• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ORGANISASI RSU KOTA TANGERANG SELATAN

D. INSTALASI PENUNJANG MEDIS

2.2 Rumah Sakit

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan Kepmenkes Republik Indonesia No. 420 tahun 2010 bahwa rumah sakit adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap.

Permenkes No.159/Menkes/Per/II/1988 tentang rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan gawat darurat yang menggunakan sarana medik dan penunjang medik.

WHO (1957) dalam Ilyas (2002) dinyatakan bahwa WHO memberikan batasan tentang rumah sakit, yaitu: suatu bagian menyeluruh (integral) dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana pelayanan keduanya menjangkau keluarga dan lingkungan, serta rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian bio-sosial.

Sedangkan menurut American Hospital Association (1978) dalam Aditama (2002), menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik, dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah dan non bedah. Rumah sakit harus di bangun, dilengkapi, dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasien dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesak-desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien.

Menurut Muninjaya (2004) bahwa rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Sedangkan menurut Rijadi (2000) rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks. Hal ini terlihat pada perawatan pasien rawat inap dimana pasien mendapat pelayanan medik, perawatan, pelayanan penunjang medis dan non medis.

2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 tahun 2009, rumah sakit memiliki tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan menurut Aditama (2002) tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Adapun fungsi rumah sakit berdasarkan UU No.44 tahun 2009 adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Sedangkan menurut Roemer dan Friedman (1971) dalam Aditama (2002) menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya memiliki lima fungsi. Pertama, harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah maupun non bedah harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi dan berbagai pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya. Kedua, rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan. Ketiga, rumah sakit juga memiliki tugas untuk melakukan pendidikan dan pelatihan. Keempat, rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di rumah sakit merupakan modal dasar untuk penelitian. Kelima, rumah sakit juga memiliki tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi disekitarnya.

2.2.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340 tahun 2010 tentang klasifikasi rumah sakit, diketahui bahwa klasifikasi rumah sakit didasarkan pada fasilitas dan kemampuan pelayanan.

Menurut jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dibagi menjadi:

a. Rumah sakit umum yaitu memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah sakit khusus yaitu memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Adapun klasifikasi rumah sakit umum yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Rumah sakit umum kelas A

b. Rumah sakit umum kelas B c. Rumah sakit umum kelas C d. Rumah sakit umum kelas D

Sedangkan klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas: a. Rumah sakit khusus kelas A

b. Rumah sakit khusus kelas B c. Rumah sakit khusus kelas C

Selain itu, pengelolaaan rumah sakit dapat dibagi menjadi:

a. Rumah sakit publik, dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit privat.

b. Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.2.4 Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indiktor pelayanan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.

2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

Berdasarkan standar Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara umum nilai ALOS ini adalah 6-9 hari.

3. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

4. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong

tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

2.2.5 Pelayanan Rawat Inap

Pengertian rawat inap menurut Departemen Kesehatan RI (1991) adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, therapy, rehabilitasi medik atau pelayanan medis lainnya.

Rawat inap terdiri dari beberapa bangsal atau ruangan pasien. Bangsal atau ruangan pasien adalah bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dari suatu tatanan rumah sakit. Menurut Arwani dan Heru (2005) bangsal dikatakan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit dan ikut menentukan baik buruknya rumah sakit atau mutu layanan yang diberikan kepada konsumen rumah sakit.

Dikatakan pula bahwa bangsal ini bergabung perawat pelaksana asuhan keperawatan yang memonopoli waktu pasien secara terus menerus selama 24 jam, bahkan tengah malampun perawat dengan dedikasinya yang tinggi dengan setia mendampingi pasiennya dan melayani, memenuhi kebutuhannya, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi pasiennya.

Dokumen terkait