• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ORGANISASI RSU KOTA TANGERANG SELATAN

D. INSTALASI PENUNJANG MEDIS

2.5 Beban Kerja

2.5.4 Pengukuran Beban Kerja

Pengukuran beban kerja juga dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti yang telah disebutkan oleh Finkler et.al. (1993), Yaslis Ilyas (2004), dan Swanburg (1999) yaitu work sampling, time and motion study, daily log.

a. Work Sampling.

Menurut Finkler et.al. (1993) dalam Ruth (2003) work sampling merupakan teknik pengukuran kerja yang berasal dari industri. Tujuannya adalah untuk menginvestasi waktu profesional untuk macam-macam kegiatan yang terbentuk oleh pekerja atau situasi kerja. Hasil dari work sampling efektif untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk sebuah pekerjaan, untuk menentukan utilisasi tenaga, dan untuk menentukan standar produksi. Cara ini sangat bermakna untuk perkembangan dan dapat dengan mudah diaplikasi untuk efisiensi pekerjaan.

Kelebihan penggunaan metode ini adalah cocok digunakan untuk mengumpulkan data mengenai jenis dan waktu perawatan serta dapat lebih obyektif karena langsung diamati kegiatannya. Oleh karena itu peneliti dalam melakukan penelitian akan melakukan metode work sampling dalam pengukuran beban kerja. Sedangkan kelemahan pada metode ini adalah peneliti tidak dapat mengetahui kualitas tenaga perawat pada setiap pekerjaan yang dilakukan karena metode work sampling hanya melihat pekerjaan yang dilakukan bukan terhadap kualitas dari pekerjaan tersebut.

Menurut Ilyas (2004) terdapat beberapa tahap yang dilaksanakan dalam melakukan survei pekerjaan dengan menggunakan work sampling adalah sebagai berikut:

1. Langkah Pertama:

Menentukan jenis personel (misal: perawat rumah sakit) yang ingin diteliti.

2. Langkah Kedua:

Bila jenis personel yang akan diteliti jumlahnya banyak perlu dilakukan pemilihan sampel dengan menggunakan simple random sampling untuk mendapatkan personel sebagai representasi populasi perawat yang akan diamati.

3. Langkah Ketiga:

Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif.

4. Langkah Keempat:

Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan menggunakan work sampling.

5. Langkah Kelima:

Pengamatan kegiatan perawat dilakukan dengan interval yang ditetapkan adalah tiap 5 menit. Karena semakin pendek jarak waktu pengamatan makin banyak sampel pengamatan yang dapat diamati oleh peneliti, sehingga akurasi penelitian menjadi lebih akurat. Pengamatan dapat dilakukan selama 7 hari kerja terus menerus selama 24 jam setiap harinya. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Irnalita (2008), dan Nursalam (2011).

Selain itu, menurut Susanto (2002) dalam Fredna(2009) bahwa lamanya pengamatan dapat dilihat dari lamanya hari perawatan. Lamanya hari perawatan dapat menggambarkan beban kerja perawat. Semakin lama seorang pasien dirawat, maka semakin besar pula beban kerja yang akan ditanggung oleh perawat.

Bila mengamati kegiatan 5 perawat setiap shift, interval pengamatan setiap 5 menit selama 24 jam (3 shift) dalam 7 hari kerja. Dengan demikian jumlah pengamatan = 5 (perawat) x 60 (menit) / 5 (menit) x 24 (jam) x 7

(hari kerja) = 10.080 sampel pengamatan. Dengan jumlah data pengamatan yang besar akan menghasilkan data akurat yang akan menggambarkan kegiatan personel yang sedang diteliti.

Menurut Ilyas (2004) bahwa hasil pencatatan pada hari pertama dan kedua tidak dimasukan untuk dianalisis. Hasil pengamatan yang dianalisis bila personel yang diamati telah kembali bekerja kepada ritme semula, biasanya hari pengamatan ketiga.

Adapun formulir yang akan dilakukan peneliti adalah seperti formulir yang telah dilakukan oleh Irnalita (2008), Rifki (2009), dan Corry (2011) adalah seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Formulir Work Sampling

Unit :

Tanggal : Dinas :

Waktu Kegiatan

Langsung Tidak Langsung Pribadi 07.00

07.05 07.10 07.15

Selain work sampling juga terdapat metode lain yaitu time and motion study

dan daily log. Namun peneliti tidak memakai metode-metode tersebut karena pada metode time and motion study, pelaksana pengamatan untuk pengambilan data ini haruslah seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan fungsi perawat mahir. Menurut Ilyas (2004) sebaiknya pelaksana pengamatan adalah perawat mahir pada bidang yangsama dari rumah sakit yang berbeda. Sedangkan pada daily log, responden yang akan diteliti dipersilahkan menulis sendiri kegiatan yang telah dilakukan dan waktu yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan. Sehingga hal tersebut dikhawatirkan responden kurang obyektif dan kadang sulit mengatur waktu dalam menuliskan kegiatannya pada formulir daily log. Menurut Kurniadi (2013), metode ini memiliki kecendrungan perawat akan menuliskan kegiatan yang bermutu tinggi dan memerlukan waktu yang lama sedangkan tindakan kegiatan kurang bermutu tidak dicatat. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode time and motion study dan daily log di bawah ini.

b. Time and Motion Study.

Time and Motion Study merupakan suatu pengukuran waktu kegiatan yang pengamatannya dilakukan secara terus menerus terhadap setiap jenis tugas yang dilakukan perawat dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. Hasil pengamatan time and motion study dapat lebih menggambarkan kualitas pekerjaan daripada work sampling.

Menurut Ilyas (2004) penelitian dengani menggunakan time and motion study

dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan bersetifikat keahlian. Pengamat sebaiknya orang luar rumah sakit yang diteliti guna mencegah personel bias.

Kelebihan metode ini adalah dapat menentukan kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh perawat. Sedangkan kelemahan dari metode time and motion study

adalah pengamat pada peneliti ini adalah profesi yang sama yaitu perawat, sehingga agak sulit untuk melakukan observasi kegiatan perawat apabila tidak berasal dari profesi yang sama.

c. Daily Log

Menurut Ilyas (2004) terdapat satu cara lagi dalam menganalisa beban kerja personel yaitu dengan menggunakan daily log (pencatatan kegiatan sendiri). Daily log

adalah bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan cara atau teknik ini sangat tergantung terhadap kerja sama dan kejujuran dari personel yang sedang diteliti.

Daily log mencatat semua kegiatan informan, mulai masuk kerja sampai pulang. Hasil analisis daily log dapat digunakan untuk melihat pola beban kerja seperti: kapan beban kerjanya tinggi? Apa jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu banyak? Metoda ini sangat memerlukan kerja sama karyawan yang diteliti agar akurat

hasilnya. Kelebihan metode ini adalah dapat menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat karena perawat menuliskan sendiri kegiatan-kegiatannya. Sedangkan kelemahan pada metode ini adalah dibutuhkan kerja sama yang sangat baik dengan perawat disertai dengan kejujuran yang tinggi untuk menuliskan setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat tersebut.

Dokumen terkait