aktif dan mereka terlihat begitu antusias memainkan peran dan menanggapinya. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran. berdasarkan pengamatan tersebut, siswa terlihat antusias. Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa pembelajaran metode Sosiodrama menjadi salah satu alternatif metode dalam proses pembelajaran karena akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

Dan berdasarkan hasil observasi siswa, diketahui bahwa siswa melaksanakan tes awal yang diberikan oleh guru dengan baik. Semangat dan antusias siswa juga sangat baik. Didalam proses pembelajaran siswa juga bisa menjalin komunikasi dengan baik antar sesama. Dan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru IPS yang mendampingi peneliti saat penelitian, beliau beranggapan bahwa metode sosiodrama ini sangat cocok digunakan didalam pelajaran IPS (Sosiologi) terutama pada materi Pengendali

penyimpangan sosial. Beliau sangat setuju bila metode ini terus bisa dilaksanakan karena dengan menggunakan metode ini hasil belajar siswa terlihat sangat meningkat dan juga antusis siswa sangat baik. Mereka terlihat sangat tertarik dan sangat menikmati pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama ini.

Sementara pembelajaran dengan metode konvensional (diskusi) yang diterapkan dikelas kontrol walaupun mereka juga berkelompok tetapi hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Dalam belajar dengan metode konvensional (diskusi) struktur kelompok seperti peran dan tanggung jawab anggota tidak teridentifikasi, jadi tidak semua anak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.