BAB IV METODE PENELITIAN
4.7 Metode Analisis Data
4.7.4 Pengujian Hipotesis Kedua
Uji Moderating bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel moderating memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2013), variabel moderating adalah variabel independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating dapat dilakukan dengan uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Penelitian ini menggunakan uji residual yang bertujuan untuk menguji pengaruh deviasi dari suatu model apakah ada ketidakcocokan (lack of fit) dari deviasi hubungan linear antar variabel independen yang dilihat dari besarnya nilai residualnya.
Persamaan regresi sebagai berikut :
Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e ...(1) [e]= a+bY……….(2) Keterangan:
Y = Return Saham a = Konstanta
b = Koefisien Regresi Variabel X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional X3 = Net Interest Margin
X4 = Non Performing Loan X5 = Loan To Deposit Ratio
Z = Pemoderasi/ Return On Assets e = Error (variabel pengganggu)
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 5% maka artinya Return On Assets memoderasi hubungan Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio terhadap Return saham.
2. Jika nilai signifikansi > 5% artinya Return On Assets tidak memoderasi hubungan antara Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio dengan Return Saham
Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya negatif dan nilai signifikansinya < 0.05.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian pada tahap ini akan menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio terhadap Return Saham, dan apakah Return On Assets mampu memoderasi pengaruh Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio terhadap Return Saham. Populasi dalam penelitian ini seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2017, yakni 21 perusahaan. Jumlah sampel yang diperoleh bedasarkan kriteria adalah 21 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 105 unit analisis ( 21 perusahaan x 5 tahun). Jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada lampiran.
5.1.1 Uji Statistik Deskripsi
Statistika deskriptif ini merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan, dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk yang siap untuk dianalisis. Dengan kata lain, statistika deskriptif ini merupakan fase yang membicarakan mengenai penjabaran dan penggambaran termasuk penyajian data.
Dalam fase ini dibahas mengenai ukuran-ukuran statistik seperti ukuran pusat, ukuran sebaran, dan ukuran lokasi dari persebaran / distribusi data.
Analisis statistika deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah
dipahami dan informatif bagi orang yang membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya.
Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skweness (kemencengan distribusi). Tabel 5.1 akan memberikan gambaran tentang statistik deskriptif dari penelitian ini
Tabel 5. 1
Deskripsi Statistik Penelitian Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 105 -,29 ,73 ,3034 ,22972
BOPO 105 ,66 11,74 2,6955 1,94082
NIM 105 ,02 3,09 ,6243 ,57187
NPL 105 ,15 2,74 1,3968 ,49377
LDR 105 ,01 ,33 ,1054 ,06814
Return Saham 105 0,4 33 22,9336 5,69231
ROA 105 ,00 1,10 ,2407 ,23753
Valid N (listwise) 105
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel Statistika deskriptif diatas menunjukkan bahwa
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.3034% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,22972. Nilai rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah (minimum) pada periode tersebut adalah - 0,29% yang dicapai oleh Bank Victoria Internasional Tbk pada tahun 2013. Sedangkan nilai rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR) tertinggi (Maximum) pada periode tersebut adalah 0,73%
yang dicapai oleh Bank Nationalnobu Tbk pada tahun 2016. Rata-rata Capital Adequacy Ratio bank sebesar 0.3034 berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 0,30% dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,22972 menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai return saham maksimum dan minimum
2. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 2,6955% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,94082. Nilai rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terendah (minimum) pada periode tersebut adalah 0,66% yang dicapai oleh Bank of India Indonesia Tbk pada tahun 2017. Sedangkan nilai rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tertinggi (Maximum) pada periode tersebut adalah 11,74 % yang dicapai oleh Bank Bukopin Tbk pada tahun 2017.
Rata-rata Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 2,6955 berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 2,6955% dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,94082 menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai return saham maksimum dan minimum
3. Variabel Net Interest Margin (NIM)
Variabel Net Interest Margin (NIM) dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6243 % dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,57187. Nilai rasio Net Interest Margin (NIM) terendah (minimum) pada periode tersebut adalah 0,02% yang dicapai oleh Bank Nationalnobu Tbk pada tahun 2013. Sedangkan nilai rasio Net Interest Margin (NIM) tertinggi (Maximum) pada periode tersebut adalah 3,09% yang dicapai oleh Bank China Construction Bank Ind, Tbk pada tahun 2015. Rata-rata Net Interest Margin (NIM) sebesar 2,6955 berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 0,6243 % dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,57187 menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai return saham maksimum dan minimum
4. Variabel Non Performing Loan (NPL)
Variabel Non Performing Loan (NPL) dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,3968% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,49377 ;. Nilai rasio Non Performing Loan (NPL) terendah (minimum) pada periode tersebut adalah 0,15% yang dicapai oleh Bank Mitraniaga Tbk pada tahun 2013. Sedangkan nilai rasio Non Performing Loan (NPL) tertinggi (Maximum) pada periode tersebut adalah 2,3% yang dicapai oleh Bank Jabar Banten Tbk pada tahun 2016. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,3968 berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 1,3968%
dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,49377 menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai performance maksimum dan minimum
5. Variabel Return On Assets
Variabel Return On Assets dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,2407% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,23753%. Nilai rasio Return On Assets (ROA) terendah (minimum) pada periode tersebut adalah 0% yang dicapai oleh Bank Rakyat Indonesia,Tbk pada tahun 2015. Sedangkan nilai rasio Return On Assets (ROA) tertinggi (Maximum) pada periode tersebut adalah 1.10% yang dicapai oleh Bank Painin Syariah,Tbk pada tahun 2017. Rata-rata Return On Assets (ROA) sebesar 0.2407% berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 0.2407 % dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0.2375% bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai return saham maksimum dan minimum
6. Variabel Return Saham
Variabel Return Saham dengan 105 selama periode 2013-2017 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 22.9336% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,06814. Nilai rasio Return saham terendah (minimum) pada periode tersebut adalah 0,4% yang dicapai oleh Bank Panin Syariah, Tbk pada tahun 2017. Sedangkan nilai return saham tertinggi (Maximum) pada periode tersebut
adalah 33% yang dicapai oleh Bank Victoria International,Tbk pada tahun 2016.
Rata-rata return saham sebesar 22,9336 berarti bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 untuk menghasilkan return saham sebesar 22,9336 dari setiap satu aktiva yang dihasilkan. Dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 5,69231 menunjukkan bahwa ada kesenjangan yang cukup besar dari sebaran nilai return saham maksimum dan minimum
5.2 Hasil Pengujian dan Analisis Data 5.2.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Dalam sebuah penelitian ilmiah untuk memastikan apakah penelitian tersebut adalah layak untuk diuji atau tidak sebagai model regresi maka diperlukan pengujian terlebih dahulu yaitu: uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah normalitas, multikolonieritas.
autokorelasi, dan heteroskedasitas. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa normalitas terdapat pada data serta multikoloneritas, autokorelasi, dan heteroskesdasitas tidak terdapat dalam model yang digunakan. Bila semua syarat yangdipenuhi maka data yang digunakan telah layak untuk digunakan sebagai bahan untuk pengujian moedl analisis regresi.
5.2.1.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai residual dari model regresi. Untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai residual dapat dilakukan melalui pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Menurut Ghozali (2011:160), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Analisis yang
parametric kolmogrov-smirnov. Nilai residual dikatakan normal apabila memiliki nilai asymp sig > 0,05. Pengujian normalitas nilai residual dari model regresi dengan pengamatan grafik dilakukan dengan cara melihat Normal Probability Plot dari nilai residual seperti yang ditampilkan pada Gambar 5.1 berikut ini:
Gambar 5.1 Normal Probability Plot Nilai Residual Regresi Sumber: Output SPSS
Dari Gambar 5.1 terlihat ploting data observasi dalam Normal Probability Plot nilai residual regresi mendekati garis diagonal dan penyebaran data observasi mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai residual relatif terdistribusi secara normal.
Secara statistik, pendeteksian kenormalan distribusi nilai residual juga dapat diketahui melalui hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (lihat Tabel 5.2), yang menunjukkan bahwa nilai residual berdistribusi normal (p-value = 0,134 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik dan uji statistic atas nilai residual dari model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, tidak terjadi pelanggaran asumsi normalitas.
Tabel 5.2 Hasil uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 105
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000
Std. Deviation ,19426168
Most Extreme Differences
Absolute ,111
Positive ,111
Negative -,043
Kolmogorov-Smirnov Z 1,163
Asymp. Sig. (2-tailed) ,134
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Output SPSS
5.2.1.2 Hasil Uji Multikolineritas
Uji Multikolinearitasi bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengujian Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika VIF < 10, nilai Tolerance > 0,1, dan Tolerance ≤ 1 maka tidak terjadi multikolinearitas Ghozali (2011: 105).
Hasil pengujian multikolonieritas atas penelitian ini dapat kita lihat pada Tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
a. Dependent Variable: Return saham
Sumber : Ouput SPSS
Seperti terlihat dalam Tabel 5.3, kelima variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki nilai Tolerance yang mendekati 1 dan VIF < 10, yang berarti tidak ada hubungan multikolinearitas antar masing-masing variabel independen dalam model regresi. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa nila Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Minimum dimana nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 (atau dibawah 10) dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 (diatas 0,1).
Berdasarkan uji multikolonearitas , output pada Coefficient terlihat bahwa : 1. Variabel Capital Adequacy Ratio memiliki nilai TOL sebesar 0.766<1dan
nilai VIF sebesar 1.306<10 sehingga variabel CAR dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
2. Variabel BOPO memiliki nilai TOL sebesar 0.811< 1dan nilai VIF sebesar 1.232<10 sehingga variabel BOPO dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
3. Variabel NIM memiliki nilai TOL sebesar 0.696< 1dan nilai VIF sebesar 1.436<10 sehingga variabel NIM dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
4. Variabel NPL memiliki nilai TOL sebesar 0.943< 1dan nilai VIF sebesar 1.060<10 sehingga variabel NPL dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
5. Variabel LDR memiliki nilai TOL sebesar 0.814< 1dan nilai VIF sebesar 1.229< 10 sehingga variabel LDR dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.
5.2.1.3 Hasil Uji Autokolerasi
Menurut Imam Ghozali (2011: 110), Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan Periode t-1 (sebelumnya). Uji Autokorelasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji run test.
Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardize d Residual
Test Value(a) -,03226
Cases < Test Value 55 Cases >= Test Value 55
Total Cases 110
Number of Runs 61
Z ,958
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,338 a Median
Sumber : Output SPSS
Pendeteksian melalui hasil uji Runs Test (lihat Tabel 5.6), yang menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi (p-value = 0,338 > 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil regresi yang digunakan dalam penelitian ini, tidak terjadi pelanggaran asumsi autokorelasi.
5.2.1.4 Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian gejala heteroskedatisitas secara statistic dapat dilihat dari hasil Uji Spearman’s Rho yang disajikan dalam Tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.5
Hasil Uji Statistik Heteroskedatisitas Spearman’s Rho
Correlations
ROA Correlation
Coefficient .371** .153 .402** .227* .112 1.000 .694**
Sig. (2-tailed) .000 .120 .000 .020 .254 . .000
N 105 105 105 105 105 105 105
Unstan dardize d Residu al
Correlation
Coefficient -.101 .012 -.013 -.054 .042 .694** 1.000 Sig. (2-tailed) .307 .901 .898 .584 .668 .000 .
N 105 105 105 105 105 105 105
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS
Hasil Spearman’s ho menunjukkan bahwa signifikansi kelima variabel independen (Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio) di atas 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, terbebas dari dari gejala heteroskedastisitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik dan uji statistik, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
5.3. Pengujian Hipotesis Pertama 5.3.1.Uji Regersi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Uji regresi berganda telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai koefisien regresi dari variabel Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio dan yang diregresikan dengan Return Saham.
Return Saham = 0.005 + 0,433 Capital Adequacy Ratio – 0.016 Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional + 0,130 Net Interest Margin + 0.68 Non Performing Loan + 0,356 Loan to Deposit Ratio
Tabel 5.6 Hasil Uji Statistik Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .005 .061 -.088 .930
CAR .433 .117 .355 3.693 .000
BOPO -.016 .008 -.181 -1.936 .056
NIM .130 .036 .363 3.598 .001
NPL .068 .026 .223 2.574 .012
LDR .356 .292 .114 1.622 .025
a. Dependent Variable: Return Saham
Dari penelitian ini, model empirik yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Y= 0.05 + 0.433 X1- 0.016 X2+ 0.130 X3 + 0.068 X4+0.356 X5
Dari hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa fungsi linier dalam menjelaskan variabel independennya terhadap dependennya ada dua kemungkinan bila menggunakan uji dua arah. Tanda positif menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang terjadi antara variable independen dengan dependen, sedangkan tanda
negative menunjukkan terdapat hubungan yang negative antara variabel Independen dengan dependen.
1. Konstanta (a= 0.05), mengindikasikan bahwa apabila semua variabel independen diasumsikan konstan atau sama dengan nol maka Return On Assets adalah sebesar 5%.
2. Capital Adequacy Ratio (b= 0,433) mengindikasikan Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham dan setiap kenaikan Capital Adequacy Ratio sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan Return saham sebesar 0.433, dengan asumsi variable independen lainnya dianggap konstan.
3. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (b= -0,016), mengindikasikan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap Return saham dan setiap kenaikan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebesar 1% akan diikuti dengan penurunan Return saham sebesar -0,016%, dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan.
4. Net Interest Margin (b=0,240), mengindikasikan NIM berpengaruh positif terhadap Return saham dan setiap kenaikan NIM sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan Return saham sebesar 0,130%, dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan.
5. Non Performing Loan (b= 0.068), mengindikasikan Non Performing Loan berpengaruh positif terhadap Return saham dan setiap kenaikan Non Performing Loan sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan Return saham sebesar 0.068%, dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan.
6. Loan to Deposit Ratio (b= 0.356), mengindikasikan Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham dan setiap kenaikan Loan to Deposit Ratio sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan Return saham sebesar 0.356%, dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan.
Variabel independen yang paling besar pengaruhnya terhadap Return saham adalah Capital Adequacy Ratio, sedangkan variabel independen yang paling kecil pengaruhnya terhadap Return assets adalah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional.
5.3.2.Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel. 5.7 Hasil analisis korelasi ganda
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .786a .618 .262 .20228
a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO, NIM b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,786. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio terhadap Return saham.
5.3.3.Uji Koefisien Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.
Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau
variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100%
variasi variabel dependen.
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel.5.8 Hasil analisis determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .786a .618 .262 .20228
a. Predictors: (Constant), CAR,BOPO,NIM,NPL,LDR b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,618 atau (61,8%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio terhadap variabel dependen Return saham sebesar 61,8%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio mampu menjelaskan sebesar 61,8%
variasi variabel dependen Return saham. Sedangkan sisanya sebesar 38,2%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
5.3.4. Uji Statistik Simultan ( Uji F )
Uji Simultan bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara simultan terhadap variabel dependen. Uji Simultan (Uji Statistik F) telah dilakukan untuk menguji
pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit secara simultan terhadap Return saham perbankan pada periode 2013-2017. Hasil uji statistik F (lihat Tabel 5.9) menunjukkan bahwa kombinasi dari kelima variabel independen (Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio) signifikan secara statistik dalam memprediksi Return saham, p-value = 0,000 < α 0,05. Dari Tabel 5.9 diketahui bahwa secara keseluruhan model regresi cocok dengan data dalam memprediksi Return saham, F hitung = 8.402 (df1 = 5, df2 = 99) > F tabel = 2,31. Dari hasil Uji Statistik F, dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan Deposit Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
Tabel 5.9 Hasil Uji-F Hipotesis Pertama ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.719 5 .344 8.402 .000b
Residual 4.051 99 .041
Total 5.770 104
a. Dependent Variable: Return Saham
b. Predictors: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO, NIM Sumber : Output SPSS
5.3.5. Uji Statistik Parsial (Uji t)
Uji Parsial bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi dalam variabel dependen.
Uji Parsial (Uji Statistik t) telah dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio secara parsial
terhadap Return saham perbankan pada periode 2013-2017. Hasil uji statistik t ditampilkan pada Tabel 5.9 berikut ini:
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik Parsial Coefficientsa
Model t
Siginifikan Keterangan Capital Adequacy Ratio 3.693 0.000 Signifikan (p <0,05) Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional
Operasional